Anda di halaman 1dari 26

BAB I

A. Judul
HUBUNGAN SEMANGAT KERJA GURU DENGAN HASIL
PEMBELAJARAN ANAK TK PAMEKAR BUDI I KALIANYAR
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

B. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang pemimpin dalam pengaturan kelas, guru juga
menjalankan fungsi-fungsi pokok manajemen yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen, dan fungsi manajemen operatif. Pada implementasinya tersebut
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Sedangkan fungsi-fungsi manajemen operatif, pada implementasinya meliputi
procurement (pengadaan yang berarti guru mengadakan pembelajaran kepada
anak didik), development (pengembangan yang berarti guru mengembangkan
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya), compensation (kompensasi
yang berarti guru memberikan kompensasi atau penggantian baik dalam bentuk
pemberian tugas atau yang lainnya dalam pembelajaran yang belum tuntas),
integration (pengintegrasian yang berarti guru menyatukan pembelajaran yang
diajarkan untuk dihubungkan dengan metode, media dan sarana , pembelaj aran
lainnya untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran yang lebih baik),
maintenance (pemeliharaan yang berarti guru memelihara pembelajaran agar
selalu menarik perhatian anak didik, tidak bosan, dan anak didik aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran) and separation (separasi yang berarti guru
secara penuh berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang disampaikan kepada
anak didik) (Basir Barthos, 1999 : 6).
Kenyataan mengenai keberadaan guru tersebut, dalam fungsinya juga
dipengaruhi oleh adanya faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap guru
dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri guru agar terarah untuk mencapau tujuan kerja. (Anwar
Prabu Mangkunegara, 2000 : 67). Kenyataan tanggung jawab dan kualitas kerja
sebagai seorang guru, secara tidak langsung mewajibkan para guru untuk
melengkapi diri dengan standar penilaian prestasi kerja bagi para guru sebagai
salah satu orang yang melaksanakan tugas dengan semangat kerja, diantaranya
yaitu adanya kualitas kerja, kuantitas kerja, sikap kerja dan keandalan kerja.

Oleh karena itu seorang guru yang baik adalah guru yang memiliki
semangat kerja yang tinggi yang diwujudkan dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran kepada anak didik dengan sungguh-sungguh sehingga
menunjukkan kualitas kerja, kuantitas kerja, sikap kerja, dan keandalan kerja
yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar anak didik yang dinamis.
Dengan demikian, bagaimanapun juga karakteristik semangat kerja masing-
masing guru tersebut jelas mempunyai relevansi terhadap hasil pembelajaran
anak didiknya. Terlebih lagi khususnya pada hasil pembelajaran anak di tingkat
Taman Kanak-kanak merupakan suatu fenomena yang sangat menarik untuk
dikaji lebih lanjut. Mengingat hal tersebut dapat memunculkan kesalahan
pendapat, yaitu apakah benar bahwa semangat kerja guru tersebut dapat
memiliki hubungan dengan hasil pembelajaran anak didik di Taman
Kanak-kanak.

Berkaitan dengan pemaparan di atas, maka penulis bermaksud untuk


meneliti, mengkaji dan membahas dalam penelitian yang berbentuk skripsi
dengan judul : hubungan semangat kerja guru dengan hasil pembelajaran anak
TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan sementara pada pra penelitian yang dilakukan
oleh peneliti maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Pencapaian hasil pembelajaran anak di TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak belum sesuai dengan harapan
yang ideal, seperti masih kurangnya kemampuan anak dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diarahkan guru.
2. Semangat kerja guru yang belum maksimal dan teknik mengajar yang
dilakukan oleh guru belum dapat menjembatani terlaksananya
pembelajaran dengan baik, seperti pembelajaran yang cenderung
membosankan anak.
3. Kondisi perkembangan anak yang cenderung susah diatur dan diarahkan
oleh guru.
4. Kondisi perilaku belajar anak yang kurang disiplin, misalnya anak malas
disuruh berbicara di depan kelas, takut salah dalam menjawab pertanyaan,
takut bersosialisasi dengan sesama teman, serta kepasifan anak dalam
mengikuti pembelajaran di kelas.
5. Masih kurang berhasil dan kurang tuntasnya hasil pembelajaran anak di
TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak

D. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas tentang masalah yang akan dibahas dan dianalisis
dalam skripsi ini, maka penulis akan memberikan gambaran tentang batasan-
batasan masalahnya. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu :
1. Penelitian ini membahas tentang semangat kerja guru TK Pamekar Budi I
Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran
2017/2018.
2. Penelitian ini membahas tentang hasil pembelajaran anak TK Pamekar.
Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran
2017/2018.
3. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengalisis hubungan semangat kerja guru
dengan hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018.

E. Rumusan Masalah
Sebagaimana realitas pemaparan tersebut di atas tentang semangat kerja
guru dan haisl belajar anak, maka berkaitan dengan hal tersebut dirumuskan
masalah sebagai pedoman dalam pembahasan yaitu :
l . Bagaimanakah semangat kerja guru TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak ?
2. Bagaimanakah hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak ?
3. Adakah hubungan semangat kerja guru dengan hasil pembelajaran anak TK
Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak ?

F. Tujuan Penelitian
Sebagaimana realitas rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui semangat kerja guru TK Pamekar Budi I Kal ianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
2. Untuk mengetahui hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
3. Untuk mengetahui hubungan semangat kerja guru dengan hasil
pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu. Sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan perbaikan sebagaimana disebutkan di atas, maka hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat membawa manfaat yang realistik
khususnya yaitu :
1. Manfaat penelitian ini untuk anak pada Taman Kanak-kanak, manfaat
ditujukan agar anak dapat berhasil dan tuntas pembelajarannya di sekolah,
sehingga anak akan dapat memiliki kemampuan yang baik dan benar serta
memiliki hasil belajar yang dapat ditingkatkan secara lebih baik dan
dinamis.
2. Manfaat penelitian ini untuk guru di Taman Kanak-kanak, manfaat
ditujukan guru dapat meningkatkan kreativitasnya dalam melakukan
kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak dengan semangat kerja
yang maksimal, sehingga dapat mengajar lebih profesional dan menarik,
dan anak didik tidak merasa jenuh. Demikian juga berkaitan dengan
penelitian ini juga dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam
mengajar di Taman Kanak-kanak dengan berbagai media yang dapat
mengembangkan potensi anak didik, khususnya dalam meningkatkan hasil
belajar anak sehingga anak akan lebih baik hasil belajarnya dari waktu ke
waktu.
3. Manfaat penelitian ini untuk orang tua anak di Taman Kanak-kanak,
manfaat ditujukan agar orang tua anak di Taman Kanak-kanak dapat
menambah wawasan bagaimana cara mennigkatkan hasil belajar anak
sehingga anak dapat memiliki kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor sesuai dengan tujuan pembelajaran di TK.
4. Manfaat penelitian ini untuk masyarakat, manfaat ditujukan agar
masyarakat memahami bahwa hubungan semangat ke1ja guru dengan hasil
pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak dapat menjadi referensi bahwa hasil pembelajaran anak
dapat ditingkatkan melalui peran semangat kerja guru. Dengan demikian
hal ini dapat membuka wawasan dan menciptakan cara pandang yang
lebih baik pada masyarakat terhadap pendidikan khususnya dalam hal
meningkatkan hasil pembelajaran dan kemampuan anak secara maksimal.
5. Manfaat penelitian ini untuk institusi Taman Kanak-kanak (TK),
diharapkan agar lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak dapat
menjadikan hasil penelitian yang mengkaji tentang hubungan semangat
kerja guru dengan hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, dapat dipakai sebagai suatu
rujukan dalam meningkatkan hasil pembelajaran anak di Taman Kanak-
kanak sehingga dapat dipakai sebagai modal anak untuk lebih mampu
melaksanakan kegiatan dan hasil pembelajaran mereka semakin dinamis
sesuai dengan perkembangan mereka.
BAB II

H. Landasan Teori
1. Semangat Kerja Guru
a. Pengertian semangat kerja
Pengertian semangat dapat diartikan sebagai dorongan
seseorang untuk melakukan sesuatu (Wihadi Atmojo, 2000 : 874).
Pengertian semangat juga dapat diartikan sebagai suatu kecendenmgan
yang agak menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bida ng itu (Winkle :
2003 : 30). Semangat juga dapat diartikan sebagai kecenderungan hati
terhadap sesuatu (Zakiah, 2003 : 38). Selain itu minat diartikan juga
sebagai suatu rasa l ehih suka melakukan sesuatu dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2005
: 80).
b. Indikator semangat ke1ja
Setiap guru pada dasarnya mempunyai karakteristik sendiri- sendiri
sebagai bentuk kemandirian dan profesionalitas seorang guru, dimana
dalam menjalankan tugasnya yang selalu dituntut untuk lebih efektif
mengingat setiap lembaga pendidikan dalam melaksanakan
operasionalisasi kerja membutuhkan manajemen yang jelas, baik dan
terarah dalam rangka mengatur administrasi lembaga sebagai
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih
yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian, 2005 : 46).

Motivasi atau semangat yang secara essensial lebih terfokuskan


pada ketertarikan seseorang pada bidang atau hal tertentu yang disenangi
tersebut, didalamnya terdapat indikator yang dapat dipakai untuk
memberikan petunjuk bagi pelaksanaan motivasi atau semangat mengajar
itu sendiri sehingga dapat berjalan lebih baik dan terarah.

Sebagaimana dikatakan oleh Cester D. Crow sebagaimana dikutip


oleh Zakiah Daradjat (2002 : 151), menyatakan bahwa motivasi atau
semangat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberikan stimulasi
yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang
terhadap pengalaman yang telah distimulir oleh kegiatan itu sendiri.

Sebagai suatu proses, motivasi atau semangat menurut Zakiah


Daradjat (2000 : 145), memiliki indikator antara lain :
1) Bersemangat, berminat dan siaga dalam kegiatan pembelajaran
2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3) Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil
jangka panjang.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, dapat diperoleh infonnasi


singkat tentang motivasi atau semangat, dimana motivasi atau semangat
(belajar) mempunyai indikator-indikator berupa tertarik, dorongan kuat
dan perhatian (Zakiah Daradjat, 2002 : 153). Indikator motivasi atau
semangat tersebut di atas pada dasarnya sesuai dengan konsep psikologi
pendidikan kedisiplinan sebagai aspek khusus yang menyangkut
kesadaran diri dalam manusia diantaranya adalah motivasi atau semangat
kemauan untuk berbuat baik, maupun tuntutan yang beriaku dapat
menimbulkan kedisiplinan dalam d iri manusia. (Zakiah Daradjat, 2002 :
154)
c. Pelaksanaan semangat kerja guru dalam pembelajaran
Motivasi atau semangat sebagai suatu proses, mengantarkan setiap
guru kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan para guru
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan kualitas yang baik.
Sebagai proses, motivasi atau semangat menurut Zakiah Daradjat (2000 :
145), mempunyai fungsi antara lain :
1) Dengan adanya semangat, guru dapat memberi semangat dan
mengaktifkan guru agar tetap berminat dan siaga dalam kegiatan
pembelajaran
2) Dengan adanya semangat, guru dapat memusatkan perhatian anak
pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan belajar.
3) Dengan adanya semangat, guru dapat membantu memenuhi
kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.

Sebagai guru yang profesional dan memiliki semangat mengajar


yang tinggi, maka seorang guru senantiasa hams menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar,
serta senantiasa mengembangkannya kemampuannya secara
berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun
pengalamannya. Dengan cara demikian menurut Moh Uzer Usman
(2000 : 48) sebagai guru maka dia akan memperkaya diri dengan
berbagai ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai
pengaJar dalan1 interaksi belajar mengajar sehingga dengan
kemampuannya baiki dalam hal metode mengajar, gaya menga3ar
ataupun penyampaian materi pelajaraan bisa menyukseskan intraksi
belajar mengajar atau pun proses belajar mengajar.
Dalam rangka mendukung terwujudnya suasana proses belajar
mengajar yang berkualitas khususnya di Taman Kanak-kanak diperlukan
adanya guru yang professional. Karakteristik guru yang professional
sedikitnya ada lima karakteristik dan kemampuan
professional guru sebagai suatu ciri guru yang profesional dan
profesionalisme tersebut harus dikembangkan, yaitu :
1) Menguasai kurikulum
2) Menguasai materi semua mata pelajaran
3) Terampil menggunakan multi metode pembelajaran
4) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya
5) Memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya menurut Moh
Uzer Usman (2000 : 49)

Sesuai dengan kutipan di atas, maka seorang guru profesional


adalah guru yang mempunyai strategi mengajar, menguasai bahan,
mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar
yang tepat. Selain hal di atas guru yang profesional juga harus memiliki
kemampuan dalam membangkitkan motivasi bagi belajar anak didik.
Mengenai hal ini menurut Ibrahim clan Syaodih sebagaimana dikutip
oleh Moh Uzer Usman (2000 : 54), ada beberapa kemampuan profesional
yang harus dimiliki oleh guru yaitu :
1) Cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi.Dengan
metode dan media yang bervariasi kebosanan pun dapat dikurangi
atau dihilangkan.
2) Memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan anak didik.
Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, <lengan demikian
akan membangkitkan motivasi untuk mem pelajarinya.
3) Memberikan saran antara lain ujian semester, ujian tegah semester,
ulangan harian dan juga kuis.
4) Memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal yang sulit
yang hanya bisa dicapai anak didik yang pandaL : Agar anak didik
yang kursng pandai juga bisa maka diberikan soal yang sesuai dengan
kepandainnya.
5) Diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini di
lakukan guru dengan cara belajar yang punya rasa persahabatan,
punya humor, pengakuan keberadaan anak didik dan menghindari
celaan dan makian.
6) Mengadakan persaingan sehat melalui hasil belajar anak didik. Dalam
persaingan ini dapat diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah.
Sejalan dengan kutipan di atas, maka guru yang memiliki semangat
kerja tinggi dan memiliki profesionalitas adalah guru yang mampu
motivasi anak didik untuk sukses dalam belajar akan terlihat dengan
kemampuan di dalam intraksi belajar mengajar yang muncul indikator
penggunaan metode dan media yang bervariasi, pemilihan bahan yang
menarik minat, pemberian kesempa'can untuk sukses, penyajian
suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan juga pengadaan
persaingan sehat antar anak didik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Pembelajaran Anak


Secara operasional, evaluasi hasil belajar sebagai bentuk dari
sarana untuk memberikan penilaian kepada para anak didik atas proses
belajar yang telah ditempuh, memiliki tiga obyek yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotor (Anas Sudijono, 2001 : 48). Dalam
pembelajaran anak di Taman Kanak-kanak, evaluasi pembelajaran
dilakukan juga berdasarkan pada ketiga ranah tersebut.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak) (Anas Sudijono, 2001 : 48). Kognitif ini juga dapat
dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan, atau strategi yang secara stabil
menentukan cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat,
berpikir dan memecahkan masalah (Slameto, 2002 : 160).
Menurut pendapat dari Benjamin S. Bloom sebagaimana dikutip
oleh Anas Sudijono (2001 : 50) menyatakan bahwa segala yang
menyangkut masalah otak adalah termasuk dalam ranah kognitif yang
terdiri dari proses berpikir, meliputi enam jenjang yaitu :
1) Pengetahuan I hafalan I ingatan
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali kntang nama,
istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya (Anas Sudijono, 2001
: 50). Dalam praktisnya, pada jenjang ini adalah mengacu kepada
kemampuan mengenal atau mengingat materi yang disampaikan oleh
guru (Moh. Uzer Usman, 2001 : 35)

Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses


berpikir yang paling rendah. Salah satu contoh hasil belajar kognitif
pada jenjang pengetahuan adalah peserta didik dapat mengerti, dan
memahami kegiatan pembelajaran baca tulis dengan baik dan benar,
sebagai salah satu materi pelajaran yang diberikan oleh guru di
sekolah.
2) Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat.
(Anas Sudijono, 2001 : 50). Dengan kata lain memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya.
3) Penerapan
Penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau pun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret (Anas Sudijono,
2001 : 51). Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses
berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman. Salah satu
contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya adalah : anak
didik mampu melaksanakan sopan santun kepada guru di sekolah.
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian
atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. (Anas
Sudijono, 2001 : 51). Sebagai contoh adalah, anak didik dapat
merenung dan memikirkan dengan baik tentang hormat-
menghonnati kepada sesama anak didik lainnya sebagai bagian dari
baik dirumah, di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat.
5) Sintesis
Sistesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan
kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis rnerupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau
berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih
tinggi ketimbang jenjang analisis. Salah satu contoh hasil belajar
kognitif pada jenjang sintesis ini ialah anak idik dapat menyebutkan
norma-norma atau etika di sekolah dengan baik dan benar.
6) Penilaian
Penilaian I penghargaan I evaluasi adalah merupakan
jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif. Penilaian atau
evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah:
anak didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat
menunjukkan akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang
yang bersifat malas atau tidak belajar, sehingga pada akhirnya sampai
pada kesimpulan penilaian, bahwa belajar merupakan kebutuhan anak
didik, sehingga jika tidak belajar maka anak didik akan ketinggalan
pembelajaran dengan teman lainnya.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
(Anas Sudijono, 2001 : 53). Ciriciri hasil belajar afektif akan tampak
pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, sepe1ii perhatiannya
terhadap mata pelajaran pendidikan akidah akhlak, kedisiplinannya
dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak di sekolah, motivasinya yang
tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran akidah akhlak yang
diterimnanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru akidah
akhlak, dan sebagainya.

Ranah afektif ini oleh Krathwohl sebagaimana dikutip oleh Anas


Sudijono (2001 : 54) ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi kedalam lima
jenjang, yaitu :
1) Receiving
2) Responding
3) Valuing
4) Organization
5) Characterization by a value or value complex.

c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu (Anas Sudijono, 2001 : 55). Hasil belajar
psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Pada ranah
psikomotor, terdapat lima kategori, yaitu : peniruan, manipulasi,
ketetapan, artikulasi, pengalamiahan (E. Mulyasa, 2009 : 36).

I. Kerangka Berpikir
Hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak selama ini menunjukkan adanya indikasi
bahwa hasil pembelajaran mereka dapat dikatakan baik meskipun masih ada
sebagian kecil anak yang hasil pembelajarannya masih kurang baik. Namun
demikian dalam pengamatan sementara yang dilakukan oleh peneliti selama
proses pra penelitian diperoleh indikasi bahwa hasil pembelajaran anak TK
Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
memiliki hubungan dengan adanya semangat kerja guru dengan hasil
pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak
Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisir spekulasi pendapat tentang
kebenaran realitas sementara yang diperoleh peneliti dalam pengamatan pra
penelitian tersebut maka peneliti bennaksud mengadakan penelitian dengan
judul hubungan semangat kerja guru dengan hasil pembelajaran anak TK
Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Hal ini
dimaksudkan apabila temyata memang terbukti adanya hubu ngan tersebut
maka semangat keja guru hasrus di tingkatkan lebih baik lagi dalam rangka
meningkatkan hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak yang lebih dinamis.
J. Hipotesis
Secara teori, hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris
(Sumadi Suryabrata, 2000 : 69). Sedangkan secara teknis, hipotesis adalah
pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel penelitian (Sayuthi Ali : 2002 : 158).

Dalam penelitian ini peneliti memberikan rumusan hipotesis bahwa :


"terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara semangat kerja guru
dengan hasil pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak"
BAB III

K. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Melihat tujuan penelitian sebagaimana yang telah peneliti sebutkan
pada bab sebelumnya, maka jenis penelitian yang diterapkan pada
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitia n yang pada
umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak melalui
perhitungan dalam bentuk angka (Suharsimi Arikunto, 2002 : 93). Dalam
penelitian kuantitatif ini peneliti analisis data dilakukan dengan statistik
menggunakan rumus product moment sebagai langkah untuk menganalisis
data hasil angket pada penelitian ini.
2. Waktu dan tempat penelitian
a. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan untu.k melaksanakan
penelitian di TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan
Oktober tahun 2017.
b. Tempat Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah TK Pamekar
Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, sedangkan
subyeknya adalah guru di TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 yang
berjumlah 2 orang guru.
3. Populasi
Populasi ialah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (S. Margono,
2000 : 121) Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
gum di TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 2 guru.
4. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 117). Lebih lanjut ditegaskannya, bahwa
untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil
antara l0 - 15 % atau 20 -25 % atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 :
119).
Berdasar pendapat tersebut di atas, sampel yang ditetapkan
oleh peneliti adalah yaitu keseluruhan guru di TK Pamekar Budi I
Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran
2017/2018 sejumlah 2 guru, sehingga sampelnya adalah sampel populasi.
5. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian atau penelitian (Suharsimi Artikunto, 2002 : 97). Berdasarkan
pengertian di atas, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Variabel Penelitian

Variabel Indikator Item Soal

Bebas (X) 1. Berminat dan siaga dalam kegiatan 1,2,3,4


pembelajaran
Semangat Kerja 2. Memusatkan perhatian anak 5,6,7,8
Guru 3. Membantu memenuhi kebutuhan 9,10,11,12
pembelajaran pada anak
Terikat (Y) 1. Hasil pembelajaran kognitif 1,2,3,4
2. Hasil pembelajaran afektif 5,6,7,8
Hasil pembelajaran 3. Hasil mebelajaran psikomotor 9,1,11,12
6. Teknik Pengumpulan Data
Pada riset lapangan yang dilakukan oleh peneliti secara esensial
merupakan aktivitas peneliti dalam mengadakan penelitian untuk
memperoleh data-data empiris yang diperlukan dalam rangka pemenuhan
informasi dan data-data yang diperlukan. Adapun metode yang
dipergunakan oleh penel iti dalam pengumpulan data tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Metode observasi
Metode observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 158).

Metode 1111 digunakan peneliti untuk mendapatkan data


mengenai hubungan semangat kerja guru dengan hasil
pembelajaran anak TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 yaitu
dengan cara peneliti ikut berpartisipasi langsung dalam mengamati
dan mencatat materi yang diteliti di tempat penelitian tersebut.
b. Metode angket
Metode angket ialah suatu metode pengumpulan informasi dengan
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara
tertulis pula oleh responden (S. Margono, 2000 : 167) Adapun metode
angket yang digunakan ialah memakai metode angket tertutup, yaitu
angket yang berisi pertanyaan yang disertai dengan sejumlah altematif
jawaban yang telah disediakan (S. Margono, 2000 168). Dalam
hal ini responden menjawab soal-soal dalam angket dengan memilih
opsi atau pilihan yang telah disediakan dalam lembar soal angket.
Selanjutnya hasil jawaban angket tersebut dikumpulkan oleh peneliti
untuk disusun, dikelompokkan dan selanjutnya dianalisis.
Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang
hubungan semangat ke1ja guru dengan hasil pembelajaran anak
TK Pamekar Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak tahun pelajaran 2017/2018.
c. Metode dokumentasi
Metode dokuinentasi ialah metode yang digunakan peneliti untuk
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002 : 149).

Metode dokumentasi ini diguna.kan oleh peneliti untuk


memperoleh data-data dan informasi serta pengetahuan
kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian dalam
penyusunan skripsi ini yaitu tentang hubungan semangat
kerja guru dengan hasil pembelajaran anak TK Pamekar
Budi I Kalianyar Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
tahun pelajaran 2017/2018.
7. Teknik Analisis Data
Dalam rangka menganalisis data untuk membuktikan hipotesis
dalam penelitian ini, maka selanjutnya penulis menggunakan teknik uji
hipotesis untuk menganalisisnya dengan analisa statistik
inferensial. Dalam analisa statistik ini, peneliti menggunakan teknis
korelasi product moment. Adapun pertimbangan peneliti memakai teknik
tersebut adalah dengan berdasar pada kenyataan dalam penelitian ini,
dimana kenyataan tersebut selaras menurut penegasan Anas Sudijono
yaitu :
a. Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat
kontinu.
b. Sampel yang diteliti dalam penelitian m1 bersifat homogen, atau
setidak-tidaknya mendekati homogen (Anas Sudijono, 2000 : 178).
Adapun dalam teknis analisa tersebut, peneliti memakai beberapa
tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan rumus untuk mencari angka indeks korelasi "r" product
momentnya.
Berdasarkan data yang sedang dicari korelasi nya tersebut, maka
rumus yang dipakai adalah :

( )( )
N
=
( )2 ( )2
{ X 2 } { 2 }
N N

Keterangan :
rxy : koefisien korelasi variabel X dan variabel Y.
X : jumlah skor dalam sebaran X
: jumlah skor dalam sebaran Y
XY : jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan
2 : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
2 : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N : jumlah responden yang diteliti, sebanyak 2 responden.

b. Menentukan langkah untuk mencari angka indeks korelasi "r" product


momentnya.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :

l) Menyiapkan tabel ke1ja atau tabel perhitungan, yang terdiri daJ/6/


(enam) kolom.
Pada kolom l memuat subyek penelitian.
Pada kolom 2 memuat sekor variabel X
Pada kolom 3 memuat sekor variabel Y
Pada kolom 4 memuat hasil perkalian antara sekor variabel X dan
sekor variabel Y (kolom 2 dikalikan dengan kolom 3)
Pada kolom 5 memuat hasil pengkuadratan sekor variabel X (yaitu
2)
Pada kolom 6 memuat hasil pengkuadratan sekor variabel Y (yaitu
2 )
c. Menghitung mean dari variabel X (yaitu Mx) dengan menggunakan
rumus :

=

Keterangan :
Mx : mean dari variabel X
X : jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) dari variebel X
N : jumlah responden (number of cases)
d. Menghitung mean dari variabel Y (yaitu My) dengan menggunakan
rumus :
Y
My =
N
Keterangan :
My : mean dari variabel Y
:jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) dari variebel Y
N :jumlah responden (number of cases)
e. Menghitung angka indeks korelasi antara variabel X dan variebel Y
(yaitu rxy), dengan menggunakan rumus :

( )( )
N
=
( )2 ( )2
{ X 2 } { 2 }
N N

Keterangan :
rxy : koefisien korelasi variabel X dan variabel Y.
X : jumlah skor dalam sebaran X
: jumlah skor dalam sebaran Y
XY : jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan
2 : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
2 : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N : jumlah responden yang diteliti, sebanyak 2 responden.
f. Melakukan Pembuktian Hipotesis
Pembuktian mengenai hubungan antara variabel X dan variabel Y
ditunjukkan dengan dua macam bentuk, yaitu :
1) Dengan cara kasar atau sederhana, yaitu dengan dikonsultasikan pada
pedoman pemberian interpretasi angka indeks korelasi "r" product
moment (tabel pedoman terlampir).
2) Dengan cara dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari "r" product
moment.

Sehingga dari dua macam teknis pembuktian diatas, dapat dibaca


difahami, dan dibuktikan apakah antara variabel X dan variabel Y
terdapat hubungan atau tidak, dan seberapa besar hubungan tersebut,
serta bagaimana hubunganya apakah kuat (tinggi) ataukah lemah,
ataukah tidak ada sama sekali.

L. Sistematika Pemdisan Skripsi


Laporan hasil penelitian ini akan disusun dalam sistematika penulisan
sebagai berikut :
l . Bagian Awal
Bagian awal memuat : halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan abstraksi.
2. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Semangat Kerja Guru
1. Pengertian semangat kerja guru
2. Indikator semangat kerja guru
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
guru
B. Hasil Pembelajaran
1. Pengertian hasil pembelajaran
2. Aspek hasil pembelajaran
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pembelajaran
C. Penelitian yang Relevan
D. Kerangka Berpikir
E. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Populasi Penelitian
C. Sampel Penelitian
D. Metode Pengumpulan Data
E. Validitas dan Reliabilitas
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
B. Penyajian Data dan Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

3. Bagian Akhir
Bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka
dan lampiran-lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta


Atmojo, Wihadi, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Barthos , Basir. (2002). Metodologi Research, Jakarta : Bumi Aksara.
Daradjat, Zakiah, (2000), Ilmu Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu SP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan
Kunci Keberhasilan. Jakarta : Haji Masagung.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Margono, S. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Mulyasa, E., (2001), Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya
Nasution, S. (2005). Asas-asas Mengajar, Jakarta: Aksara
Siagian, Sondang P. (2002). Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku. Jakarta :
Gunung Agung
Singarimbun, Masri, (2001), Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES
Slameto, (2001), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta
Sudijono, Anas, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Suryabrata, Sumadi (2001). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Gra:findo
Persada.
Usman, Moh. Uzer, (2001), Menjadi Guru Profesional, Cet.13, Bandung : Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai