Kelas : IX D
Nama : 1. Herdi Erlangga
2. Ihsan Kamil
3. Indah Dwi. L
4. Intan Nur. O
5. Nufal Rizki
Kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk menghasilkan sel-
sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran kelamin wanita. Alat
reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat kelamin bagian dalam dan alat
kelamin bagian luar. Alat kelamin bagian dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan
kelenjar-kelenjar kelamin, sedangkan alat kelamin bagian luar hanya terdiri dari satu
bagian, yaitu penis. Berikut ini akan diuraikan masing-masing bagian Struktur alat
reproduksi pria.
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus.
Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari
tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis.
Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air
mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig.
Sel Leydig memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan testis disebut
orchidektomi atau kastrasi.
2. Saluran Reproduksi
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
Epididimis (Tempat Pematangan Sperma)
Saluran Ejakulasi
Uretra
Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar
katanya sama dengan phallus, yang berarti sama)
adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan
organ eksternal, karena berada di luar ruang
tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga
bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua
rongga yang terletak di bagian atas berupa
jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang
berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis
disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh
mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta
tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot)
yang membungkus testisatau buah zakar.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa
dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh
sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut
dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum
manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai
tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan
yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap
yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu
testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi
tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.
1. Untuk menghasilkan, menjaga, dan transportasi sperma (sel reproduksi laki-laki) dan
cairan pelindung (semen).
2. Untuk mengantarkan semen yang mengandung sperma ke dalam alat genital
wanita.
3. Untuk memproduksi dan sekresi hormon seks pria.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. FSH diperlukan
untuk memproduksi sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang produksi testosteron,
yang diperlukan untuk melanjutkan proses spermatogenesis.Testosteron juga penting
dalam pengembangan karakteristik pria, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi
lemak, massa tulang dan dorongan / hasrat seks.
1. Testoteron
2. LH (LuteinizingHormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresitestoteron.
3. FSH (FollicleStimulatingHormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-
sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak
akan terjadi.
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulusseminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda- tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan
terapi hormon. Disfungsi erektil yang disebut impotens, adalah ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk menyelesaikan koitus. Pasien
dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidakmampuan untuk mencapai ereksi
yang keras atau detumescence ( menghilangkan ereksi ) yang cepat.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionicgonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika
belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Masalah-Masalah Ejakulasi
Ejakulasi premature terjadi ketika pria tidak dapat secara sadar mengontrol reflex ejakulasi
dan sekali terangsang, pria akan langsung mencapai orgasme atau segera setelah masuk
ke liang vagina (intromisi). Kondisi ini merupakan disfungsi umum pada pria. Ejakulasi
Lambat (RetardedEjaculation). Ejakulasi lambat adalah penghambatan imvolunterreflek
ejakulasi . Berbagai respon mencakup ejakulasi okasional melalui hubungan seksual atau
stimulasi mandiri atau ketidakmampuan komplit untuk ejakulasi di bawah segala situasi.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Testosteron
Abnormalitas kadar testosteron pada masa pra pubertas dan pubertas mengakibatkan
terlambatnya penutupan epifisis ddan proporsi kerangka eunukoid dengan rentang lengan
lebih panjang 2 inci atau lebih tinggi dari tinggi badan, dan jarak dari tumit sampai tulang
pubis dua inci atau lebih panjang dari jarak tulang pubis sampai ke puncak kepala. Selain
itu, perubahan-perubahan lain akibat pengaruh testosteron seperti suara yang dalam;
pertumbuhan rambut pubis dan aksila; pertumbuhan jenggot; testis, penis, dan ukuran
prostat; dan perkembangan bentuk tubuh laki-laki tidak akan terjadi. Hipogonadisme
sebelum pubertas mengakibatkan eunukoidisme. Pada laki-laki dewasa, testosteron
berfungsi mempertahankan karakteristik seksual laki-laki, akan tetapi hilangnya
testosteoron biasanya secara klinis tidak jelas. Namun demikian, testosteron dalam jumlah
yang tidak memadai pada masa dewasa akan mengakibatkan fungsi seksual yang buruk
(yaitu, impotensi dan hilangnya libido); dan kualitas serta kuantitas sperma yang buruk
(yaitu, infertilitas).
1. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain
terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening
pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam
pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki. Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang,
namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun
dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya
cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri
penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri
pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan
jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
3. Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah
Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau
sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.