Anda di halaman 1dari 10

SISTEM ORGAN REPRODUKSI PRIA

Kelas : IX D
Nama : 1. Herdi Erlangga
2. Ihsan Kamil
3. Indah Dwi. L
4. Intan Nur. O
5. Nufal Rizki

SMP NEGERI 1 WAY TENONG


T.P 2023/2024
Penjelasan Alat Reproduksi Pria

Kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk menghasilkan sel-
sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran kelamin wanita. Alat
reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat kelamin bagian dalam dan alat
kelamin bagian luar. Alat kelamin bagian dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan
kelenjar-kelenjar kelamin, sedangkan alat kelamin bagian luar hanya terdiri dari satu
bagian, yaitu penis. Berikut ini akan diuraikan masing-masing bagian Struktur alat
reproduksi pria.

Bagian-Bagian Alat Reproduksi Pria


Berikut ini terdapat dua bagian-bagian alat reproduksi pria, antara lain sebagai berikut:

A. Alat Reproduksi Pria Bagian Dalam


Berikut dibawah ini terdapat beberapa alat reproduksi pria bagian dalam, diantaranya:

1. Testis (Buah Zakar)


Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan
manusia. Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut.
Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan
dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum.
Ini sesuai dengan fakta bahwa prosesspermatogenesis pada
mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah
darisuhu tubuh (< 37°C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot
kremaster yang apabila berkontraksi akan
mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot
kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal
dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran
testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih
rendah dari yang lainnya.
Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan
kanan. Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:

 Memproduksi sperma (spermatozoa)


 Memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitaribagian


anterior:

 Luteinizing hormone (LH)


 Follicle-stimulating hormone (FSH)

Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus.
Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari
tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis.
Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air
mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig.
Sel Leydig memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan testis disebut
orchidektomi atau kastrasi.

2. Saluran Reproduksi
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
 Epididimis (Tempat Pematangan Sperma)

Epididimis adalah saluran berkelok-


kelok di dalam skrotum yang keluar
dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang di sebelah kanan dan kiri.

Epididimis berfungsi sebagai tempat


penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens.

 Vas deferens (Saluran Sperma dari Testis Ke Kantong Sperma)


Vas deferens atau saluran sperma (duktus
deferens) adalah saluran lurus yang mengarah
ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.

Vas deferens tidak menempel pada testis dan


ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar
prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis).

 Saluran Ejakulasi

Saluran ejakulasi adalah saluran pendek yang


menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra

 Uretra

Uretra adalah saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam


penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal
dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari
kantung kemih.
3. Kelenjar Kelamin
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening
yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi
utama yaitu:
berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula
tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan
elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat,
inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit vitamin-vitamin serta enzim-enzim.
Kelenjar aksesoris terdiri dari:

 Vesikula Seminalis (Tempat Penampungan Sperma)

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung


mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih.

Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat


makanan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma.Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar
60 % total volume semen.

Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa


(yang menyediakan sebagian besar energi yang
digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam
askorbat, dan prostaglandin.

 Kelenjar Prostat (Penghasil Cairan Basa untuk Melindungi Sperma)

Kelenjar prostat melingkari bagian atas


uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar
pensekresi terbesar.

Cairan prostat bersifat encer dan seperti


susu, mengandung enzim antikoagulan,
sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam,
kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.
 Kelenjar Bulbouretra / Cowper (Penghasil Lendir untuk Melumasi
Saluran Sperma)

Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar


kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah
prostat.

Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan


kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat
alkali (basa).

B. Alat Reproduksi Pria Bagian Luar


Berikut dibawah ini terdapat beberapa alat reproduksi pria bagian luar, diantaranya:

 Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar
katanya sama dengan phallus, yang berarti sama)
adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan
organ eksternal, karena berada di luar ruang
tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga
bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua
rongga yang terletak di bagian atas berupa
jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang
berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis
disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh
mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta
tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).

 Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot)
yang membungkus testisatau buah zakar.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa
dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh
sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut
dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum
manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai
tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan
yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap
yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu
testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi
tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.

Fungsi Alat Reproduksi Pria


Organ dari alat reproduksi laki-laki mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan, menjaga, dan transportasi sperma (sel reproduksi laki-laki) dan
cairan pelindung (semen).
2. Untuk mengantarkan semen yang mengandung sperma ke dalam alat genital
wanita.
3. Untuk memproduksi dan sekresi hormon seks pria.

Bagaimana fungsi sistem reproduksi laki-laki?


Alat reproduksi laki-laki secara keseluruhan bergantung pada hormon, yang merangsang
atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam
fungsi sistem reproduksi laki-laki adalah follicle-stimulatinghormone (FSH),
luteinizinghormone (LH) dan testosteron.

FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. FSH diperlukan
untuk memproduksi sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang produksi testosteron,
yang diperlukan untuk melanjutkan proses spermatogenesis.Testosteron juga penting
dalam pengembangan karakteristik pria, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi
lemak, massa tulang dan dorongan / hasrat seks.

Hormon Pada Pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu :

1. Testoteron

Testoterondisekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulusseminiferus. Hormon


ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

2. LH (LuteinizingHormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresitestoteron.

3. FSH (FollicleStimulatingHormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-
sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak
akan terjadi.

4. Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulusseminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.

5. Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon


pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan Reproduksi Pada Pria


Berikut dibawah ini terdapat beberapa gangguan reproduksi pada pria, diantaranya:

1. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda- tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan
terapi hormon. Disfungsi erektil yang disebut impotens, adalah ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk menyelesaikan koitus. Pasien
dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidakmampuan untuk mencapai ereksi
yang keras atau detumescence ( menghilangkan ereksi ) yang cepat.

2. Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionicgonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika
belum turun juga, dilakukan pembedahan.

3. Masalah-Masalah Ejakulasi

Ejakulasi premature terjadi ketika pria tidak dapat secara sadar mengontrol reflex ejakulasi
dan sekali terangsang, pria akan langsung mencapai orgasme atau segera setelah masuk
ke liang vagina (intromisi). Kondisi ini merupakan disfungsi umum pada pria. Ejakulasi
Lambat (RetardedEjaculation). Ejakulasi lambat adalah penghambatan imvolunterreflek
ejakulasi . Berbagai respon mencakup ejakulasi okasional melalui hubungan seksual atau
stimulasi mandiri atau ketidakmampuan komplit untuk ejakulasi di bawah segala situasi.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Testosteron

Tidak ada atau berkurangnya testosteron dalam perkembangan embrio/janin dengan


kromosom XY mengakibatkan terbentuknya genitalia eksternal perempuan atau genitalia
eksternal ganda. Pada perkembangan janin tahap akhir, testis turun dari abdomen ke
skrotum atas pengaruh testosteron. Jika kadar testosteron tidak memadai, maka testis tidak
akan turun. Keadaan ini, kriptorkidisme, berkaitan dengan adanya kemungkinan terjadin
penyakit di kemudian hari.

Abnormalitas kadar testosteron pada masa pra pubertas dan pubertas mengakibatkan
terlambatnya penutupan epifisis ddan proporsi kerangka eunukoid dengan rentang lengan
lebih panjang 2 inci atau lebih tinggi dari tinggi badan, dan jarak dari tumit sampai tulang
pubis dua inci atau lebih panjang dari jarak tulang pubis sampai ke puncak kepala. Selain
itu, perubahan-perubahan lain akibat pengaruh testosteron seperti suara yang dalam;
pertumbuhan rambut pubis dan aksila; pertumbuhan jenggot; testis, penis, dan ukuran
prostat; dan perkembangan bentuk tubuh laki-laki tidak akan terjadi. Hipogonadisme
sebelum pubertas mengakibatkan eunukoidisme. Pada laki-laki dewasa, testosteron
berfungsi mempertahankan karakteristik seksual laki-laki, akan tetapi hilangnya
testosteoron biasanya secara klinis tidak jelas. Namun demikian, testosteron dalam jumlah
yang tidak memadai pada masa dewasa akan mengakibatkan fungsi seksual yang buruk
(yaitu, impotensi dan hilangnya libido); dan kualitas serta kuantitas sperma yang buruk
(yaitu, infertilitas).

Penyakit Pada Reproduksi Pria


Berikut dibawah ini terdapat beberapa penyakit pada reproduksi pria, diantaranya:

1. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain
terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening
pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam
pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki. Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang,
namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun
dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

2. Gonore (Kencing Nanah)

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya
cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri
penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri
pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan
jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

3. Herpes Genetalis

Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah
Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau
sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.

Anda mungkin juga menyukai