Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KB IMPLAN

A. Konsep Dasar KB
1. Definisi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang bersifat sementara dapat pula yang bersifat permanen yang
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas ( Sarwono, P.
2005 ).
Keluarga Berencana mandiri adalah masyarakat yang memilih
metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan KB
lingkaran emas (Pedoman KB, 2000).
2. Sasaran Dari KB
a. Sasaran Langsung
Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga
berencana lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan
fertilitas.
b. Sasaran Tidak Langsung
Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintahan
maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang
diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan
sistem keluarga kecil bahagia sejahtera (Mochtar, 1998).
3. Cara Kerja KB
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan
pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara :
a. Menekan keluarnya sel telur (ovulasi)
b. Menghalangi masuknya sperma ke dalam saluran kelamin wanita
sampai mencapai ovum
c. Menghalangi nidasi (Sudarmo dkk, 2001).
4. TUJUAN KONTRASEPSI
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu :
a. Tujuan Umum : pemberian dukungan dan pemantauan penerimaan
gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
b. Tujuan pokok : penurunan angka kelahiran yang bermakna. Guna
mencapai tujuan tersebut, ditempuh kebijaksanaan menggolongkan
pelayanan KB ke dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase menunda kehamilan/kesuburan
Pasangan usia subur dengan usia kurang dari 20 tahun
dianjurkan untuk menunda kehamilannya karena usia dibawah 20
tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak terlebih
dahulu karena berbagai alasan. Metode yang dapat digunakan : Pil,
IUD, Implat, Suntik, Sederhana.
2. Fase menjarangkan kehamilan
Pada fase usia istri antara 20-35 tahun, merupakan periode usia
yang paling baik untuk hamil dan melahirkan dengan jumlah anak 2
orang dan jarak antar kehamilan 2-4 tahun yang dikenal sebagai catur
warga. Metode yang dapat digunakan: Suntik, Minipil, Pil, Implant,
IUD
3. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan
Usia istri diatas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun, sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah memiliki 2 anak. Alasan mengakhiri
kesuburan adalah karena alasan medis. Pilihan utama adalah
kontrasepsi mantap. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif
tua dan mempunyai risiko kemungkinan timbulnya efek samping dan
komplikasi. Metode yang dapat digunakan: Steril, IUD, Implant,
Suntikan, Pil (Pinem, 2009)
5. LANGKAH-LANGKAH KONSELING KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang
baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal
dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak
perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri
dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak
perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan langkah yang
lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :
a. SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun
rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta
jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh
klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien
sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri
kita di dalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan
memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat
membantunya.
c. U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia
ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga
jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.
Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode
ganda.
d. TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis
kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan
mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya
yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat.
Petugas dapat menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilihan
jenis kontrasepsi ? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan
digunakan ?
e. J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan
perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaiman alat/obat
kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya.
Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab
secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfat ganda
metode kontrasepsii, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi
menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan
kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan
benar.
f. U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian kapan klien akan kembali dan melakukan pemeriksaan
lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu
mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah. (buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2006)
6. Jenis- Jenis KB
a. Kondom
b. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progrestin)
c. Implant
d. KB suntik
e. Alat dalam Rahim IUD (IUCD,COPPER-T,SPIRAL)
f. MAL (Metode Aminorea Laktasi)
7. KB Implan
a. Pengertian
Impalant adalah kontrasepsi yang menggunakan
lenovorgestrel (LNG) sebagai bahan aktifnya. Implant terdiri atas
enam kapsul , masing-masing berdiameter 2,4 mm dan panjang 34
mm. Tiap kapsul mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul
melepaskan 80 mcg LNG setiap hari selama 6-18 bulan pertama
yang selanjutnya menurun sampai 30 mcg dan akan terus
berlangsung sampai paling sedikit lima tahun (Mubarak, 2009). Alat
kontrasepsi implant (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit.
b. Jenis KB Implan
1. Non Biodegrable Implan.
- Implan 6 kapsul, berisi hormone Levomorgestrel daya kerja 5
tahun.
- Nortplan 2 kapsul, berisi hormone Levomorgestrel daya kerja
3 tahun.
- Norplan 1 kapsul, berisi hormone 3 Ketodesogestrel, daya
kerja 2,5-4 tahun.
Saat ini diuji coba di Indonesia, Implan 1 kapsul dengan panjang
4 cm, diameter luar 2 mm, terdiri dari suatu intraeva
(ethylinevinil acetate) berisi 60 mg 3 Ketodesogestrel yang
dikelilingi suatu Membrane eva berdaya kerja 2-3 tahun.
2. Biodegradable
Yang sedang diuji saat ini yaitu Copronor PP, suatu kapsul
polimer berisi hormone Lemomorgestrel dengan daya kerja 18
bulan.
Yang paling sering dipakai :
(1) Norplant
1. Dipakai sejak tahun 1987.
2. Terdiri dari 6 batang silastik yang padat panjang tiap batang
40 mm, diameter 2,4 mm.
3. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun.
4. Saat ini Norplan yang paling banyak dipakai.
(2) Implanon
5. Dipakai sejak tahun 1987.
6. Terdiri dari 2 batang silastik yang padat panjang tiap batang
40 mm, diameter 2,4 mm.
7. Masing-masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel
di 2 matrik batang.
8. Sangat efektif untuk mencegah kehaamilan 3 tahun.
(3) Jadena dan Indoplan
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
c. Cara Kerja
1. Lendir servik menjadi kental
2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi.
3. Mengurangi transportasi sperma.
4. Menekan ovulasi.
d. Efek samping
Efek samping dari penggunaan implant adalah: Gangguan
haid,Depresi, keputihan, Jerawat, Perubahan libido, Perubahan BB,
Hematoma, infeksi (Suratun, 2008).
Efek samping dari imlpan antara lain : gangguan pola haid
seperti terjadinya spotting, pendarahan, haid memanjang atau lebih
sering berdarah (metrohagia), amenoria, mual-mual, pening, sakit
kepala, kadang2 terjadi perubahan pada libido, dan berat badan
timbulnya agne. Oleh karena jumlah progesterone yang di keluarkan
kedalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak
sesering pada penggunaan pil KB (Winkjosastro, 2005).
e. Keuntung
(1) Keuntungan kontasepsi
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun)
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat stelah
pencabutan
d. Tidak memerlukan peperiksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama
g. Tidak mengganggu ASI.
h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.
(2) Keuntungan Nonkontrasepsi
a. Mengurangi jumlah darah haid.
b. Mengurangi nyeri haid.
c. Mengurangi/ memperbaiki anemia.
d. Melindungi terjadinya kanker indometrium.
e. Menurunkan angka kelainan jinak kanker paudara.
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
g. Menurunkan angka kejadian Endometrios.
f. Kerugian
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting) hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan seperti:
(1) Nyeri kepala.
(2) Peningkatan/ penurunan berat badan,
(3) Nyeri payudara.
(4) Perasaan mual.
(5) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
(6) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan.
(7) Tidak memberikan efek protektif teradap infeksi menular
seksual termasuk AIDS.
(8) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
ini sesuai dengann keinginan, akan tetapi harus pergi keklinik
untuk pencabutan.
(9) Aefektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat
tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan
barbiturat).
(10) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per
100.000 perempuan per tahun).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Tanggal pengkajian :
Jam :
1) Data subyektif
1. Biodata
a. Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB Implan dan
memudahkan kita dalam tindakan
b. Umur : kontrasepsi merupakan salah satu kontrasepsi rasional
dalam fase menjarangkan kehamilan pada umur 30 – 35 tahun.
Dapat digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun) kecuali
cyclofem (Hartanto, 2004 : 30).
c. Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang
digunakan bertentangan dengan agama yang dianut atau tidak
(Hartanto, 2004 : 31).
d. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien
terhadap alat kontrasepsi, pemberian konseling dan pengambilan
keputusan tentang penggunaan alat atau metode kontrasepsi yang
akan mempengaruhi kehidupan fertilitasnya (Hartanto, 2004 :
208).
e. Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
f. Alamat : untuk mengetahui alamat klien
2. Aasan kunjungan
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan
3. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kontrasepsi Implan boleh diberikan pada klien yang sedang
mengalami penyakit infeksi alat genital (sifilis, GO),TBC pelvik,
kanker alat genetalia, penyakit radang panggul. Sedangkan
metode kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada ibu/klien
yang menderita penyakit hepatitis, riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat
benjolan abnormal pada payudara, varises yang berat dan nyeri
pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri hebat pada betis, paha
dada atau tungkai bengkak, epilepsi, asma, atau sedang
mengkonsumsi obat-obatan anti kejang (Hartanto, 2004: 208-
209).
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada ibu yang pernah menderita Infeksi Menular Seksual, TBC
pelvik, penyakit radang panggul diperbolehkan untuk
menggunakan kontrasepsi implan. Sedangkan metode
kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada ibu/klien yang
pernah menderita penyakit hepatitis, riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat
benjolan abnormal pada payudara, varises yang berat dan nyeri
pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri hebat pada betis, paha
dada atau tungkai bengkak, epilepsi, asma, atau sedang
mengkonsumsi obat-obatan anti kejang (Hartanto, 2004: 208-
209).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi implan
bila memiliki riwayat dalam keluarga seperti penyakit jantung,
tekanan darah tinggi (hpertensi), diabetes, asma,
kanker/keganasan. (Hartanto, 2003: 209).

5. Riwayat Obstetri
a. Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan menstruasi seperti
nyeri pada saat haid yang berlebihan (dismenorhea berat),
perdarahan haid yang banyak dapat menggunakan metode
kontrasepsi implan.. Implan dapat diberikan pada saat hari ke 2-7
menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-73).
b. Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi Implan peserta disarankan tidak
mempunyai pasangan seks lain.
c. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB implan yang dalam fase
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan
d. Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama
pemakaian, alasan berhenti atau ganti cara, rencana KB
berikutnya dan apa tujuan peserta ikut KB.

6. Pola aktifitas sehari-hari


2) Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : compos mentis/somnolens/koma
TTV : TD tidak boleh lebih dari 160/90 mmHg,
nadi tidak lebih dari 100 x/menit, respirasi
dan suhu dalam batas normal.
BB sekarang : untuk mengetahui berat badan ibu naik
atau turun selama menggunakan KB.
TB : Tinggi badan dalam batas yang normal.

2. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnose Keperawatan Yang Mungkin Muncul (NANDA)
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur
bedah) yang ditandai dengan mengekspresikan perilaku (gelisah)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajaman pathogen
3. Rencana Asuhan Keperawatan ( NANDA, NIC, NOC)
DIAGNISA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut yang NOC: Tingkat Nyeri NIC: Manajemen
berhubungan Karakteristik: Nyeri
dengan agens 1. Mondar mandir 1. Tentukan akibat
cedera fisik (gelisah) dari pengalaman
(prosedur bedah) 2. Kehilangan nafsu nyeri terhadap
yang ditandai makan kualitas hidup
dengan 3. Mual pasien
mengekspresikan 4. Tekanan darah (misalnya,
perilaku (gelisah) tidur,nafsu
makan,
pengertian,
perasaan,
hubungan,
performa kerja,
dan tanggung
jawab peran).
2. Kurangi atau
eliminasi fakto-
faktor yang
dapat
mencetuskan
atau
meningkatkan
nyeri (misalnya,
ketakutan,
kelelahan,
keadaan
monotun, dan
kurang
pengetahuan)
3. Pilih dan
implementasika
n tindakan yang
beragam
(misalnya,
farmakologi,
nonfarmaologi,
Interpersonal)
untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri
sesuai dengan
keluhan.
2 Resiko infeksi NOC :Pemulihan NIC : Kontrol
berhubungan Pembedahan : infeksi
dengan kurang penyembuhan 1. Pastikan teknik
pengetahuan untuk 1. Infeksi luka perawatan luka
menghindari 2. Pelaksanaan yang tepat
pemajaman perawatan luka yang 2. Anjurkan pasien
pathogen diresepkan untuk meminum
3. Pelaksanaan aktifitas antibiotic
perawatan diri seperti yang
diresepkan
3. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengenai tanda
dan gejala
infeksi dan
kapan harus
melaporkannya
kepada
penyedia
perawatan
kesehatan.
4. Ajarkan pasien
dan anggota
keluarga
mengenai
bagaimana
menghindari
infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan bina


Pustaka,Jakarta.

Hartanto, 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar harapan, Jakarta


Bararah, VF, (2011), Macam-Macam Alat Kontrasepsi. http://www. Detikhealth.
Com

Saifuddin, (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi 2,


penerbit:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta .2002.

Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina PustakaSarwono


Prawirohardjo Jakarta.
Suratun, (2008), Pelayanan Kelurga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi,
Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

Winkasastro,h. 2005. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiharjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai