Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ernita Sari
NIM : 2050
2020
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Ernita Sari
NIM : 2050
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi,
NIP.
Mengetahui,
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Hubungan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam pemakaian APD
level 2 dengan tingkat kecemasan perawat terhadap Covid 19 di IGD dsn Poli
Klinik Rumah Sakit Pertamina Prabumulih ”.
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset Keperawatan
pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA. Peneliti menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak
awal penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp. BTKV(K), MPH selaku Ketua
Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Asep Saefudin, SH,. MM,. CHRP,. CHRA selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns Maryati, S.Sos, S.Kep, MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA dan dosen pembimbing skripsi yang dengan
kesabaran dan kebaikkannya telah membimbing penulis selama proses
penyusunan proposal.
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, S.Kp., M.Si., M.Kep selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
5. Sri Sumartini, SE, MM selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
6. Ns Achirman, S.Kep., M.Kep selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, SKp, M.Si., M.Kep selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA dan pembimbing akademik
tahun 2019 – 2020 yang selalu mendukung dan mendo’akan dalam melakukan
penelitian ini, sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
ii
8. Ns Devi, S.Sos, S.Kep, MARS selaku penguji proposal yang sedia meluangkan
waktunya untuk menguji proposal saya sampai terlaksana.
9. Instansi tempat bekerja IGD dan Poli Klinik yang telah mengizinkan saya
melakukan penelitian ini di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih.
10. Para Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. DLL
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan skripsi ini banyak
sekali kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan penulisan dan penyusunan laporan penelitian
dimasa mendatang.
Ernita Sari
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................i
HALAMAN JUDUL.............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................i
KATA PENGHANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
DAFTAR ISI TABEL...........................................................................iv
DAFTAR ISI GAMBAR.......................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................8
C. Tujuan Penelitian................................................................................9
1. Tujuan umum ................................................................................9
2. Tujuan khusus................................................................................10
B. Manfaat Penelitian .............................................................................10
1. Bagi Pelayanan Keperawatan........................................................10
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan .......................................10
iv
v
v
vi
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Virus Corona atau SARS- COV-2 adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyait karena infeksi virus ini disebut Covid- 19. Virus Corona
bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru
paru yang berat hingga kematian. SARS-COV-2 biasa dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari Corona virus yang menular kemanusia.
Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini bisa menyerang siapa
saja. Mulai dari bayi, anak- anak, hingga orang dewasa, termsuk bumil dan
ibu menyusui ( WHO 2020 ).
Berdasarkan bukti ilmiah yang telah ditemukan, Virus Corona dapat menular
dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak
melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah
orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Di Asia sendiri China yang
1
2
Virus Corona yang awalnya diyakini berasal dari Kota Wuhan, China sejak
akhir tahun 2019 ini telah menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Saat ini
data WHO per 18 April 2020, Amerika Serikat menjadi negara peringkat 1
dunia yang penduduknya paling banyak terjangkiti virus Corona, dengan total
penduduk yang terkonfirmasi sebanyak 665.330 ribu jiwa dan jumlah
kematian sebanyak 30.384 ribu jiwa. Sementara itu, peringkat ke 2 di tempati
oleh Spanyol sebanyak 188.068 ribu jiwa dan jumlah kematian sebanyak
19478 ribu jiwa (WHO, 2020).
Menurut dinas kesehatan kota Palembang tahun 2020. Data Covid di Sumatra
selatan ditemui sebanyak 7.744 kasus, dimana kasus sembuh sebanyak
6.251dan sebanyak 412 meninggal dunia (Dinas Kesehatan Provensi Sumatra
Selatan).
3
Penularan Covid-19 dapat dicegah dengan pengetahuan dan sikap yang baik
terahadap masyarakat salah satunya adalah petugas kesehatan. Petugas
kesehatan sebagai garda terdepan dalam fasilitas pelayanan kesehatan
kedepannya, turut berpartisipasi aktif dalam mengikuti trend issue masalah
kesehatan yang sedang terjadi. Mahasiswa kesehatan sebagai diri pribadi
dengan kehidupan yang mereka jalani memiliki dampak resiko kesehatan
yang tinggi, maka menjadi penting bagi mereka untuk meningkatkan
kesadaran diri akan informasi kesehatan yang penting bagi dirinya. Isu-isu
kesehatan, masalah-masalah kesehatan serta solusi kesehatan yang terbaik
bagi mereka perlu dipahami dan dipergunakan sebagai informasi kesehatan
untuk meningkatkan (dan mempertahankan) kesehatan mereka (Listiani
2015).
Akibat dari pandemi ini, Angka kematian akibat Covid-19 berdasarkan data
World Health Organization (WHO) pertanggal 19 April 2020 telah
berjumlah 152551 jiwa. Angkat terbesar ada di Amerika Serikat. Berdasarkan
data Senin (13/4), sebanyak 22.115 orang meninggal dunia atau 19,4% dari
total 114.247 kematian di seluruh dunia. Adapun Italia ada di urutan kedua
sebanyak 19.899 orang atau 17,4% kematian di dunia akibat Covid-19.
Selanjutnya Spanyol, terdapat 112.065 kasus positif virus Corona. Jumlah
pasien positif virus Corona yang berhasil pulih sebesar 26.p743 orang.
Sementara jumlah korban mininggal mencapai 17.000 jiwa, Inggris 11.000,
Iran sejumlah 4.600 jiwa, Belgia 3.500 jiwa dan Tiongkok sumber utama
wabah mencapai 3000 jiwa. Indonesia berdasarkan data resmi dari situs
4
pemerintah pada tanggal 22 Juni 2020 korban yang meninggal dunia telah
mencapai 2.500 jiwa (WHO 2020).
Keadaan tersebut bukan hanya dirasakan oleh masyarakat saja, namun juga
dialami seluruh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan profesi
kesehatan lainnya. Hasil penelitian Huang et al (2020), kesehatan mental
dari 1.257 petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di 34 rumah
sakit di Tiongkok dengan hasil gejala depresi 50 % Kecemasan 45 %
Insomnia 34 % Tekanan psikologis 71,5 %. Sedangkan untuk di Indonesia
berdasarkan hasil penelitian oleh FIK- UI dan IPKJI (2020) respon yang
paling sering muncul pada perawat ialah perasaan cemas dan tegang
sebanyak 70%. Tingginya kecemasan pada perawat dapat memberikan
dampak negatif menurut Fehr & Perlman (2015) melemahnya hubungan
sosial, Stigma terhadap perawat, timbulnya amarah dan permusuhan terhadap
pemerintah dan tenaga garis depan khususnya para perawat. Dengan
demikian, para medis khususnya perawat dalam melaksanakan tugas sebagai
garda terdepan penanganan, pencegahan, dan perawatan pasien Covid 19
mengalami kecemasan karena disebabkan beberapa faktor yaitu dipengaruhi
oleh pengetahuan padaperawat, dimana semakin perawat tahu tentang Covid
19 disini perawat semakin cemas terhadap Covid 19. Dan kepatuhan perawat
dalam pemakaian APD, dimana perawat yang taat menggunakan APD
dengan alasan muncul tingkat kecemasan untuk melindungi diri dari Covid
19.
Kecemasan adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada
diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai
5
dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan
oleh suatu hal yang belum jelas (Annisa & Ifdil, 2016). Kecemasan dapat
menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam
tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan
dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada
pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit penyakit fisik
(Cutler, 2004). Kecemasan yang tinggi dapat membuat daya tahan tubuh
menurun, sehingga perawat beresiko untuk tertular Corona virus.
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memutus mata
rantai penyebaran Covid-19 melalui isolasi, deteksi dini dan melakukan
proteksi dasar yaitu melindungi diri dan orang lain dengan cara sering
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer, menggunakan masker dan tidak menyentuh area muka sebelum
mencuci tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik (Dirjen
P2P Kemkes RI, 2020). Sampai dengan saat ini belum ada vaksin spesifik
untuk penanganan Covid 19 dan masih dalam tahap pengembangan
penelitian (WHO, 2020).
Kejadian kasus Covid-19 terus bertambah dari hari ke hari sehingga petugas
kesehatan sebagai garis depan semakin tertekan karena meningkatnya beban
kerja, mengkhawatirkan kesehatan mereka, dan keluarga (Cheng et al., 2020).
Satu hal yang dapat menyebabkan petugas kesehatan akan mengalami
peningkatan kecemasan, salah satunya adalah kurangnya Alat Pelindung Diri
(APD) di tempat kerjanya (Ramadhan, 2020). Petugas kesehatan berisiko
mengalami gangguan psikologis dalam merawat pasien Covid-19 karena
perasaan depresi, penyebab utamanya adalah perlindungan diri yang masih
kurang dari kebutuhan petugas kesehatan (Lai et al., 2020)
Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pada kepatuhan perawat yang
memakai APD level 2 dimana disini peneliti bisa mengobservasi kepatuhan
perawat tersebut dalam melakukan tindakan pada pasien. Apakah ada
pengaruh kepatuhan pemakaian APD dengan kecemasan atau sebaliknya
tidak ada pengaruh kepatuhan pemakaian APD pada tingkat kecemasan
perawat. Peneliti melalukan penelitian di ruang IGD dan Poli Klinik karena
responden yang akan diteliti pada responden yang memakai APD lepel 2.
B. Perumusan Masalah
Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting
agar tidak menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19.
Pengetahuan pasien Covid-19 dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien
mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, cara pencegahan,
pengobatan dan komplikasinya (Mona, 2020). Pengetahuan memegang
peranan penting dalam kecemasan. Karena seseorang yang mempunyai ilmu
pengetahuan dan kemampuan intelektual akan dapat meningkatkan
kemampuan dan rasa percaya diri seseorang. Untuk mengurangi kecemasan
terhadap tertularnya Covid 19 terkhusus perawat diruang IGD dan Poli Klinik
RS Pertamina Prabumulih sudah menggunakan APD level 2 .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
10
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden meliputi usia,
pendidikan dan pengalaman kerja di IGD dan Poli Klinik RS
Pertamina Prabumulih
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan perawat tentang Covid 19 di
IGD dan Poli Klinik RS Pertamina Prabumulih .
c. Mengidentifikasi gambaran kepatuhan perawat dalam penggunaan
APD level 2 dengan tingkat kecemasan perawat terhadap Covid 19 di
IGD dan Poli Klinik RS Pertamina Prabumulih .
d. Mengidentifikasi tingkat kecemasan perawat terhadap penularan Covid
19 di IGD dan Poli Klinik RS Pertamina Prabumulih .
e. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan
perawat terhadap penularan Covid 19 di IGD dan Poli Klinik RS
Pertamina Prabumulih .
f. Menganalisa hubungan kepatuhan dengan tingkat kecemasan perawat
terhadap penularan Covid 19 di IGD dan Poli Klnik RS Pertamina
Prabumulih .
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dengan
variabel yang berbeda. Penelitian ini juga dapat menambah wawasan
bahwa perawat harus memberikan perawatan yang optimal setiap pasien
yang bekunjung. Dan peneliti juga menambah pengetahuan mengenai
hubungan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam memakai APD
level 2 dengan tingkat kecemasan terhadap Covid 19 di IGD dan Poli RS
11
12
13
Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab
bentuk virus Corona memiliki paku yang menonjol menyerupai
mahkota dan korona matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi
virus Corona pada tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronkitis
menular pada unggas.Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti
Tyrrell dan Bynoe menemukan bukti virus Corona pada manusia yang
sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea embrionik Pada akhir
1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti
strain virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus
infeksi bronkitis, virus hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi
yang dapat ditularkan, yang semuanya telah ditunjukkan secara
morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron.
Kelompok virus baru yang bernama virus Corona, kemudian secara
resmi diterima sebagai genus virus baru yang diperoleh dari saluran
pernapasan orang flu tersebut ( WHO, 2020)
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Syamsu Yusuf menyatakan anxiety (cemas) yaitu ketidakmampuan
neurotic, merasa terganggu, tidak matang dan ketidakberdayaan dalam
menghadapi kenyataan yang ada (lingkungan), kesulitan dan tekanan
kehidupan sehari-hari (Annisa & Ifdil, 2016).
keringat dingin, mual, sakit kepala, leher kaku, dan juga gangguan
tidur saat memikirkan dunia kerja kelak. Perilaku yang muncul
seperti kesulitan tidur saat memikirkan pekerjaan.
4) Feelings, yaitu susana hati individu dengan kecemasan cenderung
meliputi perasaan marah, panik, gugup yang dapat memunculkan
kesulitan untuk memutuskan sesuatu seperti perasaan gugup saat
ada perbincangan dunia kerja.
( Jurnal Giatika Chrisnawati dan Tutuk Aldino, 2019)
f. Tingkat kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (Priyoto,2015) membagi kecemasan ke
dalam 4 tingkatan sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1) Kecemasan ringan
Kecemasan ini adalah kecemasan yang normal yang memotivasi
individu darii hari ke hari sehingga dapat meningkatkan kesadaran
22
3. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
b. Jenis pengetahuan
Menurut Bahm (2014), ada delapan hal penting yang berfungsi
membentuk struktur pikiran manusia sehingga menghasilkan suatu
pengetahuan manusia yaitu:
1). Mengamati (observasi)
Pikiran memiliki peran mengamati objek-objek dalam
melaksanakan pengamatan terhadap objek, pikiran haruslah
mengandung kesadaran, pengamatan sering kali muncul dari rasa
ketertarikan dalam objek.
2). Kegiatan menyelidiki (inqures)
Ketertarikan pada objek membuat seseorang mau untuk
mempelajari dan menyelidiki objek tersebut bagaimana obek
tersebut ada dan berkembang, manfaat dan objek tersebutminat
seseorang terhadap objek mendorong mereka mau terlibat untuk
mememahami dan menyelidiki objek-objek tersebut.
3). Tahapan mempercayai objek tersebut (believes)
Setelah mereka mempelajari dan menyelidiki objek yang muncul
dalam kesadaran mereka, biasanya objek tersebut diterima sebagai
objek yang tampak sikap percaya biasanya dilawankan dengan
keraguan.
4). Hasrat (keinginan) dan Desires
Hasrat atau keinginan timbul dari adanya ketertarikan pada
kesenangan, kehormatan, penghormatan, rasa aman dan lain-lain.
Hasrat biasanya melibatkan beberapa perasaan puas dan frustasi
dan berbagai responterhadap perasaan tertentu.
5). Maksud dan Tujuan (intends)
Walaupun seseorang memilikimaksud ketika akan
mengobservasi, menyelidiki, mempercayai dan berhasrat, namun
perasaannya belum tentu mau menerima dengan seger, terkadang
mereka enggan atau malas untuk melaksanakannya.
6). Mengatur (organizes)
26
d. Aspek Pengetahuan
Menurut Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2012), Tingkat
pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam (6) tingkatan
yaitu:
1) Tahu
Tahu bisa berarti kemampuan mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk didalam pengetahuan. Tingkatan
ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang telah
dipelajari. Oleh sebab itu tahu merupakan pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja yang untuk mengukur yaitu menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya. Misalnya klien
dapat menjelaskan kembali tentang seks pranikah dengan benar
2) Memahami
28
4. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan adalah menjelaskan suatu kondisi dimana seseorang taat
terhadap perintah atau peraturan yang diberikan (Handke & Barthauer,
2019).
c. Tingkat Kepatuhan
Katagori tingkat kepatuhan terbagi menjadi :
1) Sangat rendah
2) Rendah
3) Sedang
4) Tinggi
5) Sangat tinggi
Menurut jurnal Analisis Tingkat Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung
Diri Mahasiswa Profesi Dokter Gigi Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut
Unsoed, Oleh Ina Permata Dewi ( 2019).
5. Pemakaian APD
a. Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri maupun orang lain disekitarnya (Buntarto, 2015).
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja (Yudha Aprizal,
2016) .
e. APD Level 1
Menurut (WHO, 2020), alat alat yang digunakan pada pemakaian APD
level 1 adalah
6) Penutup kepala
7) Handashcoon
8) Baju kerja
f. APD Level 2
Menurut (WHO, 2020), alat alat yang digunakan pada level 2 adalah
1) Penutup kepala
2) Goggle
3) Masker N95
4) Handshcoon
5) Apron / gown
6) Alas kaki
7) Facel sheield
g. APD Level 3
Menurut (WHO, 2020), alat alat yang digunakan pada level 3 adalah
1) Goggle
2) Masker N95
3) Handshcoon
4) Cover ali jumpsuits
5) Boots
2) Tindakan operatif atau otopsi pada pasien suspek atau yang sudah
terkontaminasi
3) Pengambilan specimen saluran napas untuk pemeriksaan tersangka
Covid 19
38
UNIT TERKAIT Instalasi Poli Klinik, MCU, IGD, Laboratorium, instalasi radiologi,
rawat inap non isolasi
40
B. Penelitian Terkait
C. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Menyusun
kerangka konsep, peneliti hendaknya memahami variabel konsep yang hendak
diukur. Karena kerangka konsep memberikan dasar koseptual bagi penelitian.
Kerangka konsep juga mengidentifikasi jaringan antara variabel yang
dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun, sehingga sangat
penting untuk memahami prilaku apa arti variabel dan apa jenis variabel yang
ada (Notoatmojo, 2012 ). Kerangka konsep merupakan tahap yang penting
dalam suatu penelitian. Kerangka konsep akan membantu peneliti
menghubungkan hasil penelitian dengan teori (Nursalam, 2016).
43
44
Pengetahuan
Tingkat kecemasan
pada perawat
Kepatuhan
pemakaian APD
level 2
Karakteristuk
responden :
1. Pendidikan
2. Usia
3. Pengalaman Kerja
45
Keterangan :
: Variabel Diteliti
B. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal penelitian mengenai hubungan antara
variabel yang merupakan jawaban penelitian tentang kemungkinan hasil
penelitian. Didalam pernyataan hipotesis terkandung variabel yang akan
diteliti dan hubungan antar variabel variabel tersebut. Pernyataan hipotesis
mengarahkan peneliti untuk menentukan desain penelitian, tekhnik pemilihan
sampel, pengumpulan dan metode analisis data ( Dharma, 2011).
Hipotesis pada umumnya terdiri dari dua tipe yaitu hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan
tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain (Luknis dan Sutanto, 2014).
Pernyataan hipotesis harus diuji yang artinya variabel variabel yang tercantum
dalam suatu hipotesis harus dapat diukur, data hasil pengukuran dapat diuji
sehingga dapat membuktikan kebenaran pernyataan hipotesis tersebut. Karena
digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, maka pernyataan
hipotesis harus dibuat berdasarkan teori dan fakta yang ada. Meskipun berupa
jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya, namun pernyataan
hipotesis harus didasari oleh pemahaman teori yang baik dan barbagai fakta
empirik hasil penelitian sebelumnya ( Dharma, 2011).
B. Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variabel penelitian
ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur
dan ditentukan karakteristiknya ( Hidayat, 2013 ).
(Jurnal Nanda,
2019)
Karakteristik
Perawat :
a. Usia
Masa hidup Mengisi kuasioner Kuasioner Batasan usia Nominal
responden sampai pertanyaan usia menurut
dengan responden WHO, 1998.
dilakukannya Umur dalam
pengambilan data tahun
penelitian yang 1. dewasa
dinyatakan dalam muda ( 20 -
tahun 40)
2. dewasa
tengah (40-
65)
b. Pendidik Pendidikan formal Mengisi Kuasioner Tingkatan Ordinal
an perawat yang Kuasioner pendidikan me-
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian . Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian ( Dharma, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian deskritif korelatif dengan rancangan potong silang ( cross
sectional ). Crossectional merupakan salah satu desain penelitian atau bisa
pula dilihat sebagai salah satu metodologi penelitian sosial dengan melibatkan
lebih dari satu kasus dalam sekali olah dan juga melibatkan beberapa variabel
untuk melihat pola hubungannya. Penelitian deskritif korelatif yaitu
Deskriptif korelasional yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status yang berhubungan mengenai suatu
gejala yang ada, yaitu gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan (Dharma, 2011 ). Dan pada penelitian ini untuk melihat hubungan
antara pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam pemakaian APD level 2
dengan tingkat kecemasan perawat terhadap Covid 19 di IGD dan Poli Klinik
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih.
1. Populasi
2010). Populasi bukan hanya orang tetapi objek dan benda- benda alam
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki
oleh subjek atau objek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perawat IGD dan seluruh perawat Poli Klinik di Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih berjumlah 20 perawat.
2. Sampel
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang IGD dan Poli Klinik Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah karena
ruangan tersebut perawat memakai APD level 2 dan merupakan gerbang
pertama masuk pasien yang belum diketahui apakah pasien tersebut
dengan diagnosa Covid 19 atau bukan pasien Covid 19, sehingga banyak
perawat yang mengalami kecemasan saat menghadapi pasien.
2. Waktu Penelitian
D. Etika Penilaian
Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan oleh peneliti untuk mengobserbasi,mengukur,aau menilai suati
fenomena (Dharma,2011).
1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen A
Uji coba instrumen dilakukan pada responden yang tidak terlibat dalam
penelitian tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang
akan terlibat dalam penelitian. Responden untuk uji instrumen ini diambil
dari populasi yang sama dengan responden penelitian sehingga
diasumsikan memiliki karakteristik yang sama pula. Instrumen kemudian
diujicobakan untuk suatu pengukuran (Dharma, 2011).
Uji varel pada penelitian ini dilakukan di RS pertamina Plaju karena
populasi dan sampel yang dilakukan dirumah sakit Pertamina prabumulih
tidak cukup sehingga dilakukan uji varel di RS Pertamina Plaju Palembang
sesuai dengan persetujuan institusi Stikes.
Validasi dan reabilitas suatu instrumen salah satunya dapat dinilai melalui
uji statistik. Nilai ini dijadikan sebagai dasar keyakinan peneliti untuk
menggunakan intrumen. Dengan nilai ini peneliti yakin bahwa instrumen
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu menunjukan
konsistensi dalam pengukuran. Jika nilai validasi dan reliabilitas tidak
memadai maka pertimbangkan untuk revisi instrumen dengan mengurangi
57
Validitas adalah syarat muthlak bagi suatu alat ukur agar dapat
digunakan dalam suatu pengukuran. Validitas menunjukan ketetapan
pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validasi dilakukan dengan cara mengkolerasikan setiap skor item
pertanyaan dengan skor totalnya. Nilai koefisien korelasi (r) antara
skor item dan skor total didapatkan dengan rumus Pearson product
moment ( Dharma, 2011).
rhitung=
Keterangan :
r hitung : Koefisien korelasi
∑ X² : Jumlah skor item
∑ Y² : Jumlah skor total
n : Jumlah responden
Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal ini kuesioner)
yaitu dengan cara membandingkan antara r hitung dengan r tabel 0,44
sehingga dapat diketahui :
58
b. Uji Reliabilitas
Rumus :
= )(
Keterangan :
= total Varians
1. Prosedur Adminitrasi
Secara adminitrasi, pengumpulan data dimulai dari
a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin ke ketua STIKes
Pertamedika (terlampir)
b. Peneliti melanjutkan dengan mengajuhkan izin ke Direktur Rumah
Sakit Pertamina Prabumulih (terlampir)
c. Peneliti melakukan konfirmasi dengan Kepala Bidang Keperawatan
dan Komite Keperawatan Rumah Sakit Pertamina Prabumulih.
2. Prosedur Tekhnis
Secara tekhnis langkah langkah pengumpulan data adalah :
60
1. Pengelolahan Data
a. Editing ( pengeditan )
d. Cleaning
2. Analisa Data
a. Uji Normalitas
Rumus Skewness :
Х – Mo
sk = ─
s
Keterangan :
Sk : Kooefisien Skewness
X : Rata – rata
Mo : Modus
s : Simpangan bak
b. Analisis Univariart
Keterangan :
X : Frekuensi relatif dari suatu kelas
f : Frekuensi suatu kelas
n : banyak sampel
(Hidayat, 2013)
c. Analisis Bivariat
X2 = ∑(o-E)2
E
df = (k-1).(b-1)
64
Keterangan :
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Pengetahuan
2. Gambaran Kepatuhan
Sikap perawat dalam penelitian ini diukur dengan kepatuhan perawat dalam
pemakaian APD level 2. Gambaran kepatuhan perawat dalam pemakaaian
APD level 2 dilihat pada tabel beikut :
3. Gambaran Kecemasan
4. Gambaran Karakteristik
B. Analisa Bivariat
Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh saudari Ernita sari selaku mahasiswi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika Jakarta dengan judul ” Hubungan
Pengetahuan Dan Kepatuhan Perawat Dalam Pemakaian APD Level 2 Dengan
Tingkat Kecemasan Perawat Terhadap Covid 19 Di IGD Dan Poli Klinik Rumah
Sakit Pertamina Prabumulih”, dengan suka rela dan tanpa paksaan dari siapapun.
Penelitian ini tidak akan merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya dan
keluarga saya, maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya.
Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Prabumulih, 2020
( )
KUISIONER PENELITIAN
68
Petunjuk Pengisian :
No. Responden :
2. ( ) Diploma (D3)
3. ( ) SMU
2. ( ) 5- 10 tahun
3. ( ) > 10 tahun
KUESIONER B : PENGETAHUAN
Keterangan : B = BENAR
S = SALAH
69
KUASIONER C : KECEMASAN
Keterangan :
0: Jika tidak ada gejala
1 :Jika gejala ringan
2 :Jika gejala sedang
3 :Jika gejala berat,
4 :Jika gejala berat sekali
Kadang – Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah
KUASIONER D :KEPATUHAN
Keterangan :
TP : tidak pernah
KD : kadang kadang
SR : sering
SL : Setuju
Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi anda
No Pernyataan TP KD SR SL
Annisa, D., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
/6(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2), 93-99. Diunduh dari
ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/download 480/5041
Aktan, N.M. (2011). Social Support and Anxiety in Pregnant and Postpartum
Women: A Secondary Analysis. Clinical Nursing Research 21(2) 183-194..
A. Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
76
77
Nevid, Jeffrey S., Spencer. A. Rathus, dan Greene, Beverly. (2015). Psikologi
Abnormal. Terjemahan Tim Psikologi Universitas Indonesia. Edisi Kelima.
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
World Health Organization. Global surveillance for human infection with novel
Coronavirus (2019-nCoV). [Internet]. 2020 [cited 1 November 2020]