Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

M
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : DEMAM TYPOID
DI LANTAI 9B RSU. ROYAL PRIMA MEDAN

Disusun Oleh :

Kelompok II
Endang Clara Hutapea (183302050003)
Indah Ichwana Fadila Hsb (183302050002)
Imrolan Bima S.M Lumban Tobing (19302050036)

Dosen Pengampu : Faja Amanah Ariga, S.Kep,Ns,M.Kep

PROGRAM STUDI D-III ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha kuasa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dari
kelompok III (Tiga) dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini yang berjudul “
Demam Typoid Fever”. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Faza Amanah Ariga,S.Kep,Ns.,M.Kep, Yang sudah
memberikan arahan dan bimbingan serta kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan orang banyak supaya mengetahui apa yang ada
dalam mata kuliah Keperawatn Medikal Bedah I.

Medan, 15 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................. 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian demam thypoid............................................................... 3
B. Etiologi gastritis demam thypoid..................................................... 3
C. Patofisiologi gastritis demam thypoid.............................................. 4
D. Manifestasi klinis gastritis demam thypoid...................................... 6
E. Pemeriksaan penunjang gastritis demam thypoid............................ 6
F. Penatalaksanaan gastritis demam thypoid........................................ 7
G. Komplikasi gastritis demam thypoid............................................... 7
H. Pencegahan gastritis demam thypoid...............................................
I. Rencana asuhan keperawatan demam thypoid................................. 9
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM
TYPOID
A. Pengkajian keperawatan................................................................... 16
B. Diagnosa keperawatan..................................................................... 31
C. Intervensi keperawatan..................................................................... 32
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan.......................................... 36
E. Catatan perkembangan dan evaluasi keperawatan........................... 40
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan................................................................... 46
B. Diagnosa keperawatan..................................................................... 47
C. Intervensi keperawatan..................................................................... 46
D. Implementasi keperawatan............................................................... 47
E. Evaluasi keperawatan....................................................................... 47

ii
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 49

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella. (Bruner and Sudart, 2001).
Demam typhoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan
rendah, cenderungmeningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian
tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber penularan
penyakit demam tifoid adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase
konvalesen, dan kronik karier. (Bruner and Sudart, 2001).
Demam typhoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.
Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidup umumnya adalah baik. Perbaikan sanitasi dan penyediaan
sarana air yang baik dapatmengurangi penyebaran penyakit ini. (Bruner and
Sudart, 2001).
Penyebaran geografis dan musim : Kasus-kasus demam typhoid terdapat
hampir di seluruh bagian dunia. Penyebarannya tidak  bergantung pada iklim
maupun musim. Penyakit itu sering merebak di daerah yangkebersihan
lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan. (Diyono, 2013).
Penyebaran usia dan jenis kelamin Siapa saja bisa terkena penyakit itu tidak
ada perbedaan antara jenis kelamin lelaki atau perempuan. Umumnya penyakit itu
lebih sering diderita anak-anak. Orang dewasa seringmengalami dengan gejala
yang tidak khas, kemudian menghilang atau sembuh sendiri.Persentase penderita
dengan usia di atas 12 tahun seperti bisa dilihat pada tabel di bawahini. Usia
persentase: 12 – 29 tahun 70 – 80 %, 30 – 39 tahun 10 – 20 %, > 40 tahun 5 – 10
%. (Diyono, 2013).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan deman typhoid?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan deman typhoid?
3. Bagaimana contoh kasus penerapan asuhan keperawatan deman typhoid ?
4. Apakah kesenjangan yang ditemukan antara teori asuhan keperawatan
dengan kasus yang ditemukan di lapangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, penyebab, patofisiologi-pathway, manifestasi
klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan pencegahan penyakit gastritis.
2. Memahami konsep asuhan keperawatan demam typoid mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
3. Memahami contoh kasus penerapan asuhan keperawatan di rumah sakit
4. Membahas kesenjangan antara teori asuhan keperawatan dengan kasus
yang di dapatkan di lapangan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Demam Thypoid


Deman Typhoid adalah penyakit akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan segala deman, gangguaan pada saluran pencernaan. (Bruner
and Sudart, 2001).
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella. (Bruner and Sudart, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid
adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A.
B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang
terkontaminasi. (Bruner and Sudart, 2001).

B. Etiologi Demam Thypoid


Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C.
ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid
dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid
dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama
lebih dari 1 tahun (Nurarif & Kusuma, 2016)

C. Patofisiologi Demam Thypoid


Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita
typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman
tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Di dalam jaringan
limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-
sel retikuloendotelial. (Nurarif & Kusuma, 2016)

3
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid.
Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses
inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan
endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang. (Bruner and Sudart, 2001).

4
Sumber: Widodo Djoko ( 2009 )

5
D. Manifestasi Klinis Demam Thypoid
Masa tunas typhoid 10 – 14 hari
1. Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam
hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia
dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
(Nurarif & Kusuma, 2016)
2. Minggu II
pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah
yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus,
penurunan kesadaran. (Nurarif & Kusuma, 2016)

E. Kompikasi Demam Thypoid


Dalam buku Bruner and Sudart, (2001) berjudul Buku Ajar Keperawatan,
kompilikasi yang dapat terjadi pada demam typoid adalah sebagai berikut :
1. Komplikasi intestinal
a. Pendarahan usus
b. Porasi usus
c. Ilius paralitik
2. Komplikasi extra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma
uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
f. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan
arthritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,
polineuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia

6
F. Pemeriksaan Penunjang Demam Thypoid
Menurut Joko. (2009) dalam bukunya berjudul Buku Ajar Penyakit Dalam
pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid terdiri dari :
1. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat
leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah
sering dijumpai.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor :
a. Teknik pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang
lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang
digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung.
b. Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit.
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu
pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu
kambuh biakan darah dapat positif kembali.
c. Vaksinasi di masa lampau
Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan
antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia
sehingga biakan darah negatif.
d. Pengobatan dengan obat anti mikroba.
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti
mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil
biakan mungkin negatif.

7
G. Penataksanaan Medis Demam Thypoid
Menurut Joko.(2009) dalam bukunya berjudul Buku Ajar Penyakit Dalam
penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan ialah :
1. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
3. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
4. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
5. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
6. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.
7. Obat-obatan seperti :
a. Klorampenikol
b. Tiampenikol
c. Kotrimoxazol
d. Amoxilin dan ampicillin

H. Pencegahan Demam Thypoid


Ada beberapa cara mencegah demam thypoid adalah :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman,
serta setelah buang air kecil atau besar, maupun usai membersihkan
kotoran, misalnya saat mencuci popok bayi.
2. Jika ingin bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus,
sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
3. Jika harus membeli minuman, sebaiknya beli air minum dalam kemasan.
4. Kurangi membeli jajanan secara sembarangan di pinggir jalan, karena
mudah sekali terpapar bakteri.
5. Hindari mengonsumsi es batu yang bukan dibuat sendiri.
6. Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali terlebih dahulu
dicuci dengan air bersih dan kulitnya dikupas.

8
I. Rencana Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Terdiri dari nama pasien dan identitas penanggungjawab
b. Keluhan utama
Pada pasien typus abdominalis keluhan utamanya adalah demam.
c. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien,
keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor
pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

e. Riwayat psiko social dan spiritual


Kelemahan dan gangguan interaksi sosial karena bedrest serta terjadi
kecemasan.
f. Riwayat tumbuh kembang
Tidak mengalami gangguan apapun, terkadang hanya sakit batuk pilek
biasa.
g. Activity Daily Life
1) Nutrisi : pada klien dengan demam tifoid didapatkan rasa mual,
muntah, anoreksia, kemungkinan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
2) Eliminasi : didapatkan konstipasi dan diare
3) Aktifitas : badan klien lemah dan klien dianjurkan untuk istirahat
dengan tirah baring sehingga terjadi keterbatasan aktivitas.
4) Istirahat tidur : klien gelisah dan mengalami kesulitan untuk tidur
karena adanya peningkatan suhu tubuh.
5) Personal hygiene : klien dianjurkan bedrest sehingga mengalami
gangguan perawatan diri. Perlu kaji kebiasaan klien dalam personal
hygiene seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan jajan di
sembarang tempat.

9
h. Pemeriksaan fisik
1) Mata : kelopak mata cekung, pucat, dialtasi pupil, konjungtifa
pucat kadang di dapat anemia ringan.
2) Mulut : Mukosa bibir kering, pecah-pecah, bau mulut tak sedap.
Terdapat beslag lidah dengan tanda-tanda lidah tampak kering
dilatasi selaput tebal dibagian ujung dan tepi lidah nampak
kemerahan, lidah tremor jarang terjadi.
3) Thorak : jantung dan paru tidak ada kelainan kecuali jika ada
komplikasi. Pada daerah perangsang ditemukan resiola spot.
4) Abdomen : adanya nyeri tekan, adanya pembesaran hepar dan
limpa, distensi abdomen, bising usus meningkat
5) Ekstrimitas : Terdapat rosiola dibagian fleksus lengan atas.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme
b. Nyeri akut b/d pendarahan saluran cerna
c. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
anoreksia mual muntah
d. Resiko tinggi penularan infeksi b/d reaksi inflamasi
e. Intoleransi aktivitas b/d nyeri pada otot dan kepala

10
3. Intervensi keperawatan

No Diagnosa
NOC NIC
Dx Keperawatan
1 Hipertermia Tujuan : setelah diberikan 1. Kaji suhu tubuh pasien
b/d asuhan keperawatan dalam R : Mengetahui sejauh mana penurunan suhu tubuh pasien
peningkatan 3x24 jam diharapkan suhu 2. Kaji tanda-tanda vital pasien
metabolisme tubuh pasien dapat kembali R :Untuk mengetahui perubahan TTV pasien
normal dengan kriteria 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
hasil : R : Mencegah dehidrasi sewaktu panas
1. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
2. Kulit tidak terbaa panas R : Untuk membantu mempermudah penguapan panas
3. Kulit tidak memerah 5. Atur suhu ruangan
R : Dapat memeberikan kenyamanan kepada pasien
6. Lakukan kompres hangat pada axila temporal dan leher
R : Untuk mengurangi suhu tubuh pasien
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik
R : Antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh pasien dengan melakukan
pengaturan ke pusat pengaturan suhu tubuh pasien .

11
12
2 Nyeri akut Tujuan : Setelah dilakukan 1. Kaji skala dan karakteristik nyeri
b/d tindakan asuhan keperawatan R : Untuk mengetahui bentuk intervnsi yang diberikan
pendarahan dalam 3x24 jam diharapkan 2. Kaji TTV pasien
saluran nyeri pasien dapat Nyeri dapat memepengaruhi perubahan pada TTV
cerna dikontrol/hilang dengan 3. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
kriteria hasil : R: Teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri
1. Skala nyeri pasien = 0 4. Ajarkan pasien untuk melakuakn teknik distraksi
2. TTV dalam batas normal R : Teknik distraksi yaitu mengalihkan perhatian dan rasa nyeri
3. Pasien tampak rileks 5. Ajarkan pasien untuk mengatur posisi misalnya semi flower
R : Posisi semi flower dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan pasien
6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri pasien seperti suhu ruangan
kebisingan dan pencahayaan
R : Suhu ruangan yang panas, kebisingan dan pencahayaan yang emmbuat pasien
tidak nyaman dapat meningkatkan nyeri pada pasien
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat misalnya analgesik
R : Analgesik yang dapat mengurangi nyeri

3 Gangguan Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji berat badan pasien

13
ketidakseim tindakan asuhan
bangan keperawatan dalam 3x24 R : Untuk mengatahui perkembangan status nutrisi pasien
nutrisi jam diharapkan kebutuhan 2. Kaji TTV
kurang dari nutrisi pasien terpenuhi R : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
kebutuhan dengan kriteria hasil : 3. Kaji Faktor-faktor dari penyebab kurangnya nutrisi pasien
tubuh b/d 1. Keadaan umum baik R : Untuk mengetahui sejauh mana perkembnagan keadaan pasien
anoreksia 2. Wajah tampak rileks 4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
mual 3. TTV dalam batas R : Untuk membantu pemenuhan nutrisi pasien
muntah normal 5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang pedas dan asam
4. Tidaka da mual muntah R : Makanan yang mengandung pedas dan asam dapat meningkatkan asam
5. Nafsu makan lambung yang dapat memicu mual dan muntah dan menurunkan asupan nutrisi
meningkat 6. Berikan nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein.
R : Makanan yang mengandung kalori dan protein dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi yang adekuat
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik, antasida sesuai
indikasi
R : Obat antiemetik dan antasida dapat mengatasi mual/muntah dan menurunkan
asam lambung yang dapat memicu mual/muntah

14
4 Resiko Tujuan : Setelah diberikan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penularan infeksi
tinggi tindakan asuhan R : Mengetahui sejauh mana pengetahauan pasien dan keluarga tentang bahaya
penularan keperawatan dalam 3x24 penularan infeksi
infeksi b/d jam diharapkan tidak terjadi 2. Edukasi pasien dan keluarga tentang bahaya penularan infeksi
reaksi penularan infeksi dengan R : Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga
inflamasi kriteria hasil : 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1. Tidak ada kontak cairan R : Mengurangi transmisi kuman pathogen dari petugas kesehatan
tubuh antara pasien 4. Lakukan prosedur antiseptik ketika melakukan perawatan kepada pasien
dengan petugas R : Untuk mengurangi terjadinya infeksi
kesehatan 5. Gunakan pelindung diri seperti masker, handscoon saat melakukan kontak atau
2. Tidak ada kontak cairan prosedur invasif kepada pasien
tubuh antara pasien R : Mengurangi resiko penularan kuman lewat cairan kebutuhan pasien
dengan keluarga
3. Tidak ada kontak cairan
tubuh antara pasien
dengan pasien lain

15
5 Intoleransi Tujuan : setelah diberikaan 1. Kaji aktivitas pasien dirumah dan dirumah sakit
aktivitas b/d tindakan asuhan R : Untuk mengetahui kebiasaan pasien dirumah dan dirumah sakit
nyeri pada keperawatan dalam 3x24 2. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
otot dan jam diharapkan pasien dapat R : Melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap aktivitasnya
kepala beraktivitas kembali 3. Bantu klien memilih aktivitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan
dengan kriteria hasil : R : Melatih klien agar dapat toleran terhadap aktivitas
1. Pasien mampu 4. Berikan periode istirahat setelah melakukan aktivitas
melakukan aktivitas 5. R : Mencegah kelelahan berkepanjangan
mandiri
2. Pasien tampak rileks

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervesi
5. Evaluasi
1. Suhu tubuh pasien dapat kembali normal
2. Nyeri pasien dapat dikontrol/hilang
3. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
4. Tidak terjadi penularan infeksi
5. Pasien dapat beraktivitas kembali

16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Petisah no. 34 Medan
Tanggal masuk RS : 20 November 2019
No. Register : 201.001.55
Ruangan/kamar : Lantai 12/1205
Golongan darah :B
Tanggal pengkajian : 22 November 2019
Tanggal operasi : Tidak ada
Diagnostik Medis : Typoid Fever
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Hubungan dengan pasien : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl.Petisah no. 34 Medan

2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh demam, nyeri dibagian abdomen, mual muntah 5 kali
sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak mengerti tentang penyakitnya
wajah pasien tampak pucat dan meringis kesakitan dengan skala nyeri 5
(nyeri sedang) terjadi secara mendadak setelah makan makanan yang tidak
bersih, tindakan yang dilakukan pasien adalah mengonsumsi obat
parasetamol.

17
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocative/Palliative
Apa penyebabnya : Makan makanan yang tidak bersih
Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Mengonsumsi obat parasetamol
b. Qualitity/Quality
Bagaimana dirasakan : Demam dan nyeri hebat
Bagaimana dilihat : Wajah pucat dan meringis kesakitan
c. Region
Dimana lokasinya : Pada bagian abdomen
Apa penyebabnya : Makan makanan yang tidak bersih
d. Severity (Mengganggu aktivitas)
Mengganggu aktivitas pasien akibat nyeri hebat pada bagian abdomen
Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
e. Nyeri dibagian abdomen timbul secara mendadak setelah memakan
makanan yang tidak bersih hingga terjadi nyeri hebat pada bagaian
abdomen pasien

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien pernah mengalami penyakit gastritis (maag)
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Pasien datang berobat dipuskesmas
c. Pernah dirawat/dioperasi.
Pasien pernah dirawat dan tidak pernah dioperasi
d. Lamanya perawatan
Pasien idak pernah dirawat
e. Alergi
Tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Pasien tidak mengetahui

18
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang tua
Orangtua pasien masih hidup dan tidak memiliki penyakit menular
b. Saudara kandung
c. Pasien memiliki 3 saudara satu perempuan dan 2 laki-laki dan tidak
memiliki penyakit riwayat keturunan
d. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga pasien tidak ada penyakit menular
e. Anggota keluarga yang meninggal
Kakek dan nenek dari ayah dan ibu pasien sudah meninggal dunia usia
dan penyakit tidak dapat dikaji
f. Penyebab meninggal
Tidak dapat dikaji karena pasien tidak mengetahui penyebab
meninggalnya
g. Genogram

45 Tahun
Typod fever

Keterangan :

= Laki-laki = Laki-laki Meninggal

= Perempuan = Perempuan Meninggal

= Pasien

19
6. Riwayat/Keadaan Psikologis
a. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indoenesia
b. Pesepsi tentang keyakinan
Pasien mempunyai presepsi yang baik dengan Tuhannya yang
dibuktikan dengan pasien sering datang ibadah digereja dan di
kebaktian lingkungan
c. Konsep diri
1. Body image : Pasien mempunyai garana diri yang baik
2. Ideal diri : Pasien mempunyai ideal diri yang baik
3. Harga diri : Pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh
perawat dan keluarga.
4. Peran diri : Pasien mempunyai interaksi dengan
lingkungan
5. Personal identity : Seorang wiraswasta di sebuah rumah makan
di daerah Medan
d. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien stabil masih bisa merespon setiap tindakan yang
diberikan
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Pasien masih bisa merespon terhadap lawan bicaranya dan setiap
tindakan yang diberikan oleh perawat
f. Hubungan dengan keluarga
Hungungan pasien dengan keluarga baik
g. Hubungan dengan saudara kandung
Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan saudaranya
h. Hubungan dengan orang lain.
Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain
i. Kegemaran
Pasien bergemar membaca buku
j. Daya adaptasi
Pasien mempunyai adaptasi yang baik dengan lingkungan
k. Mekanisme pertahanan diri
Kadang-kadang pasien melakukan olahraga tetapi tidak sering

20
7. PEMERIKSAAN FISIK.
a. Keadaan umum
Pasien tampak meringis kesakitan dan bingung, keadaan umum lemas
b. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg Temp : 40°C
HR : 80x/i RR : 23x/i
TB : 160 cm BB : 55 Kg
Skala nyeri : 5 (Nyeri sedang)
c. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut.
1.1 Kepala
Bentuk : Oval
Ubun-ubun : Tertutup keras
Kulit kepala : Kulit kepala pasien putih
1.2 Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut
Bau : Tidak bau
Warna rambut : Hitam
1.3 Wajah
Warna kulit : Sawo matang
Struktur wajah : Oval
2. Mata.
2.1 Kelengkapan dan kesimetrisan
Mata simetris anatara mata kanan dan kiri
2.2 Palpebra
Palpra pasien normal tampk pasien memiliki kulit bhalus dan
lemak
2.3 Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva pasien berwarna merah muda seklera berwarna putih
2.4 Pupil
Reaksi cahaya pada pasien isokon atau baik semakin mengecil

21
2.5 Cornea dan iris
Corna tidak iterik dan iris berwarna putih
Visus
Pasien normal dapat membaca dalam jarak 3 meter
2.6 Tekanan bola mata
Normal saat ditekan tidak merasakan reaksi apapun
3. Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung teraba keras
dan septum nasi berada di
tengah
Lubang hidung : Bersih, simetris, tidak ada sumbatan
Cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
Bentuk telinga : Normal dan tidak ada pembekakan
Ukuran telinga : Simetris anatara kanan dan kiri
Lubang telinga : Tampak bersih
Ketajaman pendengaran : Dapat mendengar suara dalam jarak 5 m
5. Mulut dan faring
Keadaan bibir : Mukosa pada bibir dan pecah-pecah
Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada perdangan
Keadaan lidah : Lidah tampak kering
Orofaring : Tidak ada peradangan
6. Leher
Posisi trakhea : Berada ditenga
Thyroid : Pembesaran pada thyroid (-
Suara : Bronkovesikuler (-)
Vena jugularis : Tidak teraba
Denyut nadi karotis : Tidak teraba
d. Pemeriksaan intergumen
Kebersihan : Tampak bersih
Kehangatan : Hangat
Warna : Sawo matang

22
Turgor : Tidak ada
Kelembaban : Lembab
Kelainan pada kulit : Tidak ada penyakit kulit
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Ukuran dan bentuk payudara : Ukuran normal
Warna payudara dan areola : kecoklatan
Kelainan payudara dan puttung: Tidak ada kelianan
Aksila dan elavikula : Tidak ada peradangan dan nyeri tekan
f. Pemeriksaan thorak/dada
1. Inspeksi Thorak
Bentuk thorak : Simetris kanan dan kiri
2. Pernafasan
Frekuensi : 23 x/i
Irama : Reguler (+)
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
3. Pemeriksaan paru
Palpasi gerakan dada : Gerakan dada sama anatara kiri dan
kanan
4. Perkrsi : Rasonan (+)
5. Auskultasi
5.1 Suara nafas : Vesikuler yaitu inspirasi lebih
panjang dari ekpirasi
5.2 Suara ucapan : Bronkovesikuler yaitu inpriarasi
sama panjang dengan ekspirasi
5.3 Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
g. Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi : Kardiomegal (-) Sianosis (-)
2. Palpasi
2.1 Pulsasi : Nadi peerifer jelas
2.2 Ictus cordis : Tidak Tampak
3. Perkusi
3.1 Batas jantung : Terletak di ICS 4 dan 5

23
4. Auskultasi
4.1 Bunyi jantung I : Lub, tidak suara tambahan
4.2 Bunyi jantung II : Dug
4.3 Bunyi jantung tambahan: Tidak ada
4.4 Mur-mur : Tidak ada
4.5 Frekuensi : 80x/i
h. Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi abdomen
1.1 Bentuk abdomen : Simetris kanan dan kiri
1.2 Benjolan massa : Tidaka ada
1.3 Bayangan pembuluh darah : Tidak terlihat
2. Auskultasi
2.1 Pertalik usus : 7 kali/menit
2.2 Bunyi jantung anak (BJA) : Tidak ada
3. Palpasi
3.1 Tanda nyeri tekan : Adanya nyeri tekan pada region
epigastrium dengan skala nyeri 5
(Nyeri sedang)
3.2 Benjolan/massa : Tidak ada
3.3 Tanda aseites : Tidak ada
3.4 Hepar : Tidak ada
3.5 Titik Mc. Burney : Tidak ada
4. Perkusi
4.1 Suara abdomen : Suara abdomen normal
4.2 Pemeriksaan aseites : Tidak ada tanda asites
i. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genetalia
1.1 Rambut pubis : Keadaan bersih
1.2 Lubang uretra : Ada
1.3 Kelainan pada genetalia : Tidak ada kelainan
2. Lubang anus dan prenium
2.1 Lubang anus : Keadaan bersih

24
2.2 Kelaianan pada anus : Tidak ada
2.3 Perenium :Ada
g. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
1. Kesimetrisan otot : simetris
2. Pemeriksaan edema : tidak ad odema
3. Kekuatan otot : normal ESD 5, EID 5, ESS 5, EIS 5
4. Kelaianan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan
h. Pemeriksaan neurologis
1. Tingkat kesadaran : Compos metis
GCS: 15 E:4 M:5 V:6
2. Meningeal sign : tidak ada kelainan
3. Status mental
3.1. Kondisi emosi/perasaan : emosi
pasien stabil
3.2. Orientasi : bisa berorientasi
pada lawan bicara
3.3. Proses berpikir (ingatan, atensi,
keputusan, perhitungan)
Pasien dapat berpikir dengan baik
3.4. Motivasi (kemauan) : pasien
mempunyai kemauan dan semangat
untuk cepat sembuh
3.5. Bahasa : bahasa indonesia
4. Nervus kranialis
4.1. Nervus olfaktorius/ N I
Berfungsi normal mampu mencium bau dengan baik
4.2. Nervus Optikus/ N II
Normal pasien dapat melihat dengan jelas
4.3. Nervus Okulomotorius/ N III,
Trachealearis/ N IV, Abdusen/ N VI
Normal pasien dapat menggerakkan bola mata ke segala arah
4.4. Nervus Trigeminus/ N V

25
Pasien dapat mengidentifikasi stimulun/getaran yang diberikan
4.5. Nervus Fasialis/ N VII
Normal pasien dapat mendengar suara dengan baik
4.6. Nervus Vestibulocochearis/ N VIII
Normal pasien dapat membuka mulut, mengunyah dan menelan
4.7. Nervus glossopharingeus/ N IX,
Vagus/ N X
Normal pasien mampu membedakan rasa asam dan manis
4.8. Nervus Asesorius/ N XI
Pasien dapat menggerakkan bahu melawan tekanan
4.9. Nervus Hipoglossus/ N XII
Normal lidah pasien dapat bergerak ke segala sisi
5. Fungsi motorik
5.1. Cara berjalan : simetris tubuh dan ekstremitas
normal
5.2. Romberg test : pasien tidak jatuh ketika jalan
menutup mata
5.3. Test jari hidung : pasien dapat menyentuh hidungnya
5.4. Pronasi-supinasi test : gerakan dilakukan dengan
cepat
5.5. Heel to shin test : cara jalan pasien baik, tidak ada
gangguan
6. Fungsi sensoris
6.1. Identifikasi sentuhan ringan :
pasien dapat mengidentifikasi
sentuhan
6.2. Test tajam-tumpul : dapat
membedakan tajam tumpul
6.3. Test panas-dingin : mampu
merasakan panas dan dingin
6.4. Test getaran : dapat merasakan
getaran

26
6.5. Streognosis test : pasien dapat
mengidentifikasi objek yang
diberikan
6.6. Graphestesia test : pasien
dapat mengidentifikasi tulisan yang
diberikan
6.7. Membedakan dua titik : pasien
mampu membedakan 3 titik
6.8. Topognosis test : pasien
mampu mengidentifikasi bagian
tubuh yang di sentuh
7. Reflek
7.1. Reflek Bisep : interaksi dengan otot
lengan bawah baik
7.2. Reflek Trisep : dapat bereflek
dengan cepat
7.3. Reflek Brachioradialis : dapat
berespon dengan cepat
7.4. Reflek Patelar : terdapat gerakan
7.5. Reflek Tendon Arcilles : dapat
berespon dengan spontan
7.6. Reflek Plantar : dapat bereflek
dengan cepat
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola tidur dan kebiasaan
1. Waktu tidur : 22.00 Wib
2. Waktu bangun : 06.00 Wib
3. Masalah tidur : tidak ada masalah tidur
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : mendengarkan musik
5. Hal-hal yang mempermudah bangun : suara bising
b. Pola eliminasi
1. BAB

27
1.1 Pola BAB : 2 kali sehari
1.2 Penggunaan laksatif : tidak
1.3 Karakter feces : lembek
1.4 BAB terakhir : pagi hari berwarna kuning dan lembek
1.5 Riwayat perdarahan : tidak ada
1.6 Diare : tidak ada
2. BAK
1.1. Pola BAK : 7-8 kali perhari
1.2. Inkontinensia : tidak ada
1.3. Karekteristik : tidak ada
1.4. Retensi : tidak ada
1.5. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
: tidak ada nyeri
1.6. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih
: tidak ada
1.7. Penggunaan diuretik
: tidak ada
c. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah
1. Pola makan dan minum
1. Gejala (Subjektif)
1.1. Diit (type) : MB nasi biasa
1.2. Jumlah makanan per hari : 3 kali
sehari
1.3. Pola diet : tidak ada
1.4. Kehilangan selera makan : pasien mengatakan tidak ada nafsu
makan
1.5. Nyeri hulu hati : nyeri pada ulu hati dengan skala
nyeri 6 ( nyeri sedang)
1.6. Yang berhubungan dengan : sering
terlambat makan
1.7. Disembuhkan dengan : minum
mylanta

28
1.8. Alergi/intoleransi makanan : tidak
ada riwayat alergi makanan
2. Tanda (Objektif)
2.1. Bentuk tubuh : normal tidak kurus
tidak gemuk
2.2. Upaya mengatasi masalah :
mengatur pola makan
2.3. Jumlah dan jenis makanan :
lembek, sedikit tetapi sering
2.4. Waktu pemberian cairan : setiap
kali haus
2.5. Masalah makanan dan minuman
Kesulitan mengunyah : tidak ada kesulitan mengunyah
Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
Tidak dapat makan sendiri : mampu makan sendiri
3. Upaya mengatasi masalah : mengatur pola makan dan kolaborasi
pemberian obat
4. Kebersihan diri/personal hygiene
4.1 Pemeliharaan badan : bersih mandi 2 kali sehari
4.2 Pemeliharaan gigi dan mulut : gigi bersih dan mulut bersih tidak
bau, sikat gigi setiap mandi
4.3 Pemeliharaan kuku : bersih, kuku pasien tidak panjang
4.4 Pola kegiatan/aktifitas : dapat beraktivitas dengan sendiri

9. Hasil pemeriksaan penunjang/diagnostic


1. Diagnosa medis : Gastritis
2. Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. Laboratorium (23 Desember 2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Darah lengkap
Haemoglobin 13,9 g/dl 13,5-15,5
Hematokrit 42,8 % 30,5-45,0
Eritrosit 5,41 10^6/μl 4,50-6,50
Leukosit 4,68 10^3/μl 5-11

29
Penatalaksanaan dan terapi
Nama Obat Cara Dosis Kegunaan

Infus RL Injeksi Intravena 20 TPM Membantu memnuhi cairan

Ampicillin Oral 3x Sehari Obat yang dapat digunakan


untuk mengatasi infeksi
akibat bakteri, seperti infeksi
saluran pernapasan, saluran
pencernaan.
Kotrimoxazol Oral 2x sehari digunakan untuk menangani
infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, seperti bronkitis,
otitis media, dan infeksi
saluran kemih.

30
DATA FOKUS

Data Subjektif Data Ojektif


1. Pasien mengatakan suhu 1. Pasien tampak bingung
tubuhnya meningkat 2. Pasien tampak meringis kesakitan
2. Pasien mengeluh nyeri dibagian 3. Tanda-tanda vital
abdomen. TD : 130/80 mmHg
3. Pasien mengeluh muntah 5 kali HR : 80x/i
sebelum masuk rumah sakit RR : 23x/i
4. Pasien tidak mengerti tentang Suhu tubuh : 40°C
penyakitnya 4. BB : 55 Kg
5. Skala nyeri : 5 (Nyeri sedang)
6. Pasien tampak bingung terhadap
penyakitnya

31
ANALISA DATA
No Symptoms Etiologi Problem
1 Ds : Sirkulasi darah Hipertermi
 Pasien mengatakan
Bakteremia II Symtomatik
suhu tubuhnya panas
Do : Metabolisme
 Psien tampak Meningkat

meringis kesakitan
Hipertermi
 Keadaan umum lemah
 Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 23x/i
Temp : 40°C
2 Ds : Plaques payeri Gangguan rasa
 Pasien mengeluh nyeri
nyeri dibagian Makrofag hiperaktif
abdomen.
Do:
Hiperpalsia dan nekrose
 Tanda-tanda vital
jaringan
TD : 130/80 mmHg
HR : 80x/i Erosi pemenuhan darah
palques payeri
RR : 23x/i
Temp : 40°C Pendarahan saluran cerna
 Adanya nyeri tekan
Nyeri
pada region
epigastrium
 Skala nyeri : 5 (nyeri
sedang)
3 Ds : Sirkulasi darah Gangguan
 Pasien mengeluh ketidakseimban
Bakteremia II Symtomatik
muntah 5 kali gan nutrisi
sebelum masuk rumah Anoreksia mual, muntah kurang dari
sakit kebutuhan
Ketidakseimbangan nutrisi
tubuh
kurang dari kebutuhan tubuh

32
Do:
 Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 23x/i
Temp : 40°C
 BB : 55 Kg
4 Ds : Kurangnya informasi Kurangnya
Pasien tidak mengerti pengetahuan
tentang penyakitnya
Kurangya pengetahuan
Do:
Pasien tampak pingung

b. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme d/d Pasien mengatakan suhu


tubuhnya panas, keadan umum lemas tanda-tanda vital TD : 130/80
mmHg, HR : 80x/i, RR : 23x/i, Temp : 40°C
2. Nyeri akut b/d pendarahan saluran cerna d/d pasien mengeluh nyeri
dibagian abdomen keadaan umum lemas tanda-tanda vital: TD : 130/80
mmHg,nm d HR :80x/i, RR : 23x/i , Skala nyeri : 5 (nyeri sedang)
Temp : 40°C.
3. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
anoreksia mual muntah d/d pasien mengeluh muntah 5 kali sebelum masuk
rumah sakit, tidak ada nafsu makan keadaan umum lemas tanda-tanda
vital: TD: 130/80 mmHg Temp : 40°C, HR : 80x/i , RR : 23x/i BB : 55
Kg
4. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi d/d pasien mengatakan
tidak mengerti tentang kondisinya, pasien tampak tampak bingung

33
c. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
NOC NIC
Dx Keperawatan
1 Hipertermia b/d Tujuan : setelah diberikan 1. Kaji suhu tubuh pasien
peningkatan asuhan keperawatan dalam R : Mengetahui sejauh mana penurunan suhu tubuh pasien
metabolisme d/d 3x24 jam diharapkan suhu 2. Kaji tanda-tanda vital pasien
Pasien tubuh pasien dapat kembali R :Untuk mengetahui perubahan TTV pasien
mengatakan suhu normal dengan kriteria 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
tubuhnya panas, hasil : R : Mencegah dehidrasi sewaktu panas
keadan umum 1. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
lemas 2. Kulit tidak terbaa panas R : Untuk membantu mempermudah penguapan panas
TD : 130/80 3. Kulit tidak memerah 5. Atur suhu ruangan
mmHg R : Dapat memeberikan kenyamanan kepada pasien
HR : 80x/i 6. Lakukan kompres hangat pada axila temporal dan leher
RR : 23x/i R : Untuk mengurangi suhu tubuh pasien
Temp : 40°C 7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik
R : Antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh pasien dengan melakukan
pengaturan ke pusat pengaturan suhu tubuh pasien .

34
2 Nyeri akut b/d Tujuan : Setelah 1. Kaji skala dan karakteristik nyeri
pendarahan saluran dilakukan tindakan R : Untuk mengetahui bentuk intervnsi yang diberikan
cerna d/d pasien asuhan keperawatan 2. Kaji TTV pasien
mengeluh nyeri dalam 3x24 jam Nyeri dapat memepengaruhi perubahan pada TTV
dibagian abdomen diharapkan nyeri pasien 3. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
keadaan umum lemas dapat dikontrol/hilang R: Teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri
tanda-tanda dengan kriteria hasil : 4. Ajarkan pasien untuk melakuakn teknik distraksi
TD : 130/80 mmHg 1. Skala nyeri pasien = R : Teknik distraksi yaitu mengalihkan perhatian dan rasa nyeri
HR : 80x/i 0 5. Ajarkan pasien untuk mengatur posisi misalnya semi flower
RR : 23x/i 2. TTV dalam batas R : Posisi semi flower dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan pasien
Temp : 40°C normal 6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri pasien seperti suhu
Skala Nyeri 5 (Nyeri 3. Pasien tampak rileks ruangan kebisingan dan pencahayaan
sedang) R : Suhu ruangan yang panas, kebisingan dan pencahayaan yang emmbuat
pasien tidak nyaman dapat meningkatkan nyeri pada pasien
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat misalnya analgesik
R : Analgesik yang dapat mengurangi nyeri

3 Gangguan Tujuan : setelah 1. Kaji berat badan pasien

35
ketidakseimbangan dilakukan tindakan
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan R : Untuk mengatahui perkembangan status nutrisi pasien
kebutuhan tubuh b/d dalam 3x24 jam 2. Kaji TTV
anoreksia mual diharapkan kebutuhan R : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
muntah d/d pasien nutrisi pasien terpenuhi 3. Kaji Faktor-faktor dari penyebab kurangnya nutrisi pasien
mengeluh muntah 5 dengan kriteria hasil : R : Untuk mengetahui sejauh mana perkembnagan keadaan pasien
kali sebelum masuk 1. Keadaan umum 4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
rumah sakit, tidak baik R : Untuk membantu pemenuhan nutrisi pasien
ada nafsu makan 2. Wajah tampak 5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang pedas dan asam
keadaan umum lemas rileks R : Makanan yang mengandung pedas dan asam dapat meningkatkan asam
tanda-tanda vital 3. TTV dalam batas lambung yang dapat memicu mual dan muntah dan menurunkan asupan
TD : 130/80 mmHg normal nutrisi
HR : 80x/i 4. Tidaka da mual 6. Berikan nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein.
RR : 23x/i muntah R : Makanan yang mengandung kalori dan protein dapat memenuhi
Temp : 40°C 5. Nafsu makan kebutuhan nutrisi yang adekuat
meningkat 7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik, antasida sesuai
indikasi
R : Obat antiemetik dan antasida dapat mengatasi mual/muntah dan
menurunkan asam lambung yang dapat memicu mual/muntah

36
5 Kurangnya Tujuan : setelah 1. Kaji aktivitas pasien dirumah dan dirumah sakit
pengetahuan b/d diberikaan tindakan R : Untuk mengetahui kebiasaan pasien dirumah dan dirumah sakit
kurangnya informasi asuhan keperawatan 2. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
d/d pasien dalam 3x24 jam R : Melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap
mengatakan tidak diharapkan pasien dapat aktivitasnya
mengerti tentang beraktivitas kembali 3. Bantu klien memilih aktivitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan
kondisinya, pasien dengan kriteria hasil : R : Melatih klien agar dapat toleran terhadap aktivitas
tampak tampak 1. Pasien mampu 4. Berikan periode istirahat setelah melakukan aktivitas
bingung melakukan aktivitas 5. R : Mencegah kelelahan berkepanjangan
mandiri
2. Pasien tampak rileks

37
d. Implementasi Keperawatan

Hari/ DX
No Implementasi Evaluasi
Tgl Keperawatan Jam
1 Jum’at, Hipertermia b/d 08.3 1. Mengkaji suhu tubuh pasien Jumat, 22 November 2019, Pukul 13.30 wib
22 Nov peningkatan 0 2. Mengkaji tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan suhu tubuhnya masih
2019
metabolisme d/d pasien panas
08.4
Pasien mengatakan 0 3. Menganjurkan pasien untuk O: Tanda-tanda vital
suhu tubuhnya banyak minum TD : 130/80 mmHg
08.5
panas, keadan 4. Menganjurkan pasien untuk Suhu tubuh : 40°C
5
umum lemas memakai pakaian yang tipis HR : 80x/i
TD : 130/80 mmHg 09.0 5. Mengatur suhu ruangan RR : 23x/i
0
HR : 80x/i 6. Melakukan kompres hangat A: Masalah hipertermia belum teratasi
RR : 23x/i pada axila temporal dan leher P: Intervensi dilanjutkan
Temp : 40°C 09.3 7. Kolaborasi dengan dokter
0 dalam pemberian obat
09.5
0 antipiretik.

11.0
0

38
2 Jum’at, Nyeri akut b/d 08.2 1. Mengkaji skala dan Jumat 22 November, Pukul 13.30 Wib
22 Nov pendarahan saluran 5 karakteristik nyeri S : Pasien mengatakan masih nyeri pada epigastrium
2019
cerna d/d pasien 2. Mengkaji TTV pasien O: Tanda-tanda vital
08.4
mengeluh nyeri 0 3. Menganjurkan pasien untuk TD : 130/80 mmHg
dibagian abdomen 10.0 melakukan teknik relaksasi Suhu tubuh : 40°C
0
keadaan umum 4. Mengajarkan pasien untuk HR : 80x/i
lemas tanda-tanda melakuakn teknik distraksi RR : 23x/i
TD : 130/80 mmHg 11.0 5. Mengajarkan pasien untuk A: Masalah gangguan rasa nyeri pada epigastrium
0
HR : 80x/i mengatur posisi misalnya semi belum teratasi
RR : 23x/i 11.2 flower P: Intervensi dilanjutkan
Temp : 40°C 0 6. Mengontrol lingkungan yang
Skala Nyeri 5 dapat mempengaruhi nyeri
(Nyeri sedang) 12.0 pasien seperti suhu ruangan
0 kebisingan dan pencahayaan
7. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat misalnya
analgesik

12.0

39
0

3 Jum’at, Gangguan 08.3 1. Mengkaji berat badan pasien Jumat 22 November, Pukul 13.30 Wib
22 Nov ketidakseimbangan 0 2. Mengkaji TTV S: Pasien mengatakan masih merasakan mual
2019
nutrisi kurang dari 08.4 3. Mengkaji Faktor-faktor dari dan muntah dan nafsu makan berkurang
kebutuhan tubuh 0 penyebab kurangnya nutrisi O: Tanda-tanda vital
b/d anoreksia mual 10.0 pasien TD : 130/80 mmHg
muntah d/d pasien 0 4. Mengnjurkan pasien untuk Suhu tubuh : 40°C
mengeluh muntah 5 makan sedikit tapi sering HR : 80x/i
kali sebelum masuk 10.0 5. Menganjurkan pasien untuk RR : 23x/i
rumah sakit, tidak 5 menghindari makanan yang A: Masalah gangguan ketidakseimbangan
ada nafsu makan pedas dan asam nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum \
keadaan umum 11.1 6. Memberikan nutrisi dengan teratasi
lemas tanda-tanda 0 diet lunak, tinggi kalori tinggi P: Intervensi dilanjutkan
vital protein
TD : 130/80 mmHg 7. Kolaborasi dengan dokter
HR : 80x/i 11.1 dalam pemberian obat
antiemetik, antasida sesuai
RR : 23x/i 5
indikasi
Temp : 40°C
11.3

40
0

11.4
0
4 Jum’at, Kurangnya 10.0 1. Kaji tingkat pengetahuan Jumat 22 November, Pukul 13.30 Wib
22 Nov
pengetahuan b/d 0 pasien S : Pasien mengatakan mengerti tentang
2019
kurangnya 10.1 2. Berikan penyuluhan pada Penyakitnya atau kondisi demam tifoidnya
informasi d/d 5 pasien dan keluarga tentang O: Pasien tampak rileks
pasien mengatakan penyakit yang diderita pasien A:Masalah kurangnya pengetahuan teratasi
tidak mengerti 3. Jelaskan kepada pasien dan P: Intervensi dihentikan
tentang kondisinya, 10.2 keluarga tentang pentingnya
pasien tampak 5 pengobatan dan dampak
tampak bingung berhentinya penggunaan obat
4. Tanyakan kembali kepada
pasien tentang penyuluhan
10.3 yang sudah diberikan
5

41
e. Catatan Perkembangan

Hari/ DX
No Implementasi Evaluasi
Tgl Keperawatan Jam
1 Sabtu, Hipertermia b/d 08.3 1. Mengkaji suhu tubuh pasien Sabtu, 23 November 2019, Pukul 13.30 wib
23 Nov peningkatan 0 2. Mengkaji tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan suhu tubuhnya sudah
2019 menurun dan tidak panas lagi
metabolisme d/d 08.4 pasien
Pasien mengatakan 0 3. Menganjurkan pasien untuk O: Tanda-tanda vital

suhu tubuhnya banyak minum TD : 120/80 mmHg

panas, keadan 08.5 4. Menganjurkan pasien untuk HR : 80x/i

umum lemas tanda- 5 memakai pakaian yang tipis RR : 23x/i

42
tanda vital 5. Mengatur suhu ruangan Temp : 36°C
TD : 130/80 mmHg 09.0 6. Melakukan kompres A: Masalah hipertermi teratasi
HR : 80x/i 0 hangat pada axila temporal P: Intervensi dihentikan
RR : 23x/i dan leher
Temp : 40°C 7. Kolaborasi dengan dokter
09.3 dalam pemberian obat
0 antipiretik.
09.5
0

11.0
0

2 Sabtu, Nyeri akut b/d 08.2 1. Mengkaji skala dan Sabtu 23 November 2019, Pukul 13.30 wib
23 Nov pendarahan saluran 5 karakteristik nyeri S : Pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
2019
cerna d/d pasien 2. Mengkaji TTV pasien O: Keadaan umum masih lemas, masih ada nyeri tekan
mengeluh nyeri 08.4 3. Menganjurkan pasien untuk pada epigastrium dan
dibagian abdomen 0 melakukan teknik relaksasi Tanda-tanda vital

43
keadaan umum 10.0 4. Mengajarkan pasien untuk TD : 120/80 mmHg
lemas tanda-tanda 0 melakuakn teknik distraksi HR : 80x/i
vital 5. Mengajarkan pasien untuk RR : 23x/i
TD : 130/80 mmHg mengatur posisi misalnya Temp : 36°C
11.0
HR : 80x/i semi flower Skala Nyeri : 3 (Nyeri ringan)
0
RR : 23x/i 6. Mengontrol lingkungan yang A: Masalah gangguan rasa nyeri pada epigastrium
Temp : 40°C dapat mempengaruhi nyeri teratasi sebagian
11.2
Skala Nyeri 5 pasien seperti suhu ruangan P: Intervensi dilanjutkan
0
(Nyeri sedang) kebisingan dan pencahayaan 1. Kaji skala dan karakteristik nyeri dengan skala
7. Kolaborasi dengan dokter 2. Kaji TTV pasien
12.0
dalam pemberian obat 3. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
0
misalnya analgesik 4. Ajarkan pasien untuk melakuakn teknik distraksi
5. Ajarkan pasien untuk mengatur posisi misalnya
semi flower
6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
12.0 nyeri pasien seperti suhu ruangan kebisingan dan
0 pencahayaan
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
misalnya analgesik

44
I : Minggu 24-11-2019
1. Mengkaji skala dan karakteristik nyeri dengan skala
nyeri 2 (nyeri ringan)
2. Mengkaji TTV pasien dengan hasil vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 23x/i
Temp : 40°C
Skala Nyeri 5 (Nyeri sedang)
3. Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi
4. Mengajarkan pasien untuk melakuakn teknik
distraksi
5. Mengajarkan pasien untuk mengatur posisi misalnya
semi flower
6. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri pasien seperti suhu ruangan kebisingan dan
pencahayaan
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

45
misalnya analgesik
E: Minggu, 24 November 2019 Pukul 13.30 wib
S : Pasein mengatkan tidak ada nyeri pada
epigastrium
O : Keadaan umum baik, tida ada nyeri tekan pada
epigastrium, skala nyeri : 0
TD : 130/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 23x/i
Temp : 40°C
Skala Nyeri : 0
A: Masalah gangguan rasa nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan
R : Tidak ada perubahan intervensi yang diberikan setelah
ahri ke tiga masalah gangguan nyeri teratasi
3 Sabtu, Gangguan 08.3 1. Mengkaji berat badan Sabtu 23 November 2019, Pukul 13.30 wib
24 Nov ketidakseimbangan 0 pasien S: Pasien mengatakan tidak ada mual dan muntah
2019
nutrisi kurang dari 08.4 2. Mengkaji TTV O: Keadaan umum baik
kebutuhan tubuh 0 3. Mengkaji Faktor-faktor dari TD : 130/80 mmHg
b/d anoreksia mual 10.0 penyebab kurangnya nutrisi HR : 80x/i

46
muntah d/d pasien 0 pasien RR : 23x/i
mengeluh muntah 5 4. Mengnjurkan pasien untuk Temp : 40°C
kali sebelum masuk 10.0 makan sedikit tapi sering BB : 55 Kg
rumah sakit, tidak 5 5. Menganjurkan pasien untuk A: Masalah gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang
ada nafsu makan menghindari makanan yang dari kebutuhan tubuh teratasi
keadaan umum 11.1 pedas dan asam P: Intervensi dihentikan
lemas tanda-tanda 0 6. Memberikan nutrisi dengan
vital diet lunak, tinggi kalori
TD : 130/80 mmHg tinggi protein
HR : 80x/i 11.1 7. Kolaborasi dengan dokter
RR : 23x/i 5 dalam pemberian obat
antiemetik, antasida sesuai
Temp : 40°C
indikasi
11.3
0

11.4

47
0

48
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keeperawatan
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secaca sistematis yang bertujuan
untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu
sebelumnya, serta menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya.
Dari pengkajian Tn. M ditemukan hasil yaitu keluhan utama Pasien mengeluh
demam, nyeri dibagian abdomen, mual muntah 5 kali sebelum masuk rumah sakit,
pasien tidak mengerti tentang penyakitnya wajah pasien tampak pucat dan
meringis kesakitan dengan skala nyeri 5 (nyeri sedang) terjadi secara mendadak
setelah makan makanan yang tidak bersih.
Dari hasil pengkajian tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
tanda dan gejala yang mengalami penyakit demam typoid yaitu adanya hipertermi
dan juga penyebabnya sesuai yaitu sering makan makanan yang tidak bersih yang
memicu Bakterimia II Symtomatik sehingga metabolisme meningkat akibatnya
menyebabkan hipertermia. Perubahan status kesehatan dan juga kurangnya
informasi akan meyebabkan pasien mengatakan tidak mengerti tentang kondisinya
ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatnya keadaan umum pasien lemas, tanda-tanda
vital tanda-tanda vital TD : 130/80 mmHg, HR : 80x/i , RR : 23x/i, Temp : 40°C.
Hal ini tidak didapatkan kesenjangan atau sesuai dengan teori bahwa keadaan
umum pasien demam typoid lemah ataupun lemas, dan juga pada pemeriksaan
abdomen adanya nyeri tekan pada epigastrium, serta pola eliminasi terjadinya
penurunan nafsu makan.
Pemeriksaan yang dilakukan hanya pemeriksaan darah dan tidak ditemukan
keabnormalan sedangkan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan feses,
pemeriksaan SGOT dan SGPT, dan saluran cerna bagian atas dan ronsen saluran
cerna bagian atas tidak dilakukan karena penyakitnya tidak terlalu kronis.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan


dari hasil pengkajian pada Tn. M dengan teori yang didapatkan, hanya saja tidak
semua yang ada di teori didapatkan pada kasus, serti gejala muntah, anemia dan
lain-lain.

49
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual
maupun potensial pasien terhadap masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan
gastritis meliputi :
1. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme
2. Nyeri akut b/d pendarahan saluran cerna
3. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
anoreksia mual muntah
4. Resiko tinggi penularan infeksi b/d reaksi inflamasi
5. Intoleransi aktivitas b/d nyeri pada otot dan kepala

Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. M keluahan utama nyeri pada Dari
pengkajian Tn. M ditemukan hasil yaitu keluhan utama Pasien mengeluh demam,
maka ditegakkan diagnose hipertermia, nyeri akut, gangguan ketidakseimbngan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan terakhir pasien mengatakan tidak
mengerti tentang kondisinya dan juga tampak binggung saat di kaji sehingga di
tegakkan pula kurangnya pengetahuan.
Data pengkajian dan penegakkan diagnose keperawatan tersebut tidak
didapatkan kesenjangan antara kasus dan teori, dimana diagnose yang ditentukan
pada Tn. M terdapat semua pada teori namun tidak memuat diagnose secara
keseluruhan. Hal ini karena tidak ada data pendukung saat pengkajian untuk
menegakkan diagnose tersebut.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah paduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawata dalam
mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervensi
yang ada dalam teori dan intervensi penulis yang diterapkan dalam praktek,
karena semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek
klinik lapangan.

50
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu
perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan. Implementasi dilakukan
pada Tn. M selama tiga hari. Pada hari pertama jumat, 22 November 2019 respon
klien belum menunjukkan perubahan dalam tindakan keperawatan sehingga
intervensi keperawatan tetap dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 23 desember 2019
hingga minggu, 23 desember 2019 tanpa ada perubahan pada intervensi.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yaitu mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Pada Tn. M evaluasi
pada tanggal 22 desember 2019 berdasarkan hasil pengkajian maka masalah
kurangnya pengetahuan teratasi karena pasien mengatakan sudah mengerti tentang
kondisinya dan bisa menjawab ketika di tanya, tetapi diagnosa hpertermia,
gangguan rasa nyeri dan gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi.
Pada tanggal 23 november 2019 berdasarkan data evaluasi masalah
keperawatan resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah teratasi
dimana pasien mengatakan nafsu makan meningkat, dan tidak ada mual. Diagnose
gangguan rasa nyeri masih belum teratasi karena pasien masih merasakan nyeri
pada abdomen.
Pada tanggal 24 november semua masalah keparawatn pada Tn. M sudah
teratasi, dimana pasien mengatakan tidak ada rasa nyeri dan juga tidak ada nyeri
tekan pada epigastrium, maka semua intervensi keperawatan yang ditetapkan
tidak dilakukan lagi karena tujuan keperawatan telah tercapai.

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Deman Typhoid adalah penyakit akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan segala deman, gangguaan pada saluran pencernaan
2. Keluhan utama demam typoid yaitu Pasien mengeluh demam, nyeri
dibagian abdomen, mual muntah 5 kali sebelum masuk rumah sakit, pasien
tidak mengerti tentang penyakitnya wajah pasien tampak pucat dan
meringis kesakitan dengan skala nyeri 5 (nyeri sedang) terjadi secara
mendadak setelah makan makanan yang tidak bersih
3. Masalah keperawatan yang dapat muncul pada demam typoid yaitu
Hipertermia b/d peningkatan metabolisme, Nyeri akut b/d pendarahan
saluran cerna, Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d anoreksia mual muntah, Resiko tinggi penularan infeksi b/d
reaksi inflamasi, Intoleransi aktivitas b/d nyeri pada otot dan kepala. Pada
Tn. M didaptkan empat diagnosa saja yaitu Hipertermia b/d peningkatan
metabolisme, Nyeri akut b/d pendarahan saluran, Gangguan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
mual muntah Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi.
4. Setelah dilakukan tidakan keperawatan pada Tn. M selama tiga dari mulai
pada hari Jumat, 22 Desember 2019 hingga Minggu, 24 November 2019
semua masalah keperawatan yang dialami Tn. M dapat teratasi.
B. Saran
Kami berharap makalah kami ini dapat bermanfaat pagi pembaca sebagai ilmu
pengetahuan atau wawasan umum, agar dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada orang yang mengalami penyakit demam typoid, dan juga dapat mencegah
terjadinya penyakit demam typoid sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Brunners & Suddart, (2002), https://books. Google.co.id Buku Ajar Keperawatan,


Edisi 8, Penerbit EGC, Jakarta.

Diyono, dan Sri Mulyanti. (2013). https://books. Google.co.id. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan Dilengkapi Contoh Studi
Kasus Dengan Aplikasi Nanda, NIC, NOC. (Edisi 1). Jakarta : Kencana.

Widodo Joko. 2009. https://books. Google.co.id Buku Ajar Penyakit Dalam.


Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nurarif, A.H. dan H. Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC Dalam Berbasis Kasus.
Yogyakarta: Mediaction.

53

Anda mungkin juga menyukai