Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

KEGIATAN PENERAPAN “TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF”


DI LINGKUNGAN RW 4 DUSUN MOJAN, KELURAHAN JUMERTO,
KECAMATAN PATRANG, KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2022

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Komunitas

Disusun oleh:
Kelompok 2/ Kelas B2020
Shabrina Aisah P 202310101028 Rikza Amalia S. P 202310101123
Febrianatri C 202310101031 Nissa Luthfiana Z 202310101124
Septi Eka N 202310101033 Putra Adinata 202310101130
Reza Lailiyathul P 202310101037 Indah Octavia Br P 202310101189
Lina Fikriyah 202310101042 Ira Noraini 202310101190
Niken Aprilia 202310101045

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto. Telp/Fax (0331) 323450

i
LEMBAR PENGESAHAN

Jember, 15 November 2022


Ketua Kelompok

Putra Adinata
NIM: 202310101130

Dosen Pembimbing

Ns. Latifa Aini Susmaningrum, S.Kep., M.Kep., Sp. Kom.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Analisis Situasi......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB 2 TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................. 3
2.1 Tujuan....................................................................................................... 3
2.2 Manfaat..................................................................................................... 3
BAB 3 KERANGKAN PENYELESAIAN MASALAH................................... 4
3.1 Dasar Pemikiran....................................................................................... 4
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah.............................................................. 5
BAB 4 RENCANA KEGIATAN........................................................................ 6
4.1 Rencana Penyelesaian Masalah................................................................ 6
4.2 Khalayak Sasaran..................................................................................... 7
4.3 Metode yang Digunakan.......................................................................... 7
BAB 5 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................... 8
5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya ...................................................... 8
5.2 Faktor Pendorong .................................................................................... 8
5.3 Faktor Penghambat .................................................................................. 8
BAB 6 PENUTUP ............................................................................................. 9
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
6.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
LAMPIRAN........................................................................................................ 12

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Kegiatan


Lampiran 2: Berita Acara Kegiatan
Lampiran 3: Daftar Hadir Kegiatan
Lampiran 4: SAP
Lampiran 5: SOP
Lampiran 6: Materi
Lampiran 7: Media
Lampiran 8 : Foto Kegiatan

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Berdasarkan data WHO, sejumlah 1 milyar individu di dunia
mengalami hipertensi, 2/3 diantaranya berasal dari negara berkembang
dengan pendapatan kategori bawah hingga menengah. Pravelensi
hipertensi akan bertambah seiring berjalannya waktu, diperkirakan pada
tahun 2025 terjadi peningkatan sebesar 29% individu dewasa di seluruh
dunia yang mengalami hipertensi. Hipertensi sendiri akan mengakibatkan
kematian sejumlah 8 juta jiwa/tahunnya. Sejumlah 1,5 juta individu
mengalami kematian di Asia Tenggara dengan jumlah populasi sekitar 1/3
dari populasi di negara Asia Tenggara. Di Korea Selatan Tahun 2018,
sejumah 37,4% ditemukan individu yang mengalami hipertensi dengan
kategori usia 65 tahun dan diatas 65 tahun. Penelitian lain juga
menyebutkan bahwasannya secara keseluruhan terdapat 1 juta inidvidu
klien dewasa dari 90 negara yang mengalami hipertensi adalah individu
yang berusia lebih dari 70 tahun, sedangkan menurut kategori jenis
kelamin terbagi menjadi dua kategori yaitu: 1) kategori di Negara
Berkembang: jenis pria 73,6% dan wanita 77,5% dan 2) kategiru di
Negara Maju: jenis kelamin pria sejumlah 65,6% dan 74,7% (Camafort.,
et. Al, 2022)
Peristiwa hipertensi di Indonesia dapat dihitung dengan
pengukuran pada usia ≥ 18 tahun sejumlah 25,8% dengan hasil
pengukuran wilayah Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Menurut
data penelitian dengan menggunakan metode kuesioner, sejumlah 9,5%
individu hipertensi yang menjalani pengobatan dengan terapi obat-obatan
oral dan sejumlah 0,1% individu yang minum obat mandiri. Pravelensi
hipertensi di Indonesia secara keseluruhan 26,5%. Pravelensi tertinggi juga
dialami oleh wilayah DKI Jakarta dengan pengukuran melalui kuesioner
yang sudah terdeteksi sejumlah 10%, 10,1% individu dengan klien sudah

1
minum obat-obatan hipertensi dan 20% individu yang mengalami
hipertensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa provinsi DKI Jakarta
terbilang pada kategori tinggi dan mengalami peningkatan per tahunnya
(Balitbangkes, 2013).
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Jember di Lingkungan RW 04 bahwa di RT 01, RT 02, RT 03
dan RW 04 terdapat masalah kesehatan yaitu hipertensi yang dialami oleh
lansia lingkungan RW 04. Pravelensi klien lansia yang mengalami
hipertensi sejumlah 11 orang (80%) dari total sample 14 lansia yang
mengalami hipertensi. Rata-rata dari hasil pengkajian di lingkungan RW
04, lansia yang mengalami hipertensi memiliki tekanan darah 180-
190/100-120 mmHg, jenis kelamin laki-laki 9 orang dan perempuan
sejumlah 5 orang (21,3%), tidak pernah melakukan olahraga sejumlah 14
orang (100%) dan usia yang mengalami hipertensi dari rentang usia 60-75
tahun sejumlah 11 orang (80%).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis situasi di atas menunjukkan bahwa
prevalensi kejadian masalah hipertensi pada lansia masih dikategori yang
tinggi dan belum teratasi secara keseluruhan. Keterbatasan pengetahuan
dan informasi yang dimiliki lansia terkait penatalaksanan atau pengobatan
secara non-farmakologis masih menjadi alasan penyusun untuk melatih
lansia di lingkungan RW 04 Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto untuk
melakukan terapi relaksasi otot progresif dengan harapan dapat mengatasi
masalah hipertensi pada lansia dan memberdayakan lansia di Lingkungan
RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto serta memberikan manfaat
lainnya.

2
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan penerapan terapi relaksasi otot progresif ini bertujuan
untuk membantu meningkatkan pengetahuan, mengatasi dan mencegah
munculnya masalah kesehatan berkaitan dengan masalah hipertensi
pada lansia di lingkungan RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto.
2.1.2 Tujuan Khusus
Berikut tujuan khusus dari penerapan terapi relaksasi otot
progresif pada lansia:
1. Kelompok lansia mampu mengetahui dan memahami konsep terapi
relaksasi otot progresif
2. Kelompok lansia mampu mengetahui dan memahami cara
melakukan terapi relaksasi otot progresif secara mandiri
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Lansia
Kelompok lansia dapat mengetahui, memahami dan menerapkan
terapi relaksasi otot progresif secara mandiri dalam mengatasi
permasalahan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan penanganan non-farmakologi terkait
terapi relaksasi otot progresif sehingga bisa mengatasi masalah
hipertensi yang terjadi pada lansia.

3
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Sebagai upaya mengatasi hipertensi pada lansia perlu dilakukan
dengan pengobatan secara farmakologi dan non-farmakologi. Pengobatan
non-faramakologi bisa dilakukan dengan menggunakan terapi
komplementer: teknik relaksasi otot progresif. Terapi relaksasi otot
progresif merupakan teknik relaksasi otot dalam yang tidak membutuhkan
imajinasi, kekuatan atau sugesti. Teknik terapi relaksasi otot progresif
dilakukan dengan mefokuskan perhatian di aktivitas otot dengan melihat
dan memantau otot dalam keadaan tegang kemudian menurunkan
ketegangan otot sebagai upaya untuk memperoleh perasaan rileks (Karang
dan Rizal, 2017).
Terapi relaksasi otot progresif memiliki tujuan untuk
meningkatkan relaksasi pada tubuh klien dengan mengurangi aktivitas dari
saraf simpatis dan peningkatan aktivitas dari saraf parasimpatis yang
menyebabkan adanya vasodiltasi pada diameter atriol. Menurut beberapa
artikel menunjukkan bahwa penerapan teknik relaksasi otot progresif pada
lansia yang mengalami hipertensi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan tekanan darah systole dan diastole dengan responden
lansia sehingga penerapan teknik relaksasi otot progresif bisa dijadikan
salah satu pengobatan non farmakologis yang bisa menunjang pengobatan
lainnya.
Manfaat dari dilakukan terapi relaksasi otot progresif pada lansia
adalah untuk mengurangi tekanan darah baik systole dan diastole,
menurunkan ketegangan otot, mengatur frekuensi napas dan meningkatkan
gelombang alfa otak serta mengontrol adanya kontraksi ventrikel
premature (Synder and Lindquist, 2010). Menurut Wulandari dan Susilo
(2011), terapi relaksasi juga memberikan klien itu merasa nyaman dan

4
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan sehingga individu dapat mengontrol
dirinya sendiri ketika merasa sakit atau tidak nyaman terhadap kondisi
hipertensi yang dialami.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Pemateri menjelaskan secara Lansia mampu


jelas tentang definisi dan tujuan memahami tujuan
dilakukan terapi relaksasi otot terapi relaksasi otot
progresif progresif

Pemateri mendemonstrasikan
bagaimana Langkah-langkah Lansia mengikuti
melakukan terapi relaksasi kegiatan dengan
otot progresif kooperatif

Pemateri memberikan Derajat kesehatan dan


reinforcement positif pada kesejahteraan meningkat serta
lansia setelah dilakukan penurunan angka hipertensi di
kegiatan terapi relaksasi Lingkungan RW 04 Dusun
otot progresif Mojan Kelurahan Jumerto

5
BAB 4. RENCANA KEGIATAN

4.1 Rencana Penyelesaian Masalah


Pelaksanaan kegiatan terapi relaksasi otot progresif pada lansia ini akan
dilaksanakan pada hari Minggu, 20 November 2022 pada pukul 09.00 –
selesai dengan estimasi waktu yang dibutuhkan sekitar 60 menit. Kegiatan
ini dilaksanakan di rumah ketua RT 01 (Bpk. Ahmad Solihin), RT 02 (Bp.
Fauzi), RT 03 (Bu Romlah) dan rumah kader (Bu Khotim) Lingkungan
RW. 04, Dusun Mojan Kelurahan Jumerto.

6
4.2 Khalayak Sasaran
Sasaran dilaksanakannya kegiatan ini yaitu pada kelompok lansia dengan
penanggung jawabnya adalah kader dan pak RW.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis Metode Pembelajaran: Demonstrasi
2. Landasan Teori : SOP Teknik Relaksasi Otot Progresif
3. Langkah Pokok:
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan tentang konsep definisi dan tujuan terapi relaksasi otot
progresif
c. Menjelaskan tentang cara terapi relaksasi otot progresif
d. Mendemonstrasikan cara terapi relaksasi otot progresif
e. Memandu lansia untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif
mandiri
5. Evaluasi kegiatan :
a. Masyarakat RW 04 mengikuti kegiatan terapi relaksasi otot
progresif dengan baik dan kondusif
b. Masyarakat RW 04 mampu memahami dan mendemonstrasikan
teknik terapi relaksasi otot ptogresif
c. Masyarakat RW 04 mampu menerapkan teknik terapi relaksasi otot
progresif di rumah secara mandiri

: Pemateri
: Sasaran

7
BAB 5. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Kegiatan terapi teknik relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RT 02, RT
03 dan RT 04 di lingkungan RW 04, Dusun Mojan Kelurahan Jumerto
berjalan dengan kondusif. Kehadiran masyarakat RW 04 pada kegiatan ini
diikuti oleh para ibu-ibu dan bapak lansia. Selama pelaksanaan kegiatan terapi
relaksasi otot progresif, lansia mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Hasil dari kegiatan ini adalah para lansia mampu memahami terkait teknik
terapi yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu,
lansia juga mampu mengikuti dan memperagakan gerakan-gerakan terapi
relaksasi otot progresif dengan benar dan berurutan sehingga terapi relaksasi
otot progresif yang diajarkan olej mahasiswa Fakultas Keperawatan
Univesitas Jember dapat dikatakan berhasil.
5.2 Faktor Pendorong
Faktor-faktor yang mendorong kegiatan pelaksanaan terapi relaksasi otot
progresif pada lansia di Lingkungan RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan
Jumerto yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat terkait pengobatan bagi
individu yang mengalami hipertensi/tekanan darah tinggi sehingga dengan
dilakukan terapi relaksasi otot progresif ini bisa dijadikan sebagai pengobatan
kedua atau pengobatan alternative setelah pengobatan farmakologi.
5.3 Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan pelaksanaan terapi relaksasi otot
progresif pada lansia di Lingkungan RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan
Jumerto adalah kegiatan pelaksanan terapi dilakukan di per wilayah RT
karena jarak antara rumah warga RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 sangat
berjauhan sehingga tidak memungkinkan kalau pelaksanan terapi relaksasi

8
otot progresif ini dilakukan dalam satu wilayah yang mengumpulkan semua
lansia.

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Terapi relaksasi oto progresif merupakan salah satu teknik teraoi
relaksasi otot dalam yang tidak membutuhkan imajinasi, kekuatan atau sugesti
dengan kata lain terapi ini hanya memfokuskan perhatian aktivitas otot
dengan melihat dan memanyau otot dalam keadaan tegang kemudian
menurunkan ketegangan otot sebagai upaya untuk memperoleh perasan rileks.
Manfaat dari terapi relaksasi otot progresif adalah untuk mengurangi tekanan
darah baik systole dan diastole, menurunkan ketegangan otot, mengatur
frekuensu napas dan meningkatkan gekombang alfa otak serta mengontrol
adanya kontraksi ventrikel premature sehingga klien akan merasa nyaman dan
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Selain itu, terapi relaksasi otot
ptogresif merupakan teknik pengobatan alternative yang tidak banyak
membutuhkan biaya cukup besar dan relative bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
Kegiatan terapi relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada hari Minggu, 20 November
2022 pukul 09.00-selesai bertempat di rumah RT 01, 02, 03 dan kader RT 04
berlangsung secara kondusif dan berurutan serta dikatakan berhasil karena
para lansia sudah memahami cara teknik-teknik yang diajarkan dan mampu
memperagakan atau mendemonstrasikan gerakan-gerakan terapi relaksasi otot
progresif.

6.2 Saran
a. Bagi Masyarakat

9
Dengan adanya kegiatan penerapan terapi relaksasi otot ptogresif,
diharapkan warga masyarakat RW 04, khususnya lansia dapat melakukan
terapi relaksasi otot progresif secara mandiri ketika mengeluhkan tekanan
darah tingginya kambuh yang sesuai dengan panduan gerakan-gerakan
terapi relaksasi otot ptogresive yang telah diajarkan oleh mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Jember sehingga diharapkan adanya
keterampilan dan kemampuan masyarakat Lingkungan RW 04, Dusun
Mojan Kelurahan Jumerto terhadap pengetahuan dan wawasan kesehatan,
khususnya masalah kesehatan hipertensi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Perkembangan riset penelitian terkait teknik relaksasi otot progresif
perlu selalu dimonitoring dan ditindaklanjuti hasilnya dalam bentuk
penurunan jumlah warga yang mengalami hipertensi di wilayah
Lingkungan RW 04 Dusun Mojan Kelurahan Jumerto sehingga tenaga
kesehatan mampu bersinergi dengan pemerintahan wilayah setempat dan
wilayah Puskesmas Banjarsengon untuk mengobati masyarakat,
mengantisipasi peningkatan hipertensi di lingkungan tempat tinggal warga
setempat dan memberdayakan masyarakat untuk melatih keterampilan
melakukan teknik relaksasi oto progresif secara mandiri.
c. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya kegiatan penerapan teknik relaksasi otot progresif di
Lingkungan RW 04, Dusun Mojan Kelurahan Jumerto diharapkan
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember mengikuti dan
mempelajari terkait perkembangan teknik-teknik yang bisa mengatasi
masalah hipertensi dari berbagai sumber-sumber informasi yang terpercaya
mudah dijangkau oleh internet agar kemampuan pengetahuan dan
intelektual mahasiswa semakin meningkat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Camafort, M., W. J. Chung., and J. H. Shin. 2022. Role of Ambulatory Blood


Pressure Monitoring in Elderly Hypertensive Patients. BMC of Jornal.
28(22): 1-6.
Ekarini, N. L. P., Heryati., dan R. S. Maryam. 2019. Pengaruh Terapi Relaksasi
Otot Progresif Terhadap Respon Fisiologis Pasien Hipertensi. Jurnal
Kesehatan. 10(1): 47-52.
Murhan, A., Purbianto., dan Sulastri. 2020. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik. 16(2): 165-170.
Sari, S. A., T. K. Dewi., U. Hasanah., S. Nurhayati., dan N. R. Dewi. 2021.
Edukasi Hipertensi dan Upaya Penurunan Tekanan Darah Menggunakan
Teknik Relaksasi Otot Progresif di Puskesmas Tejo Agung Kota Metro.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 1(2): 70-72.

11
Lampiran 1: Surat Izin Kegiatan

12
Lampiran 2: Berita Acara

Berita Acara RT 01, RW 04, Dusun Mojan, Keluarahan Jumerto

13
Berita Acara RT 02, RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto

14
Berita Acara RT 03, RW 04, Dusun Mojan, Keluarahan Jumerto

15
Berita Acara RT 04, RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto

16
Lampiran 3 : Daftar Hadir

Daftar Hadir Lansia RT 01, RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto

17
18
Daftar Hadir RT 02, RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto

19
20
Daftar Hadir RT 03, RW 04, Dusun Mojan, Keluarahan Jumerto

21
22
Daftar Hadir RT 04, RW 04, Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto

23
24
Lampiran 4: SAP

SATUAN ACAR PENYULUHAN (SAP)

Topik : Latihan Relaksasi Otot Proresif untuk Mengatasi


Hipertensi pada Lansia di Dusun Mojan RW. 04 Kelurahan Jumerto

Sasaran : Lansia dengan Hipertensi

Waktu : 09.00- 10.00

Hari/Tanggal : Minggu, 20 November 2022


Tempat : Masjid di lingkungan RT.01 Dusun Mojan RW. 04
Kelurahan Jumerto

1. Standart Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi serta latihan bersama terkait terapi
Progressive Muscle Relaxation, dapat meningkatkan pengetahuan,
mengatasi dan mencegah hipertensi serta penangangan stres yang menjadi
faktor risiko terjadinya hipertensi. Harapannya terapi ini dapat diterapkan
oleh masyarakat khususnya penderita hipertensi sebagai penanganan
nonfarmakologi yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah.
2. Kompetensi Dasar
Setelah pelaksanaan kegiatan Demonstrasi Terapi relaksasi otot proresif,
masyarakat lansia dengan hipertensi mampu:
a. Memahami cara penanganan nonfarmakologi dengan Terapi relaksasi otot

25
proresif
b. Mau serta mampu menerapakan terapi relaksasi otot proresif secara mandiri
dirumah.
c. Penurunan prevalensi kejadian hipertensi
d. Derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat lansia meningkat

2. Pokok Bahasan : Terapi Progressive Muscle Relaxation


3. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian terapi Progressive Muscle Relaxation
b. Tujuan terapi Progressive Muscle Relaxation
c. Tahapan terapi Progressive Muscle Relaxation
d. Demonstrasi serta latihan bersama terapi Progressive Muscle Relaxation
4. Waktu : 60 menit
5. Bahan / alat yang diperlukan :
a. Bantal
b. Lingkungan yang tenang
6. Model
a. Jenis model pembelajaran : demonstrasi
b. Landasan teori : SOP latihan relaksasi otot progresif
c. Langkah pokok
a. Membangun hubungan saling percaya
b. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
c. Menyampaikan konsep masalah
d. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
e. Meminta persetujuan
f. Melaksanakan tindakan
g. Menetapkan tindak lanjut
7. Setting Tempat

26
Keterangan :
: Sasaran

: Pemateri
8. Persiapan
a. Kontrak waktu dan tempat dengan masyarakat lansia dengan hipertensi
b. Pemateri mempersiapkan materi serta alat dan bahan yang dibutuhakan
terkait demonstrasi relaksasi otot progresif.
c. Lansia datang, mencuci tangan dan dipersilahkan duduk sesuai dengan
tempat yang disediakan dengan membawa alat yang dibutuhkan dalam
kegiatan pendidikan kesehatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan a. Memberikan salam. a. Menjawab salam.
(5 menit) b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan dan
c. Menyampaikan maksud memperhatikan.
dan tujuan pemberian c. Menyetujui kontrak
demonstrasi relaksasi waktu dan tempat.
otot proresif
d. Menyampaikan kontrak
waktu dan tempat
dilaksanakan
demonstrasi relaksasi
otot proresif
3. Demonstrasi a. Memaparkan terkait a. Peserta kooperatif ,
relaksasi definisi, tujuan, serta melihat, mendengar
otot tahapan terapi relaksasi dengan baik materi
yang disampaikan

27
progresif otot progresif oleh pemateri.

(45 menit) b. Mendemontrasikan b. Peserta menyimak


cara relaksasi otot demonstrasi cara
progresif. relaksasi otot
c. Masyarakat progresif.
mempraktikan latihan c. Peserta sangat
relaksasi otot progresif antusias dalam
d. Memberikan pujian mengikuti tindakan
pada lansia dan turut aktif dalam
mempraktikan latihan
relaksasi otot
progresif
d. Peserta senang hati
menerima pujian yang
diberikan oleh
pemateri.
3. Penutup a. Beri kesempatan untuk a. Memberikan pertanyaan
(10` bertanya apabila ada yang belum
menit) b. Evaluasi perasaan peserta dipahami
dan minta peserta untuk b. Menyampaikan perasaan
menyebutkan materi yang setelah dilakukan
telah disampaikan pendidikan kesehatan
c. Reinforcement positif dan
d. Memberikan salam menjawab pertanyaan
pemateri
c. Mendengarkan
pemateri
d. Menjawab salam

28
Lampiran 5: Materi (SOP TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF)

SOP
LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI HALAMAN


TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT
1 Pengertian Relaksasi otot progresif merupakan suatu prosedur
yang dilakukan dengan mengencangkan dan
melemaskan secara progresif sekelompok otot pada
suatu bagian tubuh secara berturut-turut yang dimulai
dari kaki ke atas atau dari kepala ke bawah tubuh
2. Tujuan a. Mengurangi ketegangan otot dan stres.
b. Menurunkan tekanan darah
c. Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
sehari-hari
d. Meningkatkan imunitas, sehingga status
fungsional dan kualitas hidup meningkat
3. Indikasi a. Pasien dengan hipertensi
b. Pasien post operasi

29
c. Pasien dengan masalah ketegangan otot dan
stress
d. Pasien yang mengalami kecemasan
e. Pasien dengan keluhan nyeri, mual, muntah
dan
f. Kesulitan tidur (Insomnia)
4. Kontra indikasi a. Pasien yang mengalami cidera akut atau
ketidak nyamanan muskuloskeletal
b. Pasien dengan penyakit jantung berat/akut
c. Pasien dengan hipotensi
5. Persiapan Pasien a. Berikan salam, perkenalan diri, dan isentifikasi
pasien dengan memeriksaidentitas dan catatan
medis secara cermat
b. Jelaskan tentang prosedur latihan yang akan
dilakukan
c. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
d. Beri tahu pasien dan keluarga ketika latihan
akan segera dimulai
6. Persiapan Alat a. Tempat duduk atau berbaring yang nyaman
b. Leaflet
c. Cartatan atau alat tulis
7. Cara Kerja a. Beri salam terapeutik pada pasien
b. Perkenalan diri sebaik mungkin
c. Tanyakan kondisi dan perasaan pasien saat ini
d. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pada
pasiendan keluarga pasien
e. Pastikan lingkungan sekitar tenang dan
nyaman
f. Lepaskan kacamata, jam tangan, sepatu,

30
longgarkan baju, ikat pinggang, dan dasi
g. Duduk dengan kepala bersandar pada sandaran
kursi atau berbaring dengan tenang pada posisi
yang nyaman.
h. Biarkan mata tetap terbuka selama beberapa
menit
i. Kemudian serta perlahan-perlahan tutuplah
mata dan pertahankan mata tetap dalam
keadaan tertutup.
j. Tarik napas dalam secara perlahan melalui
hidung dan hembuskan keluar melalui mulut.
Ulangi sebanyak 3 kali.
k. Beri tahu pasien bahwa latian akan segera
dimulai. Mulailah secara bertahap, lakukan
latian dari tubuh bagian atas sampai bawah
dengan cara mengencangkan dan melemaskan
masing-masing kelompok otot.
l. Di setiap gerakan tahan 8 hitungan rilekskan 8
-10 hitungan
Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan
1 Lakukan pernafasan perut, kemudian
hembuskan perlahan. Saat menghembuskan
nafas bayangkan bahwa ketegangan yang
berada dalam tubuh mulai rileks mengalir
pergi.
2 Genggam tangan kiri sambil membuat kepalan
3 Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan
sensasi ketegangan yang terjadi
4 Lakukan gerakan pada tangan kiri sengan
dilakukan dua kali sehingga pasien dapat
memebedakan perbedaan antara ketegangan

31
otot dan keadaan relaks yang dialami.
5 Prosedur serupa juga lakukan pada tangan
sebelah
kanan.

Gerakan 2: Ditujukan untuk melatih otot tangan


bagian belakang yaitu dengan meluruskan lengan
kemudian tumpukan pergelangan tangan
kemudian tarik telapak tanagn hingga menghadap
ke depan.

Gerakan 3. ditujukan untuk melatih otot biseps


dna trispes (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
1 Genggam kedua tangan sehingga menjadi
kepalan
2 Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak
sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

32
3 Kencangkan otot trisep dengan
memperpanjang lengan dan mengunci siku .
Tahan dan kemudian rilekskan.

Gerakan 4. ditujukan untuk melatih otot bahu


supaya mengendur rileks
1. Mengangkat kedua bahu setinggi-setingginya
seakan-akan bahu dibawa menyentuh kedua
telinga.
2. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras
ketegangan yang terjadi di bahu, leher dan
punggung atas.

Gerakan 5 : ditujukan untuk melemaskan otot


dahi
1. Mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya
terasa dan kulitnya keriput.

33
Gerakan 6 : bertujuan melemaskan otot mata
1. Tutup rapat dan keras mata sehingga dapat
dirasakan ketegangan disekiar mata dan otot-
otot yang mengendalikan gerakan mata

Gerakan 7 : ditujukan melemaskan otot rahang


1. Dianjurkan untuk mengendurkan ketegamgan
yang dialami oleh otot rahang, dengan acar
katupkan rahang, didikuti dengan mengggigit
gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang

34
Gerakan 8 : berujuan mengendurkan otot otot
sekita mulut
1. Bibir di mencucukan sekuat-kuatnya sehingga
akan dirasakan ketegangan disekitar mulut

Gerakan 9 : bertujuan untuk merilekskan otot otot


leher bagian belakang
a. Letakkan kepala hingga dapat beristirahat
b. Tekan kepala perlahan pada permukaan
bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang
leher dan punggung bagian atas.

Gerakan 10 : ditujukan untuk melatih otot leher


bagian depan

35
1. Membawa atau menundukan kepala ke muka
2. Kemudian pasien diminta untuk
membenamkan dagu ke dadanya, sehingga
dapat merasakan ketegangan didaerah leher
bagian muka

Gerakan 11 : ditujukan untuk melatih otot


punggung
1. Angkat tubuh dari sandaran kursi
2. Punggung dilengkungkan
3. Bususngkan dada, tahan kondisi tegang selama
10 detik, kemudian rileks.
4. Saat rileks, letakkan anggota tubuh kembali ke
kursi sambil membiarkan otot menjadi lemas.

Gerakan 12 : ditujukan untuk melemaskan otot


dada
1. Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru

36
dengan udara bersih sebanyak banyaknya
2. Posisi ini ditahan selama 10 detik sambil
merasakan ketegangan yang di bagian dada
kemudian turunkan ke perut
3. Saat ketegangan dilepas, lakukan nafas normal
dengan lega
4. Ulangi sekali lagi , sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara konsisi tegang dan rileks

Gerakan 13 ; ditujukan untuk melatih otot otot


perut
1. Tarik nafas kuat perut ke dalam
2. Tahan sampai perut menjadi kencang dan
keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas,
kemudian diulang kembali seperti gerakan
awal untuk perut ini

Gerakan 14 -15 : yang bertujua untuk melatih otot


otot kaki seperti paha dan betis
1. Luruskan kedua belah telapak kaki sehingga

37
otot padha terasa tegang
2. Dilanjutkan dengan mencuci lutut sedemikian
sehingga ketegangann pindah ke otot otot betis
3. Tahan posisi tegang selama 10 detik lalu
dilepas
4. Ulangi setiap gerakan masing masing dua kali

m. Akhri latihan dan katakan pada pasien bahwa


latihan telah selesai. Pasien dapat membuka
mata pada hitungan ketiga
n. Minta pasien untuk menyebutkan aabila masih
ada otot yang tegang setelah semua kelompo
otot telah ditegangkang dan direlaksasikan.
Ulangi prosedur untuk kelompok otot yang
tidak relaks.

38
o. Berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
p. Lakukan evaluasi terhadap latihan yang telah
diajarkan kepada pasien.
q. Evaluasi respon pasien (respon verbal dan non
verbal)
r. Berikan reinforcement positif
s. Anjurkan pasien untuk melaksanakan latihan
sesuai dengan latihan yang diberikan
t. Buat kontrak pertemuan selanjutnya dan akhiri
kegiatan dengan baik
8. Hasil Dokumentasi
a. Tanggal dan jam dilakukan tindakan
b. Nama Tindakan
c. Respon klien selama tindakan
d. Nama dan paraf perawat
Hal yang perlu a. Selama latian berjalan, hendaknya melakukan
diperhatikan hal hal berikut :
1) Memusatkan perhatian pada kumpulan otot
yang ditegakkan, waktu kurang lebih 7 detik
kemudian dilemaskan 40 detik
2) perhatian pada rasa tegang
3) tanda untuk melemaskan
4) Relaks ± 30-40 detik, dan harus
mempertahankan perbedaan antara tegang dan
rileks
b. Lakukan latihan secara teratur 2 kali sehari,
pagi dan sore hari jam yang sama. Lama waktu
setiaap kali latihan adalah ± 15-30 menit.
c. Lakukan latian sebelum makan atau paling
cepat 2 jam setelah makan, untuk mencegah

39
rasa mengantuk dan kenyang setelah makan.
d. Lakukan latian paling sedikit 1 minggu dan
dapat dilanjutkan sesuai kebutuhan.

Lampiran 6: Materi

Lampiran 7: Media

40
Lampiran 8: Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terkait Hipertensi oleh mahasiswa


Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04, Dusun Mojan
Kelurahan Jumerto

41
Gambar 2. Kegiatan Terapi Relaksasi Otot Progresif (Gerakan ke-1) oleh
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04, Dusun
Mojan Kelurahan Jumerto

Gambar 3. Kegiatan Terapi Relaksasi Otot Progresif (Gerakan ke-2) oleh


mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04, Dusun
Mojan Kelurahan Jumerto

42
Gambar 4. Kegiatan Demontsrasi Terapi Relaksasi Progresif (Langkah ke-12)
oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04,
Dusun Mojan Kelurahan Jumerto

Gambar 5. Kegiatan Demontsrasi Terapi Relaksasi Progresive (Gerakan ke-14)


oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04,
Dusun Mojan Kelurahan Jumerto

43
Gambar 6. Kegiatan Demontsrasi Terapi Relaksasi Progresif (Langkah ke-15)
oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04,
Dusun Mojan Kelurahan Jumerto

Gambar 7. Kegiatan Dokumentasi (Sesi Foto Bersama) oleh mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Jember di RT 01, RW 04, Dusun Mojan Kelurahan
Jumerto

44

Anda mungkin juga menyukai