INTOLERANSI AKTIVITAS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 16 januari pukul di Ruang Arjuna RSU
SANJIWANI GIANYAR dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(suami)
Nama : Ny. S Tn. M
Umur : 58 th 49 th
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki
Status Perkawinan: Kawin Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : Petani Petani
Alamat : Br. Keladian Karangasem Br. Keladian Karangasem
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon :- -
Nomor Register : 638129 -
Tanggal MRS : 08 januari 2019 -
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien MRS dengan keluhan nyeri perut
2) Keluhan utama saat pengkajian
Pada saat pengkajian pada tangggal 16 Januari 2019 pasien mengatakan perut
membesar sejak lama, mual dan muntah, lemas sulit untuk melakukan aktivitas
secara mandiri, seperti melakukan perawatan pada dirinya membutuhkan
bantuan keluarga.
1
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan perut membesar dan sudah sakit sejak 5 bulan yang lalu,
sebelumnyan sudah di bawa ke Rs ke 3 kali , sudah berobat dan tidak kunjung
sembuh, lalu pasien mengatakan sempat ke lombok selama satu bulan berobat
dengan pengobatan non medis dan tak kunjung sembuh juga setelah itu
kembali ke bali berobat ke rumah sakit sanjiwani gianyar dengan diagnose
sirosis hepatis. Di UGD Rs sanjiwani gianyar pasien mengeluh nyeri perut
,mual –mual dan muntah sebanyak tiga kali, mata berwarna kuning , dengan
hasil pemeriksaan TD : 120/70 Mmhg, N: 80 x/mnit , S : 36oC , RR : 20.
Terapi yang diberikan diruangan :
1. IVFD D5% 20 tpm ( infuse terpasang : metacarpal dextra)
2. Ranitidine 50 mg tiap 12 jam (intravena) : untuk mengurangi produksi
asam lambung
5. Ketorolac amp 2x1 tiap 12 jam (intravena) : mengatasi nyeri sedang hingga
nyeri berat untuk sementarabekerja dengan memblok produksi substansi
alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. Efek ini membantu mengurangi
bengkak, nyeri, atau demam.
6. Topazol 2x1 vial tiap 12 jam (intravena) : untuk perawatan Usus ulkus
kecil, Bisul perut, Cedera mukosa esofagus, Gastrin tumor yang
mensekresi dan kondisi lainnya.
8. Sucralfat 3xc1 (syrup) : obat untuk mengobati tukak pada usus halus.
Sucralfate akan membentuk lapisan pelindung pada tukak untuk
melindunginya dari infeksi lanjutan. Lapisan pelindung ini akan membantu
2
mempercepat proses penyembuhan tukak.
11. Laxadine 3xc1 (syrup) : obat pencahar atau laksatif yang bekerja
dengan cara merangsang gerak peristaltik pada usus besar serta
menghambat penyerapan air berlebih dari feses dan melicinkan jalan
keluar feses
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lain selain ini
6) Genogram
Keterangan :
3
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian :pasien mengatakan sebelumnya tidak mengalami
gangguan dalam bernafas
Saat Pengkajian :pasien mengatakan sekarang mengalamai gangguan dalam
bernafas seperti nyeri di hulu hati sewaktu bernafas, baik
saat menarik nafas maupun menghembuskan nafas
2) Makan dan minum
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan sebelumnya makan 3x sehari dengan
jenis makanan nasi, lauk, sayur, porsi sedang. Pasien
mengatakan sebelumnya bisa minum kurang lebih 8 gelas
aqua/hari (1 gelas = 250 cc), dan tidak menkonsumsi
minuman beralcohol , the , kopi.
Saat Pengkajian : pasien mengtakan sekarang makan 3x sehari 1/3 porsi
dengan porsi yang diberikan dirumah sakit. Keluarga
pasien mengatakan pasien menghabiskan sedikit
makanan yang disediakan dirumah sakit.
Pasien mengatakan bisa minum kurang lebih 5 gelas
aqua/hari ( 1 gelas = 250 cc)
Input cairan : - infus Dx5% 2000 cc
- VIP Albumin 250 cc
- Obat Injeksi 15 cc
- Air putih 1.250 cc
3.515 cc
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan bisa BAB 1x sehari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses,
tidak ada lendir dan darah.
pasien mengatakan BAK 5x sehari dengan jumlah urine
kurang lebih 250 cc, tidak ada nyeri saat BAK.
4
Saat Pengkajian : pasien mengatakan hari ini sudah 5x BAB dengan
konsistensi cair, warna kuning, berlendir, bau khas feses.
Pasien menggunakan kateter dengan jumlah urine 1500
cc dengan warna kuning kecoklatan.
Output cairan : - urine 3.000 cc
- IWL : 15 x BB / 24 jam = 25 cc/jam
- Dalam 24 jam : 25 x 24 = 600 cc
- Hasil IWL = 600 cc ( 15cc x 40kg)
= 3.100 cc
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan sebelumnya mandi bisa 2x sehari,
mencuci rambut 2 hari sekali, menggosok gigi 2x sehari,
memotong kuku 1 minggu sekali dan ganti baju 2x sehari
Saat Pengkajian : pasien mengatakan hanya bisa dilap oleh keluarganya 2x
sehari, pasien belum pernah mandi secara bersih,
mencuci rambut, memotong kuku dan sikat gigi jarang
sejak masuk rumah sakit.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: pasien mnegatakan mengalami gangguan rasa nyaman
karena merasakan nyeri pada bagian perut kanan atas.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan
bagian atas.
P : sirosis hepatis
Q : seperti di tusuk tusuk dan terasa panas
R : pada perut kanan bagian atas
S : dengan skala nyer 5
T : nyeri timbul pada pasien duduk
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan sebelumnya dirinya merasa aman
dan tidak pernah cemas.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan merasa cemas karena merasakan
nyeri pada bagian perut kanan atas. Merasa takut karena
melihat bagian perutnya membesar sehingga pasien
merasa tidak aman dengan keadaanya.
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan jarang berrekreasi karena jarang
memiliki waktu luang
Saat Pengkajian : pasien mengtakan tidak pernah melakukan rekreasi
setelah masuk rumah sakit
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan belum terlalu memahami dengan
proses pengobatan untuk penyakitnya.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan masih belum paham dengan
penyakitnya. Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan
dengan penyakitnya, pasien perlu mempelajarinya
dengan hati-hati agar lebih paham dan sangat perlu
diberikan edukasi.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan dapat beribadah dengan baik, aktif
dalam kegiatan agama dan rajin melakukan
persembahyangan di pura.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan tidak dapat melakukan ibadah seperti
biasanya dan hanya bisa berdoa diatas tempat tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : E : 4/ V : 4/ M : 3 ( Apatis )
b) Bangun Tubuh : kurus
c) Postur Tubuh : sedang
d) Cara Berjalan : terganggu karena nyeri
7
e) Gerak Motorik : normal
f) Keadaan Kulit
Warna : ikterus
Turgor : elastis
Kebersihan: bersih
Luka : tidak
ada,Gejala Kardinal
: TD :
110/60 mmhg
N : 36 x/mnt
S : 80oC
RR : 20x/mnt
g) Ukuran lain : BB : 40 kg
TB : 155 cm
LL : 24 cm
2) Kepala
a) Kulit kepala : bersih , simetris
b) Rambut : sedikit rontok dan beruban
c) Nyeri tekan, lokasi pada bagian abdomen
d) Luka : tidak ada
3) Mata
a) Konjungtiva : merah muda
b) Sklera : ikterus
c) Kelopak mata : lingkaran hitam
d) Pupil : pupil isokor
4) Hidung
a) Keadaan : Bersih, simetris
b) Penciuman : Baik
c) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
d) Luka : tidak ada
5) Telinga
a) Keadaan : bersih
8
b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
c) Pendengaran : normal, tidak ada gangguan
6) Mulut
a) Mukosa bibir : bersih, simetris, lembab
b) Gusi : tidak berdarah
c) Gigi : gigi lengkap dan tidak ada karang gigi
d) Lidah : bersih
e) Tonsil : normal tidak ada peradangan
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : normal, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa, kelenjar karotis,
maupun kelenjar tiroid
b) Palpasi
Keadaan : tidak ada pembesaran kelenjar limfa, kelenjar karotis, maupun
kelenjar tiroid.
8) Thorax
a) Inspeksi
- Bentuk : simetris
- Gerakan dada: bebas
- Payudara : simetris
□ Nyeri : tidak ada
□ Bengkak : tidak ada
□ Luka : tidak ada
b) Palpasi
- Pengembangan dada : simetris
- Vibrasi tactile premitus : simetris
- Nyeri tekan: tidak ada
c) Perkusi
- Suara paru : Sonor/resonan
d) Auskultasi
- Suara paru : vesikuler/normal
- Suara jantung: Regular
9
333 333
9) Abdomen
a) Inspeksi
- Pemeriksaan : ascites, tegang pada bagian perut kanan atas, peingkatan
lingkar abdomen
- Luka : tidak ada
b) Auskultasi
- Peristaltic usus 12 x/mnt
c) Palpasi : nyeri tekan pada bgaian perut kanan atas, pada bagian hati teraba
keras
d) Perkusi : bunyi dullness/pekak
10) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
Pergerakan bebas tidak terganggu, tidak terjadi sianosis, tidak ada nyeri
tekan, terpasang infus pada tangan kiri. CRT <2 detik
Luka : tidak ada
b) Ektremitas Bawah
Pergerakan terbatas, tidak ada luka, CRT <2 detik dan tidak ada nyeri tekan
Luka : tidak ada
c) Kekuatan Otot
222 222
10
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tanggal/ Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Jam Lab Pemeriksaan
2. Therapi
Terapi yang diberikan diruangan :
1) IVFD D5% 20 tpm ( infuse terpasang : metacarpal dextra)
2) Ranitidine 50 mg tiap 12 jam (intravena) : untuk mengurangi produksi
asam lambung
3) Furosemid 10 mg tiap 8 jam (intravena) : untuk mengurangi cairan
11
berlebihan dalam tubuh atau edema yang disebabkan oleh penyakit
hati.
4) Spironolactone (tablet,oral) dengan dosis 200mg : untuk mengobati
pembengkakan akibat penumpukan cairan di salah satu bagian tubuh.
5) Ketorolac amp 2x1 tiap 12 jam (intravena) : mengatasi nyeri sedang
hingga nyeri berat untuk sementarabekerja dengan memblok produksi
substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. Efek ini
membantu mengurangi bengkak, nyeri, atau demam.
12
6) Topazol 2x1 vial tiap 12 jam (intravena) : untuk perawatan Usus ulkus
kecil, Bisul perut, Cedera mukosa esofagus, Gastrin tumor yang
mensekresi dan kondisi lainnya.
7) VIP Albumin 3x ii tab : untuk meningkatkan kadar albumin dalam
tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh serta menaikkan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah.
8) Sucralfat 3xc1 : obat untuk mengobati tukak pada usus halus.
Sucralfate akan membentuk lapisan pelindung pada tukak untuk
melindunginya dari infeksi lanjutan. Lapisan pelindung ini akan
membantu mempercepat proses penyembuhan tukak.
9) Antascid 3xc1 : obat maag yang digunakan untuk menetralkan asam
lambung atau mengikat cairan asam lambung
10) Cefoperazone 2x1 gr tiap 12 jam : untuk menangani infeksi karena
bakteri, bekerja dengan cara membunuh bakteri dan menekan laju
perkembangannya di dalam tubuh.
11) Laxadine 3xc1 : obat pencahar atau laksatif yang bekerja dengan cara
merangsang gerak peristaltik pada usus besar serta menghambat
penyerapan air berlebih dari feses dan melicinkan jalan keluar feses.
13
2. DATA FOKUS
14
3. ANALISA DATA
karena melihat
bagian perutnya
16
4. Rumusan Masalah Keperawatan
a. Intoleransi Aktivitas
5. Analisa Masalah
P : intoleransi aktivitas E : Nyeri
S : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas, pasien mengatakan mual , pasien mengatakan, kebutuhan
ADL pasien dibantu keluarga.
Proses Terjadinya :
Gangguan intoleransi aktivitas terjadi akibat adanya nyeri pada bagian perut kanan atas sehingga terjadinya
keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
1. Kekakuan pada sendi dan otot
2. Terjadinya luka seperti decubitus jika hanya berbaring di tempat tidur
3. Terjadinya atrofi pada otot
6. Diagnosa Keperawatan
B. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah Keperawatan (berdasarkan NANDA, NIC , NOC, SDKI)
a. Intoleransi Aktivitas
2. Rencana Keperawatan / Nursing Care Plan
Rencana Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan Intoleransi
Aktivitas
Di Ruang Arjuna RSU Sanjiwani Gianyar Tanggal 16 Januari
s/d 18 Januari 2018
10.00
17.00
DS :
5 5. Membantu klien dalam memilih - Klien mengatakan apabila
posisi yang nyaman untuk istirahat miring merasa nyaman dan
dan tidur., anjurkan pasien tidak berani bergerak tanpa
melakukan aktivitas semampunya bantuan keluarga
DO:
- skala kekuatan otot 3 : bisa
melawan gravitasi tetapi tidak
dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa
- pasien tampak lemah
O:
- Keadaan pasien tampak lemah
- ADLs pasien dibantu total oleh keluarga
- skala kekuatan otot 3 : bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa
- pergerakan pasien masih terbatas
- pasien belum mampu mempraktikkan ROM
yang perawat ajarkan
- Klien belum berani banyak bergerak dan
pemenuhan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga
- Pasien merasa nyaman jika posisi tidur miring.
- Pasien tidak mampu melakukan aktivitasnya
sendiri, seperti makan dan minum dibantu oleh
keluarga
- Obat masuk melalui injeksi IV perset
- Tanda – tanda vital :
S : 36OC
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
-
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
2. Kamis 17 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan S:
Januari 2019 umum ditandai dengan pasien mengatakan lemas, nyeri - pasien mengatakan mual
09.00 pada perut bagian kanan atas, pasien mengatakan mual - pasien mengatakan badannya lemas
- pasien mengatakan sulit menggerakkan
tubuhnya
- Klien mengatakan apabila miring
merasa nyaman dan tidak berani
bergerak tanpa bantuan keluarga
O:
- Keadaan pasien tampak lemah
- skala kekuatan otot 3 : bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa
- pergerakan pasien masih terbatas
- pasien belum mampu mempraktikkan ROM
yang perawat ajarkan
- Klien belum berani banyak bergerak dan
pemenuhan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga
- Pasien merasa nyaman jika posisi tidur miring.
- Pasien tidak mampu melakukan aktivitasnya
sendiri, seperti makan dan minum dibantu oleh
keluarga
- Tanda – tanda vital
S : 36OC
TD : 120/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
- Obat masuk melalui injeksi IV perset
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
S:
3. Jumat 18 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan - pasien mengatakan kemarin malam tidak bisa
Januari 2019 umum ditandai dengan pasien mengatakan lemas, nyeri tidur karena gelisah
09.00 pada perut bagian kanan atas, pasien mengatakan mual - pasien mengatakan panas dibagian abdomen
- pasien mengatakan mual
- pasien mengatakan badannya lemas
- pasien mengatakan sudah mampu menggerak-
gerakkan bagian jari-jari kaki dan pergelangan
kaki
- Klien mengatakan apabila miring merasa
nyaman dan tidak berani banyak bergerak
jika tanpa bantuan keluarga
O:
- Keadaan pasien tampak lemah
- Mobilasasi pasien terganggu
- Kekuatan otot dengan hasil di skala 3 yaitu
bisa melawan gravitasi tetpi tidak dapat
menahan atau melawan tahanan pemeriksa
- pergerakan pasien masih terbatas
- pasien sudah mampu mempraktikkan sedikit
ROM yang perawat ajarkan
- Klien belum berani banyak bergerak dan
pemenuhan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga
- Pasien merasa nyaman jika posisi tidur miring.
- Pasien tidak mampu melakukan aktivitasnya
sendiri, seperti makan dan minum dibantu oleh
keluarga
- Tanda – tanda vital
S : 36,5OC
TD : 100/60mmHg
N : 7x/menit
RR : 20x/menit
- Obat masuk melalui injeksi IV perset
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set). Edisi Bahasa
Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Waugh A., Grant A., Nurachman E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi
Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross and Wilson Edisi
Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone:Elsevier (Singapore) Pte Ltd
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba medika
NANDA NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuahan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta: Mediaction Publishing
61