Anda di halaman 1dari 46

Apendiktomi

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

Ruang Anggrek Date : 10.12.21


01 Laporan Pendahuluan

contents 02 Asuhan Keperawatan

03 Kesimpulan
Apa itu
Appendisitis?
Adalah radang pada usus
buntu,yaitu suatu organ yg
berbentuk memanjang dengan
panjang 6-9cm dengan pangkal
terletak pada bagian pangkal Usus
besar bernama sekum yg terletak
pada bagian perut kanan bawah

(Handaya,2017)
Ependiktomi

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yg sering muncul pada apendisitis

: (Mardalena 2017)

• Nyeri Akut
• Nafsu makan
•Mual • Demam
menurun

• Muntah • Konstipasi
ETIOLOGI
Adanya Obstruksi pada lamen apendikeal
oleh apendikolit, tumor apendiks , fekalit
(debris fekal) atau parasit .Selain itu bisa
disebabkan oleh kebiasaan makanan
rendah serat sehingga terjadi konstipasi

(Katz 2009 dalam muttaqin ,& kumala sari,2011)


Anatomi fisiologi Anatomi : Apendiks vermiformis adalah organ berbentuk
tabung dan sempit yg mempunyai otot yg banyak
mengandung limfoid dengan panjang 3-5 inci ( 8-13cm)

Fisiologis : Apemdiks menghasilkan lendir sebanyak1-2ml Perhari yg


secara normal di curahkan ke dalam lumen selanjutnya mengalir ke
sekum, adanya hambatan aliran pada lendir di muara apendiks
menghasilkan IgA yg menjadi pelindung Infeksi, namun karna jumlah
jaringan linfe apendiks kecil tidak mempengaruhi sistem imun tubuh
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium

• Pemeriksaan Urinalisasi

• CT Scan

• USG Abdomen
Penatalaksanaan Tindakan sebelum Oprasi

• Pemberian cairan infus


• Observasi

• Pasien
melakukan tirah
baring
• Pemberian
Analgesik •Pasien di
puasakan
Tindakan Pasca oprasi

• Observasi TTV

Sehari pasca oprasi Sehari pasca operasi, anjurkan Dua hari pasca oprasi
, posisikan pasien pasien duduk tegak di tempat diberikan makanan
tidur 2x30menit , hari kedua saring dan hari
semi fowler
pasien dapat berdiri tegak berikutnya dapat
diberikan makanan
lunak
PART 03
Enter your title here

Enter text here.Enter text here.Enter text here.Enter text here.


Patofisiologi

Apendisitis kemungkinan dimulai oleh obstruksi dari

lumen yg disebabkan oleh feses yg terlibat atau fekalit .

Penjelasan ini sesuai dengan pengamatan epidemiologi

bahwa apendisitis berhubungan dengan asupan serat

dalam makanan yg rendah


Pengkajian keperawatan

Enter subtitle Enter subtitle


Enter text here.Enter text here.Enter text
Enter text here.Enter text here.Enter here.Enter text here. Enter text here.Enter text here.Enter
text here.Enter text here.Enter text text here.Enter text here.Enter text
here. here.
Pengkajian Keperawatan
A. Identitas pasien

Nama : Ny. Eli A. RM : 00.71.31.56


Usia: 49 tahun Tanggal masuk : 03-12-2021
Jenis kelamin: Perempuan Tanggal pengkajian : 03-12-2021
Alamat : kp. Cisalpo RT 09/ RW 07 Sumber informasi : keluarga
No.telpon: 0895377xxxxx Nama keluarga yang Bisa di hubungi : ny.
Status pernikahan: menikah Siti sapuroh
Agama: Islam Status: Anak
Suku: Sunda Alamat: Kp. Cisalpo RT.09 / RW.07
Pendidikan: SD No. Telpon : 089537xxxxxx
Pekerjaan: IRT Pendidikan: SMA
Lama bekerja: - Pekerjaan: -
B. Status Kesehatan saat ini
1. Keluhan utama : Nyeri perut sebelah kanan dan demam
2. Lama keluhan : 1 hari sebelum masuk rumah sakit
3. Kualitas keluhan : Menyebar ke perut kanan bawah
4. Faktor pencetus : Nyeri semakin meningkat ketika melakukan
aktifitas
5. Faktor pemberat : Nyeri semakin meningkat ketika melakukan
aktifitas
6. Diagnosa medis : Appendisitis
C. Riwayat kesehatan
saat ini
Pasien datang diantar oleh keluarga pada tanggal 1. Propocative/ pallititative
0terpasang3 Desember 2021 dengan keluhan nyeri pada ulu Pasien mengatakan nyeri ulu hati menyebar keperut
hati menyebar keperut kanan bawah sejak 1 hari sebelum kanan bawah
masuk Rumah Sakit. Nyeri terasa seperti melilit. Pasien 2. Quality
mengatakan bahwa badannya terasa agak demam, sulit BAB Pasien mengatakan nyeri ulu hati menyebar keperut
sejak semalam dan mengatakan bahwa ia mengalami mual kanan bawah dan terasa melilit serta nyeri hilang timbul
dan muntah pada saat makan. Pasien mengatakan bahwa ia 3. Region
mengalami kesulitan untuk miring kanan dan miring kiri
ketika tidur, terasa nyeri ketika bergerak sehingga posisi tidur Klien mengatakan nyeri ulu hati menyebar keperut
kanan bawah
terus menerus terlentang tanpa disertai gerakan yang akan
memicu timbulnya nyeri dan harus bergerak secara perlahan 4. Scale
untuk mengganti posisinya. Pasien mengatakan sebelum Pada saat dilakukan pemeriksaan klien mengatakan
masuk ke Rumah Sakit, keluarga nya membawanya berobat bahwa skala nyeri yang ia rasakan 5 dari kisaran 0-10
ke Klinik 24 Jam akan tetapi nyeri tidak kunjung dan keadaan yang dialaminya sekarang sangat
mengganggu kebiasaannya sehari-hari dan sulit untuk
membaikSetelah dilakukan pemeriksaan pada pukul 22:40 melakukan aktivitas
didapat kan bahwa kesadaran Compos Mentis, keadaan
umum baik dan hasil pemeriksaan Tanda-tanda Vital TD 5.Time
90/60, Nadi 88/ menit, Respirasi 20x/ menit, Suhu 37,5°C, Klien mengatakan nyeri datang dengan tiba-tiba, sekitar
SpO² 99 dan terpasang Oksigen Nasal Kanul. 5-10 menit
Riwayat kesehatan dahulu
1. Penyakit yg pernah dialami
A. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Tidak ada
B. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada
C. Penyakit
• Kronis : Tidak ada
• Akut : Tidak ada
D. Terakhir masuk RS :
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Tidak ada
3.Imunisasi : Dari keterangan keluarga klien mendapatkan imunisasi yang lengkap
4. Kebiasaan
• Merokok : Tidak ada
• Kopi : Ada
• Alkohol : Tidak ada
• Obat – obatan yg digunakan : Tidak ada
E. Riwayat keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa anggota keluarga nya tidak ada
yang menderita penyakit seperti klien serta tidak ada yang menderita
penyakit keturunan lainnya seperti Asma, Hipertensi, Diabetes Melitus.
F. Riwayat lingkungan
Jenis Rumah Rumah sakit
• Kebersihan Baik Baik
• Bahaya kecelakaan Ada Ada
• polusi Baik Baik
• Ventilasi Baik Baik
• Percahayaan Baik Baik
G. Pola aktivitas - latihan
Aktivitas Rumah Rumah sakit
Makan / minum 3x sehari 3x sehari
Mandi 2x sehari 1x sehari
Berpakaian / berdandan Mandiri Mandiri
Toeleting Mandiri Di bantu
Mobilitas di tempat tidur Mandiri Mandiri
Berpindah Mandiri Mandiri
Berjalan Mandiri Mandiri
Naik tangga Mandiri Di bantu
H. Pola nutrisi
Rumah Rumah sakit
Jenis duit / makan Tidak ada Duit cair tanpa ampas
Frekuensi / pola 3x sehari 3x sehari
Porsi yang di habiskan 1 porsi habis 1/2 porsi habis
Komposisi menu Nasi, sayur,lauk pauk Nasi, sayur,lauk pauk , dan buah
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Meningkat Menurun
Jenis minuman Air putih , teh, kopi Air putih
Frekuensi / pola minum Tidak teratur Tidak teratur
Gelas yang di habiskan 8 gelas / hari 5 gelas /hari
Sukar menelan ( padat/ cair) Tidak ada Tidak ada
Pemakaian gigi palsu ( area ) Tidak ada Tidak ada
I. Pola eliminasi

BAB BAK
BAB Rumah Rumah sakit BAK Rumah Rumah sakit
Frekuensi/ pola 1x / hari / Tidak teratur Frekuensi / pola Normal Normal
normal
Konsistensi Cair Cair
Konsistensi Lembek Cair
Warna & bau Kuning & tidak Kuning & tidak
Warna & bau Kuning & Kecoklatan & berbau berbau
berbau berbau
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya Tidak ada Tidak ada
Upaya Tidak ada Tidak ada mengatasi
mengatasi
J. Pola tidur - istirahat

Tidur siang Tidur malam


Rumah Rumah sakit Rumah Rumah sakit
Jam 13.30 s/d Tidak teratur Tidak teratur Jam 22.00 s/d Tidak teratur Tidak teratur
15.00 06.00
Kenyamanan Baik Baik Kenyamanan Baik Cukup baik
tidur setelah tidur
Kebiasaan Tidak teratur Tidak ada
sebelum tidur
Kesulitan Tidak ada Nyeri abdomen
Upaya Tidak ada Tarik nafas
mengatasi dalam dan
pemberian obat
analgesik
K. Pola kebersihan diri
Rumah Rumah sakit
Mandi 2x / hari menggunakan sabun 1x / hari dengan pola tidak teratur
• Freuensi batang dan menggunakan sabun
• Penggunaan sabun
Kramas 1x / 2 hari dengan menggunakan Tidak teratur
• Frekuensi shampo cair
• Penggunaan shampo
Gosok gigi 2x/ hari dengan menggunakan pasta 2x/ hari dengan menggunakan pasta
• Frekuensi gigi gigi
• Penggunaan odol
Memotong kuku Tidak teratur Tidak teratur
• frekuensi
Kesulitan Tidak ada Nyeri saat bergerak
Upaya mengatasi Tidak ada Pemberian obat analgesik
L.Pola toleransi – koping stres
• Pengambilan keputusan : Pasien dan keluarga
• Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya,
perawatan diri, dll) : Tidak ada
• Yang biasa dilakukan apabila stress / mengalami masalah : Berdiam
diri
• Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa beraktifitas
• Perubahan yg dirasa setelah sakit : Keterbatasan dalam aktivitas fisik
M. Konsep diri
• Gambaran diri :Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya
• Ideal diri : Klien mengatakan dirinya pasti cepat sembuh
• Harga diri : Klien tidak merasa malu dengan kondisinya
• Peran :Klien berperan sebagai Ibu Rumah Tangga
• Identitas diri : Klien mengatakan dirinya sebagai seorang ibu dari 3
anak
N. Pola peran & hubungan

• Peran dalam keluarga : Ibu Rumah Tangga


• Sistem pendukung :
• Kesulitan dalam keluarga :
( ) hub dengan orang tua
( ) hub dengan pasangan
( ) hub dengan sanak saudara
( ) hub dengan anak
( ) lain – lain
• Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS :
Tida ada
• Upaya yg dilakukan untuk mengatasi : Tidak ada
O. Pola keluarga
A. bicara :
(✓) normal
( ) bahasa utama
( ) tidak jelas
( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar – putar
( ) rentang
• perhatian
( ) mampu mengerti pembicaraan orang lain
( ) afek
B. Tempat tinggal :
( ✓ ) sendiri ( ) kos / asrama ( ) bersama orang lain,Yaitu....
C. Kehidupan keluarga : Baik
D. Pantangan & agama yg dianut : Islam
P. Pola seksualitas Q. Pola Nilai & kepercayaan
• Masalah dalam hubungan • Apakah Tuhan, agama, kepercayaan
seksual selama sakit : penting untuk Anda? Ya Tidak
( ✓) tidak ada Ya
( ) ada • Kegiatan agama / kepercayaan yg
• Upaya yg dilakukan pasangan : dilakukan di rumah (jenis &
frekuensi)
(✓) perhatian
Ibadah 5 waktu
( ) sentuhan
( ) lain – lain, seperti.....
• Kegiatan agama / kepercayaan yg
tidak dapat dilakukan di RS
Ibadah di mesjid
• Harapan klien terhadap perawat
untuk melaksanakan ibadahnya
Mampu melakukan ibadah di mesjid
R.Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Compos mentis


1. Kesadaran (GCS) : 15 (E 4) (M
6) (V 5)
2. TTV
• TD : 90/ 60
• Nadi : 88X/ menit
• Suhu : 37,5 °
• CRR : 20X/ menit
• SpO². : 98
5. Telinga :
• Bentuk telinga : simetris kanan/kiri

2. Head to toe
• Ukuran telinga : simetris kanan/kiri
• Lubang telinga : Bersih
• Ketajaman pendengaran : Normal
6.Thorax
Cor
1. Kepala :Bulat simetris, tidak ada benjolan, kulit
• Inspeksi : Simetris dan tidak ada jejas
kepala bersih, tidak ada iritas
• Palpasi : Tidak ada ictuskordis
2. Mata : • Perkusi : Pekak
• Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris • Auskultasi : S1 lub S2 dub
• Palpebra : Normal Paru – paru
• Konjungtiva dan selera : Tidak anemis dan tidak ikterik • Inspeksi : Tidak ada nyeri tekan
• Pupil : Reflek terhadap cahaya • Palpasi : Getara paru kanan kiri sama keras
• Kornea dan iris : Tidak katarak dan tidak ada Peradangan • Perkusi : Resonan (sonor)
• Visus : Dapat membaca dalam jarak lebih kurang 6 m • Auskultasi : Vesikuler (inspirasi lebih panjang dari pada
3. Hidung : ekspirasi)
• Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan 7. Punggung & Tulang Belakang : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
simetris kelainan pada tulang belakang
• Lubang hidung : Bersih, tidak ada polip 8. Abdomen
• Cuping hidung : Pernafasan cuping hidung (-) Inspeksi :Bentuk simetris, tidak ada benjolan
4. Mulut & tenggorokan : Palpasi : Adanya nyeri tekan
• Bibir dan mulut : Simetris dan bagian dalam mulut Perkusi :Timpani
bersih Auskultasi : Suara peristaltik < 4x/ menit
• Pengukuran JPV : Tidak ada pembengkakan pada JPV
8. Genetial 9. Ekstremitas
• Inspeksi : Bersih, tidak ada • Atas : Normal dengan nilai 5
kelainan dari kisaran 0-5
• Palpasi : Adanya nyeri tekan • Bawah : Normal dengan nilai 5
dari kisaran 0-5
10. Sistem neurologi
• Nerfus Olfaktorius/N I: Kemampuan menghidu klien cukup baik
• Kemampuan Optikus/N II: Klien mampu membaca dengan jarak lebih kurang 6 m
• Nervus Okulomotorius/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI: Klien mampu menggerakkan bola mata,
reflek pupil normal
• Nervus Trigeminus/N Vl: Klien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran dan
rabaan
• Nervus Fasialis/N VII: Klien mampu membedakan rasa dan mampu menggerakkan otot wajah
• Nervus Akustik/N VIII: Keseimbangan klien saat berjalan dan berdiri terjaga
• Nervus Glosopharingeus/N IX,
• NervusVagus/N X: Klien mampu menelan, mengunyah, membuka mulut, dan positif
• Nervus Aksesorius/N XI: Klien mengangkat bahu dan menahan tekanan pada bahunya
• Nervus Hipoglasus/N XII: Klien tidak mampu melakukan pronasi dan supinasi dengan baik pada
telapak tangannya
11. Kulit dan kuku
• Kulit : Kulit bersih, Lembab dan
turgor < 3 detik
• Kuku :CRT <2 detik
S. Hasil pemeriksaan penunjang T. Terapi
Hasil Lab , urine , Dan USG • Pemberian terapi cairan infus NaCL 0,9%
abdomen DidApatkan apendiksitis 500cc/8 jam dengan tetesan infuss 20
tetes permenit
• Pemberian obat paracetamol 3x500mg
• Pemberian obat omeprazole 1x40 mg
• Pemberian obat analgesik Ranitidin 1
amp melalui IV
• Pemberian obat ondasetron 1 amp
Melalui IV
• Pemberian obat metoclopramide 1 amp
melalui IV
• Pemberian terapi obat ranitidin 2x50mg
• Pemberian obat ceftriaxone ST 1X29 gr
U. Persepsi klien terhadap penyakitnya V. Kesimpulan
Klien mengatakan bahwa dirinya Appendicitis adalah peradangann
pasti bisa sembuh dan dapat pada apendiks vermiformis dan
beraktivitas secara optimal merupakan penyebab nyeri
abdomen akut yang paling sering.
W. Rencana pulang
• Perencanaan Pulang Tujuan pulang :
• Transportasi pulang :
• Dukungan keluarga :
• Antisipasi bantuan biaya setelah pulang :
• Antisipasi masalah keperawatan diri setelah pulang :
• Pengobatan :
• Rawat jalan ke :
• Hal – hal yang perlu diperhatikan di rumah :
• Keterangan lain:
ANALISA DATA
No. Data Penunjang Etiologi Diagnosa Keperawatan

1 DS : pasien mengatakan nyeri luka pada area yang di Prosedur pembedahan Nyeri akut ( D. 0077)
operasi

  Terdapat luka hasil insisi

DO : pasien tampak meringis kesakitan  

  Timbul perdarahan dan jaringan terbuka

P : pasien mengatakan nyeri di bagian luka operasi  


Stimulasi serabut syaraf pada area pembedahan
Q : nyeri seperti disayat
 
R : di perut
Merangsang mediator nyeri
S : skala nyeri 3
 
T : nyeri hilang timbul Nyeri akut
2 DS : pasien mengatakan tidak nafsu makan, jika Selera Makan berkurang Defisit Nutrisi ( D. 019)
makan tidak pernah dihabiskan, pasien
 
mengatakan mual muntah
Asupan makan kurang dari
 
kebutuhan tubuh
DO : pasien tampak lemas,
TD : 90/60 mMhg  
RR : 20 x/m
S : 37,5 ⁰ C
 
defisit Nutrisi
 
3 DS : Pasien mengatakan sulit bergerak karena Tindakan operasi Intoleransi Aktivitas ( D.0056)
nyeri luka operasi  

DO : aktivitas pasien tampak dibantu oleh Luka insisi


keluarganya  

Terjadinya kontinuitas jaringan

Pelepasan zat bradikinin, histamine

Menyampaikan ke hipotalamus

Korteks serebri

Nyeri

Kelemahan fisik
2019

THANK YOU !
Enter text here

Reporter : *** Date : 2019.4

Anda mungkin juga menyukai