Anda di halaman 1dari 6

INDRIANI “STUDI KASUS PENERAPAN METODE KANGGURU

DALAM PENINGKATAN SUHU TUBUH DAN BERAT BADAN


BAYI BARU LAHIR (BBL) DI RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR”

Indriani1 Alfiah A2, Yasir Haskas3

1*
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245

Email: penulis-korespondensi: indriarmy8@gmail.com

ABSTRAK

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat ≤2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Bayi akan
diketahui berat lahirnya ketika timbang setelah dilahirkan dan dibersihkan. BBLR adalah bayi yang lahir dengan
berat ≤2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir. Bayi baru lahir biasanya berisiko
terjadi hipotermia, hipotermia memiliki tiga kategori,diantaranya: 36◦C dan 36,4◦C adalah hipotermia sedang,
35,9◦C dan 32◦C adalah hipotermia parah, atau kurang dari 32◦C sangat parah. Maka tujuan penelitian ini
diketahuinya penerapan metode kangguru dalam peningkatan suhu tubuh dan berat badan bayi baru lahir di
RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melakukan observasi dan
pendekatan dengan klien, di dapatkan 2 responden yang memenuhi kriteria penelitian ini. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, rekam medis, dan juga perkembangan pada klien. Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa PMK dapat meningkatkan suhu tubuh klien di angka 37°C dan juga meningkatkan konsumsi
ASI dan Susu formula sebanyak 35cc/oral. Disimpulkan bahwa adanya penerapan PMK dapat meningkatkan
suhu tubuh dan juga meningkatkan konsumsi ASI dan Susu formula yang dapat menunjang kenaikan berat
badan bayi secara bertahap.

Kata Kunci : kangaroo mother care, BBLR, prematur, PMK

ABSTRACT

The high number of LBW and premature deaths in Indonesia is one of the tasks in preventing this. Therefore,
neonates born prematurely, low birth weight and experiencing hypothermia are recommended to the KMC
(Kangaroo Mother Care) method which can prevent hypothermia and increase baby weight. How is the
condition of neonates with low birth weight and premature after applying the kangaroo method of nursing care
in increasing body temperature and body weight. Conducting observations, providing nursing care and data
collection in increasing LBW and premature at Labuang Baji Hospital Makassar. After the implementation, it
was found that there was an increase in body temperature of 37◦C and an increase in the consumption of breast
milk and formula milk as much as 35cc/oral after the application of the kangaroo method. The application of
PMK can increase body temperature and stabilize the condition of LBW and premature babies gradually. It is
hoped that FMD research will continue to be applied and developed in order to reduce the mortality rate of
LBW .

Keyword : Kangaroo Mother Care, LBW, Premature, PMK

PENDAHULUAN distribusinya sesuai dengan tingginya angka


Menurut WHO ada sekitar 20 juta bayi kemiskinan. Dari 4juta ada seperlima kematian
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lahir bayi BBLR dan prematur. Tingginya angka ini bisa
setiap tahun, baik karena kelahiran prematur atau menjadi patokan neonatus yang mengalami
gangguan pertumbuhan prenatal, sebagian besar di hipotermia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,
negara-negara kurang berkembang. Mereka hipotermia dapat dikatakan jika suhu tubuh di
berkontribusi secara substansial terhadap tingkat bawah 36.5◦C.hipotermia memiliki tiga
kematian neonatal yang tinggi yang frekuensi dan kategori,diantaranya: 36◦C dan 36,4◦C adalah
hipotermia sedang, 35,9◦C dan 32◦C adalah
hipotermia parah, atau kurang dari 32◦C sangat dengan harapan neonatus tetap memiliki harapan
parah. Meskipun ini angka yang relatif dan hidup.
berkategori, penting juga untuk mengenali Responden memiliki data yang cukup pada
bahwasanya konsekuensi hipotermia dapat terjadi, neonatus yang memiliki ciri-ciri BBLR dengan
bahkan suhu yang lebih rendah dapat menyebabkan bukti buku pemeriksaan pada ibu dan bayinya
stres metabolik pada tubuh. Dalam konteks seperti KIA, KMS dan beberapa buku penting
populasi neonatus, yang memiliki kemampuan lainnya . Berat badan lahir rendah (BBLR) definisi
terbatas untuk melakukan termoregulasi atau berat badan lahir rendah jika lahir dengan berat
menghangatkan diri, ini dapat menimbulkan stresor dibawah 2500 gram, berat lahir normal berkisar
yang memiliki efek jangka panjang pada 2500-4000 gram. Panjang badan lahir dengan
pertumbuhan keseluruhan dan fungsi organ pada angka normal diperkirakan berada pada rentang 48-
neonatus (Shkondin, 2020). 52 cm .Definisi panjang badan lahir pendek
Hipotermia yang terjadi pada neonatus dapat diperkirakan di bawah 48 cm. Lingkar kepala lahir
berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. kecil (<33 cm) lingkar kepala lahir normal berada
Kecepatan pernapasan, denyut jantung pada bayi pada rentang 33-37 cm.(Riskesdas, 2018).
melambat, tekanan darah menurun, juga dapat Berikut adalah angka kelahiran BBLR di
menghilangkan kesadaran, hal-hal ini bisa saja kabupaten/kota di sulawesi selatan.
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
terjadi jika suhu rendah pada neonatus tidak segara TAHUN DATA : Tahun 2019

ditangani. (Vladimir, 2017). ID

1
KABUPATEN/KOTA

Kepulauan Selayar
LAKI-LAKI
1,035
JUMLAH LAHIR HIDUP
PEREMPUAN
919
JUMLAH
1,954
LAKI-LAKI
65
BBLR
PEREMPUAN
44
JUMLAH
109
Perawatan bayi tersebut menjadi beban bagi 2
3
Bulukumba
Bantaeng
3,247
1,705
3,123
1,629
6,37
3,334
136
56
167
67
303
123

kesehatan dan sistem sosial di mana-mana. Untuk 4


5
6
Jeneponto
Takalar
Gowa
3,472
2,806
6,653
3,235
2,773
6,902
6,707
5,579
13,555
128
110
159
140
114
182
268
224
341

itu neonatus yang lahir prematur,BBLR dan 7


8
Sinjai
Maros
2,195
3,451
2,052
3,27
4,247
6,721
149
142
191
140
340
282

mengalami hipotermia direkomendasikan kedalam


9 Pangkajene Kepulauan 2,945 2,849 5,794 150 136 286
10 Barru 1,621 1,519 3,14 117 108 225
11 Bone 6,844 6,261 13,105 219 219 438

metode KMC (Kangaroo Mother Care) yang 12


13
Soppeng
Wajo
1,538
3,262
1,444
3,08
2,982
6,342
116
204
99
182
215
386

dimana dapat mencegah terjadinya hipotermia dan


14 Sidenreng Rappang 2,908 2,61 5,518 118 152 270
15 Pinrang 3,662 3,529 7,191 159 149 308
16 Enrekang 1,675 1,52 3,195 96 84 180

dapat meningkatkan berat badan bayi. Dalam hal 17


18
Luwu
Tana Toraja
3,272
1,885
3,001
1,682
6,273
3,567
129
63
110
62
239
125

ini KMC adalah kontak kulit ke kulit yang dimana


19 Luwu Utara 2,191 2,42 4,611 40 55 95
20 Luwu Timur 2,88 2,727 5,607 126 124 250
21 Toraja Utara 1,983 1,795 3,778 79 64 143

dilakukan terus menerus dan berkelanjutan pada 22


23
Kota Makassar
Kota Pare-pare
13,528
1,421
13,667
1,301
27,195
2,722
802
74
823
83
1,625
157
24 Kota Palopo 1,698 1,584 3,282 54 72 126
ibu dan bayinya. Strategi kelangsungan hidup bayi TOTAL
Sumber Data : DINAS KESEHATAN
77,877 74,892 152,769 3,491 3,567 7,058

baru lahir dan anak nasional yang ditargetkan untuk Pada tahun 2019-2021 di RSUD Labuang Baji
meningkatkan cakupan KMC dari 10% menjadi Makassar didapatkan data kelahiran bayi BBLR
90% pada tahun 2020 .(Biru et al., 2022). dan prematur dengan berat ≤2500 berada pada
Tingginya angka kematian bayi di Indonesia angka 402 bayi, sedangkan bayi dengan berat
masih cukup tinggi .Pada tahun 2019 penyumbang ≥2500 berapa pada angka 1.430 bayi, dan jumlah
kematian neonatal terbesar di Indonesia adalah kelahiran bayi BBLR dan prematur dalam kurun
BBLR. Didapatkan data Direktorat Gizi waktu enam bulan terakhir berada pada kisaran
Masyarakat pada tahun 2019 menunjukkan adanya angka 16 bayi. Tingginya angka kematian neonatus
sekitar 3,4% bayi dengan BBLR dilaporkan oleh 25 dengan BBLR tidak ditemukan atau memiliki 0%
dari 34 provinsi di Indonesia, sementara itu hasil kasus. Jika dilihat angka kelahiran bayi di RSUD
pelaksanaan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Labung Baji Makassar, neonatus yang memiliki
6,2% dari 56% balita yang terindentifikasi sebagai berat lahir ≤2500 masih tergolong tingkatan
bayi yang lahir dengan BBLR (Sadarang, 2021). rendah. Akan tetapi, diperlukan juga penerapan
Dengan ini, perlunya penangan mandiri dari perawatan kanguru dalam penangan kasus BBLR
seorang ibu pada bayi yang memiliki BBLR. dibantu dengan penyedian inkubator di setiap
Mengingat secara fisiologis bayi belum mampu rumah sakit. Diharapkan perawatan kanguru dapat
menyesuaikan dengan lingkungan baru setelah sedikit membantu instansi rumah sakit , perawat
dilahirkan,penangan mandiri seorang ibu sangat dan juga ibu post partum dalam peningkatan suhu
diperlukan dalam penyesuaian bayi dengan tubuh dan berat badan bayi.
lingkungan baru. Upaya menghangatkan bayi
biasanya, di rumah sakit melakukan pemberian METODE
asuhan keperawatan dengan menggunakan Penelitian ini, menggunakan desain kualitatif
inkubator. Akan tetapi, tingginya angka BBLR dan yang akan dimulai dari mencari tahu berapa data
prematur pada neonatus tidak menutup kelahiran bayi, setelah itu melakukan pendataan
kemungkinan kurangnya inkubator disetiap rumah klien, dalam pendataan klien akan dilakukan
sakit dan akan menjadi masalah baru dalam berdasarkan berapa klien yang ada pada saat itu,
penangan cepat pada neonatus BBLR,prematur setelah itu melakukan observasi selama 1hari dan
dengan hipotermia. Oleh karena itu, diperlukan dilakukan pendekatan pada ibu post partum, setelah
penangan mandiri seorang perawat dan seorang ibu itu dilakukan pemberian informasi mengenai
untuk melakukan pemberian perawatan kangguru bagaimana cara penerapan perawatan kanguru baik
dan benar, pada saat pemberian informasi tersebut
diikut sertakan perawat, ibu post partum dan juga Kangguru dalam Peningkatan Suhu Tubuh dan
wali dari klien agar terjadinya kerja sama dari Berat Badan Bayi Baru Lahir (BBL) di RSUD
pihak keluarga dan juga perawat. Penelitian ini Labuang Baji Makassar“ yang dimana kedua bayi
dilakukan pada bulan juli 2022. ini dilahirkan oleh Ny. A yang memiliki usia cukup
muda yaitu 19 tahun dan Ny.R yang memiliki usia
Partisipan Penelitian cukup atau matang yaitu 26 tahun. Kedua ibu post
Dalam penelitian ini partisipan yang akan partus ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama
diambil hanya 2 orang yaitu 2 ibu post partum dan melahirkan anak pertama, memiliki bayi dengan
2 bayi BBLR atau prematur. Akan ada kondisi BBLR dan juga melahirkan secara normal.
perbandingan data berdasarkan 2 tipe perawatan Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kangguru, jika salah satu tipe tidak tersedia maka, kelahiran bayi BBLR selain faktor gizi kurang saat
akan tetap mengambil partisipan dengan kategori hamil, pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan,
BBL. ternyata usia juga menjadi faktor yang cukup
rentan terjadinya kelahiran bayi BBLR atau
Pengumpulan Data prematur yang dimana usia ≤20 tahun atau
Metode pengumpulan data akan dilakukan ≥35tahun. Memiliki risiko yang cukup tinggi
dengan 2 cara yaitu saya sebagai peneliti akan dikarenakan pada usia ≤20 kondisi ibu masih dalam
mencatat bagaimana perkembangan selama 3 hari pertumbuhan sehingga asupan nutrisi yang ibu
penerapan perawatan kanguru dan juga melihat konsumsi lebih banyak digunakan untuk
perkembangan neonatus melalui buku catatan ners pertumbuhan ibu sedangkan ≥ 35tahun kondisi
atau buku operan yang dilakukan pencatatan tiap organ reproduksi biasanya kurang subur dan
hari. Kemudian akan dilakukan analisa data memungkinkan untuk terjadinya bayi BBLR atau
berdasarkan data yang telah didapatkan, dan prematur (Putri, 2019).
diperkirakan membutuhkan 1 hari untuk melalukan
analisa data. Pembahasan

Metode Uji Keabsahan Data Pengkajian


Dalam pengumpulan data akan ada 3 Pengkajian keperawatan merupakan
sumber informasi data yang akan didapatkan, yaitu pengumpulan data awal yang dilakukan oleh
1. Klien perawat secara detail, akurat, dan menyeluruh
Klien yang dimaksud yaitu BBLR yang dalam menentukan suatu indikasi pemberian
dimana akan dipantau selama beberapa hari asuhan keperawatan dan tahapan ini juga dapat
sehingga dapat dilihat tumbuh kembangnya. menentukan tahap-tahap selanjutnya (Vladimir,
1. Dokumen perawat 2017).
Dalam proses asuhan keperawatan akan Berdasarkan data yang didapatkan, bahwa By.
ada bentuk pendokumentasian oleh perawat A dan By. R adalah BBLR. Menurut WHO BBLR
yang dimana akan saya gunakan untuk melihat adalah berat bayi lahir rendah yang memiliki berat
apakah pantauan saya selama beberapa hari itu ≤2500. Berikut beberapa gambaran klinis pada
sesuai dengan catatan atau dokumentasi neonatus BBLR atau prematur (Pambayun, 2014),
perawat diruangan tersebut. yaitu:
2. Perawat 1. Berat ≤2500 gram
Selama beberapa hari melakukan 2. Panjang ≤ 48-52 cm
pemantauan perkembangan secara langsung dan 3. Lingkar kepala ≤33 cm
juga tambahan data dari dokumen yang ditulis 4. Usia kehamilan ≤ 37 minggu
perawat, saya juga akan bertanya langsung 5. Kulit terlihat tipis dan transparan
apakah data yang saya dapatkan sudah sesuai 6. Otot lemah
dengan sudut pandang perawat, untuk 7. Pernapasan tidak teratur
memastikan data yang saya dapatkan benar- 8. Eksremitas : masih rentan
benar valid. 9. Pernapasan 35-50x/menit
10. Nadi 120 – 160 kali / menit
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Diagnosa Keperawatan
9 data kelahiran bayi BBLR selama seminggu dan Diagnosa keperawatan adalah penilaian
3 di antaranya mendapatkan perawatan inkubator secara klinis dari hasil pengkajian yang dilakukan
dan memiliki berat ≤2000. Salah satu bayi BBLR seorang perawat dalam memberikan asuhan
dari 3 diantaranya mendapatkan phototherapy keperawatan yang tepat sesuai kondisi atau
selama seminggu di ruangan NICU, dan setelah keadaan klien (Vladimir, 2017).
menunggu kondisi bayi benar-benar stabil. Pada kedua partisipan yaitu By. A dan By. R
Didapatkan dua bayi yang dapat menjadi partisipan memilki diagnosa keperawatan yang sama dengan
dalam penelitian “Studi Kasus Penerapan Metode kondisi BBLR. Pada By. A memiliki diagnosa
keperawatan hipotermia b/d jaringan kulit yang Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi
tipis dan juga risiko nutrisi kurang dari kebutuhan terhadap hasil yang didaapat dalam penerapan
b/d kemampuan mengisap kurang. Sedangkan By. asuhan keperawatan metode kangguru dalam
R memiliki diagnosa keperawatan hipotermia b/d peningkatan suhu tubuh dan berat badan bayi
jaringan kulit yang tipis dan juga risiko nutrisi baru lahir.
kurang dari kebutuhan b/d kemampuan mengisap Evaluasi yang didapatkan pada By. A
kurang. setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan
selama 3 hari dengan diagnosa hipotermia b/d
Intervensi Keperawatan jaringan kulit tipis dan risiko nutrisi kurang dari
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang kebutuhan b/d kemampuan mengisap yang
akan dilakukan oleh seorang perawat, dengan kurang didapatkan hasil bahwa suhu tubuh By. A
tindakan berupa edukasi, tindakan kolaborasi atau meningkat diangka relatif stabil yaitu 37ºC pada
tindakan mandiri perawat dalam perawatan klien saat dilakukan PMK dan asupan nutrisi pada By.
sesuai dengan kebutuhannya, intervensi ditetapkan A juga mengalami peningkatan setelah dilakukan
sesuai standar SIKI yang ada (Standar et al., 2018). PMK selama 3 hari.
Pada kasus BBLR yang terjadi pada By.A dan Sedangkan, evaluasi yang didapatkan pada
By.R dengan diagnosa yang sama ditetapkan By. R setelah dilakukan pemberian asuhan
intervensi yaitu PMK/KMC dan pemberian ASI keperawatan selama 2 hari dengan diagnosa
ekslusif dan susu formula. hipotermia b/d jaringan kulit tipis dan risiko
Rencana tindakan yang dilakukan pada By. A nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kemampuan
dan By. R berlangsung 1-2x/hari dengan durasi mengisap yang kurang didapatkan hasil bahwa
waktu selama 1-3jam (Fakultas Kedokteran suhu tubuh By. R juga mengalami peningkatan
Universitas Hasanudin, 2016). diangka relatif stabil yaitu 37ºC pada saat
dilakukan PMK dan asupan nutrisi pada By. R
Implementasi Keperawatan juga mengalami peningkatan setelah dilakukan
Implementasi keperawatan adalah tindakan PMK selama 2 hari.
yang dilakukan sesuai dengan perencanaan
tindakan sebelumnya, bisa berupa tindakan KESIMPULAN
mandiri seorang perawat, memberikan edukasi 1. Setelah dilakukan penerapan PMK pada By. A
atau tindakan kolaborasi (Vladimir, 2017). dan By.R bahwasanya penerapan PMK dapat
Pada By. A dan By. R dengan diagnosa meningkatkan suhu tubuh dan juga
keperawatan hipotermia b/d jaringan kulit yang menstabilkan kondisi bayi BBLR.
tipis dilakukan asuhan keperawatan berupa 2. Setelah dilakukan pengkajian, PMK dapat
PMK/KMC yang dimana bertujuan untuk dilakukan pada bayi BBLR dan juga prematur
meningkatkan suhu tubuh pada bayi yang baru dalam peningkatan suhu tubuh dan berat badan
lahir dengan status BBLR. Berdasarkan hasil bayi baru lahir (BBL) di RSUD Labuang Baji
penelitian, pencegahan hipotermia pada BBLR Makassar.
dapat dilakukan dengan menggunakan suhu tubuh 3. Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan dua
ibu untuk menghangatkan bayi melalui perawatan diagnosis yaitu hipotermia b/d jaringan kulit
metode kangguru (Nasrullah, 2019). Sedangkan, yang tipis dan juga risiko nutrisi kurang dari
untuk meningkatkan berat badan pada By. A dan kebutuhan b/d kemampuan mengisap kurang.
By. R dilakukan asuhan keperawatan berupa 4. Berdasarkan diagnosis yang didapatkan,
pemberian ASI eksklusif dan juga susu formula ditetapkan intervensi PMK intermiter dan
sebagai makanan tambahan. Pada saat pemberian pemberian ASI dan susu formula pada By. A
ASI ekslusif keadaan bayi akan menjadi lebih dan juga dtetapkan intervensi PMK kontinyu
stabil dan juga dapat membantu simulasi dan dan pemberian ASI dan susu formula pada
motivasi dalam jangka waktu yang lama (Gayen By.R.
et al., 2019). 5. Berdasarkan intervensi yang ada bahwa PMK
interminter dan pemberian ASI dan susu
Evaluasi formula dapat dilakukan pada By. A dan juga
Evaluasi keperawatan adalah tahapan akhir PMK kontinyu dan pemberian ASI dan susu
dari proses keperawatan yang dilakukan oleh formula dapat dilakukan pada By. R dalam
seorang perawat. Tahapan ini dapat menentukan peningkatan suhu tubuh dan berat badan bayi
apakah intervensi atau perencanaan keperawatan baru lahir.
yang diberikan kepada klien sudah sesuai dengan 6. Setelah dilakukan implementasi selama 3hari
kebutuhan klien atau tidak. Dan semua yang didapatkan hasil bahwa penerapan metode
dilakukan oleh perawat akan didokumentasikan kangguru dalam peningkatan suhu tubuh dan
untuk menghindari terjadinya hal yang tidak berat badan bayi baru lahir ( BBL) di RSUD
terduga (Vladimir, 2017). Labuang Baji Makassar,terjadi peningkatan
suhu tubuh dan juga menstabilkan kondisi By. Nasrullah, N. (2019). Pembinaan Kemandirian Ibu
A dan By. R. Dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK)
Terhadap Peningkatan Suhu Tubuh Pada
SARAN BBLR Di Ruang NICU RSUD Bima. Bima
1. Memberikan motivasi kepada Ny. A dan Ny. R Nursing Journal, 1(1), 50.
beserta keluarga agar dapat meneruskan PMK https://doi.org/10.32807/bnj.v1i1.531.
secara mandiri sehingga berat bayi bisa tanggal diakses 14 juli 2022.
mencapai batas maksimal.
2. Diharapkan semua ibu dan juga keluarga dapat Yuliastati & amelia arnis, M. nur. (2016).
melakukan PMK secara mandiri sehingga keperawatan anak. In keperawatan anak (p.
BBLR tidak lagi bergantung pada inkubator 210).
yang penyediaannya sangat terbatas.
3. Peneliti berharap karya tulis ini dapat Pambayun, a nanda. (2014).
berkembang dan menjadi sumber infomasi Asuhan_Keperawatan_Anak_BBLR (pp. 1–
dalam kurun waktu yang lama, sehingga 38).
penerapan PMK bisa terus berlanjut dan status
kehidupan BBLR bisa terus meningkat. Putri, W. (2019). Faktor Ibu terhadap Kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah. Higea Journal of
Referensi Public Health Research and Development,
3(1), 55–62.
Biru, Y. B., Estifanos, A. S., Ayele, W. M., &
Mekonnen, M. M. (2022). Journal of Nursing Putriana, Y., & Aliyanto, W. (2018). Efektifitas
Care & Reports Kangaroo Mother Care Perawatan Metode Kangguru (PMK) dan
Alleviates Neonatal Pain From Adhesive Terapi Murottal terhadap Peningkatan Berat
Tape Removal : A Randomized Controlled Badan dan Suhu pada Bayi BBLR. Jurnal
Trial Among Preterm Neonates. 1996(2), 1– Kesehatan, 9(1), 33.
7. https://doi.org/10.26630/jk.v9i1.731. tanggal
diakses 23 mei 2022.
Vladimir, V. F. (2017). metode kangguru. 1(69), 5–
24. Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Sulawesi
Selatan Riskesdas 2018. In Badan Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Dan Pengembangan Kesehatan (Vol. 110,
(2016). Manual Keterampilan Klinik. Issue 9).
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.p
Gayen, G., Bhowmik, A., & Nandy, M. (2019). hp/lpb/article/view/3658. tanggal diakses 11
Study of feeding practice and factors mei 2022.
influencing it among preterm babies getting
Kangaroo mother care in a Tertiary Care Sadarang, R. (2021). Kajian Kejadian Berat Badan
Hospital. Journal of Clinical Neonatology, Lahir Rendah di Indonesia: Analisis Data
8(2), 85. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
https://doi.org/10.4103/jcn.jcn_100_18.tangg tahun 2017. Jurnal Kesmas Jambi, 5(2), 28–
al diakses 14 juli 2022. 35. https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i2.14352.
tanggal diakses 13 mei 2022.
Hijrah, M. (2020). Asuhan Keperawatan Pada
Bayi.J Dengan Diagnosa Medis Berat Bayi Shkondin, L. (2020). Neonatal hypothermia.
Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi RSUD Spravočnik Vrača Obŝej Praktiki (Journal of
Bangil Pasuruan. Family Medicine), 2, 23–30.
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/24 https://doi.org/10.33920/med-10-2002-03.
0/1/KTI BELINDA .pdf. tanggal diakses 9 tanggal diakses 13 mei 2022.
juni 2022.
Silviati, L., Netra Wirakhmi, I., & Lintang Suryani,
Ii, B. A. B. (2018). Kelahiran prematur atau R. (2021). Studi Kasus Ketidakefektifan Pola
disebut juga preterm adalah kelahiran yang Nafas pada By. Ny. D dengan BBLR
terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu Riwayat RDS di Ruang Perinatalogi RSUD
yang dihitung mulai hari pertama haid dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
terakhir (HPHT). 4–17. Seminar Nasional Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM),
Keperawatan, P. D. (2021). Modul Bahan Ajar 2809–2767, 1481–1486.tanggal diakses 11
Caring. juni 2022.
Standar, S., Keperawatan, D., Perawat, P., &
Indonesia, N. (2018). Standar Diagnosis (p.
30).

Anda mungkin juga menyukai