1*
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
ABSTRAK
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat ≤2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Bayi akan
diketahui berat lahirnya ketika timbang setelah dilahirkan dan dibersihkan. BBLR adalah bayi yang lahir dengan
berat ≤2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir. Bayi baru lahir biasanya berisiko
terjadi hipotermia, hipotermia memiliki tiga kategori,diantaranya: 36◦C dan 36,4◦C adalah hipotermia sedang,
35,9◦C dan 32◦C adalah hipotermia parah, atau kurang dari 32◦C sangat parah. Maka tujuan penelitian ini
diketahuinya penerapan metode kangguru dalam peningkatan suhu tubuh dan berat badan bayi baru lahir di
RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melakukan observasi dan
pendekatan dengan klien, di dapatkan 2 responden yang memenuhi kriteria penelitian ini. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, rekam medis, dan juga perkembangan pada klien. Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa PMK dapat meningkatkan suhu tubuh klien di angka 37°C dan juga meningkatkan konsumsi
ASI dan Susu formula sebanyak 35cc/oral. Disimpulkan bahwa adanya penerapan PMK dapat meningkatkan
suhu tubuh dan juga meningkatkan konsumsi ASI dan Susu formula yang dapat menunjang kenaikan berat
badan bayi secara bertahap.
ABSTRACT
The high number of LBW and premature deaths in Indonesia is one of the tasks in preventing this. Therefore,
neonates born prematurely, low birth weight and experiencing hypothermia are recommended to the KMC
(Kangaroo Mother Care) method which can prevent hypothermia and increase baby weight. How is the
condition of neonates with low birth weight and premature after applying the kangaroo method of nursing care
in increasing body temperature and body weight. Conducting observations, providing nursing care and data
collection in increasing LBW and premature at Labuang Baji Hospital Makassar. After the implementation, it
was found that there was an increase in body temperature of 37◦C and an increase in the consumption of breast
milk and formula milk as much as 35cc/oral after the application of the kangaroo method. The application of
PMK can increase body temperature and stabilize the condition of LBW and premature babies gradually. It is
hoped that FMD research will continue to be applied and developed in order to reduce the mortality rate of
LBW .
1
KABUPATEN/KOTA
Kepulauan Selayar
LAKI-LAKI
1,035
JUMLAH LAHIR HIDUP
PEREMPUAN
919
JUMLAH
1,954
LAKI-LAKI
65
BBLR
PEREMPUAN
44
JUMLAH
109
Perawatan bayi tersebut menjadi beban bagi 2
3
Bulukumba
Bantaeng
3,247
1,705
3,123
1,629
6,37
3,334
136
56
167
67
303
123
baru lahir dan anak nasional yang ditargetkan untuk Pada tahun 2019-2021 di RSUD Labuang Baji
meningkatkan cakupan KMC dari 10% menjadi Makassar didapatkan data kelahiran bayi BBLR
90% pada tahun 2020 .(Biru et al., 2022). dan prematur dengan berat ≤2500 berada pada
Tingginya angka kematian bayi di Indonesia angka 402 bayi, sedangkan bayi dengan berat
masih cukup tinggi .Pada tahun 2019 penyumbang ≥2500 berapa pada angka 1.430 bayi, dan jumlah
kematian neonatal terbesar di Indonesia adalah kelahiran bayi BBLR dan prematur dalam kurun
BBLR. Didapatkan data Direktorat Gizi waktu enam bulan terakhir berada pada kisaran
Masyarakat pada tahun 2019 menunjukkan adanya angka 16 bayi. Tingginya angka kematian neonatus
sekitar 3,4% bayi dengan BBLR dilaporkan oleh 25 dengan BBLR tidak ditemukan atau memiliki 0%
dari 34 provinsi di Indonesia, sementara itu hasil kasus. Jika dilihat angka kelahiran bayi di RSUD
pelaksanaan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Labung Baji Makassar, neonatus yang memiliki
6,2% dari 56% balita yang terindentifikasi sebagai berat lahir ≤2500 masih tergolong tingkatan
bayi yang lahir dengan BBLR (Sadarang, 2021). rendah. Akan tetapi, diperlukan juga penerapan
Dengan ini, perlunya penangan mandiri dari perawatan kanguru dalam penangan kasus BBLR
seorang ibu pada bayi yang memiliki BBLR. dibantu dengan penyedian inkubator di setiap
Mengingat secara fisiologis bayi belum mampu rumah sakit. Diharapkan perawatan kanguru dapat
menyesuaikan dengan lingkungan baru setelah sedikit membantu instansi rumah sakit , perawat
dilahirkan,penangan mandiri seorang ibu sangat dan juga ibu post partum dalam peningkatan suhu
diperlukan dalam penyesuaian bayi dengan tubuh dan berat badan bayi.
lingkungan baru. Upaya menghangatkan bayi
biasanya, di rumah sakit melakukan pemberian METODE
asuhan keperawatan dengan menggunakan Penelitian ini, menggunakan desain kualitatif
inkubator. Akan tetapi, tingginya angka BBLR dan yang akan dimulai dari mencari tahu berapa data
prematur pada neonatus tidak menutup kelahiran bayi, setelah itu melakukan pendataan
kemungkinan kurangnya inkubator disetiap rumah klien, dalam pendataan klien akan dilakukan
sakit dan akan menjadi masalah baru dalam berdasarkan berapa klien yang ada pada saat itu,
penangan cepat pada neonatus BBLR,prematur setelah itu melakukan observasi selama 1hari dan
dengan hipotermia. Oleh karena itu, diperlukan dilakukan pendekatan pada ibu post partum, setelah
penangan mandiri seorang perawat dan seorang ibu itu dilakukan pemberian informasi mengenai
untuk melakukan pemberian perawatan kangguru bagaimana cara penerapan perawatan kanguru baik
dan benar, pada saat pemberian informasi tersebut
diikut sertakan perawat, ibu post partum dan juga Kangguru dalam Peningkatan Suhu Tubuh dan
wali dari klien agar terjadinya kerja sama dari Berat Badan Bayi Baru Lahir (BBL) di RSUD
pihak keluarga dan juga perawat. Penelitian ini Labuang Baji Makassar“ yang dimana kedua bayi
dilakukan pada bulan juli 2022. ini dilahirkan oleh Ny. A yang memiliki usia cukup
muda yaitu 19 tahun dan Ny.R yang memiliki usia
Partisipan Penelitian cukup atau matang yaitu 26 tahun. Kedua ibu post
Dalam penelitian ini partisipan yang akan partus ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama
diambil hanya 2 orang yaitu 2 ibu post partum dan melahirkan anak pertama, memiliki bayi dengan
2 bayi BBLR atau prematur. Akan ada kondisi BBLR dan juga melahirkan secara normal.
perbandingan data berdasarkan 2 tipe perawatan Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kangguru, jika salah satu tipe tidak tersedia maka, kelahiran bayi BBLR selain faktor gizi kurang saat
akan tetap mengambil partisipan dengan kategori hamil, pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan,
BBL. ternyata usia juga menjadi faktor yang cukup
rentan terjadinya kelahiran bayi BBLR atau
Pengumpulan Data prematur yang dimana usia ≤20 tahun atau
Metode pengumpulan data akan dilakukan ≥35tahun. Memiliki risiko yang cukup tinggi
dengan 2 cara yaitu saya sebagai peneliti akan dikarenakan pada usia ≤20 kondisi ibu masih dalam
mencatat bagaimana perkembangan selama 3 hari pertumbuhan sehingga asupan nutrisi yang ibu
penerapan perawatan kanguru dan juga melihat konsumsi lebih banyak digunakan untuk
perkembangan neonatus melalui buku catatan ners pertumbuhan ibu sedangkan ≥ 35tahun kondisi
atau buku operan yang dilakukan pencatatan tiap organ reproduksi biasanya kurang subur dan
hari. Kemudian akan dilakukan analisa data memungkinkan untuk terjadinya bayi BBLR atau
berdasarkan data yang telah didapatkan, dan prematur (Putri, 2019).
diperkirakan membutuhkan 1 hari untuk melalukan
analisa data. Pembahasan