Bab I
• Definisi ilmu farmasi Bab VII
• Sejarah kefarmasian • Perjalanan obat dalam tubuh
• Ruang lingkup kefarmasian
• Ketentuan umum farmakope indonesia Bab VIII
• Penyakit simtomatis dan kausal
Bab II
• Obat, resep, dan dosis Bab IX
• Penyakit akibat penyalahgunaan narkoba
Bab III
• Dasar kerja dan alat peracikan
Bab IV
• Pulvis dan pulveres, kapsul, semi solid
Bab V
• Prinsip praformulasi
Bab VI
• Spesialite obat
BAB I
DEFINISI ILMU FARMASI…
Kata Farmasi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon yang berarti
medika atau obat. Dengan demikian, farmasi didefinisikan sebagai ilmu
yang memepelajari cara membuat, mencampur dan meracik obat, serta
identifikasi, analisis, dan standarisasi/pembakuan obat, termasuk pula
pengobatan, sifat-sifat obat, distribusinya, serta penggunaannya yang Gambar. Lambang Farmasi
aman.
Sementara itu, ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari cara penyiapan
(meracik) bahan obat menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan
sebagai obat.
Sedangkan profesi kefarmasian merupakan profesi yang berhubungan
Dengan Seni dan ilmu dalam penyiapan (pengolahan) bahan sumber alam
dan bahan Sintetik yang tepat untuk di distribusikan dan digunakan dalam
pencegahan dan pengobatan suatu penyakit.
SEJARAH KEFARMASIAN…
Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya
Pada Abad XVII di prancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah
Farmasi pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai
diterbitkan dalam beberapa bentuk, antara lain buku pelajaran,
majalah, dan farmakope. Hipocrates Dioscorides
Di indonesia perkembangan ilmu farmasi sudah dimulai sejak Zaman
Penjajahan belanda sehingga buku pedoman ataupun undang-undang
Yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri belanda. Setelah
kemerdekaan, buku pedoman dan undang-undang yang di rasakan
masih sesuai tetap dipertahankan, sedangkan yang sudah tidak sesuai
Lagi dihilangkan.
ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan Galen Philipus Aureulus
kedokteran adalah :
1. Hipocrates 2. Galen 3. Dioscorides
4. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim
RUANG LINGKUP KEFARMASIAN…
FA RM AKO PE IN DO N E S I A E D IS I I J IL I D I T E R B IT 20 M E I 1 962
FA RM A KOP E I N D ON E S I A E DI S I I J I L ID I I T E RB I T 20 M E I 1965
FO RM U LA R IU M I N DO N E S I A ( FOI ) T E RB I T 20 M E I 1966
FA RM A KOP E I N D ON E S IA E D I S I I I T E R B IT 1 A P RI L 1972
E KST R A FA RM A KO P E IN DO N E S I A T E R B IT 1 A P RI L 1974
FO RM U LA R IU M NAS IO NA L T E RB IT 12 N OP E M B E R 1 978
FA RM A KOP E I N D ON E S IA I V T E RB I T 5 DE S E MB E R 19 95
KETENTUAN UMUM FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV
Larutan
Kecuali dinyatakan lain, larutan untuk pengujian atau penetapan kadar dibuat dengan
air sebagai pelarut. Pernyataan 1 dalam 10 mempunyai arti 1 bagian volume cairan
atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer
atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume. Pernyataan 20 : 5 :2
mempunyai arti beberapa cairan dengan perbandingan volume seperti yang
disebutkan, dicampur.
Bobot Jenis
Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat diudara pada
suhu 25° Terhadap bobot air dengan volume sama pada suhu 25°.
Suhu
Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di dalam Farmakope dinyatakan dalam
derajat celcius dan semua pengukuran dilakukan pada suhu 25°. Jika
dinyatakan suhu kamar terkendali, yang dimaksud adalah suhu 15° dan 30°C.
Hampa udara
Kecuali dinyatakan lain, hampa udara adalah kondisi dengan tekanan udara tidak lebih
dari 20 mmhg (menurut FI III: 5 mmhg).
Air
Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan air dalam pengujian dan
Penetapan kadar adalah air yang dimurnikan.
Pemerian
Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat secara umum terutama meliputi
wujud, rupa, warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal dilengkapi dengan sifat
kimia atau sifat fisika, dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pengelolaan,
peracikan, dan penggunaan. Pernyataan dalam pemerian tidak cukup kuat dijadikan
syarat baku, tetapi meskipun demikian secara tidak langsung dapat membantu
Dalam penilaian pendahuluan terhadap mutu zat yang bersangkutan.
Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan
dengan istilah sebagai berikut :
wadah : Kecuali dinyatakan lain, persyaratan wadah yang tertera di Farmakope juga
berlaku untuk wadah yang digunakan dalam penyerahan obat oleh apoteker.
Kemasan tahan dirusak: Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari
pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah tersebut.
Wadah tidak tembus cahaya: Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari
pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah tersebut.
Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat
dibuat tidak tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus yang buram. Dalam hal
ini pada etiket harus disebutkan bahwa pembungkus buram diperlukan
sampai isi dari wadah habis karena diminum atau digunakan
untuk keperluan lain.
Jika dalam monografi dinyatakan “Terlindung dari cahaya “ dimaksudkan agar
penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya.
Wadah tertutup baik: Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya
bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan , pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi dalam keadaan biasa dan dengan cara biasa.
Wadah tertutup rapat: Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair , bahan
padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya
bahan selama penanganan, pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup
rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap
untuk bahan dosis tunggal.
Wadah tertutup kedap: Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas
selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
Wadah satuan tunggal: Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk
digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka.
Wadah atau pembungkusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa, hingga dapat
diketahui apabila wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal
harus diberi etiket yang menye-butkan identitas, kadar atau kekuatan, nama
produsen, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa.
Wadah dosis tunggal: Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan untuk bahan yang
hanya digunakan secara parenteral.
Wadah dosis satuan: Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan
bukan secara parenteral dalam doosis tunggal, langsung dari wadah.
Wadah satuan ganda: Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya
beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa
zat dalam wadah tersebut.
Wadah dosis ganda: Adalah wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan
hanya secara parenteral.
Tabel suhu penyimpanan.
istilah keterangan
Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8°
Lemari pendingin memiliki suhu antara 2° dan 8°
sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara - 20° dan -10°
Sejuk adalah suhu antara 8° dan 15°.
Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat
disimpan di dalam lemari pendingin.
Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja.
Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antar 15 ° dan 30°
Hangat adalah suhu antara 30° dan 40°
Panas berlebih adalah suhu di atas 40°
Obat merupakan semua zat baik secara kimiawi, hewani, maupun nabati dalam
dosis yang layak yang dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah
penyakit beserta gejalanya.
Obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan
dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh
manusia.
Pengertian obat secara khusus
istilah Penjelasan
Obat jadi adalah obat dalam keadaa murni atau campuran dalam
bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain
yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau
buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah
Obat Patent adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
Obat Asli adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah scara
sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
Obat Esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak
dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya
Obat baru Obat yang terdiri atau berisi zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat seperti penyalut, pengisi, pelarut, atau komponen lain yang belum dikenal sehingga
tidak diketahui khasiat dan kegunaanya.
Penggolongan obat
Macam-macam penggolongan obat :
1. Menurut kegunaannya obat dapat dibagi :
a. Penyembuhan penyakit (terapeutic)
b. Pencegahan penyakit (prophylactic)
c. Diagnosis penyakit (diagnostic)
2. Menurut cara penggunaan obat dapat dibagi :
a. Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam), adalah obat yang
digunakan melalui orang dan diberi tanda etiket putih.
b. Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar), adalah obat yang
cara penggunaannya selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru.
Contohnya implantasi, injeksi, topikal, membran mukosal, rektal, vaginal,
nasal, opthal, aurical, collutio/gargarisma.
3. Menurut kegunaannya pada terapi
a. Obat farmakodinamis: bekerja terhadap inang.
b. Obat kemoterapeutik: dapat membunuh parasit dan kuman didalam tubuh
inang.
c. Obat tradisional: secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (empiris).
d. Obat diagnostik: membantu penegakan diagnosis (pengenalan penyakit)
dan pengawasan.
c. Obat keras
adalah semua obat yang :
mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam Gambar. Lambang Obat Keras
daftar obat keras.
diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis
tepi berwarna
hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
obat baru , kecuali dinyatakan oleh Kementrian Kesehatan tidak membahayakan
semua sediaan parenteral
d. Obat Bebas Terbatas
adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda
peringatan (P1 s/d P6)
P No. 2
P No. 5
Awas Obat Keras
Awas Obat Keras
Hanya Untuk Kumur, Jangan
Tidak Boleh Ditelan
Ditelan
P No. 3
P No. 6
Awas Obat Keras
Awas Obat Keras
Hanya Untuk Bagian Luar
Obat Wasir, Jangan Ditelan
Badan
Gambar . Tanda Peringatan P1 – P6
e. Obat Bebas
adalah obat yang dapat dibeli secara bebas, dan
tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Gambar . Lambang Obat bebas
Sumber Obat
Obat yang kita gunakan ini berasal dari berbagai sumber antara lain :
1. Tumbuhan (flora, nabati), seperti digitalis folium, kina, minyak jarak, codein, dll
2. Hewan (fauna, hayati) seperti minyak ikan, adeps lanae, cera, adrenalin dll
3. Mineral (pertambangan) seperti kalium iodida, garam dapur, parafin, vaselin.
4. Sintetis (tiruan/buatan) seperti kamfer sintetis, vitamin C, acid benzoic synthetic,
chloramphenicol dll.
5. Mikroba seperti antibiotik penicillin dari Penicillium notatum.
Contoh: pengolahan sumber obat menjadi sediaan.
Simplisia Sediaan kimia Sediaan galenik
Belladonnae herba Atropin Sulfat Ekstrak Belladonnae
Skopolamin Hbr Tingtur Belladonnae
Opium Morfin Hcl Ekstrak Opium
Kodein Hcl Tingtur Opium
Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter , dokter gigi atau dokter hewan yang
diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi pasien.
Dalam arti umum resep adalah Formulae Medicae, dan terbagi atas:
a. Formulae officinalis
yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan
standar
b. Formulae magistralis
yaitu resep yang ditulis oleh dokter.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang
tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep
ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang lengkap harus memuat:
Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan
Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Contoh bentuk resep dokter adalah sebagai berikut :
Bagian-bagian suatu resep yang
lengkap yaitu:
Dr. S.H. Pudjihadi INSCRIPTIO: tanggal dan tempat
DSP/50005/03. P/75 B
INSCRIPTIO
ditulisnya resep.
Jl. Yusuf Adiwinata SH 62 – Jakarta, Telp. 45011
Jam bicara 3 - 5 sore
Hari Senin , Rabu, Jum’at SIGNATURA: aturan pakai obat.
Jakarta, 20 Mei 2014
INVOCATIO
R/ OBH 120 mg
SUBCRIPTIO: paraf/tanda tangan
dokter yang menulis resep.
PRAESCRIPTIO C.T.M 50 mg
SUBCRIPTIO
Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan sekurang-
kurangnya seorang petugas apotik
Etiket
Pada etiket harus tercantum:
- Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA Apoteker Pengelola
Apotek.
- Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket
- Nama pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti Paraf pembuat
obat.
OBAT LUAR
contoh..........Lotio
Unguentum/Cream/Pasta/Gel
Injectio, Collyrium, Gargarisma, Enema / clysma, Oculenta, Guttae
Ophthalmicae, Guttae auriculares, Guttae nasales, Pulvis adspersorius
2. Rumus dilling
n
20 dosis maksimum dewasa (n adalah umur anak 8 tahun ke atas)
3. Rumus friend
n
150 dosis maksimum dewasa (n adalah umur bayi dalam bulan)
Dosis dengan pemakaian berdasarkan waktu
1. Menurut FI II
Contohnya obat s.o.4.h (setiap 4 jam)
24 24
n X = n X = 6 kali minum dalam sehari semalam.
Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai
kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum gabungan. Dosis
dinyatakan tidak melebihi dosis maksimum gabungan jika dosis pemakaian 1 kali obat
A + dosis pemakaian 1 kali obat B = kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1
harinya.
Bab III
Alat peracikan di laboratorium
Timbangan obat
Timbangan obat ada 3 jenis, yaitu:
1. Timbangan kasar : daya beban 250 hingga 1000 gram, kepekan 200 mg
2. Timbangan gram halus : daya beban 100 hingga 200 gram, ke pekan 50 mg
3. Timbangan miligram : daya beban 10 hingga 50 gram, kepekaan 5 mg.
a. bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas Perkamen.
b. bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau
diatas cawan penguap.
c. bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung
dalam botol atau wadah.
d. bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak hyosciamy langsung
ditimbang, sedangkan untuk ichtyol ditimbang dikertas perkamen yang
sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin
e. Bahan pengoksidasi (Kalium Permanganat, Iodium) ditimbang pada gelas
timbang atau pada gelas arloji yang ditutup.
Alat ukur volume
10. Beaker glass/gelas piala dan labu erlenmeyer untuk melarutkan dan
mencampur bahan.
11. Penjepit kayu atau logam dipakai untuk menjepit cawan atau tabung reaksi
Bab IV
Pulvis dan pulveres
Pulvis Sternutatorius
adalah serbuk yang diisap melalui hidung sehingga serbuk tersebut harus halus
sekali.
Pulvis Effervescent
Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan
mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya
jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau
asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).
Pencampuran serbuk
serbuk hendaklah dilakukan secara
cermat dan jaga agar jangan ada
bagian yang menempel pada
dinding mortir. Terutama untuk
serbuk yang berkhasiat keras dan
dalam jumlah kecil.
Pengenceran serbuk dilakukan dengan mencampurkan bahan aktif dalam jumlah tertentu
dengan zat tambahan, kemudian campuran tersebut ditimbang dan diambil dalam jumlah
tertentu sesuai kebutuhan.
a. Zat berbobot 10-50 mg
Contohnya adalah fenobarbital 15 mg yang akan dilakukan pengenceran 1:10
Timbang fenobarbital 50 mg
450 mg +
500 mg
2450 mg +
2500 mg
Jumlah campuran yang diambil: 6
50 2500 mg = 300 mg
Sediaan serbuk perluy dievaluasi mutunya dan salah satu parameternya adalah
keseragaman bobot serbuk.
Kapsul
Pengertian kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Untuk kapsul dengan bahan obat cair, cangkang harus di tutup dengan
perekat/penyegel agar isi kapsul tidak bocor. Perekat/penyegel yang umum digunakan
adalah campuran air-alkohol.
Pembersihan kapsul
Pembersihan kapsul dapat dilakukan dengan meletakan kapsul di atas sepotong kain
kemudian digosok-gosok sampai bersih.
Faktor-faktor yang dapat merusak cangkang kapsul adalah faktor isi kapsul dan faktor
penyimpanan.
Keseragaman bobot
Pengujian keseragaman bobot kapsul menurut FI III dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kapsul berisi obat kering dan kapsul berisi obat cair atau pasta.
Waktu hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu
hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu
bentuk. Menurut FI IV, untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal
dengan nama Desintegration Tester.
Sediaan setengah padat
Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir.
Penggolongan Salep
Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi:
1. Unguenta :
adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu
biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. krim :
adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang
dapat dicuci dengan air.
3. Pasta :
adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep
tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit
yang diberi.
Cerata :
adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes),
sehingga konsistensinya lebih keras.
2. Salep hydrophillic
yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar
hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain
campuran sterol dan petrolatum.
Dasar Salep
Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar
salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut
dalam air.
Cremores (Krim)
Menurut FI. IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Gel ( Jelly)
Gel merupakan semi padat yang terdiri dari susupensi yang dibuat dari partikel
anorganik kecil atau moleku organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Faktor fisiologis
Meliputi:
Faktor genetik, sistem imun individu.
Faktor sediaan
Faktor-faktor tersebut antara lain.
1. Bentuk sediaan
2. Disintegrasi
3. Disolusi
4. Eksipien
5. Cara/proses pembuatan
Rute pemberian obat
Pemberian obat secara umum dapat dibagi menjadi pemakaian dalam dan pemakaian luar
Adalah pemberian obat melalaui saluran cerna dan sangat sering dipilih oleh para praktisi.
Pemakaian dalam
Bentuk sediaan yang dapat di berikan secara peroral terdapat bermacam-macam
antaralain:
1. Tablet
Adalah bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara mengempa atau mencetak, dan
mengandung obat dengan/tanpa pengencer/pengisi yang cocok, zat penghancur, zat
penyalut, zat pemberi warna, dan zat pembantu lainnya.
2. Kapsul
Kapsul merupakan sediaan padat yang mengandung zat obat dan bahan tambahan lain
sebagai pengisi yang di masukan ke dalam suatu cangkang/kulit yang keras atau lunak
yang biasanya terbuat dari gelatin.
3. Suspensi
Adalah sediaan obat padat dengan ukuran pertikel tertentu (halus) yang terdispesi dalam
pembawa (umumnya cairan) yang sesuai dan ditambahkan dengan suatu zat (bahan
pensuspensi) untuk meningkatkan stabilitasnya.
4. Emulsi dan larutan
Merupakan sediaan yang paling disukai (khususnya oleh anak-anak) karena memiliki
warna dan rasa yang menarik, serta memiliki penyerapan yang jauh lebih cepat karena
bahan obat sudah dalam entuk terlarut.
Pemakaian luar
Dimaksud pemakaian luar adalah penggunaan obat yang tidak melewati saluran cerna
untuk mencapai efek terapi, meliputi pemberian topikal, rektal, dan intravena.
Topikal (kulit)
Penggunaan secara topikal dapat dilakukan dengan berbagai bentuk sediaan, misalnya
salep, krim, lotion, pasta, dan gel.
rektal
Obat-obatan yang diberikan secar rektal umumnya dalam bentuk larutan, supostoria,
atau salep.
Parenteral
Adalah menunjukan sesuatu yang diberikan di luar usus dan tidak melalui sistem
pencernaan.
Tujuan pencampuran
Adalah mengurangi ketidakseragaman antara bahan-bahan yang di campur atau dengan
kata lain mendapatkan sediaan yang homogen.
pencampuran di bagi menjadi 2 yaitu:
2. Formula salep
Bahan aktif : 1% - 10%
Bahan tambahan obat : 90% - 99%, terdiri dari basis salep, pengawet, dan pewarna.
3. Formula suspensi
Bahan obat aktif : 1% - 10%
Bahan tambahan obat : 90% - 99%, terdiri dari pembawa/pelarut, pensuspensi,
perasa, dan pengawet.
BAB VIII
SPESIALITE OBAT
Kategori spesialite obat kemoterapeutika
Kemoterapeutika adalah obat-obat dengan zat kimia sintetik yng digunakan untuk
mengatasi penyakit infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi,
virus, dan protozoa termasuk infeksi oleh cacing.