0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan32 halaman
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan, pengawetan, pengidentifikasian, penganalisisan, dan penstandarisasian obat-obatan serta bentuk sediaannya agar dapat digunakan dan diberikan kepada pasien dengan aman. Farmasetika mencakup ilmu dan teknologi pembuatan sediaan farmasi.
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan, pengawetan, pengidentifikasian, penganalisisan, dan penstandarisasian obat-obatan serta bentuk sediaannya agar dapat digunakan dan diberikan kepada pasien dengan aman. Farmasetika mencakup ilmu dan teknologi pembuatan sediaan farmasi.
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan, pengawetan, pengidentifikasian, penganalisisan, dan penstandarisasian obat-obatan serta bentuk sediaannya agar dapat digunakan dan diberikan kepada pasien dengan aman. Farmasetika mencakup ilmu dan teknologi pembuatan sediaan farmasi.
cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang berarti medika atau obat. • Farmasetika adalah ilmu yg mempelajari seni dalam membuat/ meracik obat sehingga dihasilkan suatu bentuk sediaan yang dapat diberikan dan digunakan oleh pasien, farmasetika mencakup ilmu dan teknologi pembuatan sediaan. Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang: 1. Cara penyediaan obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat- obatan; 2. Seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; 3. Serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien. FARMAKOPE
Farmakope berasal dari bahasa Jerman yaitu
pharmacopera. Pharmakon Obat Poein Buat Pengertian Farmakope dapat diartikan sebagai Buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat-obat penting serta persyaratannya tentang identitas, kadar kemurnian dsb. Begitu pula metode-metode analisa dan resep-resep sediaan farmasi atau bisa diartikan pula buku standar obat yg dikeluarkan oleh badan resmi pemerintah yg menguraikan bahan obat-obatan, bahan kimia dalam obat dan sifatnya, khasiat obat dan dosis yg dilazimkan Sejarah Farmakope Indonesia • Farmakope Indonesia jilid 1 edisi 1 diterbitkan pada 1962 dan diberlakukan mulai dari tanggal 20 Mei 1962. • tahun1965 terbitlah Farmakope Indonesia jilid 2 edisi 1 sebagai pelengkap dan termuat sediaan galenika dan sediaan farmasi lainnya yang belum tertera dalam jilid 1. • Farmakope ini kemudian diberlakukan tanggal 20 Mei 1965 dengan Surat Keputusan Mentri kesehatan RI No. 16001/Kab/54 tanggal 10 April 1965. • Farmakope Indonesia Edisi II yang mulai berlaku sejak 12 November 1972 • tahun 1979 terbit Farmakope Indonesia Edisi III • pada tahun 1996 diluncurkan Farmakope Indonesia Edisi IV. • pada tanggal 27 Januari 2010 Kementerian Kesehatan telah menetapkan pemberlakuan Suplemen Pertama (I) Farmakope Indonesia Edisi IV. Terbitan lain dari Dep Kes • Formularium Indonesia(FOI) terbit 20 mei 1966 • Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978 Buku farmakope lainnya :
-United State Pharmakope (U.S.P)milik Amerika
-British Pharmakope(B.P) Milik inggris -Nederland pharmakope milik Belanda Tata Nama Judul monografi memuat berturut-turut nama latin dan nama Indonesia. Bagi zat yang telah dikenal nama lazimnya disertai nama lazim sedangkan zat kimia organik yang rumus bangunnya dicantumkan umumnya disertai nama rasional. contoh Nama Latin Nama Nama Lazim Nama Rasional / Indonesia Nama Kimia
Acidum Asam Nikotinat Niasina Asam piridin-3-
Nicotinicum karboksilat
Acidum Asam askorbat Vitamin C 3-Okso-L-
ascorbicum gulofuranolakton
Acidum Asam Asetosal 2-acetoxybenzoic
acetylsalycylicum asetilsalisilat acid Judul Farmakope Indonesia tanpa keterangan lain, yang dimaksud adalah Farmakope Indonesia V. Bahan dan Proses Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia dalam Farmakope. Bahan resmi harus dibuat sesuai dengan prinsip- prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan memenuhi semua persyaratan yang tertera pada monografi Farmakope. Bahan Tambahan Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan. Bahan tambahan yang dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali:
a.Bahan tersebut tidak membahayakan dalam
jumlah yang digunakan. b.Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan. c.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi d.Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar. Pemerian Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat secara umum terutama meliputi wujud, rupa, warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal dilengkapi dengan sifat kimia atau sifat fisika, dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pengelolaan, peracikan, dan penggunaan. Tangas Uap Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat juga pemanasan lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas mengalir. Uap panas mengalir maksudnya seperti magic jar, autoclave Tangas Air Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat. Larutan
Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai
arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume. Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut : Suhu Penyimpanan 1. Dingin : suhu tidak lebih dari 8C; lemari pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu - 20C dan - 10C 2. Sejuk :suhu antara 8C dan 15C 3. Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15C dan 30C 4. Hangat : suhu antara 30C dan 40C 5. Panas berlebih : suhu diatas 40C Wadah dan Penyimpanan
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi
bahan yang disimpan didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi Kemasan Tahan Rusak Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas resep dokter , harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel. Wadah tidak Tembus Cahaya
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat
melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya contohnya dengan cara memberi pembungkus yang buram Wadah Tertutup Baik Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan , pengangkutan, penyimpanan dan distribusi. Wadah Tertutup Rapat Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair , bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama pena-nganan , pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal. Wadah Tertutup Kedap Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi Wadah Dosis Tunggal & Ganda
Wadah ini untuk bahan yang hanya digunakan
secara parenteral. Wadah Satuan Tunggal Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah atau pembung-kusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa, hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yang menye-butkan identitas, kadar atau kekuatan, nama produsen, nomor batch dan tanggal ka-daluarsa. Wadah Satuan Ganda Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut. Persen Persen bobot per bobot ( b/b) , menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran,. Persen bobot per volume ( b/v) , menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan, sebagai pelarut dapat digunakan air atau pelarut lain. Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut untuk campuran padat atau setengah padat, yang dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu zat padat dalam cairan yang dimaksud adalah b/v , untuk larutan cairan di dalam cairan yang dimaksud adalah v/v dan untuk larutan gas dalam cairan yang dimaksud adalah b/v Daluwarsa (FI ed III) Daluwarsa (FI ed III)/ Expiry date/ ED (farmakope lain) adalah waktu yg menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku. Daluwarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun (untuk makanan dan minuman dinyatakan dalam tanggal, bulan, tahun). Daluwarsa harus dicantumkan dalam etiket. Dosis (FI ed III)
• Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum
adalah dosis maksimum dewasa utk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.