Anda di halaman 1dari 85

Ketentuan Umum

Farmakope Indonesia

Oleh:
Meiti Rosmiati, S.Si., M.Farm., Apt

1
Tujuan Pembelajaran
• Memahami teori dasar farmasetika meliputi
pengertian resep, penulisan dan
pengelolaan resep; penggolongan obat;
perhitungan dosis
• Memahami prinsip teknologi dan preparasi
sediaan padat, cair dan semi padat
• Memahami jenis/bentuk sediaan farmasi

batasan; jenis; aplikasi

2
Pokok Bahasan
• Resep; pengertian resep, penulisan,
kelengkapan,pengelolaan, aspek sosial,
penggolongan obat; perhitungan dosis
• Prinsip dan teknik dasar pembuatan sediaan
farmasi
• Peralatan dan perlengkapan dalam
pembuatan sediaan farmasi
• Jenis dan macam sediaan farmasi
• Pengenalan wadah dan etiket

3
Pendahuluan
• Farmasi berasal dari kata Yunani: Farmakon
yang artinya medika / obat.

• Farmasi adl ilmu yg mempelajari cara


membuat, mencampur, meracik,
memformulasi, mengidentifikasi,
mengkombinasi, menganalisis serta
menstandarkan obat & pengobatan juga sifat-
sifat obat beserta pendistribusian &
penggunaannya scr aman.
4
Pendahuluan
• Farmasetika adalah ilmu yg mempelajari ttg cara
penyediaan obat; meliputi pengumpulan, pengenalan,
pengawetan & pembakuan bhn obat-obatan; seni
peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi mjd
btk ttt hingga siap digunakan sbg obat; serta
perkembangan obat yg meliputi ilmu dan teknologi
pembuatan obat dlm btk sediaan yg dpt digunakan &
diberikan kepada pasien

• Teknologi farmasi mrp ilmu yg membahas ttg teknik &


prosedur pembuatan sediaan farmasi dlm skala industri
farmasi termasuk prinsip krj serta perawatan &
pemeliharaan alat-alat produksi & penunjangnya serta
ketentuan CPOB.
5
Farmakope
• Buku resmi (ditetapkan secara hukum)
• Memuat standardisasi obat dan persyaratan,
identitas, kadar, kemurnian, metode analisis dan
resep standar sediaan farmasi
• Disusun oleh negara masing-2 (sesuai
perkembangan kondisi alam dan IPTEK) ≈ FDA,
WHO
• FI, USP, BP, JP, NF
• FI Ed. I, II, III, IV
• Ekstra Farmakope 1974
• Buku lain : Formularium Nasional

6
FI; ketentuan umum
Tata nama memuat nama Latin & nama Indonesia, spt
contoh sbb :

Nama Latin Indonesia Sinonim NamaKimia

Acidum Asam nikotinat niasin As piridin-3-


nicotinicum karboksilat
Acidum Asam askorbat Vit C 3-okso-L-
ascorbicum gulofuranolakton
Acidum Asam asetosal 2-Acetoxybenzoic
acetylsalycylicum asetilsalisilat acid

7
FI; ketentuan umum
• Etanol; kadar atau persentase kemurnian (100%)
• Air; pengujian dan penetapan kadar (air yang
dimurnikan ≈ aquadest)
• Bahan tambahan; bahan dasar dan pelengkap
(penyalut, pewarna, penyedap, pembawa, dll)
utk meningkatkan stabilitas, manfaat,
penampilan sediaan
• Tangas uap dan tangas air
• Indikator, bobot jenis, suhu (suhu kamar
terkendali, dingin, lemari pendingin & pembeku,
suhu sejuk, suhu kamar, hangat & panas).

8
FI; ketentuan umum
• Pernyataan : lebih kurang, penyaringan,
• Istilah kelarutan
sangat mudah larut <1
mudah larut 1-10
larut 10-30
agak sukar larut 30-100
sukar larut 100-1.000
sangat sukar larut 1.000-10.000
praktis tidak larut > 10.000
• Wadah

9
FI; ketentuan umum
Kadar larutan:
1. Lar volumetri
Molalitas (m); gram/1 kg
Molaritas (M); gram/1 liter
Normalitas (N); bobot ekivalen/1 liter
2. Persen
% b/b; gram/100 g larutan/campuran (u/
bhn padat, setengah padat)
% b/v; gram/100 mL larutan (u/ larutan, susp pdt,
atau gas dlm cairan)
% v/v; mL/100 mL larutan (u/ cairan dlm cairan)

10
11
12
13
KETENTUAN UMUM
FARMAKOPE INDONESIA

EDISI III & IV


Tata nama

Tata nama zat


Tata nama garam
Bahan dan Proses
• Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang
memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope
untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang
monografinya tersedia dalam Farmakope.

• Bahan resmi harus dibuat sesuai dengan prinsip-


prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan
yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan,
untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan
memenuhi semua persayaratan yang tertera pada
monografi Farmakope.
Bahan Tambahan
• Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh
mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara
khusus diperkenankan dalam monografi

• Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan


umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar,
penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan
pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk
meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun
untuk memudahkan pembuatan.
Bahan tambahan yang dianggap tidak
sesuai dan dilarang digunakan, kecuali:

a.bahan tersebut tidak membahayakan dalam


jumlah yang digunakan.
b.Tidak melebihi jumlah minimal yang
diperlukan untuk memberikan efek yang
diharapkan.
c.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek
terapi atau keamanan dari sediaan resmi
d.Tidak menganggu dalam pengujian dan
penetapan kadar.
Pemerian
• Pemerian memuat paparan mengenai
sifat zat secara umum terutama
meliputi wujud, rupa, warna, rasa, bau
dan untuk beberapa hal dilengkapi
dengan sifat kimia atau sifat fisika,
dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk
dalam pengelolaan, peracikan, dan
penggunaan.
Tangas Uap
• Jika dinyatakan penggunaan tangas
uap, yang dimaksud adalah tangas
dengan uap panas mengalir. Dapat juga
pemanasan lain yang dapat diatur,
hingga suhunya sama dengan uap
panas mengalir.
• Uap panas mengalir maksudnya seperti
magic jar, autoclave
Tangas Air
• Jika dinyatakan penggunaan tangas air,
tanpa menyebutkan suhu tertentu yang
dimaksudkan adalah tangas air yang
mendidih kuat.
Larutan
• Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai
arti 1 bagian volume cairan atau 1
bagian bobot zat padat diencerkan
dengan atau dilarutkan dalam
pengencer atau pelarut secukupnya
hingga volume akhir 10 bagian
volume.
Kelarutan zat yang tercantum dalam
farmakope dinyatakan dengan istilah
sebagai berikut :
Suhu Penyimpanan

Dingin : suhu tidak lebih dari 8C; lemari


pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan
lemari pembeku mempunyai suhu - 20C dan -
10C
Sejuk :suhu antara 8C dan 15C
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar
erkendali adalah suhu yang diatur antara 15C dan
30C
Hangat : suhu antara 30C dan 40C
Panas berlebih : suhu diatas 40C
Wadah dan Penyimpanan
• Wadah dan sumbatnya tidak boleh
mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara kimia maupun
secara fisika, yang dapat
mengakibatkan perubahan kekuatan,
mutu atau kemurniannya hingga tidak
memenuhi persyaratan resmi
Kemasan tahan rusak
• Wadah suatu bahan steril yang
dimaksudkan untuk pengobatan mata
atau telinga, kecuali yang disiapkan
segera sebelum diserahkan atas resep
dokter , harus disegel sedemikian rupa
hingga isinya tidak dapat digunakan
tanpa merusak segel.
Wadah tidak tembus cahaya
• Wadah tidak tembus cahaya harus
dapat melindungi isi dari pengaruh
cahaya, dibuat dari bahan khusus yang
mempunyai sifat menahan cahaya
contohnya dengan cara memberi
pembungkus yang buram
Wadah tertutup baik
• Wadah tertutup baik harus melindungi
isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama
penanganan , pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi.
Wadah tertutup rapat
• Harus melindungi isi terhadap masuknya
bahan cair , bahan padat atau uap dan
mencegah kehilangan, merekat, mencair
atau menguapnya bahan selama pena-
nganan , pengangkutan dan distribusi
dan harus dapat ditutup rapat kembali.
Wadah tertutup rapat dapat diganti
dengan wadah tertutup kedap untuk
bahan dosis tunggal.
Wadah tertutup kedap
• Harus dapat mencegah menembusnya
udara atau gas selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi
Wadah dosis tunggal & ganda
• Wadah ini untuk bahan yang hanya
digunakan secara parenteral.
Wadah satuan tunggal
• Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan
untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang
harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah
atau pembung-kusnya sebaiknya dirancang
sedemikian rupa, hingga dapat diketahui apabila
wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah
satuan tunggal harus diberi etiket yang menye-
butkan identitas, kadar atau kekuatan, nama
produsen, nomor batch dan tanggal ka-daluarsa.
Wadah satuan ganda
• Adalah wadah yang memungkinkan
dapat diambil isinya beberapa kali tanpa
mengakibatkan perubahan kekuatan,
mutu atau kemurnian sisa zat dalam
wadah tersebut.
Persen
Persen bobot per bobot ( b/b) , menyatakan
jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau
campuran,.
Persen bobot per volume ( b/v) , menyatakan
jumlah gram zat dalam 100 ml larutan, sebagai
pelarut dapat digunakan air atau pelarut lain.
Persen volume per volume (v/v), menyatakan
jumlah ml zat dalam 100 ml larutan
Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut
untuk campuran padat atau setengah padat, yang
dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi
suatu zat padat dalam cairan yang dimaksud
adalah b/v , untuk larutan cairan di dalam cairan
yang dimak-sud adalah v/v dan untuk larutan gas
dalam cairan yang dimaksud adalah b/v
35
36
DOSIS
Juml. Obat yang diberikan kpd penderita dlm
satuan berat (gram, mg,µg) atau satuan isi (mL,L)
atau unit lain
•dosis lazim
 Jumlah obat yg memberikan efek terapi
• dosis toksik
jumlah obat yg mengakibatkan keracunan
• dosis letal
jumlah obat yg dapat mengakibatkan
kematian
• dosis maksimal
jumlah obat yg masih aman diberikan
dalam takarannya
37
DOSIS
• Dosis obat adalah jumlah obat yang
diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, miligram,
mikrogram) atau satuan isi (mililiter,
liter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional).
DOSIS LAZIM
• Kecuali dinyatakan lain, maka yang
dimaksud dengan dosis obat ialah
sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik pada penderita dewasa
/anak
disebut dozis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapi.
DOSIS MAKSIMUM
• Dosis maksimum adalah dosis optimum
yang masih dapat diberikan kepada
seorang manusia dewasa sehat tanpa
menimbulkan efek keracunan.
DOSIS TOXICA
• Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis maksimum, terutama obat yang
tergolong racun, ada kemungkinan
terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxica.(tanpa kematian )
DOSIS LETALIS
• Bila Dosis toxica ini dilewati maka
dapat mengakibatkan kematian, disebut
sebagai dosis letalis.
DOSIS
• Dosis terapetik < Dosis maksimum <
Dosis toxica < Dosis letalis
DOSIS AWAL
• Obat-obat tertentu memerlukan dosis
permulaan (initial dose) , dosis awal
(loading dose) , dosis pemeliharaan
(maintenance dose).
• Dengan memberikan dosis permulaan
yang lebih tinggi dari dosis
pemeliharaan, misalnya dua kali, kadar
obat yang dikehendaki dalam darah
dapat dicapai lebih awal.
CARA PEMBERIAN OBAT
1. Enteral (oral ): dimakan atau diminum
2. Parenteral : subkutan, intramuskuler,
intravena, dan sebagainya.
3. Rektal, vaginal, uretral
4. Lokal, topikal
5. Lain-lain : implantasi, sublingual,
intrabukal, dan sebagainya.
46
DOSIS
Faktor yang mempengaruhi dosis :
• Faktor obat;
 sifat fisika,sifat kimia, toksisitas, bentuk
sediaan
• Cara pemberian obat;
oral, parenteral, rektal, vaginal, uretral,topikal,dll
• Faktor penderita;
umur, BB, jenis kelamin, ras, toleransi, dll
• Interaksi Obat;
fisik, kimia, farmakologi
- efek positif : memperpanjang efek kerja obat

- efek negatif : mengganggu penyerapan obat yg lain


47
DOSIS

• DOSIS DEWASA
• DOSIS ANAK :
perbdgn dosis dewasa :
- perbandingan usia (20-24 thn)
- perbandingan BB (70 kg)
- perbandingan LPT (1,73 m2)
berdasarkan ukuran fisik individual
- BB anak dlm kg
- LPT anak (m2)
- Rumus R.O. Mosteller
LPT =
 (cm) xBB(kg )
360

48
DOSIS

DOSIS ANAK :
- dinyatakan dalam sekian mg
per kg BB per hari
-dosis per kali, dgn membagi
dosis per hari  tdk melewati
DM

49
DOSIS

• DOSIS OBESITAS
BB 20% diatas BB ideal
Perbedaan antar obat (daya larut lemak)
dan distribusi obat dlm jar.lemak dan air
Deviasi besar dari komposisi tubuh
• DOSIS GERIATRI
Perubahan fisiologis dan patologis tubuh
- konsentrasi obat; ADME
- kecepatan absorpsi menurun
- perubahan mukosa GIT
50
DOSIS

Alat Penakar Dosis :


• sendok resmi (FI)
sendok makan ( C ) ~ 15 ml
sendok teh (c.th) ~ 5 ml
• wadah obat minum
• gelas obat (batasan garis tanda volume)
• obat minum tetes → penetes baku
( 1 ml = 20 gtt)

51
DOSIS UNTUK ANAK

Bagaimana menghitung dosis untuk anak ?


• Berdasar perbandingan dosis dengan
orang dewasa
• Berdasar kondisi fisik masing-masing
anak
PERBANDINGAN DOSIS
• Berdasar umur
(orang dewasa : 20 – 24 tahun)
• Berdasar berat badan
(orang dewasa : 70 kg)
• Berdasar luas permukaan tubuh (LPT) .
luas permukaan tubuh orang dewasa :
1.73 m²
DOSIS TERAPETIK
• Formula YOUNG : n
Da = ------- x Dd
n+12

• Formula DILLING : n
Da = ------ x Dd
20
DOSIS TERAPETIK
• Formula FRIED : m
Da =  x Dd
150

• Formula AUGSBERGER :
4n + 20
Da =  x Dd
100
DOSIS TERAPETIK
• Formula COWLING : n+1
Da =  x Dd
24
n : umur anak (tahun)
m : umur anak dalam bulan
Da : Dosis Anak
Dd : Dosis dewasa dalam mg
Usia dewasa : 20 – 24 tahun
BERDASAR BERAT BADAN
• Formula AUGSBERGER :
1.5w + 10
Da = ----------------x Dd
100
w : berat badan dalam kg
Berat badan dewasa : 70 kg
BERDASAR LPT
• Formula CRAWFORD – ERRY ROURKE :
LPT anak
Da = ---------------- x Dd
LPT dewasa

LPT dewasa : 1,73 m²


METODE GABIUS

< 1 tahun 1/12 Dd


2 tahun 1/8 Dd
3 tahun 1/6 Dd
4 tahun 1/4 Dd
7 tahun 1/3 Dd
14 tahun 1/2 Dd
20 tahun 2/3 Dd
> 21 tahun Dd
FORMULA PINCUS CATSEL

1 tahun ¼ Dd
½ tahun 1/3 Dd
5 tahun 0.4 Dd
7 tahun 0.5 Dd
12 tahun 0.75 Dd
> 18 tahun Dd
Arti % dalam campuran obat

• % b/b artinya berat bahan berkhasiat


terhadap jumlah bahan sediaan.
Contoh : salep Ichtyol 10 % artinya
Berat Ichtyol 10 g dalam 100 g sediaan
salep
% b/v artinya berat bahan dalam g
terhadap jumlah sediaan cair 100 cc
PEDOMAN PENGOBATAN
• Memberi obat yang tepat
• Dengan dosis yang tepat
• Dalam bentuk yang tepat
• Kepada penderita yang tepat
• Pada waktu yang tepat
CARA PERHITUNGAN DOSIS
• Pemilihan dan penetapan dosis memang
tidak mudah karena harus memperhatikan
– Faktor penderita; meliputi umur, bobt badan,
jenis kelamin,LPT,toleransi,habituasi,adiksi,dan
sensitifitas serta kondisi pasien
– Faktor obat;sifat fisika kimia obat,sifat
farmakokinetik
– Faktor penyakit;meliputi sifat dan jenis penyakit
serta kasus penyakit
• Tdk ada aturan pokok mengenai perhitungan
dosis pada anak
63
Beberapa rumus perhitungan dosis
• Perhitungan dosis berdasarkan umur
• Perhitungan dosis berdasarkan bobot
badan
• Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan
• Perhitungan dosis dengan pemakaian
berdasarkan jam

64
Perhitungan dosis berdasarkan umur
• Rumus young

• Rumus Fried

• Rumus Dilling

• Rumus Basteo

65
• Rumus Cowling

• Rumus Gaubius
0-1 tahun = ½ x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = ¼ x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = ½ x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa

• Rumus Bastedo 66
Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan

• Rumus Clark (Amerika)

• Rumus Thremich-Fier (jerman)

• Rumus Black (Belanda)

67
Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan
• Dari kumpulan kuliah farmakologi UI thn
1968

• Rumus Catzel

68
Perhitungan dosis dengan pemakaian berdasarkan
jam
• Menurut FI III

• Menurut Van Duin


Pemakaian sehari dihitung untuk 16, kecuali
antibiotika dihitung sehari semalam 24 jam.

69
Dosis maksimum gabungan
• Harus dihitung apabila terdapat 2 obat
atau lebih yang kerjanya searah dan
tidak boleh melampaui jumlah dosis
obat-obat tersebut

70
71
72
73
74
contoh
1 dr. Stevy 2 dr. Stevy
SIP. 123.10/12 SIP. 123.10/12

Jl. Delima II/IV no 10 B, Jakarta Jl. Delima II/IV no 10 B, Jakarta


Timur Telp. 021-881960 Timur Telp. 021-881960
Jkt, 12 sept 2012 Jkt, 12 sept 2012

R/ Aminophyllini 200 mg R/ Pulv. Doveri 80 mg


Phenobarbital 10 mg Codein Hcl 10 mg
m.f.pulv. Dtd No. X
S 3 dd pulv 1
m.f.pulv. Dtd No. XV
S t dd pulv 1

Pro : Ani (10 y)


Pro : yuni (8 y)

75
• TM Aminophilin 500 mg/1,5 g
• TM Phenobarbital 300 mg/600 mg
Aminophillin

Phenobarbital

76
Contoh
3 dr. Stevy 4 dr. Stevy
SIP. 123.10/12 SIP. 123.10/12

Jl. Delima II/IV no 10 B, Jakarta Jl. Delima II/IV no 10 B, Jakarta


Timur Telp. 021-881960 Timur Telp. 021-881960
Jkt, 12 sept 2012 Jkt, 12 sept 2012

R/ Antalgin 2 R/ codein HCl 15 mg


coffein 500 mg CTM 2 mg
CTM No.V Efedrin HCl 2,5 mg
Efedrin HCl ¼ tab PCT 150 mg
m.f.pulv. No. X m.f.pulv. No. X
S 3 dd pulv 1 S prn pulv. I

Pro : ratna (10 y) Pro : Yulizar (5 y)


77
tugas
1. Monografi Analgetik – 8. Simplisia
antipiretik Daftar tabel DM/DL anak &
2. Monografi antibiotik Dewasa :
3. Monografi 9. analgetik-antipiretik
antibakteri/jamur 10. Antibiotik
4. Monografi Vitamin 11. antibakteri/jamur
5. Monografi anti inflamasi 12. Antinflamasi
6. Monografi steroid 13. Steroid
7. Monografi 14. antitusif/ekspektotan
antitusif/ekspektoran 15. Penentuan BJ, bobot per
milliliter
16. Jarak lebur, jarak didih,
suhu lebur, suhu didih.
17. Wadah & suhu
18. air, tangas, etanol

78
Penggolongan obat
• Menurut kegunaan obat
• Menurut cara penggunaan obat
• Menurut cara kerja obat
• Menurut undang-undang
• Menurut sumber obat
• Menurut bentuk sediaan obat
• Menurut proses fisiologis dan biokimia
tubuh
79
• Menurut kegunaan • Menurut cara
obat penggunaan obat
– Untuk menyembukan – Pemakaian dalam
(terapeutic) melalui oral
– Untuk mencegah – Pemakaian luar
(prophylactic)
– Untuk diagnosa
(diagnostic)

80
• Menurut cara kerja • Menurut undang-undang
obat – Narkotik, merupakan obat
– Lokal : bekerja yang dibutuhkan dalam
dijaringan setempat bidang pengobatan dan
iptek serta dapat
– Sistemik : obat
menimbulkan
didistribusikan
ketergantungan dan
kesuluruh tubuh
adiksi
– Psikotropik, obat yang
mempengaruhi sikap
mental, merangsang ata
menenangkan, mengubah
pikiran,perasaan/kelakuan
seseorang

81
– Obat keras, adalah – Obat bebas terbatas,
semua obat yang : obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep
• Memiliki TM/DM atau dokter dalam bungkus
tercantum dalam aslinya, kemudian diberi
daftar obat keras tanda lingkaran bulat
yang ditetapkan berwarna biru dengan
pemerintah garis tepi hitam serta
• Diberi tanda lingkaran diberi tanda peringatan
bulat berwarna (P No.1 s/d P No.6)
merah dengan garis – Obat bebas, obat yang
tepi hitam&huruf K dapat dibeli secara bebas
yang menyentuh dan tidak
garis tepi membahayakan si
• Semua obat,kecuali pemakai, diberi tanda
dinyatakan lingkaran erwarna hijau
pemerintah tidak dengan garis tepi hitam
mebahayakan
82
83
• Menurut sumber • Menurut bentuk
obat sediaan obat
– Tumbuhan : kina, – Padat
digitalis – Setengah padat
– Hewan : minyak – Cair
ikan, adeps lanae – Gas : aerosol
– Mineral : sintetis :
kamfer, vitamin C
– Mikroba & fungi:
penicillin

84
• Menurut proses fisiologis dan biokimia
tubuh
– Obat farmakodinamik, bekerja terhadap host
dengan jalan mempercepat atau memperlambat
proses fisiologi atau fungsi biokimia didalam
tubuh, misal :hormon, diuretik
– Kemoterapeutik. Membunuh parasit dan kuman
didalam tubuh inang
– Diagnostik, yaitu obat yang dapat membantu
diagnosa

85

Anda mungkin juga menyukai