Anda di halaman 1dari 88

Penanganan

obat
sitostatika,
Telaah Resep,
PelayananObat,
Penanganan
Limbah dan tumpah
Sitostatika
Pencampuran?
Pendahuluan
Standar
PKPO 5

Obat Disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan


SNARS 1.1

aman dan bersih

Untuk Menjamin:
Keamanan
Mutu
Manfaat dan
Khasiat ObatYang disiapkan dan
disiapkan pada pasien
maka rumah sakit diminta
menyiapkan dan menyerahkan obat
dalam lingkungan yang aman

Aman bagi
• pasien,
• petugas, dan
• lingkungan

Untuk mencegah kontaminasi


tempat penyiapan obat harus sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan dan praktik profesi
RUANG BERSIH PETUGAS TERLATIH

(clean room) yang dengan teknik


dilengkapi dengan aseptik serta
laminary airflow menggunakan alat
cabinet perlindung diri yang
sesuai

PROSEDUR BENAR
staf yang menyiapkan produk
steril terlatih dengan prinsip
penyiapan obat dan teknik
aseptik.
•identitas pasien;
Telaah obat •ketepatan obat;
dilakukan terhadap
obat yang telah siap
•dosis;
dan telaah dilakukan •rute pemberian;
meliputi 5(lima) dan
informasi
•waktu pemberian
telaah Resep dan
verifikasi resep
kemoterapi
Maksud dan Tujuan PKPO 5.1
• Setiap resep/permintaan obat/instruksi
pengobatan harus dilakukan dua
pengkajian/telaah, yaitu:
• •Pengkajian/telaah resep yang dilakukan
sebelum obat disiapkan untuk memastikan
resep memenuhi syarat secara administrative,
farmasetik dan klinis
• •Telaah obat yang dilakukan setelah obat selesai
disiapkan untuk memastikan bahwa obat yang
disiapkan sudah sesuai dengan resep/instruksi
pengobatan
Maksud dan Tujuan PKPO 5.1 Pengkajian resep dilakukan oleh
Farmasi meliputi:
• ketepatan
identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan
minum/makan obat, dan waktu pemberian;
• duplikasi pengobatan;
• potensi alergi atau hipersensitivitas;
• interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
• variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
• berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
• kontra indikasi.
What is Protocol

• “Cocktails” of cytotoxic drugs


used to treat different tumors
• Protocols are generated
through clinical trials -tested
safe and efficacious
Sudahkah protokol terstandar?
Medication error?
Isi dari protocol?
• Identitas pasien
• Diagnosa dan regimen kemoterapi
• Rencana kemo dan interval
• Hidrasi
• Pramedikasi
• Antiemetics
• Obat kemo terapi dan dosis
• Instruksi khusus
Hidrasi

• Untuk obat-obat Nefrotoxic


seperti Cisplatin
• Pre hidrasi
• Post hidrasi
Pra medikasi

• Untuk mengurangi efek samping selama


kemoterapi
• Umumnya Ondancetron 8mg dan
dexamethasone 20 mg iv
• Beberapa obat ditambah H1 dan H2 blocker
• Untuk golongan taxane plus dexa 8 mg
Anti emetic
• Given based on emetogenicpotential of
chemotherapy
• Various classes of drugs
• Alone / combination
• Serotonin antagonists
• Corticosteroids
• CNS/ dopamine-acting drugs
• NK1antagonists
Chemotherapy is a high risk process
• Pemberian kemoterapi merupakan
protokol yang kompleks dan
melibatkan sejumlah obat dengan
toksisitas tinggi
• Dosis dihitung secara individual
tergantung dari kondisi pasien seperti
tinggi badan, berat badan, GFR
• Dosis dan jadwal kemo harus
disesuaikan tergantung dari kondisi
pasien dan hasil laboratorium
pendukung
Pernah Mendengar
de Gramont??

•Fluorouracil
•Folinic Acid
Chemotherapy is a high risk process
• No defined way of expressing chemotherapy regimens
and scheduling and the use of acronyms for naming
protocols can add to the potential for confusion
e.g. CHOP, Hyper CVAD/HiDAC MTX, R-ICE, ICE

• Dosing scheduling & cyclingcan be complex and


confusing
• Use of day 1, 8, 15etc to nominate the schedule
• Giving drugs every 14, 21 or 28 days
Chemotherapy regimen
Obat kemo terapi dan dosis
• Sebagian besar menggunakan BSA
• BSA → 𝑇𝐵 𝑥 𝐵𝐵
3600

Carboplatin →Calvet Formula :


• Target AUC x (GFR +25)
• GFR (pers Cockcroft dan Gault) :
• CrCl (ml/min)= (𝒔𝒆𝒓𝒖𝒎 𝒄𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏𝒊𝒙𝟕𝟐)
𝟏𝟒𝟎−𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒙 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏
Verifikasi Resep
Restriksi OBAT
• Sebagian Besar pasien adalah pasien dengan jaminan BPJS
• Obat yang diberikan mengacu pada Formularium Nasional
• Agar bisa ditagihkan harus memenuhi persyaratan
(Verifikasi BPJS)
❖Obat sitostika hanya untuk penyakit Kanker
❖Indikasi ditunjang dg hasil PA (Biopsi)
Pemeriksaan spesifik
❖Indikasi memenuhi Restriksi penggunaan
Ca Mammae
Types of Breast Cancer Overview
➢Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
➢Invasive Breast Cancer (IDC/ILC)
➢Angiosarcoma of the Breast
➢Inflammatory Breast Cancer
➢Paget Disease of the Nipple
Ca Mammae…..
Non-Hodgkin Lymphoma (NHL):
Subtypes

• Types of B-cell Lymphoma


• Types of T-cell Lymphoma
Types of B-cell Lymphoma
• Follicular lymphoma
• Chronic lymphocytic leukemia (CLL) /small lymphocytic
lymphoma (SLL)
• Mantle cell lymphoma (MCL)
• Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL)
• Marginal zone lymphomas
• Burkitt lymphoma
• Lymphoplasmacytic lymphoma (Waldenstrom
macroglobulinemia)
• Hairy cell leukemia
• Primary central nervous system (CNS) lymphoma
• Primary intraocular lymphoma (lymphoma of the eye)
Types of T-cell Lymphoma

• T-lymphoblastic lymphoma/leukemia
• Peripheral T-cell lymphomas
2019

2020
BSA 1.43
𝑇𝐵 𝑥 𝐵𝐵
3600
TB163
163 cm
𝑥 45
=
BB3600
45 kg
= 1.43
BSA???
375 mg/m2 x 1.43 = 536.25 mg
50 mg/m2 X 1.43 = 71.5 mg
1.4 mg/m2 x 1.43 = 1.96 mg
750 mg/m2 x 1.43 = 1073 mg

Memenuhi, di acc pemberian


Labelling

Label harus tertulis jelas :


- Nama pasien
- Nomor CM, Bangsal
- Nama Obat, Dosis
- Nama dan volume pelarut
- Tanggal dibuat
- Stabilitas
- Petunjuk khusus (penyimpanan, pencahayaan)
-* di cek Kembali sudah sesuai dengan resep atau belum
Penyiapan Obat yang di
Rekonstitusi
• Menyiapkan Obat sesuai jumlah yang akan direkonstitusi
• Menyiapkan Plabot infus yang dipergunakan
• Mengecek lagi kesesuaian Label dengan Resep
(Membaca ulang Resep Permintaan Pencampuran)
Tahap Pencampuran
• Membaca ulang Resep Permintaan
Pencampuran
• Cek ulang obat yang disiapkan,
Jumlah, nama obat
• Tersedia ruang (clean room) dengan
LAF vertikal class 100
• Desinfeksi sebelum pekerjaan
dilakukan (sesuai dengan persyaratan
aseptic dispensing)
• Periksa produk hasil pencampuran (ada
endapan/tidak, ada kebocoran/tidak,
jernih/tidak
Pengecekan Hasil Rekonstitusi

• Membaca ulang Resep Permintaan Pencampuran


• Periksa produk hasil pencampuran (ada
endapan/tidak, ada kebocoran/tidak, jernih/tidak
• Memeriksa Kesesuaian Obat dengan Label
CPOB

Tidaklah cukup bila produk


jadi hanya sekedar lulus dari
serangkaian pengujian, tetapi
yang lebih penting adalah
bahwa mutu harus dibentuk
ke dalam produk tersebut
Verifikasi Resep

Telaah Resep
CeK

Labelling
CeK

Penyiapan Obat
CeK

Rekonstitusi Obat
CeK

Final Cek
CeK

Penyerahan Ke Petugas Bangsal


Plastic Resin Code
PET (Poly Ethylene Terephthalate)
HDPE (High Density Polyethylene)
Vinyl – PVC (PolyVinyl Chloride)
LDPE (Low Density PolyEthylene)
PP (PolyPropylene)
PS (PolyStyrene)
Others
Phthalates are plasticizers, commonly
used to soften PVC
Phthalates plasticizer Plasticizers
• DEHP ([di-(2-ethylhexyl) phthalate] most coomonly used
• DIDP (di-isodecyl-phthalate)
• DINP (di-isononyl-phthalate)
• DBP (dibutylphthalate)
• BBP (butylbenzylphthalate)Plas
non-phthalates
• adipates,
• citrates,
• phosphates,
• trimellitates, etc
• DEHT(DEHT = Di(2-ethylhexyl) terephthalate
• DOTP (Dioctyl terephthalate).
Interactions Between Drugs and PVCBag
Materials
Interactions between drugs and PVC
container materials
Amounts of DEHP leaching into infusion solutions stored in
IV PVC bags, such as
• Blood transfusion bags
• Platelet concentrate stored in blood bags
• Parenteral Nutrition
• Cytostatics or
• Antibiotics.
Wadah Infus
Wadah dan Infuset
Pengelolaan limbah
dan tumpahan
sitostatika
Safe handling of Chemo
• Three routes of accidental exposure:
1). Absorption through skin
2). Inhalation
3). Ingestion (food, gum)
• Cytotoxic Precautions: protective practices whereby
all excreta from pt. on chemo. may contain
metabolized or cytotoxins. (urine & feces highest
concentration)
• begin:prior to chemo & end ~ 48hrs. Post completion
chemo
Pengelolaan Limbah
1.Seperti limbah B3
2.Bekerja sama dengan bagian sanitasi
3.Pemisahan limbah :
• - Limbah non sitostatika
• - Limbah sitostatika
• 4. “Packaging” kantong plastik dengan warna yang berbeda
• 5. “Labelling”
• 6. Transportasi PPE!
• 7. Dibakar di incenerator dengan suhu 1100 0C
Limbah sitostatika

• semua bahan yang telah bersentuhan dengan


obat-obatan sitotoksik selama proses
rekonstitusi dan pemberian
Antara lain jarum suntik, jarum, vial kosong atau
vial yang digunakan sebagian, sarung tangan,
APD, masker respirator, dan material dari
pembersihan tumpahan sitotoksik.
• Filter udara
Limbah sitostatika

 Semua limbah sitotoksik harus ditempatkan secara


tertutup sistem sebelum dikeluarkan dari LAF
 Semua limbah benda tajam harus ditempatkan di sharp
container
 Semua limbah sitotoksik harus ditempatkan di kemasan
sekunder dan disegel untuk memastikan kebocoran tidak
dapat terjadi, dan harus diberi label yang jelas untuk
menunjukkan adanya limbah sitotoksik.
 Transportasi dan penyimpanan Sampah sitotoksik
Waste handling &patient excreta
• Handling of CT waste
➢ contamination waste
➢Labelling
➢Transport &storage
➢disposal
• Handling patient excreta
➢Precautin should be taken for up to 7 days after
treatment
Penanganan Tumpahan Sitostatika
• Penanganan tumpahan
sitotoksi adalah upaya untuk
menghilangkan tumpahan
bahan sitotoksik maupun cairan
tubuh dari pasien dengan terapi
sitotoksik di lantai maupun
permukaan yang lain sehingga
aman untuk pengelolaan
selanjutnya
tujuan

• Mengurangi dampak buruk bagi petugas,


pengunjung maupun pasien
• Mengurangi dampak buruk tumpahan terhadap
pencemaran lingkungan
• Diperlukan adanya
kebijakan jika terjadi
tumpahan
• Adanya petugas yang
terlatih
• Harus ada Spill kit
Alat dan Bahan (spill kit)

• Instruksi penggunaan spill kit


• APD
• Tissu, kassa penyerap, kail lap
• Detergen cair
• Aquadest
• Kantong plastic ungu
• Pinset/ karton tebal
• Botol / sharp container
• Tanda peringatan
• Lembar laporan
Membersihkan tumpahan di luar
BSC dalam ruang steril
• a) Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area
sebelum diizinkan.
• b) Beri tanda peringatan di sekitar area.
• c) Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
• d) Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan
menggunakan alat seperti sendok dan tempatkan
dalam kantong buangan.
• e) Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan
buang dalam kantong tersebut.
• f) Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan
buang dalam kantong tersebut.
• g) Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
• h) Bilas dengan aquadest.
• i) Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat
terangkat. j) Tanggalkan glove luar dan tutup kaki,
tempatkan dalam kantong pertama.
• k) Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
• l) Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan
dalam, tempatkan dalam kantong kedua.
• m) Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat
penampung khusus untuk dimusnahkan dengan
incenerator.
• n) Cuci tangan.
Membersihkan tumpahan di dalam
BSC

• a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan


cair atau handuk basah untuk tumpahan serbuk.
• b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai
2 pasang sarung tangan baru.
• c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca
sekaligus dengan alas kerja/meja/penyerap dan
tempatkan dalam wadah buangan.
• d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC
dengan detergent, bilas dengan aquadestilata
menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah
pada buangan.
• e) Ulangi pencucian 3 x.
• f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam
wadah buangan.
• g) Tutup wadah dan buang dalam wadah
buangan akhir.
• h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan,
masker, dalam wadah buangan akhir untuk
dimusnahkan dengan inscenerator.
• i) Cuci tangan.
Jika staf terkontaminasi dengan
agen sitotoksik, prosedur berikut
seharusnya diikuti:
• Semua pakaian pelindung yang terkontaminasi harus ditanggalkan dan
ditempatkan di wadah limbah sitotoksik.
• Semua pakaian yang terkontaminasi harus dibuang dan jika sudah
terkontaminasi harus dibuang ke dalam wadah limbah sitotoksik. Pakaian
dengan jumlah minimal kontaminasi harus dicuci secara terpisah dan
dibilas dengan baik.
• Shower darurat harus digunakan jika sesuai. Jika ini tidak tersedia, maka
area kulit yang terkontaminasi harus dicuci dengan sabun dan dibilas
dengan sejumlah besar air.
• Mata yang sudah terkontaminasi harus dialiri dengan natrium 0,9% klorida
atau irigasi tetes mata yang sesuai lainnya solusi. Tidak dianjurkan untuk
mengairi mata langsung dengan air mengalir dari keran karena potensinya
untuk tekanan air dapat merusak mata.
Tertusuk jarum
• a) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk
menghisap obat yang mungkin terinjeksi.
• b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
• c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil
obat dalam jaringan yang tertusuk.
• d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air
hangat.
• e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
• f) Tanggalkan semua APD.
• g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
• h) Laporkan ke supervisor.
• i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
• j) Segera konsultasikan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai