Maulana
SEDIAAN FITOFARMAKA
UJI KLINIS OBAT HERBAL
CUKB
Uji Klinis
• Setiap uji klinis di indonesia harus mengikuti
aturan yang berlaku
• Peraturan kepala BPOM RI No. 13 Thn 2014
Tentang Pedoman Uji Klinik Obat herbal
• Pedoman Cara Uji klinik yang Baik (CUKB)
BUKU
PEDOMAN
TERBARU
PERSETUJUAN UJI KLINIS
• Obat
• Obat Herbal
• Suplemen Kesehatan
• Pangan Olahan
• Kosmetika
JENIS UJI KLINIS
• Produk Uji yang akan digunakan dalam Uji Klinik harus memiliki data
keamanan awal dan persyaratan mutu sesuai dengan tahapan Uji Kliniknya.
• Peneliti Utama wajib melaporkan seluruh KTDS dalam
Uji Klinik kepada Sponsor dan Komisi Etik
• Sponsor wajib melaporkan Efek Samping Produk yang
Serius dari Uji Klinik kepada Kepala Badan
PELAPORAN • Sponsor wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan
UJI KLINIS Uji Klinik yang dilakukan kepada Kepala Badan:
a. setiap 6 (enam) bulan;
b. saat berakhirnya pelaksanaan Uji Klinik; dan
c. jika terjadi penghentian pelaksanaan Uji Klinik
sebelum waktunya.
ALUR
PERMOHON
AN UJI KLINIS
PRAPEMASA
RAN
ALUR
PERMOHON
AN UJI KLINIS
PASCAPEMA
SARAN
UJI KLINIS
• Dokter-dokter praktek swasta yang ikut serta melaporkan penemuan kepada badan
penyelidik
• Melaporkan informasi dan evaluasi kepada instansi pemerintah yang berwenang
(Badan POM)
• Instansi pemerintah yang berwenang mengevaluasi dan hasilnya disebarkan kepada
dokter-dokter swasta yang ikut dalam penelitian
• Jika data tidak menjamin, uji klinis dapat dihentikan
• Jika selama 3 tahap uji, obat cukup aman dan terapi baik → dibuatkan surat
permohonan registrasi obat kepada Instansi BPOM
Data yang
diperoleh dari • Tingkat Keamanan obat
tahap III • Efikasi obat
Menghitung
Efikasi Hasil
Uji Klinis
Tahap III (lanjutan) :