Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan (sains) meruapakn salah satu ilmu yang mempelajari tentang gejala alam yang
diperoleh melalui proses metode ilmiah (scientific method). Sedangkan teknologi merupakan suatu
pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan
transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat.Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.

Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.
Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya
mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin, serta sejauh manakah agama Islam dapat
berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern.

Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala
konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler
seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus mengikuti budaya
Barat dalam segala hal yaitu dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu
pengetahuan. Paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang
diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang
bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini
tentu perlu perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler
yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham
sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Namun perlu
dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-
konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus
distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur AlQur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya.
KUTIPAN ISI SURAT, AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST

Aqidah Islam Sebagai Dasar IPTEK

- Q.S Ali Imran [3] : 190

ِ ‫ف الَّي ِْل َوال َّن َه‬


‫ار‬ ِ ‫اخ ِتاَل‬ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫اِنَّ ِفيْ َخ ْل ِق الس َّٰم ٰو‬
ٍ ‫اَل ٰ ٰي‬
ِ ۙ ‫ت اِّل ُولِى ااْل َ ْل َبا‬
‫ب‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.”

Q.S An-Nisa [4] : 126

‫ ِّل‬%‫ان هّٰللا ُ ِب ُك‬% ‫وهّٰلِل‬


-

َ
‫ك‬
َ َ ِ‫و‬ ۗ
‫ض‬ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫ا‬%‫م‬ ‫و‬
َ َ ‫ت‬
ِ ‫و‬ٰ ٰ
‫م‬ %‫الس‬
َّ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫ا‬%‫م‬
َ ِ َ
‫ْطا‬ ً ‫َشيْ ٍء ُّم ِحي‬
Artinya : “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan
(pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu”

Q.S Ath-Thalaq [65] : 12

ٍ ‫هّٰللَا ُ الَّ ِذيْ َخ َل َق َسب َْع َس ٰم ٰو‬


-

‫ض ِم ْث َله ُۗنَّ َي َت َن َّز ُل‬


ِ ْ‫ت َّو ِم َن ااْل َر‬
َّ‫ااْل َمْ ُر َب ْي َنهُنَّ لِ َتعْ َلم ُْٓوا اَنَّ هّٰللا َ َع ٰلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر ەۙ َّواَن‬
‫اط ِب ُك ِّل َشيْ ٍء ِع ْلمًا‬ َ ‫هّٰللا َ َق ْد اَ َح‬
Artinya : “Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”

Syariah Islam Standar Pemanfaatan IPTEK

- Q.S An-Nisa [4] : 65


‫ َج َر بَ ْينَهُ ْم‬: ‫ا َش‬::‫ك فِ ْي َم‬ ْ :‫ك اَل ي ُْؤ ِمنُ ْو َن َح ٰتّى يُ َح ِّك ُم‬
َ ‫و‬: َ ِّ‫فَاَل َو َرب‬
‫لِّ ُم ْوا‬: ‫ْت َوي َُس‬ َ َ‫ا ِّم َّما ق‬::‫ ِه ْم َح َر ًج‬: ‫ ُد ْوا فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس‬:‫ثُ َّم اَل يَ ِج‬
َ ‫ي‬: ‫ض‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما‬
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau
(Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga)
kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

- Q.S Al-‘Araf [7] : 3

ِ %‫ٓا ا ُ ْن‬%%‫وا َم‬%ْ %‫ِا َّت ِب ُع‬


‫ه‬%ٓ ٖ %‫وا ِمنْ ُد ْو ِن‬%ْ %‫ز َل ِا َل ْي ُك ْم مِّنْ رَّ ِّب ُك ْم َواَل َت َّت ِب ُع‬%
‫اَ ْولِ َي ۤا ۗ َء َقلِ ْياًل مَّا َت َذ َّكر ُْو َن‬
Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran
(daripadanya).

Anda mungkin juga menyukai