Anda di halaman 1dari 72

SKENARIO

DALAM MELAKSANAKAN TELUSUR


PELAYANAN KEFARMASIAN DAN
PENGGUNAAN OBAT
(PKPO)

DR.Dr.Sutoto,M.Kes,FISQua
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes,FISQua

• Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi RS Seluruh


Indonesia),
PENGALAMAN OTGANISASI:
• Pernah menjabat sebagai: Board Member of ASQua (Asia
Society for Quality in Health Care),Anggota Komite Nasional
Keselamatan Pasien RS Kemenkes R.I. ; Dewan Pembina
MKEK IDI Pusat. Dewan Pembina AIPNI PUSAT
• Ketua Perhimpunan RS seluruh Indonesia Periode tahun 2009-
2012 dan 2012-2015, Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta,
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Pusat Kanker Nasional,
Direktur RSUD Banyumas, serta Plt Dirjen Pelayanan Medis
Kementerian Kesehatan R.I thn 2010
PENDIDIKAN:
1.SI dan Dokter Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2.SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
3.S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
(Cumlaude)
4. Fellowship Internasional
KARS
ISQua
George stahl case at John
Muir Medical Center di
Walnut Creek

• The case of Doc's Pharmacy


illustrates how doctors, as well
as their patients, are unaware
of the risks inherent in
pharmacy compounding.

Sutoto.KARS 3
George stahl case at John
Muir Medical Center di
Walnut Creek

• The case of Doc's Pharmacy


illustrates how doctors, as well
as their patients, are unaware
of the risks inherent in
pharmacy compounding.

Sutoto.KARS 4
UNDANG UNDANG RUMAH SAKIT

KARS
PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
1. Kegiatan yang bersifat manajerial berupa
pengelolaan:
1. Sediaan Farmasi,
2. Alat Kesehatan, dan
3. Bahan Medis Habis Pakai
2. Kegiatan pelayanan farmasi klinik.

Peraturan Menteri Keehatan R.I. nomer 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
KARS
SKENARIO
TELUSUR PKPO
1. TELUSUR ORGANISASI
2. PENYUSUNAN FORMULARIUM
3. PENGADAAN DAN TELUSURNYA
4. PENYIMPANAN
5. PENYIAPAN DAN PENYERAHAN,
PEMBERIAN OBAT ,
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
6. PERESEPAN
7. TELUSUR FARMASI KLINIK
8. SUPERVISI DAN EVALUASI

KARS
TELUSUR REGULASI PKPO
PKPO 1 EP 1 Pedoman Pengorganisasian dan Pedoman Pelayanan Farmasi √

PKPO 2 EP 2 Pembentukan Tim Farmasi dan Terapi, beserta Pedoman


Kerja dan Program
PKPO 1 EP1 Pedoman Pelayanan Farmasi, meliputi:
• Pengadaan
• Penyimpanan
• Penyimpanan elektrolit konsentrat
• Penyimpanan khusus seuai
• Pengelolaan obat emergensi
• Penarikan kembali
• Penyiapan penyerahan obat Verifikasi sebelum
penyerahan obat
• Pemberian obat dan pengobatan oleh pasien
• Pemantauan terapi obat
• Upaya keselamatan
PKPO 3.1 Pedoman pengelolaan B3
PKPO 4 Panduan resep, meliputi syarat resep lengkap
PKPO 6 Staf medis yang kompeten dan berwenang,KARS
termasuk
pembatasannya
THE NEW CHAIN DRUG SERVICES TO AVOID MEDICATION ERROR

IDENTIFIKASI

• Telaah Resep
RESEP: Pastikan minimal 5R (5
• Obat disiapkan
• Tulisan jelas dan Right):
asisten
terbaca 1. Person
• Telaah obat
• Pastikan 3 kondisi: 2. Drug
1. Alergi obat Label obat Ranap: 3. Dose
2. Kontra indikasi 5 info: Identitas, nama 4. Route
3. Interaksi obat obat, dosis, rute , 5. Time
waktu High alert drug : double check
SKENARIO
TELUSUR PKPO

1. TELUSUR
ORGANISASI

KARS
1. TELUSUR ORGANISASI

Standar PKPO 1
Sistem pelayanan
kefarmasian dan
penggunaan obat dikelola
untuk memenuhi kebutuhan
pasien sesuai dengan
peraturan
perundangundangan.
Instrumen survei KARS Skor
R Regulasi tentang : 10 TL
1) Pedoman pelayanaan unit farmasi - -
2) Pedoman pengorganisasian unit farmasi 0 TT

D b) Bukti ijin (STRA dan SIPA) semua apoteker 10 TL


dan 5 TS
c) Bukti hasil supervisi pelayanan kefarmasian 0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian dan 10 TL
penggunaan obat yang dilakukan setiap tahun. 5 TS
0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
D Bukti sumber informasi obat untuk semua staf 10 TL
yang terlibat dalam penggunaan obat 5 TS
0 TT

O Lihat Instalasi Farmasi, unit-unit kerja terkait

• Kepala Instalasi Farmasi


W • Kepala unit kerja
SUMBER INFORMASI OBAT
Standar PKPO 2
RS menetapkan dan menerapkan
formularium yang digunakan untuk
peresepan/permintaan obat/instruksi
pengobatan. Obat dalam formularium
senantiasa tersedia di RS.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan proses penyusunan 10 TL
formularium RS 5 TS
0 TT
W • Komite Farmasi Terapi
• Kepala Instalasi Farmasi
D Bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan 10 TL
terhadap formularium baik dari 5 TS
persediaan maupun penggunaannya 0 TT

• Komite Farmasi Terapi


W • Kepala Instalasi Farmasi
• Staf Instalasi Farmasi
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi terhadap formularium oleh 10 TL
Komite/Tim Farmasi dan Terapi sekurang--kurangnya setahun sekali 5 TS
0 TT
• Komite Farmasi terapi
W • Kepala Instalasi Farmasi

D Bukti pelaksanaan dan evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan 10 TL


sediaan farmasi, dan BMHP. 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Staf Instalasi Farmasi

D Bukti pengadaan sediaan farmasi, dan BMHP melibatkan apoteker 10 TL


5 TS
Kepala Instalasi Farmasi 0 TT
W • Staf Instalasi Farmasi
FORMULARIUM
• Formularium RS disusun mengacu kepada Formularium
Nasional.
• Formularium RS merupakan daftar Obat yang disepakati
staf medis, disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
yang ditetapkan oleh Pimpinan RS.
• Formularium RS harus tersedia untuk semua penulis
Resep, pemberi Obat, dan penyedia Obat di RS.
• Evaluasi terhadap Formularium RS harus secara rutin dan
dilakukan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan RS.
• Penyusunan dan revisi Formularium RS dikembangkan
berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi dari
penggunaan Obat agar dihasilkan Formularium RS yang
selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan
pengobatan yang rasional.
TAHAPAN PROSES PENYUSUNAN FORMULARIUM RS:
1. membuat rekapitulasi usulan Obat dari masing-masing Staf Medik Fungsional (SMF)
berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medik;
2. mengelompokkan usulan Obat berdasarkan kelas terapi;
3. membahas usulan tersebut dalam rapat Tim Farmasi dan Terapi (TFT), jika diperlukan
dapat meminta masukan dari pakar;
4. mengembalikan rancangan hasil pembahasan Tim Farmasi dan Terapi (TFT),
dikembalikan ke masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik;
5. membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF;
6. menetapkan daftar Obat yang masuk ke dalam Formularium RS;
7. menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi; dan
8. melakukan edukasi mengenai Formularium RS kepada staf dan melakukan
monitoring.
KARS
Standar PKPO 3
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP
disimpan dengan benar dan aman sesuai
peraturan perundang-undangan dan
standar profesi.
Instrumen survei KARS Skor
O Lihat penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP 10 TL
sudah benar dan aman 5 TS
0 TT
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Staf instalasi / depo farmasi
• Staf gudang farmasi

O Narkotika psikotropika disimpan dan dilaporkan 10 TL


penggunaannya sesuai peraturan perundang- 5 TS
undangan 0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Staf instalasi / depo farmasi
• Staf gudang farmasi
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan supervisi penyimpanan sediaan 10 TL
farmasi dan BMHP oleh apoteker 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Apoteker
• Staf farmasi

O Pastikan semua obat dan zat kimia yang digunakan 10 TL


untuk peracikan obat diberi label obat yang terdiri atas 5 TS
nama zat dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan 0 TT
peringatan khusus

• Kepala instalasi farmasi


W • Apoteker
• Staf Instalasi farmasi
Standar PKPO 3.1
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
pengelolaan obat atau produk yang
memerlukan penanganan khusus, misalnya
obat dan bahan berbahaya, radioaktif, obat
penelitian, produk nutrisi parenteral,
obat/BMHP dari program/donasi sesuai
peraturan perundang-undangan.
Telusur Skor
O Penyimpanan obat yang memerlukan penanganan 10 TL
khusus dan bahan berbahaya dilaksanakan sesuai 5 TS
sifat dan risiko bahan 0 TT

• Kepala Instalasi Farmasi


W • Staf instalasi / depo farmasi
• Staf gudang farmasi
O Penyimpanan obat dan bahan radio aktif sesuai 10 TL
sifat dan risiko bahan radioaktif 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Staf instalasi / depo farmasi
• Staf gudang farmasi
• Apoteker
Telusur Skor
O Obat penelitian dikelola sesuai protokol penelitian 10 TL
5 TS
• Kepala Instalasi Farmasi 0 TT
W • Apoteker
• Staf Farmasi
O Produk nutrisi parenteral dikelola sesuai stabilitas 10 TL
produk 5 TS
0 TT
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
O Obat/BMHP dari program/donasi dikelola sesuai 10 TL
peraturan perundang-undangan dan pedoman 5 TS
terkait 0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
• Staf Farmasi
Standar PKPO 3.2
RS menetapkan dan menerapkan regulasi pengelolaan
obat, dan BMHP untuk kondisi emergensi yang disimpan
di luar Instalasi Farmasi untuk memastikan selalu
tersedia, dimonitor dan aman.

Elemen Penilaian PKPO 3.2


a) Obat dan BMHP untuk kondisi emergensi yang tersimpan
di luar Instalasi Farmasi termasuk di ambulans dikelola
secara seragam dalam hal penyimpanan, pemantauan,
penggantian karena digunakan, rusak atau kedaluwarsa,
dan dilindungi dari kehilangan dan pencurian.
b) RS menerapkan tata laksana obat emergensi untuk
meningkatkan ketepatan dan kecepatan pemberian obat.
Instrumen survei KARS Skor
O Penyimpanan Obat dan BMHP untuk kondisi 10 TL
emergensi yang tersimpan di luar Instalasi Farmasi 5 TS
termasuk di ambulans dikelola secara seragam 0 TT
dalam hal penyimpanan, pemantauan, penggantian
karena digunakan, rusak atau kedaluwarsa, dan
dilindungi dari kehilangan dan pencurian

• Kepala Instalasi Farmasi


• Perawat
W • Apoteker
• Staf Farmasi
D Bukti tata laksana obat emergensi untuk 10 TL
meningkatkan ketepatan dan kecepatan 5 TS
0 TT
pemberian obat
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Perawat
• Apoteker
• Staf Farmasi
Standar PKPO 3.3
RS menetapkan dan
menerapkan • Elemen Penilaian PKPO 3.3
regulasi penarikan • Batas waktu obat dapat digunakan (beyond use date) tercantum
pada label obat.
kembali (recall) • RS memiliki sistem pelaporan sediaan farmasi dan BMHP substandar
dan pemusnahan (rusak).
sediaan farmasi, • RS menerapkan proses recall obat, BMHP dan implant yang meliputi
identifikasi, penarikan, dan pengembalian produk yang di-recall.
BMHP dan implan • RS menerapkan proses pemusnahan sediaan farmasi dan BMHP.
sesuai peraturan
perundang-
undangan.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pada label obat tercantum Batas waktu obat dapat 10 TL
digunakan (beyond use date) 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Apoteker
• Staf Farmasi
D Bukti pelaksanaan pelaporan sediaan farmasi dan BMHP 10 TL
substandar (rusak). 5 TS
0 TT
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf gudang farmasi
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan proses recall obat, BMHP dan 10 TL
implant yang meliputi identifikasi, penarikan, dan 5 TS
pengembalian produk yang di-recall. 0 TT

• Kepala Instalasi Farmasi


W • Apoteker
• Staf gudang farmasi

D Bukti pelaksanaan proses pemusnahan sediaan 10 TL


farmasi dan BMHP. 5 TS
0 TT
W • Direktur
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf farmasi
Standar PKPO 4
RS menetapkan dan
menerapkan regulasi
rekonsiliasi obat.
b. Instrumen survei KARS b. Skor
D Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat saat 10 TL
pasien masuk RS, pindah antar unit 5 TS
pelayanan di dalam RS dan sebelum pasien 0 TT
pulang.

W Kepala Instalasi Farmasi


Apoteker
Staf Farmasi
D Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat pada EP 10 TL
a) didokumentasikan dalam rekam medis 5 TS
0 TT
Kepala Instalasi Farmasi
W Apoteker
Staf Farmasi
Perawat
Rekonsiliasi Obat
KARS
Standar PKPO 4.1
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
peresepan/permintaan obat dan
BMHP/instruksi pengobatan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti penulisan resep sesuai regulasi 10 TL
5 TS
W • Dokter 0 TT
• Perawat
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
D Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap 10 TL
penulisan resep/instruksi pengobatan yang 5 TS
tidak lengkap dan tidak terbaca. 0 TT

W • Komite/Tim Farmasi dan Terapi


• Dokter
• Perawat
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
Elemen Penilaian PKPO 4.1 Instrumen survei KARS Skor
c. Telah dilaksanaan proses untuk mengelola resep khusus D Bukti pelaksanaan resep khusus seperti 10 TL
seperti emergensi, automatic stop order, tapering, emergensi, automatic stop order, dan tapering 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Apoteker
• Staf Farmasi
d) Daftar obat yang diresepkan tercatat dalam rekam D Bukti daftar obat yang diresepkan tercatat 10 TL
medis pasien dan menyertai pasien ketika dalam rekam medis pasien dan menyertai 5 TS
dipindahkan/transfer. pasien ketika dipindahkan/transfer 0 TT

• Kepala Instalasi Farmasi


W
• Apoteker
• Staf Farmasi
e) Daftar obat pulang diserahkan kepada pasien disertai D Bukti edukasi penggunaan 10 TL
edukasi penggunaannya. semua obat pulang yang diserahkan kepada 5 TS
pasien 0 TT

W
• Kepala Instalasi Farmasi
Data identitas pasien secara akurat (dengan stiker);

elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi


pengobatan;
CONTOH KEBIJAKAN kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik;
KELENGKAPAN SUATU
kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau
RESEP /PERMINTAAN “jika perlu”) atau instruksi pengobatan lain;

OBAT/INSTRUKSI jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk
anak-anak, lansia yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya;
PENGOBATAN
kecepatan pemberian (jika berupa infus);

instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis.


Resep Atau Permintaan Obat Dan Instruksi
DITETAPKAN Pengobatan Yang Tidak Benar, Tidak Lengkap Dan
Tidak Terbaca
PROSES UNTUK Resep Atau Permintaan Obat Dan Instruksi
MENANGANI Pengobatan Yang NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip) Atau LASA (Look Alike Sound Alike);
ATAU Jenis Resep Khusus, Seperti Emergensi, Cito,
MENGELOLA Berhenti Automatis (Automatic Stop Order),
Tapering, Dan Lainnya;

Instruksi Pengobatan Secara Lisan Atau Melalui


Telepon Wajib Dilakukan Tulis Lengkap, Baca
Ulang, Dan Meminta Konfirmasi. (Lihat Juga SKP 2)
CONTOH: AUTOMATIC STOP ORDER

Sutoto.KARS 41
Standar PKPO 5
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
dispensing sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai sesuai standar profesi dan peraturan
perundang-undangan.
Instrumen survei KARS Skor

D Bukti pelaksanaan sistem distribusi dan dispensing yang 10 TL


sama/seragam diterapkan di RS sesuai peraturan perundang- 5 TS
undangan 0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
• Staf Farmasi

D Bukti sertifikat pelatihan dispensing sediaan obat non steril dari 10 TL


staf yang melakukan dispensing sediaan obat non steril 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W • Apoteker
• Staf Farmasi

D Bukti sertifikat pelatihan dispensing sediaan obat steril non 10 TL


sitostatika dari staf yang melakukan dispensing sediaan 5 TS
obat steril non sitostatika 0 TT
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti sertifikat pelatihan pencampuran sitostatika 10 TL
dari staf yang melakukan pencampuran sitostatika 5 TS
0 TT
• Kepala Instalasi Farmasi
W
• Apoteker
• Staf Farmasi

O 1) Lihat ruang dan pelaksanaan pencampuran obat 10 TL


intravena, epidural dan nutrisi parentral 5 TS
2) Lihat ruang dan pelaksanaan pencampuran obat 0 TT
kemoterapi

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
• Tenaga teknis kefarmasian
Instrumen survei KARS Skor
O Penyerahan obat dalam bentuk yang siap 10 TL
diberikan untuk pasien rawat inap. 5 TS
0 TT
W
Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
O Lihat obat yang sudah disiapkan diberi 10 TL
etiket yang meliputi identitas pasien, nama 5 TS
obat, dosis atau konsentrasi, cara 0 TT
pemakaian, waktu pemberian, tanggal
dispensing dan tanggal
kedaluwarsa/beyond use date (BUD).
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
PERSIAPAN DAN PENYALURAN
(dispensing)

Sutoto.KARS 46
• PENCAMPURAN OBAT IV LAMINAR AIRFLOW
VERTICAL
• REPACKAGING ANTI BIOTIC
CYTOTOXIC SAFETY CABINET

Sutoto.KARS 48
Standar PKPO 5.1
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
pengkajian resep dan telaah obat sesuai
peraturan perundang-undangan dan
standar praktik profesi.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan pengkajian resep 10 TL
oleh staf yang kompeten dan 5 TS
berwenang 0 TT
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Tenaga teknis kefarmasian

D Bukti proses telaah obat sebelum 10 TL


diserahkan. 5 TS
0 TT
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Tenaga teknis kefarmasian
1. • Nama, tgl lahir, jenis kelamin, BB dan TB (pasien anak)
• Nama, paraf dokter
Persyaratan • Tanggal resep

administrasi • Ruangan/unit asal resep

PENGKAJIAN 2.
Persyaratan
• Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan
• Dosis dan Jumlah obat
• Stabilitas

RESEP farmaseutik • Aturan, dan cara penggunaan

• Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat


3. • Duplikasi pengobatan
• Alergi,
Persyaratan • Efek samping, ROTD

klinis • Kontraindikasi
• Interaksi obat yang berisiko

Sutoto.KARS 51
Standar PKPO 6
RS menetapkan dan
menerapkan regulasi
pemberian obat sesuai
peraturan perundang-
undangan.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan oleh staf 10 TL
klinis yang kompeten dan berwenang dengan pembatasan 5 TS
yang ditetapkan (lihat SPK dan RKKnya) 0 TT

• Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
W • Staf Farmasi
• Staf klinis

S Pelaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan kepada 10 TL


pasien 5 TS
0 TT
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
• Perawat
Instrumen survei KARS Skor
S Pelaksanaan double check untuk penyerahan 10 TL
obat high alert kepada pasien 5 TS
0 TT
• Apoteker klinis
W
• Perawat

D Bukti pemberian informasi tentang obat 10 TL


yang akan diberikan kepada pasien 5 TS
0 TT
W
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
Standar PKPO 6.1
RS menetapkan dan menerapkan regulasi
penggunaan obat yang dibawa pasien dari luar
RS dan penggunaan obat oleh pasien secara
mandiri.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan penilaian obat yang dibawa pasien 10 TL
dari luar RS untuk kelayakan penggunaannya di RS 5 TS
• Kepala Instalasi Farmasi 0 TT
W • Apoteker
• Staf Farmasi

D Bukti materi tertulis edukasi kepada pasien/keluarga 10 TL


jika obat akan digunakan secara mandiri. 5 TS
0 TT
• Apoteker
W • Perawat
D Bukti pemantauan pelaksanaan penggunaan obat 10 TL
secara mandiri sesuai edukasi. 5 TS
0 TT
• Apoteker
W • Perawat
Standar PKPO 7
RS menerapkan
pemantauan terapi
obat secara
kolaboratif.
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan pemantauan terapi 10 TL
obat 5 TS
W
0 TT
• Apoteker
D 1) Bukti pelaksanaan pemantauan dan 10 TL
pelaporan efek samping obat 5 TS
2) Bukti analisis laporan untuk 0 TT
meningkatkan keamanan
penggunaan obat
W
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
Sutoto.KARS 59
a. mendeteksi adanya kejadian ESO

KEGIATAN b. mengidentifikasi obat-obatan dan pasien


yang mempunyai risiko tinggi mengalami ESO
PEMANTAUAN
DAN c. mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme
PELAPORAN Naranjo;
ESO: d. mendiskusikan dan mendokumentasikan
ESO di Tim/Sub Tim Farmasi dan Terapi
e. melaporkan ke Pusat Monitoring Efek
Samping Obat Nasional.
KARS

ALGORITMA
NARANJO
S : Subjective
• Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien.
• Contoh : pusing, mual, nyeri, sesak nafas.
O : Objective
• Data obyektif adalah tanda/gejala yang terukur oleh tenaga
kesehatan. Tanda-tanda obyektif mencakup tanda vital (tekanan
darah, suhu tubuh, denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil
METODE PTO pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
A : Assessment
(SOAP) • Berdasarkan data subyektif dan obyektif dilakukan analisis
terkait obat.
P : Plans
• Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah
menyusun rencana yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
masalah.

Sutoto.KARS 63
Standar PKPO 7.1
RS menetapkan dan menerapkan proses
pelaporan serta tindak lanjut terhadap
kesalahan obat (medication error) dan
berupaya menurunkan kejadiannya.
Instrumen survei KARS Skor
R Regulasi tentang medication safety

10 TL
- TS
0 TT

D Bukti pelaksanaan pelaporan kesalahan


obat dilaksanakan dengan akurat dan tepat
waktu 10
W 5 TL
• Komite Mutu 0 TS
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi TT
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan upaya untuk mendeteksi, mencegah dan 10
menurunkan kesalahan obat dalam meningkatkan mutu proses 5
penggunaan obat 0

• Komite Mutu
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi

D Bukti pelatihan tentang kesalahan obat (medication error) 10


meliputi TOR, undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, 5
sertifikat 0

• Komite Mutu
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
• Staf Klinis
Standar PKPO 8
RS menyelenggarakan program pengendalian resistansi
antimikroba (PPRA) sesuai peraturan perundang-undangan.
Instrumen survei KARS Skor
R Regulasi tentang pengendalian resistansi 10 TL
antimikroba - -
0 TT

R 1) Penetapan komite/tim PPRA 10 TL


2) Program kerja pengendalian resistansi - -
antimikroba 0 TT
Elemen Penilaian PKPO 8 Instrumen survei KARS Skor
c) RS melaksanakan program kerja sesuai maksud D Bukti laporan pelaksanaan program kerja 10 TL
dan tujuan. pengendalian resistansi antimikroba 5 TS
0 TT
• Direktur
W • Kepala unit pelayanan
• Komite/Tim PRA
d) RS melaksanakan pemantauan dan evaluasi D Bukti pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 10 TL
kegiatan PPRA sesuai maksud dan tujuan. kegiatan PPRA 5 TS
0 TT
W • Direktur RS
• Komite/Tim PRA
• Komite/Tim Mutu
e) Memiliki pelaporan kepada pimpinan RS secara D Bukti laporan kegiatan komite/tim PRA secara 10 TL
berkala dan kepada Kementerian Kesehatan sesuai berkala kepada Direktur RS dan kepada 5 TS
peraturan perundangundangan. Kementerian Kesehatan 0 TT

W • Direktur RS
Standar PKPO 8.1
RS mengembangkan dan menerapkan penggunaan
antimikroba secara bijak berdasarkan prinsip
penatagunaan antimikroba (PGA).
Instrumen survei KARS Skor
D Bukti pelaksanaan dan pengembangan 10 TL
5 TS
penatagunaan antimikroba
0 TT

W • Komite/Tim PRA
• PPA
R Regulasi tentang penetapan 10 TL
- -
1) panduan praktik klinis (PPK)
0 TT
2) panduan penggunaan antimikroba untuk
terapi dan profilaksis (PPAB)

D Bukti pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 10 TL


5 TS
untuk mengetahui efektivitas indikator
0 TT
keberhasilan program

W • Direktur RS
• Komite/Tim PRA

Anda mungkin juga menyukai