Anda di halaman 1dari 91

PENGKAJIAN RESEP

Dra. Al fina Ria’nti, Apt., M Pharm.


Clinical Pharmacist
CURRICULUM VITAE
• Nama : Dra. Alfina Rianti, Apt., M Pharm.
• Jabatan : - Koordinator Pelayanan Kefarmasian (Farmasi
Klinik) Instalasi Farmasi, RSUP Fatmawati
- Koordinator Pembinaan & Optimalisasi Praktik Profesi
PC IAI Jakarta Selatan
• Pendidikan :
- S1, Apoteker – Universitas Indonesia
- S2 Clinical Pharmacy – Universiti Sains Malaysia
• Dosen :
- Farmasi Klinik ; Komunikasi, Informasi dan Edukasi di ISTN
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Universitas Pancasila
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Uhamka
- Interaksi Obat di UIN
- Farmasi Klinik di Akademi Farmasi Bhumi Husada
- Farmasi Rumah Sakit di Poltekkes
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)

Setelah mengikuti pembelajaran ini,


pembelajar mampu melakukan
Pengkajian Resep
sesuai dengan standar
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(TPK)
Setelah mengikuti pembelajaran
ini, pembelajar mampu :
• Menjelaskan jenis – jenis Pengkajian Resep
• Melakukan pengkajian resep
Pengkajian (Skrining) Resep
No. Ketrampilan Tingkat Kemampuan
1 Pengkajian aspek administratif, penetapan masalah 4A
dan solusinya
2 Pengkajian aspek farmasetik, penetapan masalah dan solusinya 4A
3 Pengkajian aspek klinis, penetapan masalah dan solusinya 4A
4 Kalkulasi farmasetik 4A
5 Penentuan tindak lanjut 4A
6 Dokumentasi masalah administratif, farmasetik dan / atau klinis 4A
beserta tindakan penyelesaian masalah yang dilakukan

4 A = Mampu melakukan secara mandiri (Does)


Ketrampilan yang dicapai saat lulus
Apoteker
Masalah Pasien
Pada Pelayanan Resep Dokter
• Hanya mengambil sebagian obat yang diresepkan
• Obat yang diresepkan tidak tersedia
• Tidak mengetahui atau menginformasikan adanya
potensi alergi
• Adanya duplikasi, kontra indikasi, interaksi obat,
atau masalah terkait obat lainnya (DRP’s) dalam resep
• Adanya potensi medication error dalam resep, antara lain
tulisan tidak terbaca, nama produk obat
atau penampilan produk obat mirip
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Rumah Sakit • Dispensing sediaan steril
Nomor 72 Tahun 2016
• Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
• Pengkajian dan pelayanan resep (PKOD)

• Penelusuran riwayat
penggunaan obat
• Rekonsiliasi obat
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Konseling
• Visite
• Pemantauan Terapi Obat (PTO)
• Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
• Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Apotek
Nomor 73 Tahun
2016
• Pengkajian resep
• Dispensing
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Konseling
• Pelayanan Kefarmasian di
rumah (home pharmacy
care)
• Pemantauan Terapi Obat (PTO)
• Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
Organisasi, Seleksi & Pengadaan, Penyimpanan

Lapor Lapor
Rekonsiliasi Penyiapan PFT TKPRS
obat obat
Telaah Telaah
resep MESO / PTO IKP
obat
ROTD

Asuhan Pasien : Pelayanan Fokus Pasien : Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat

Skrining Rencana 5 TEPAT IKP OBAT Rencana


& Asesmen Asuhan
Registrasi pulang
Awal

LAPOR
Resep TKPRS
SISTEM RESEP PERORANGAN
Pendistribusian sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai
berdasarkan
resep perorangan / pasien rawat jalan
dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi
Standar PKPO 4
Ada regulasi peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan

Maksud dan Tujuan PKPO 4


Rumah sakit menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang
untuk melakukan peresepan / permintaan obat serta instruksi pengobatan.
Staf medis dilatih untuk peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan
dengan benar. Peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan
yang tidak benar , tidak terbaca, dan tidak lengkap dapat membahayakan pasien
serta menunda kegiatan asuhan pasien. Rumah sakit memiliki regulasi peresepan /
permintaan obat serta instruksi pengobatan dengan benar, lengkap,
dan terbaca tulisannya.

Rumah sakit menetapkan proses rekonsiliasi obat, yaitu proses membandingkan


daftar obat yang dipergunakan oleh pasien sebelum dirawat inap dengan
peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan yang dibuat pertama kali
sejak pasien masuk, saat pemindahan pasien antar unit pelayanan (transfer),
dan sebelum pasien pulang.
Elemen Penilaian PKPO 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi peresepan / permintaan obat R Pedoman tentang peresepan / permintaan obat dan 10 TL
dan instruksi pengobatan secara benar, lengkap instruksi pengobatan sesuai Elemen Penilaian (EP) 5 TS
dan terbaca, serta menetapkan staf medis 0 TT
yang kompeten dan berwenang untuk melakukan
peresepan / permintaan obat dan instruksi
pengobatan. (lihat juga PAP 2.2 EP 1 ; AP 3 EP 1 ;
dan SKP 2 EP 1). (R)
2. Ada bukti peresepan / permintaan obat D Bukti peresepan / permintaan obat dan instruksi 10 TL
dan instruksi pengobatan dilaksanakan pengobatan dilakukan oleh staf medis sesuai daftar 5 TS
oleh staf medis yang kompeten serta berwenang. 0 TT
(D, O, W) O Ruang rawat inap, rawat jalan

W • Staf medis
• Perawat
• Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan Apoteker melakukan D Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat 10 TL
rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk, sesuai Elemen Penilaian (EP) 5 TS
pindah unit pelayanan, dan sebelum pulang. 0 TT
(D, W) W • Perawat
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf farmasi
4. Rekam medik memuat riwayat penggunaan D Bukti catatan riwayat penggunaan obat
obat pasien. (D, O) dalam rekam medik

O Lihat rekam medik di ruang rawat inap,


rekam medik rawat jalan
Standar PKPO 4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat
kelengkapan resep atau pemesanan
Maksud dan Tujuan PKPO 4.1
Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit
menetapkan persyaratan atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau
permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan
paling sedikit meliputi a sampai dengan d pada maksud dan tujuan,
a) data identitas pasien secara akurat (dengan stiker)
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan
c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata
atau “jika perlu”) atau instruksi pengobatan lain
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk
anak-anak, lansia yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya
f) kecepatan pemberian (jika berupa infus)
g) instruksi khusus, sebagai contoh : titrasi, tapering, rentang dosis
Maksud dan Tujuan PKPO 4.1
Ditetapkan proses untuk menangani atau mengelola hal-hal di bawah ini :
1) Resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak
benar, tidak lengkap dan tidak terbaca
2) Resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang
NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike
Sound Alike)
3) Jenis resep khusus, seperti emergensi, cito, berhenti otomatis
(automatic stop order), tapering, dan lainnya
4) Instruksi pengobatan secara lisan atau melalui telpon wajib
dilakukan tulis lengkap, baca ulang, dan meminta konfirmasi. (lihat
juga SKP 2)

Standar ini berlaku untuk resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan
di semua unit pelayanan di rumah sakit.
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep
atau permintaan obat dan instruksi pengobatan sesuai dengan
kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas.
Elemen Penilaian PKPO 4.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi syarat elemen resep R Pedoman / panduan tentang syarat 10 TL
lengkap yang meliputi butir a) sampai elemen kelengkapan resep sesuai butir a 5 TS
dengan g) pada maksud dan tujuan s/d g, dan langkah-langkah untuk 0 TT
serta penetapan dan penerapan menghindari kesalahan pengelolaan
langkah-langkah untuk pengelolaan peresepan sesuai Elemen Penilaian (EP)
peresepan / permintaan obat, instruksi
pengobatan yang tidak benar, tidak
lengkap, dan tidak terbaca agar hal
tersebut tidak terulang kembali. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan evaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap 10 TL
syarat elemen resep lengkap yang syarat elemen resep sesuai butir a s/d g 5 TS
meliputi butir a) sampai dengan g) 0 TT
pada maksud dan tujuan. (D, W) W • Komite Farmasi dan Terapi
• Dokter
• Perawat
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
Elemen Penilaian PKPO 4.1 Telusur Skor
3. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti pengelolaan resep yang tidak benar 10 TL
pengelolaan resep yang tidak benar, 5 TS
tidak lengkap, dan tidak terbaca. W • Komite Farmasi dan Terapi 0 TT
(D, W) • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf farmasi
4. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti pelaksanaan pengelolaan 10 TL
untuk mengelola resep khusus, resep khusus 5 TS
seperti darurat, standing order, 0 TT
berhenti otomatis (automatic stop W • Kepala Instalasi Farmasi
order), tapering, dan lainnya. (D, W) • Apoteker
• Staf farmasi
Standar PKPO 4.2
Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten
yang diberi kewenangan untuk menulis resep / permintaan
obat atau instruksi pengobatan

Maksud dan Tujuan PKPO 4.2


Untuk memilih dan menentukan obat yang dibutuhkan pasien
diperlukan pengetahuan dan pengalaman spesifik.
Rumah sakit bertanggung jawab menentukan staf
medis dengan pengalaman cukup dan pengetahuan
spesifik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diberi izin
membuat / menulis resep atau membuat permintaan obat.
Elemen Penilaian PKPO 4.2 Telusur Skor
1. Ada daftar staf medis D Bukti tersedianya daftar staf medis yang 10 TL
yang kompeten dan berwenang kompeten dan berwenang menulis resep - -
membuat atau menulis resep 0 TT
yang tersedia di semua unit pelayanan.
(D)
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit R Regulasi tentang pembatasan jumlah 10 TL
menetapkan dan melaksanakan proses resep atau jumlah pemesanan obat oleh - -
untuk membatasi jika diperlukan staf medis yang mempunyai kewenangan 0 TT
jumlah resep atau jumlah pemesanan
obat yang dapat dilakukan
oleh staf medis yang diberi
kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP 1).
(R)
3. Ada bukti staf medis yang kompeten D Bukti daftar staf medis yang mempunyai 10 TL
dan berwenang membuat atau kewenangan ada di unit layanan farmasi 5 TS
menulis resep atau memesan obat 0 TT
dikenal dan diketahui oleh unit
layanan farmasi atau oleh alinnya
yang menyalurkan obat. (D)
Standar PKPO 4.3
Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medik pasien

Maksud dan Tujuan PKPO 4.3


Rekam medik pasien memuat daftar obat yang diinstruksikan
yang memuat identitas pasien, nama obat , dosis, rute pemberian,
waktu pemberian, nama dan tanda tangan dokter serta
keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis.

Pencatatan juga termasuk obat yang diberikan “jika perlu” /


pro re nata. Pencatatan dibuat di formulir obat yang tersendiri
dan dimasukkan ke dalam berkas rekam medik serta
disertakan pada waktu pasien pulang dari rumah sakit atau
dipindahkan. (lihat juga PAP 2.2)
Elemen Penilaian PKPO 4.3 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan obat D Bukti pelaksanaan pencatatan 10 TL
yang diberikan dicatat dalam dalam satu daftar di rekam medik obat 5 TS
satu daftar di rekam medik yang diberikan kepada pasien 0 TT
untuk setiap pasien berisi : sesuai Elemen Penilaian (EP)
identitas pasien, nama obat, dosis,
rute pemberian, waktu pemberian,
nama dokter dan keterangan
bila perlu, tapering off, titrasi,
dan rentang dosis. (D)
2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti catatan daftar obat lengkap dalam 10 TL
daftar tersebut di atas disimpan rekam medik pasien yang selalu 5 TS
dalam rekam medik pasien menyertai pasien 0 TT
dan menyertai pasien
ketika pasien dipindahkan.
Salinan daftar resep obat pulang
kepada pasien. (D) (lihat ARK 4.2 EP 4)
KEBIJAKAN PERESEPAN
• Hanya yang berhak menulis dan memesan resep saja yang
dilayani (tersedia daftar staf medis yang berhak menulis resep /
daftar petugas yang berhak memesan resep di Instalasi Farmasi)
• Resep harus lengkap (tersedia contoh dan keterangan resep yang lengkap)

• Sebelum menulis resep harus melakukan penyelarasan obat (Medication Reconciliation).


Penyelarasan obat adalah membandingkan antara
daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan
agar tidak terjadi duplikasi atau terhentinya terapi suatu obat

• Penulis resep harus memperhatikan 3 kemungkinan :


1. Kontraindikasi
2. Interaksi Obat
3. Reaksi Alergi.

• Tulisan harus jelas dan dapat dibaca


• Menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan rumah
sakit dan tidak boleh menggunakan singkatan yang dilarang
(tersedia daftar singkatan yang digunakan di rumah sakit
dan daftar singkatan yang dilarang).
Contoh Petunjuk penulisan Resep

RESEP LENGKAP
1. Tanggal penulisan resep
RUANG / INSTALASI : ………………………… 2. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar
TANGGAL : ………………………... resep manual atau secara elektronik dalam sistem informasi farmasi
ALERGI , TIDAK / YA : ……………………..… untuk memastikan ada tidaknya riwayat alergi obat

R/ Chlopidogrel 75 mg tab
No.III S 2 dd 1 1. Tanda R/ pada setiap sediaan
2. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik.
R/ Paracetamol 500mg tab No.VI Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi
Ibuprofen 200 mg tab No. X dengan bentuk sediaan obat. ( contoh : injeksi, kapsul, salep ), serta
Amitriptilin 25 mg tab No.II kekuat annya ( contoh : 500mg, 1 gram ).
Stesolid 2 mg tab No.II 3. Jumlah sediaan
mf. Caps d.t.d No.X 4. Bila obat berupa racikan , dituliskan nama setiap jenis / bahan obat dan
S 2 dd 1 jumlah bahan obat ( untuk bahan padat : mikrogram, miligram, gram ),
dan untuk cairan: tetes, mililiter, liter .
R/ WFI 25 cc Kolf No.III 5. Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tdk dianjurkan,
S 2 dd 1 kecua li sediaan dlm bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan
efektif.
R/ Spuit 10 cc No.IV 6. Aturan pakai ( frekuensi, dosis, rute pemberian ). Untuk aturan pakai jika
S 2 dd 1 perlu atau prn ( pro re nata ), harus dituliskan dosis maksimal dalam
sehari.

1. Nama lengkap pasien


2. Nomor rekam medik
IDENTITAS PASIEN : ( STIKER ) 3. Tanggal lahir
BERAT BADAN : ……………………….. 4. Berat badan pasien ( untuk pasien anak-anak )
NAMA DOKTER : ……………………….. 5. Nama dokter
Sutoto.KARS 23
CEK 7 (TUJUH) BENAR OBAT PASIEN
7 (TUJUH) BENAR

• Benar Obat
• Benar Dosis
• Benar Waktu
dan frekwensi pemberian
• Benar Rute pemberian
• Benar identitas Pasien
• Benar Informasi /
Tidak ada Interaksi obat
• Benar Dokumentasi /
Tidak ada Duplikasi
terapi
Standar PKPO 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep /
permintaan obat dan instruksi pengobatan obat ditelaah
ketepatannya

Maksud dan Tujuan PKPO 5.1


Setiap resep / permintaan obat / instruksi pengobatan
harus dilakukan dua pengkajian / telaah, yaitu :
• Pengkajian / telaah resep yang dilakukan sebelum obat
disiapkan untuk memastikan resep memenuhi syarat secara
administratif , farmasetik dan klinis
• Telaah obat yang dilakukan setelah obat selesai disiapkan untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan sudah sesuai dengan resep
/ instruksi pengobatan
Maksud dan Tujuan PKPO 5.1
Pengkajian resep dilakukan oleh apoteker meliputi :
a) Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum / makan
obat, dan waktu pemberian ;
b) Duplikasi pengobatan ;
c) Potensi alergi atau sensitivitas ;
d) Interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan ;
e) Variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit
f) Berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya ;
g) Kontra indikasi.

Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan
meliputi 5 (lima) informasi, yaitu :
1) Identitas pasien
2) Ketepatan obat
3) Dosis
4) Rute pemberian
5) Waktu pemberian
Elemen Penilaian PKPO 5.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi penetapan sistem R Regulasi tentang keseragaman sistem 10 TL
yang seragam untuk penyiapan penyiapan dan penyerahan obat 5 TS
dan penyerahan obat. (R) di rumah sakit 0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti pelaksanaan kajian resep 10 TL
pengkajian resep yang meliputi meliputi a s/d g 5 TS
butir a) sampai dengan g) 0 TT
pada maksud dan tujuan. (D, W) W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker / farmasi klinis
• Staf farmasi
3. Setelah obat disiapkan, obat diberi D Bukti dilaksanakannya pelabelan obat 10 TL
label meliputi identitas pasien, yang sudah disiapkan 5 TS
nama obat, dosis atau konsentrasi, 0 TT
cara pemakaian, waktu pemberian, O Lihat label obat pasien
tanggal disiapkan,
dan tanggal kadaluarsa. (D, O, W) W • Kepala Instalasi Farmasi
• Perawat rawat inap dan rawat jalan
• Apoteker
• Staf farmasi
Elemen Penilaian PKPO 5.1 Telusur Skor
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat D Bukti dilaksanakannya telaah obat 10 TL
meliputi butir 1) sampai dengan 5) meliputi 1) s/d 5) 5 TS
pada maksud dan tujuan. (D, W) 0 TT
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf farmasi
5. Ada bukti pelaksanaan penyerahan D Bukti pemberian obat dalam bentuk 10 TL
obat dalam bentuk yang siap yang siap diberikan / Unit Dose - -
diberikan. (D, W) Dispensing (UDD) 0 TT

W • Kepala Instalasi Farmasi


• Apoteker
• Staf farmasi
6. Ada bukti penyerahan obat D Bukti catatan dalam rekam medik 10 TL
tepat waktu. (D, O, W) pemberian tepat waktu 5 TS
0 TT
O Lihat ruang rawat inap

W • Perawat
• Apoteker
Contoh Formulir telaah resep

NO TELAAH RESEP YA TIDAK KETERANGAN/


TINDAK
LANJUT
1 KEJELASAN TULISAN RESEP
2 TEPAT OBAT
3 TEPAT DOSIS
4 TEPAT RUTE
5 TEPAT WAKTU
6 DUPLIKASI
7 ALERGI
8 INTERAKSI OBAT
9 BERAT BADAN (PASIEN ANAK)
10 KONTRA INDIKASI LAINNYA

NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH


CONTOH : FORM TELAAH OBAT
Label identitas pasien

NO. TELAAH OBAT YA TIDAK KETERANGAN /


TINDAK
LANJUT

1 OBAT DENGAN RESEP / PESANAN

2 JUMLAH / DOSIS DENGAN RESEP /


PESANAN
3 RUTE DENGAN RESEP / PESANAN

4 WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN


DENGAN RESEP / PESANAN
PENGKAJIAN RESEP
• Kajian administratif
• Kajian kesesuaian farmasetik
• Pertimbangan klinis
• Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian
dari hasil pengkajian, maka Apoteker
harus menghubungi dokter penulis
resep
KAJIAN
ADMINISTRATIF
• Nama pasien
• Umur
• Jenis kelamin
• Berat badan
• Tinggi badan

• Nama dokter
• Nomor Surat Izin Praktik (SIP)
• Alamat
• Nomor telepon
• Paraf dokter

• Tanggal penulisan resep


• Ruangan / unit asal resep
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
• Nama obat
• Bentuk dan kekuatan sediaan
• Dosis dan jumlah obat
• Stabilitas
• Kompatibilitas (ketercampuran obat)
• Aturan dan cara penggunaan
PERTIMBANGAN KLINIS
• Ketepatan indikasi dan dosis obat
• Aturan, cara dan lama penggunaan obat
• Duplikasi dan / atau polifarmasi
• Reaksi obat yang tidak diinginkan
(alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain)
• Kontra indikasi
• Interaksi obat
INTERAKSI OBAT
• INTERAKSI OBAT – OBAT
• INTERAKSI OBAT – MAKANAN / MINUMAN
• INTERAKSI OBAT – PENYAKIT
• INTERAKSI OBAT – UJI LABORATORIUM
• INTERAKSI OBAT – HERBAL
TOP TEN DANGEROUS DRUG INTERACTION
IN LONG TERM CARE
ACE INHIBITORS >< POTASSIUM PREPARATIONS
• Significance 4, Delayed, Moderate, Possible
• Effects :
Ace Inhibitors plus Potassium Supplementation may elevate
serum potassium in certain patients, possibly resulting in
severe hyperkalemia.
• Mechanism :
Ace Inhibitors decrease aldosterone secretion,
possibly resulting in potassium retention.
• Management :
Regularly measure serum potassium concentrations
and adjust Potassium Supplementation as needed.
KIMIA DARAH, SERUM, PLASMA
TEST OBAT
Glucose (S) (2) Menurun oleh Acetaminophen
(P), Alcohol (P), β-bloker
nonselektif (P), Disopiramid (P),
Gemfibrozil (P), Salisilat (toksik
akut dan kronis) (P)
Potassium (S) (1) Meningkat oleh ACE
inhibitor (P), obat sitostatika
(P),
Diuretik hemat kalium (P),
Isoniazid (P), Litium (P),
Manitol (P), obat Nefrotoksik (P).
INTERAKSI OBAT – HERBAL
Herbal Interaksi Obat
Bawang Obat penurun gula darah,
putih Warfarin dan Aspirin
Jahe Mungkin menghambat agregasi platelet
dengan menghambat sintesa
thromboxane pada dosis tinggi;
mempunyai efek antikoagulan,
hindari pada pasien dengan Warfarin
atau obat jantung.
Ginkgo Warfarin (Ginkgo mengurangi kecepatan
biloba pembekuan darah); NSAID,
MAO inhibitor
Automatic Stop Order
A. The following medications will be automatically stopped by the Pharmacy Department
after initial use has begun:
1. Ketorolac - after 5 days of use
2. Nesiritide - after 2 days of use
3. Alvimopan - after 15 doses have been administered
4. Meperidine – after 2 days of use
This automatic stop order process is defined as a hard stop.

Additional automatic stop order medications may be defined per the Hospital’s
Medical Executive Committee. In addition , automatic re order of all medications
shall be discontinued for :

1. patients undergoing surgery


2. patients transferred into or out of a critical care unit
3. patients transferred to a different level of care

Sutoto.KARS 40
Long Term Care Formulary contoh
SECTION SUBJECT PAGE automati
FORMULARY POLICIES & AUTOMATIC STOP / REVIEW ORDERS 1 OF 2 c stop
PROCEDURES
HOLD ORDERS Original 07 08 30 order
Revised 08 10 23
Revised 09 02 26
Revised 11 10 13

PURPOSE
Automatic Stop/Review Order policies exist in order to enchance patient safety. Medications vary in their Respective side-effect and
toxicity profiles and Automatic Stop/Review Orders provide for an opportunity For review prior to further continuation of higher risk
drugs.
LISTING
Automatic Stop / Review Order ( ASO ) will apply as follows , unless otherwise specified by the attending Physician, up to ninety days.
When the duration of therapy has not been specified then the Physician must be contacted within the specified time frames to determine
the length of therapy.
If duration of therapy is not specified, physician must be cantacted within the following time frames :

Three ( 3 ) Days • Vasoconstrictors ( ophthalmic, nasal )


Duration of Therapy must be specified • Heparin and Low Molecular Weight Heparins
Ten ( 10 ) Days • Anti-infectives :
- oral, topical and ophthalmic
- antiviral agents except amantadine and oseltamivir given according to current protocol
• NSAIDs and COX II inhibitors
• Corticosteroids , ophthalmic and oral
Thirty ( 30 ) Days • Antifungals , Topical. - Narcotics. - Corticosteroids, Topical

41
R/ Metformin 500 mg no. XC / 3 dd 1
Lasix 20 mg no. X / 1 dd 1
Cefixime 200 mg no. X / 2 dd 1
Neurodex no. X / 3 dd 1
Azithromycin 500 mg no. V / 1 dd 1
Salbutamol 2 mg no. X / 2 dd 1
Neurontin 300 mg no. X / 3 dd 1
Alprazolam 0,5 mg no. X / 1 dd 1 mlm
Sertralin no. XV / 1 dd 1
Captopril 6,25 mg no. X / 2 dd 1
Ascardia 80 mg no. XXX / 1 dd 1 pc
OMZ 20 mg no. LX / 2 dd 1
Sukralfat syrup no. II / 3 dd C1

Pro : M. Nasir
Umur : 49 th
KAJIAN ADA / TINDAK LANJUT KAJIAN ADA / TINDAK LANJUT
TIDAK ADA TIDAK ADA

Nama pasien √ Tanyakan Nama dokter X Tanyakan nama


berat badan , nomor SIP,
ke pasien. alamat dan no.
Umur Nomor SIP telepon dokter
√ X
Kemudian
menemui
Berat badan X Alamat dokter X
dokter tersebut
untuk meminta
No. telepon X paraf di resep
dokter tersebut
Paraf dokter X

Tgl. Penulisan √
Resep
Nama Obat Bentuk Kekuatan Stabilitas Kompatibilitas
Sediaan Sediaan
Metformin 500 mg X √ √
Lasix 20 mg X √ √
Cefixime 200 mg X √ √
Neurodex X √ √ √
Azithromycin X √ √
500 mg
Salbutamol 2 mg X √ √
Neurontin 300 mg X √ √
Alprazolam 0,5 mg X √ √
Sertraline X X √
Captopril 6,25 mg X √ √
Ascardia 80 mg X √ √
OMZ 20 mg X √ √
Sukralfat syrup √ X √
Kajian Ada Tidak Ada Drug Related Problem
Ketepatan V Tidak ada diagnosis
indikasi
Ketepatan V Captopril tab 12,5 mg 2 x ½, seharusnya 3 x ½
dosis obat Lasix (Furosemid) tab 20 mg 1 x 1,
seharusnya 40 mg 1 x ½
Salbutamol tab 2 mg 2 x 1, seharusnya 3 x 1
Sucralfat 3 x 1 C, seharusnya 4 x 2 cth
Aturan V Lampiran
Penggunaan
Cara V Ascardia ditelan utuh, jangan dikunyah
penggunaan
Lama V Captopril tab 12,5 mg 2 x ½ no. X
penggunaan Lasix (Furosemid) tab 20 mg 1 x 1 no. X
Neurontin (Gabapentin) tab 300 mg 3 x 1 no. X
Salbutamol tab 2 mg 2 x 1 no. X
Sertralin tab 1 x 1 no. XV
Sucralfat syrup 3 x 1 C no. II 100 ml
Duplikasi / V Azithromycin >< Cefixim
Polifarmasi Sucralfat >< Omeprazole
ATURAN PENGGUNAAN (1)
NO. NAMA OBAT PAGI SIANG SORE MALAM
SBL SSDH SBL SSDH SBL SSDH SBL SSDH
1. Azithromycin 500 mg 1 tab
1x1 1 jam
2. Captopril 12,5 mg ½ tab ½ tab ½ tab
3 x 1/2 1 jam 1 jam 1 jam
3. Salbutamol 2 mg 1 tab 1 tab 1 tab
3x1 1 jam 1 jam 1 jam
4. Sucralfat syrup 2 cth 2 cth 2 cth 2 cth
4 x 2 cth 1 jam 1 jam 1 jam 1 jam
5. OMZ 20 mg 1 tab
1x1 ½ jam
6. Cefixime 200 mg 1 tab 1 tab
2x1
7. Lasix 40 mg ½
(Furosemid) tab
1x½
ATURAN PENGGUNAAN (2)
NO. NAMA OBAT PAGI SIANG SORE MALAM
SBL SSDH SBL SSDH SBL SSDH SBL SSDH

8. Metformin 500 mg 1 tab 1 tab 1 tab


3x1
9. Neurodex (vit B1, B6, 1 tab 1 tab 1 tab
B12) 3 x 1
10. Neurontin 300 mg 1 tab 1 tab 1 tab
(Gabapentin)
3x1
11. Sertralin 1 tab
1x1
12. Ascardia 80 mg 1 tab
1 x 1 pc
13. Alprazolam 0,5 mg 1 tab
1 x 1 mlm
Kajian Ada Tidak Drug Related Problem
Ada

Alergi V Riwayat alergi antibiotik ? Tanya pasien


Efek samping V Captopril : batuk kering
obat Lasix (Furosemid) : sering kencing,
hipotensi, hipokalemia, hiperglikemia
Kontra indikasi V -
Interaksi obat V Alprazolam >< Azithromycin
Alprazolam >< Omeprazole
Ascardia (Aspirin) >< Captopril
Ascardia (Aspirin) >< Furosemid
Ascardia (Aspirin) >< Omeprazole
Captopril >< Furosemid
Indikasi : Omeprazole >< Sertraline
panik, kecemasan yang berkaitan
Omeprazole >< Vitamin B12
Pengobatan gangguan dengan depresi
kecemasan, terapi jangka pendek (DIH ed. 22 p. 74)
untuk gejala kecemasan, gangguan
Dosis :
Kecemasan : Dosis awal :
0,25 - 0,5 mg 3 kali/hari diberikan selama 3 - 4 hari
; digunakan maksimum 4 mg/hari.
Gangguan panik : Rilis segera : dosis awal 0,5 mg
3 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan tiap 3 - 4 hari
dengan bertahap ≤ 1 mg/hari.
Rilis diperpanjang : 0,5 - 1 mg satu kali sehari
dapat ditingkatkan tiap 3 - 4 hari dengan
bertahap
≤ 1 mg/hari (jarak : 3 - 6 mg/hari)
(DIH ed. 22 p. 75)
Alprazolam
tablet 0,5
mg

Efek Samping :
Kontra Indikasi :
Koordinasi yang tidak normal,
gangguan kognitif, mengantuk, Hipersensitif terhadap alprazolam
kelemahan otot, gangguan atau komponen lain dalam formulasi
mental, amnesia, perubahan tsb, penggunaan bersamaan dengan
libido, ketokonazol atau itrakonazol
(DIH ed. 22 p. 74)
gangguan penglihatan
(DIH ed. 22 p. 74 & (IONI 2008 hal.244)
Indikasi : Dosis :
Profilaksis penyakit serebrovaskuler 150-300 mg sebagai dosis tunggal
diberikan segera setelah kejadian iskemik
atau infark miokard
dan
(IONI 2008 hal. 152) kemudian diikuti dengan pemberian jangka
panjang asetosal 75 mg sehari sekali
untuk mencegah serangan jantung berikutnya
(IONI 2008 hal. 151)
Ascardia
tablet 80
mg

Efek Samping : Kontra Indikasi :


Bronkospasme, perdarahan saluran cerna Anak dibawah 16 tahun,
(kadang-kadang parah) juga perdarahan tukak peptik yang aktif,
lain (misal : subkonjungtiva) hemofilia dan
(IONI 2008 hal. 152) gangguan perdarahan
lain (IONI 2008 hal. 152)
Indikasi : lunak, penyakit hubungan
Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang seksual (IONI 2008 hal. 396)
peka, infeksi saluran nafas atas (tonsilitas,
pharingitis), infeksi saluran nafas bawah
(bronchitis, pneumonia),
infeksi kulit dan jaringan
250 - 600 mg satu kali sehari
atau 1 - 2 g sebagai dosis
Dosis : tunggal (DIH ed. 22 p. 197).

Azithromycin
tablet 500
mg

Efek Samping : Kontra Indikasi :


Mual, muntah, nyeri perut, diare, Hipersensitif terhadap Azithromycin
urtikaria, ruam dan reaksi alergi lainnya; atau komponen lain dalam formulasi
gangguan pendengaran yang tsb, golongan makrolida lainnya
reversibel pernah dilaporkan setelah
pemberian dosis besar; ikterus (contoh azalide atau
kolestatik dan ketolide),
gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada) gangguan fungsi hati
(IONI 2008 hal. 397) (DIH ed. 22 p. 196)
Mengendalikan hipertensi, pengobatan gagal
Indikasi : jantung, disfungsi ventrikel kanan setelah
serangan jantung, DM nefropati Dosis :
(DIH ed. 22 p. 305) Gagal Jantung : Dosis awal : 6,25 - 12,5
mg 3 kali/hari dalam konjuksi dengan
kardiak glikosida dan terapi diuretik.
Dosis target : 50 mg 3 x sehari
(DIH ed. 22 p. 307)

Captopril
tablet 12,5
mg

(DIH ed. 22 p.
306)
Efek Samping :
Hipotensi ortostatik, pusing, stevens johnson
syndrome, peningkatan bilirubin,
pankreatitis, anemia, jaundice, gagal ginjal,
bronkospasme, batuk kering
Kontra Indikasi : bersamaan dengan aliskiren untuk
Hipersensitif terhadap Captopril atau pasien DM, angiodema
komponen lain dalam formulasi tsb, terkait pengobatan sebelumnya
golongan ACE inhibitor lainnya, penggunaan dengan menggunakan ACE
inhibitor (DI H ed. 22 p 306)
Indikasi :
Pengobatan UTI, otitis
media, infeksi saluran Dosis :
pernafasan 400 mg/hari terbagi dalam 12 - 24 jam
karena organisme yang telah (DIH ed. 22 p.339).
resisten
termasuk S. pneumoniae dan
S.pyogenes, H.influenzae dan
banyak Enterobacteriaceae;
uncomplicated gonorrhea serviks
/ uretra karena N.gonorrhoeae
(DIH ed. 22 p.339)
Cefixime
kapsul 200
mg
Efek Samping : Kontra Indikasi :
Diare, nyeri perut, mual, dispepsia, Hipersensitif terhadap cefixime atau
pusing, mencret komponen lain dalam formulasi tsb,
(DIH ed. 22 p.339) dan golongan sefalosporin lainnya
(DIH ed. 22 p.339).
Dosis : Edema, gagal jantung :
Indikasi :
Dosis awal : 20 - 80 mg/dosis ; jika
Edema, oliguria karena gagal ginjal dosisnya tidak memadai dapat diulangi
(IONI 2008 Hal. 137) dengan dosis yang sama atau dosisnya
Mengendalikan edema yang ditingkatkan secara bertahap 20-40
berhubungan dengan gagal jantung mg/dosis
pada jarak waktu 6-8 jam;
dan hati atau penyakit ginjal, dapat dititrasi sampai
edema paru akut, pengobatan hipertensi dengan
( diberikan tunggal atau dikombinasi 600 mg/ hari pada keadaan edema parah;
dengan antihipertensi lainnya) interval untuk dosis pemeliharaan:
(DIH ed. 22 p. 842) satu atau dua kali sehari.
Dosis maksimum : 200 mg/dosis
(DIH ed. 22 p. 844)
Lasix (Furosemid)
tablet 40 mg, ampul
10 mg/mL 2 mL
Efek Samping
:
Urinary Frequency, hiponatremia,
Kontra Indikasi :
hipokalemia dan
hipomagnesemia, Hipersensitif terhadap furosemid,
alkalosis hipokloremik, keadaan prakoma akibat sirosis
ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, hati,
hiperurisemia, hiperglikemia, tinnitus gagal ginjal dengan anuria
dan ketulian (dosis besar)
(DIH ed. 22 p. 842 & IONI 2008 Hal. 137)
(DIH ed. 19 p. 686 & IONI 2008 hal. 137)
Dosis awal : 500 mg setelah sarapan
untuk sekurang-kurangnya 1
minggu, kemudian 500 mg setelah
Indikasi : sarapan
dan makan malam untuk sekurang-
DM tipe 2 (BNF ed. 61 p. 429)
kurangnya 1 minggu, kemudian
500 mg setelah sarapan, setelah
makan siang dan setelah makan
malam. 2 g sehari dalam dosis terbagi
Dosis maksimum : (IONI 2008 hal. 495).
Metformin
tablet 500
mg
Efek samping Kontra Indikasi :
:
Anoreksia, mual, muntah, diare Gangguan fungsi ginjal,
(umumnya sementara), nyeri
perut, rasa logam, asidosis laktat klirens kreatinin yang tidak normal
(jarang, bila terjadi hentikan terapi), akibat penyebab lain termasuk
penurunan penyerapan vitamin B12, shock, infark miokardia akut,
eritema, pruritus, urtikaria dan septikemia, ketoasidosis
hepatitis (DIH ed. 22 p. 1185)
(IONI 2008 hal. 495)
Neurodex tablet
(Vit-B1 mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg,
Vit-B12 250 mcg)

egahan dan penyembuhan kurang vitamin, neurotropik, gangguan pada sistem saraf
algia, terapi tambahan pada pengobatan penyakit kulit, masa penyembuhan, kelelahan ke
dan kelelahan akibat ketuaan (ISO vol. 47 hal. 535)

dengan atau tanpa kejang umum,


yang tidak dapat dikendalikan dengan
antiepilepsi lain; nyeri neuropati
Dosis : Sehari 3 x 1 tab (ISO vol. 47 hal. 535)
Indikasi : (IONI 2008 hal. 324)
Terapi tambahan untuk epilepsi
parsial
Dosis : sehari. Dosis lazim : 0,9-1,2 g sehari.
Epilepsi : 300 mg pada hari ke-1 Nyeri neuropatik : 300 mg pada hari ke-1
kemudian 300 mg 2 kali sehari pada hari ke 2 kemudian 300 mg 2 kali sehari pada hari ke 2 dan
dan 300 mg 3 kali sehari (kira-kira setiap 8 jam) 300 mg 3 kali sehari (kira-kira setiap 8 jam)
pada hari ke -3. Selanjutnya pada hari ke -3, kemudian dinaikkan sesuai respon
dinaikkan sesuai respons, bertahap bertahap 300 mg per hari (dalam dosis terbagi 3)
300 mg sehari sampai maksimal 1,8 g sehari
(dalam 3 dosis terbagi) sampai maksimal 2,4 gram (IONI 2008 hal. 325)

Neurontin (Gabapentin)
tablet 300 mg

Efek Samping : Kontra Indikasi :


Diare, mulut kering, dispepsia, mual Pasien yang hipersensitif
dan muntah, udem perifer, pusing, terhadap Gabapentin; pankreatitis
mengantuk, ansietas,bingung akut;
(IONI 2008 hal. 324) tidak efektif pada
seizure
generalisasi primer
Indikasi : Dosis :
Tukak lambung dan tukak duodenum, Tukak duodenum :
tukak lambung dan duodenum 20 mg satu kali sehari selama 4-8 minggu
yang terkait dengan AINS, lesi lambung Tukak lambung :
dan duodenum, regimen eradiksi 40 mg satu kali sehari selama 4-8 minggu
H.pylori Refluks esofagitis :
pada tukak peptik, refluks esofagitis,
20 mg satu kali sehari sampai 4 minggu
sindrom Zollinger Ellison
(IONI 2008 hal. 58) Omeprazol (DIH ed. 22 p. 1355)
kapsul 20
mg

Efek Samping : muntah, konstipasi


Sakit kepala, pusing, kemerahan (DIH ed. 22 p. 1354)
pada kulit, nyeri perut, diare, mual,
Kontra Indikasi : komponen lain dalam formulasi tsb
Hipersensitif terhadap omeprazol atau (DIH ed. 22 p. 1354)
Indikasi : Dosis :
Asma dan kondisi lain yang 2-4 mg/dosis 3-4 kali /hari,
berkaitan dengan obstruksi saluran dosis maksimum tidak lebih dari
napas 32 mg /hari (dalam dosis terbagi)
yang reversibel (DIH ed.22 p. 55)
(IONI 2008 hal. 193)
Salbutamol
tablet 2 mg

Efek Samping Kontra Indikasi :


:
Sakit kepala, pusing, mual, Hipersensitif terhadap
gangguan tidur, palpitasi, takikardi,
tremor obat dan komponen

(IONI 2008 hal. 193) obat (IONI 2008 hal.


193)
Pengobatan depresi mayor,
Indikasi : Obsessive - compulsive disorder (OCD),
gangguan panik, gangguan stress Dosis :
paska trauma, gangguan kecemasan Depresi / OCD : 50 mg/hari
sosial (DIH ed. 22 p. 1690) Gangguan panik, gangguan
stress
paska trauma, gangguan kecemasan sosial
: 25 mg satu kali sehari, setelah 1 minggu
dapat ditingkatkan sampai dengan
50 mg satu kali sehari.
Dosis maksimum : 200 mg/hari
(DIH ed. 22 p. 1692)
Sertraline
tablet 50 mg

Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap Sertralin
Efek Samping :
atau komponen lain dalam formulasi
Pusing, sakit kepala, lelah, insomnia,
tsb,
penurunan libido, anoreksia, diare, mual,
gangguan ejakulasi, tremor, kelemahan penggunaan inhibitor MAO selama 14
otot (DIH ed. 22 p. 1690) hari, digunakan bersama dengan
pimozide, penggunaan bersamaan dengan disulfiram
Sertralin oral
(DIH ed. 22 p. 1690)
Dosis :
Tukak lambung, tukak duodenum, gastritis kronis
:
Indikasi : 2 g dua kali sehari (pagi dan sebelum tidur
Tukak lambung dan tukak duodenum malam) atau 1 g 4 kali sehari 1 jam sebelum
makan
(IONI 2008 hal. 52)
dan sebelum tidur malam, diberikan
selama 4-6 minggu, profilaksis tukak lambung
akibat stress (suspensi),
1 g 6 kali sehari (maksimal 8 g sehari)
(IONI 2008 hal. 53)

Sukralfat syrup

Efek Samping : mual,


Konstipasi, diare, gangguan pencernaan, gangguan
lambung, mulut kering, ruam, nyeri
punggung,
sakit kepala, pusing, vertigo, mengantuk Kontra Indikasi :
(IONI 2008 hal. 52) Tidak dianjurkan untuk
anak dibawah 15 tahun
(IONI 2008 hal. 52)
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan

Alprazolam >< Meningkatkan Dapat Ingatkan pasien Farmakokinetik Significance : 2


Makrolida metabolisme dari meningkatkan tentang Onset : Rapid
(Azithromycin) beberapa depresi SSP dan peningkatan efek
benzodiazepin menyebabkan sedasi yang Severity :
(Alprazolam) efek sedasi berkepanjangan Moderate
(Drug Interaction berkepanjangan (Drug Interaction
Documentation :
Facts ) (Drug Facts )
Interaction Facts Suspected
Tingkat serum dan ) (Drug Interaction
efek dari golongan Facts).
benzodiazepin
(midazolam,
triazolam, zopiclone)
meningkat tajam dan
berkepanjangan bila
digunakan
bersamaan dengan
eritromisin tetapi
tidak pada
Azitromisin.
Alprazolam
diharapkan memiliki
efek yang sama
dengan golongan
benzodiazepin
lainnya
(Stockley’s
Drug
Interactions).
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan

Aspirin >< ><


Alprazolam Inhibisi sintesis
Meningkatkan Hipotensi dan t1/2
Memperpanjang Monitor tekanan
efek Farmakodinamik
Farmakokinetik Significance
Significance: 2: 3
Captopril
Omeprazol prostaglandin
metabolisme vasodilator
dan dari
dapat terjadi darah
sedasi
(ACE inhibitor) Onset : Rapid :
(Drug
oksidatif Captopril mungkin
peningkatan kadar dan parameter
benzodiazepin
Interaction
benzodiazepin dapat benzodiazepin
serum berkurang. hemodinamik
(Drug Severity :
Delayed
Facts)
(Drug (Drug Interaction
tertentu, khususnya (Drug
Interaction Facts Moderate
Severity :
Interaction Facts dapat
Facts)meningkatkan Interaction
)
efek sedasi Documentation
Minor :
) Facts)
atau ataksia pada
Antihipertensi Suspected
Documentation :
yang
50% dihasilkan
pasien dapat (DrugSuspected
Interaction
(Drug
berkurang dengan Facts )
Interaction
penggunaan Facts (Drug Interaction
)bersama Aspirin Facts).
dosis tinggi. Aspirin
dosis rendah,
kurang dari atau
sama dengan 100
mg setiap hari diminum pada saat perut
memiliki pengaruh kosong 1 jam sebelum
yang kecil
terhadap atau 2 jam sesudah
antihipertensi dari makan sesuai dengan
Captopril aturan minumnya.
(Stockley’s Drug
Interactions)
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan

Aspirin >< Furosemid Aspirin berkompetisi Penurunan efek diuretik Penggunaan Aspirin Farmakodinamik Significance : 5
dengan Furosemid dan venodilatasi oleh pasien asites
Onset :
dalam proses sekresi serta peningkatan risiko dan sirosis yang juga
di tubulus proksimal gagal ginjal akut dan menggunakan Delayed
dan menginhibisi ototoksisitas Furosemid Furosemid harus
Severity :
sintesis prostaglandin (Stockley). diperhatikan
(Stockley) (Drug Interaction Minor
Penurunan efek diuretik Facts)
Furosemid pada pasien Documentation :
sirosis dan asites Possible
(Drug Interaction Facts). (Drug Interaction
Facts)
Aspirin meningkatkan
dan Furosemide
menurunkan kalium
serum.
Pengaruh interaksi tidak
jelas, gunakan hati-hati.
Signifikan - Memantau
ketat.
Aspirin mengurangi efek
Furosemide oleh
antagonisme
farmakodinamik.
Ringan atau tidak
signifikan interaksi.
NSAID mengurangi
sintesis prostaglandin
(Medscape).
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan
Ascardia (Aspirin) PPI Omeprazol tidak Monitor efek Farmakokinetik Significance : 3
>< Omeprazol meningkatkan pH mempengaruhi samping Onset :
lambung lebih kadar plasma peningkatan
cepat dan tablet Aspirin atau asam asam lambung Delayed
salut selaput salisilat secara (Drug Severity :
Aspirin mungkin signifikan, selain itu Interaction
larut dengan juga tidak Facts). Minor
cepat, mempengaruhi efek Documentation :
meningkatkan anti platelet dan
Suspected
efek samping di bioavaibilitas dari
lambung Aspirin (Drug Interaction
(Drug (Stockley’s Facts).
Interaction Drug
Facts). Interactions

diminum sesudah makan pada sore hari sesuai dengan aturan minumnya, ditelan utuh
jangan dikunyah.
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan

Captopril >< Furosemid Efek hiponatremia dan Menimbulkan first- Pemantauan Farmakodinamik Significance : 3
hipovolemia Furosemid dose hypotension penggunaan pertama Onset : Delayed
meningkatkan efek dan hipokalemia. Captopril bersama Severity : Minor
hipotensif Captopril. Kasus gangguan dengan Furosemid Documentation
Penurunan bermakna ginjal dan gagal ginjal setidaknya selama 2 :
pada tekanan darah pernah dilaporkan jam / hingga tekanan Suspected
dapat mempengaruhi (Stockley). darah stabil dan (Drug Interaction
fungsi ginjal. pertimbangkan Facts)
Captopril dosis rendah Inhibisi produksi penghentian
6,25 mg dapat angiotensin II oleh sementara /
mengurangi resiko Captopril penurunan dosis
hipotensi pada (Drug Interaction Furosemid setidaknya
pemakaian awal Facts). 24 jam sebelum
kombinasi dengan Captopril
Furosemid selama digunakan/penggunaan
kurang lebih 4 minggu. Captopril dosis
(Stockley). pertama sebelum tidur.
Jika first-dose
Efek farmakologis hypotension terjadi,
Furosemid menurun pasien dianjurkan
(Drug Interaction berbaring. Pemantauan
Facts). kadar serum kalium
dan fungsi ginjal.
Sinergisme Pertimbangkan
farmakodinamik. penurunan dosis /
Signifikan . penghentian Captopril
Memantau ketat. / Furosemid jika fungsi
Risiko hipotensi akut, ginjal menurun
insufisiensi ginjal (Stockley).
(Medscape).
Pemantauan status
cairan tubuh dan berat
badan pasien (Drug
Interaction Facts)
Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan
Omeprazol >< Menginhibisi Konsentrasi serum Penyesuaian Farmakodinamik Significance : 4
Sertralin metabolisme dan efek dosis Sertralin, Onset : Rapid
(Drug Interaction farmakologi atau OMZ di
Facts) beberapa SRIs Severity :
hentikan
mungkin meningkat Moderate
(Drug (Drug
Documentation :
Interaction Interactio
Possible
Facts) n Facts)
(Drug Interaction
Facts)

diminum pagi hari setelah sarapan sesuai dengan a


Nama Obat Mekanisme Efek Manajemen Jenis Interaksi Level Signifikan

Omeprazol Efek terapi dari Jika kedua obat Farmakokinetik Significance : 5


Omeprazol >< menginduksi vitamin B12 mungkin diberikan pada Onset : Delayed
Vitamin B12 hipohidria atau menurun. kondisi kronis,
aklorhidria yang (Drug Interaction vitamin B12 Severity : Minor
mungkin dapat Facts) dapat diberkan Documentation :
meningkatkan secara parenteral.
Suspected
absorbsi vitamin (Drug Interaction
B12 . Facts) (Drug
(Drug Interaction Interaction
Facts) Facts)
PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP
• Pelayanan resep dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
resep, penyiapan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai
termasuk peracikan obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi.
• Pada setiap tahap alur pelayanan resep
dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian obat (medication error)
FORMULIR LAPORAN MEDICATION ERROR

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI


Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
FORMULIR LAPORAN MEDICATION ERROR

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI


Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
JADWAL PEMBERIAN OBAT

• 1x1 Pagi 06-07


• 1x1 Malam 21-22
• 2x1 06-07 18-19
• 3x1 06-07 12-13 19-20
• 4x1 06-07 12-13 18-19 22-23
• 5x1 06-07 10-11 15-16 20-21 23-24

• Jadwal ini tidak berlaku untuk antibiotik


injeksi dan obat dengan program pengobatan
khusus
Sutoto.KARS 75
Contoh :
Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari
Rumah (Patient medication Hstory)
Daftar riwayat alergi Label identitas pasien

Seberapa berat alerginya?


R=ringan
Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi S=Sedang Reaksi alreginya
B=Berat

Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah;
(obat resep, bebas, herbal atau tcm)
Berlanjut saat
Alasan makan rawat inap ?
Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama obat
Ya tidak
1.
2.
3.
4.
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU

Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54


76
VERSI SINGKATAN / ABJAD

A = alpha J = juliet S = siera


B = bravo K = kilo T = tango
C = charlie L = lima U = uniform
D = delta M = mike V = victor
E = echo N = november W = whisky
F = foxtrot O = oscar X = x-ray
G = golf P = papa Y = yankee
H = hotel Q = quebec Z = zulu
I = india R = romeo

CUSTOMER SERVICE 77
S: SOAP
Subjective
– Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien.
– Contoh : pusing, mual, nyeri, sesak nafas.
O : Objective
– Data obyektif adalah tanda / gejala yang terukur
oleh tenaga kesehatan. Tanda-tanda obyektif
mencakup tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh,
denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
A : Assessment
– Berdasarkan data subyektif dan obyektif
dilakukan analisis terkait obat (Drug Related
Problem).
P : Plans
– Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah
menyusun rencana yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah.
IDENTIFIKASI MASALAH TERKAIT OBAT
Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi
adanya masalah terkait obat. (Hepler dan Strand)
1. Ada indikasi tetapi tidak di terapi.
Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan membutuhkan terapi obat
tetapi tidak diresepkan.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua keluhan / gejala klinik
harus diterapi dengan obat.
2. Pemberian obat tanpa indikasi.
Pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan.
3. Pemilihan obat yang tidak tepat.
Pasien mendapatkan obat yang bukan pilihan terbaik untuk kondisinya
(bukan merupakan pilihan pertama, obat yang tidak cost effective,
kontra indikasi)
4. Dosis terlalu tinggi
5. Dosis terlalu rendah
6. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
7. Interaksi obat
8. Pasien gagal menenerima obat (misal kepatuhan pasien)
PASTIKAN !!
PEMBERIAN OBAT BENAR
RUTE/CARA
BENAR
DOSIS

BENAR
OBAT
BENAR
WAKTU

BENAR
PASIEN BENAR
FREKUENSI

Anda mungkin juga menyukai