Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO 4)

3 Maret 2018 m taufik harahap Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO 4)

Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan.

Maksud dan Tujuan PKPO 4

Rumah sakit menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang untuk melakukan
peresepan/permintaan obat serta instruksi pengobatan. Staf medis dilatih untuk
peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan dengan benar. Peresepan/permintaan
obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak terbaca, dan tidak lengkap dapat
membahayakan pasien serta menunda kegiatan asuhan pasien.

Rumah sakit memiliki regulasi peresepan/permintaan obat serta instruksi pengobatan dengan
benar, lengkap, dan terbaca tulisannya. Rumah sakit menetapkan proses rekonsiliasi obat,
yaitu proses membandingkan daftar obat yang dipergunakan oleh pasien sebelum dirawat
inap dengan peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan yang dibuat pertama kali
sejak pasien masuk, saat pemindahan pasien antarunit pelayanan (transfer), dan sebelum
pasien pulang.

Elemen Penilaian PKPO 4

 Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan secara benar,


lengkap, dan terbaca, serta menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang
untuk melakukan peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan. (lihat juga
PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1; dan SKP 2 EP 1). (R)
 Ada bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan dilaksanakan oleh staf
medis yang kompeten serta berwenang. (D,O,W)
 Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk,
pindah unit pelayanan, dan sebelum pulang. (D,W)
 Rekam medis memuat riwayat penggunaan obat pasien. (D,O)

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO 4.1)

Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau
pemesanan.

Maksud dan Tujuan PKPO 4.1

Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit
menetapkan persyaratan atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat
dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi :
1. data identitas pasien secara akurat (dengan stiker);
2. elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan;
3. kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik;
4. kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau “jika perlu”) atau
instruksi pengobatan lain;
5. jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk anak anak, lansia
yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya;
6. kecepatan pemberian (jika berupa infus);
7. instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis.

Ditetapkan proses untuk menangani atau mengelola hal-hal di bawah ini:

 resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap, dan
tidak terbaca;
 resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike Sound Alike);
 jenis resep khusus, seperti emergensi, cito, berhenti automatis (automatic stop order),
tapering, dan lainnya;
 instruksi pengobatan secara lisan atau melalui telepon wajib dilakukan tulis lengkap, baca
ulang, dan meminta konfirmasi. (lihat juga SKP 2)

Standar ini berlaku untuk resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan di semua unit
pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan
resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan sesuai dengan kriteria butir 1 sampai
dengan 4 di atas.

Elemen Penilaian PKPO 4.1

 Ada regulasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir 1 sampai dengan 7 pada
maksud dan tujuan serta penetapan dan penerapan langkah langkah untuk pengelolaan
peresepan/permintaan obat, instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap, dan
tidak terbaca agar hal tersebut tidak terulang kembali. (R)
 Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir 1
sampai dengan 7 pada maksud dan tujuan. (D,W)
 Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep yang tidak benar, tidak lengkap, dan
tidak terbaca. (D,W)
 Ada bukti pelaksanaan proses untuk mengelola resep khusus, seperti darurat, standing
order, berhenti automatis (automatic stop order), tapering, dan lainnya. (D,W)

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO 4.2)

Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi kewenangan untuk menulis
resep/permintaan obat atau instruksi pengobatan.

Maksud dan Tujuan PKPO 4.2

Untuk memilih dan menentukan obat yang dibutuhkan pasien diperlukan pengetahuan dan
pengalaman spesifik. Rumah sakit bertanggungjawab menentukan staf medis dengan
pengalaman cukup dan pengetahuan spesifik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang diberi izin membuat/menulis resep atau membuat permintaan obat. Rumah sakit
membatasi penulisan resep meliputi jenis dan jumlah obat oleh staf medis, misalnya resep
obat berbahaya, obat kemoterapi, obat radioaktif, dan obat untuk keperluan investigasi. Staf
medis yang kompeten dan diberi kewenangan membuat atau menulis resep harus dikenal dan
diketahui oleh unit layanan farmasi atau lainnya yang memberikan atau menyalurkan obat.
Dalam situasi darurat maka rumah sakit menentukan tambahan PPA yang diberi izin untuk
membuat atau menulis resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan.

Elemen Penilaian PKPO 4.2

 Ada daftar staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau menulis resep
yang tersedia di semua unit pelayanan. (D)
 Ada bukti pelaksanaan rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses untuk
membatasi jika diperlukan jumlah resep atau jumlah pemesanan obat yang dapat
dilakukan oleh staf medis yang diberi kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP 1). (R)
 Ada bukti staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau menulis resep atau
memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit layanan farmasi atau oleh lainnya yang
menyalurkan obat. (D)

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO 4.3)

Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien.

Maksud dan Tujuan PKPO 4.3

Rekam medis pasien memuat daftar obat yang diinstruksikan yang memuat identitas pasien,
nama obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dan tanda tangan dokter serta
keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis. Pencatatan juga termasuk obat
yang diberikan “jika perlu”/prorenata. Pencatatan dibuat di formulir obat yang tersendiri dan
dimasukkan ke dalam berkas rekam medis serta disertakan pada waktu pasien pulang dari
rumah sakit atau dipindahkan. (lihat juga PAP 2.2)

Elemen Penilaian PKPO 4.3

 Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu daftar di rekam medis
untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat, dosis, rute pemberian, waktu
pemberian, nama dokter dan keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang
dosis. (D)
 Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas disimpan dalam rekam medis pasien dan
menyertai pasien ketika pasien dipindahkan. Salinan daftar tersebut diserahkan
kepada pasien saat pulang. (D)

Anda mungkin juga menyukai