BAB I
PENDAHULUAN
meningkatnya usia harapan hidup (life expectancy). Oleh karena itu negara
kesehatan, sebab angka usia harapan hidup bangsa kita telah meningkat
secara bermakna. Namun disisi lain peningkatan usia harapan hidup ini
populasi lansia ini bukan hanya fenomena di Indonesia saja tetapi juga
seluruh dunia diperkirakan sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8%. Jumlah ini
akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar
828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dari total jumlah penduduk dunia
dan korea selatan. Sementara negara – negara seperti belanda, jerman, dan
dalam sejarah, ada lebih banyak orang yang berusia 60 tahun atau lebih dari
pada anak – anak dibawah usia lima tahun. (WHO, 2012). Adapun negara –
negara yang tinggi populasi lansianya adalah China, India, Amerika Serikat,
dan Indonesia.
didunia, jumlah lansia di negara china sampai tahun 2013 mencapai 185
juta, dan diprediksikan akan menjadi 487 juta pada tahun 2053, Artinya,
harapan hidup kaum lansia di China dari 41 tahun menjadi 73 tahun dalam
Negara India adalah negara nomor dua didunia dengan jumlah lansia
terbanyak setelah negara china, Suatu data yang menarik untuk kita ketahui
bahwa jumlah penduduk usia lanjut di India yang beranjak dari 77 juta jiwa
pada 2000 dan diperkirakan menjadi 141 juta jiwa dalam tahun 2020.
Padahal untuk tahun 2010 saja, jumlah penduduk usia lanjut sudah
mencapai lebih dari 59 juta jiwa atau sekitar 5% dari jumlah seluruh
penduduk India. Dari jumlah tersebut, sebanyak 31,9 juta jiwa adalah
3
perempuan dan sebanyak 28 juta adalah laki-laki. Usia harapan hidup pada
tahun 2001 berkisar 60-70 tahun. India adalah negara dengan penduduk usia
jumlah lansianya cukup tinggi, Amerika Serikat adalah negara nomor tiga
setelah India yang memiliki jumlah lansia hampir menyaingi India. Pada
tahun 2000 jumlah lansia mencapai angka 35 juta jiwa, kemudian meningkat
pada tahun 2011 menjadi 41,4 juta jiwa pertambahan jumlah lansia tersebut
79.700.000 pada tahun 2040. Kemudian lansia yang berumur lebih dari 85
tahun diproyeksikan meningkat dari 5,7 juta jiwa pada tahun 2011 menjadi
lanjut usia (Lansia) di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa
jiwa (9,77 persen). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia
berbagai masalah pada lansia timbul baik dari segi kesehatan ataupun
dan mental, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi
tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan sosial. Ketika usia harapan
hidup meningkat diseluruh dunia, maka semakin banyak pula orang yang
pendidikan maupun non formal dari kehidupan sehari- hari. Gangguan satu
Sebuah tim peneliti dari King’s college London dan institut karolinka
meningkat pesat di wilayah seperti cina, india dan amerika latin. Dan WHO
juga mengatakan saat ini dalam setiap empat detik terdapat penderita baru
gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari – hari. Dengan kata
lain penurunan fungsi kognitif adalah penurunan daya ingat, daya fikir,
penyakit otak biasanya yang bersifat kronis atau progresif di mana ada
gangguan dari beberapa fungsi kortikal yang lebih tinggi, termasuk memori,
dan penilaian .
kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi oleh peran atau dukungan dari
keluarga. Lansia yang berkualitas adalah lansia yang sehata secara fisik
mengalami penurunan atau sering disebut dengan pikun. Para Lanjut usia
yang menuntut perhatian kita semua. Menurut Menteri Sosial RI, Salim
sampai mencapai 2,8 juta jiwa. WHO juga mengatakan bahwa jumlah
jiwa, dan pada tahun 2010 menjadi 2.851.606 jiwa. (Hamid, 2007).
7
dilakukan oleh siti aminah di semarang kelurahan Ngijo gunung pati bahwa
kognitif pada lansia dengan nilai p sebesar 0,10 (0,05). Penelitian yang
dilakukan Agus dipanti wherda bekasi tahun 2013 dari 30 responden ada 6
orang mengalami gangguan fungsi kognitif, tidak ada peran keluarga yang
sosial juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada lansia. Dari hasil
gangguan fungsi kognitif yaitu 2.093 (1.565-2.799) kali lebih besar untuk
Hal yang menarik yang perlu kita perhatikan dari gejala penderita
penderita itu sendiri, mereka sulit mengingat nama cucu mereka atau lupa
dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia
mereka.
ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa
mungkin lansia hanya kelelahan saja dan perlu lebih banyak istirahat.
daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka. Gejala demensia berikutnya
yang muncul biasanya berupa depresi pada lansia, mereka menjaga jarak
dengan lingkungan dan lebih sensitif dalam arti mereka lebih mudah
tersinggung dan lainnya. Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh
pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan. Tidak semua tenaga
dan cepat, perlu waktu yang panjang sebelum memastikan seseorang positif
memahami dengan baik perubahan tingkah laku yang dialami oleh Lansia
dapat memunculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan oleh para anggota
keluarga yang harus dengan sabar merawat mereka. Perubahan tingkah laku
kepada lansia itu sendiri melainkan berdampak bagi keluarga, dan bagi
berjalan kesana dan kemari tanpa ada arahan yang jelas dapat merugikan
lansia itu sendiri lansia akan mengalami kelelahan karena terkurasnya energi
kebutuhan lansia secara khusus. Bagi negara lanjut usia yang terlantar akibat
demensia tentu menjadi beban, lanjut usia yang sudah tidak memiliki
keluarga, atau ditelantarkan oleh keluarga tentu dipelihara oleh negara, dan
10
tahun 2010 sekitar 604 miliar dollar AS atau lebih dari 5700 triliun rupiah
pertahun.
demensia didunia tahun 2010 mencapai sekitar 35,6 juta. Tahun 2030
menjadi 65,7 juta jiwa, Tahun 2050 menjadi 115, 4 juta jiwa. Di eropa barat
tahun 2010 penderita demensia mencapai angka 7,0 juta jiwa, di Asia timur
5,5 juta jiwa, di Asia Selatan dan utara angka demensia mencapai angka 4,5
penderita demensia sebanyak 1,5 juta jiwa (Llibre,Juan de Jesus et al, 2009)
Pada tahun 2005 penderita dikawasan asia fasifik berjumlah 13,7 juta orang.
( Alzheimer asia fasifik, 2005). Saat ini sekitar 330 ribu warga Australia
menderita demensia dan setiap minggu lebih dari 1700 orang didiagnosa
angka 606. 100 orang. Dari 7% penduduk berusia lebih dari 60 tahun dari
11
angka ini akan bertambah terus Penelitian yang dilakukan Widya astuti
tahun 2011 didapat 20 orang lansia dikelurahan Pancoran Mas Depok Jawa
bertambah terus, namun hanya ada delapan negara diseluruh dunia yang
masyarakat itu sendiri sehingga yang terjadi sekarang ini banyak orang
keluarga, melakukan gaya hidup yang sehat, dan melakukan aktivitas sosial,
dukungan keluarga sangat penting diberikan bagi lansia baik yang sehat
maupun yang tidak sehat untuk menuju kualitas hidup yang baik. (Tandra,
2009).
12
lansia yang tinggi. Provinsi jawa barat memiliki luas 35.377,76 km2
secara baik. oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian
khusus agar tetap dipelihara dan ditingkatkan sehingga lansia dapat hidup
secara produktif sesuai dengan kemampuanya dan dapat ikut serta berperan
udara yang sehat, serta makanan yang sehat, kemampuan individu untuk
utama yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif lansia ada dari faktor
intern dan ektern. Faktor intern yang dimaksud adalah kemauan dan
ekstern adalah kepedulian dari orang orang terdekat (keluarga), sebab bagi
(Nugroho, 2012).
usia muda sampai tua. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi pada usia
penurunan kognitif akan menyerang usia diatas 50 tahun atau lebih. Namun
adalah pada usia 56 tahun (Ferri, 2005). Penurunan fungsi kognitif ini lebih
menderita demensia.
14
demensia pada tiap-tiap negara berbeda – beda . Ini disebabkan karena tidak
fungsi kognitif di dunia sudah mencapai lebih dari 35,6 juta jiwa, angka ini
perawatan dari orang – orang terdekat yang dalam hal ini adalah keluarga, di
zaman sekarang ini kaum usia muda lebih banyak menghabiskan waktunya
di dunia kerjanya, dari pagi hingga petang para lansia ditinggal dirumah
15
yang terkadang tidak ada yang menemani, hal ini membuat lansia itu merasa
kepadatan tertinggi di kota bekasi yakni 12. 237.000 dengan jumlah lansia
terbanyak ke 2 setelah kota depok jawa barat yaitu sekitar 75.849 jiwa.
Puskesmas Bantargebang.
17
Barat Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan
telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Penelitian ini ingin melihat Pengaruh
Lansia. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode structural
equating model.