PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin
bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia
meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari
seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup
meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Data menurut DepKes RI, mengenai angka kesakitan pada lansia, yaitu angka
kesakitan usia 55 tahun ke atas 25,7%, usia 45-59 tahun 11,6% dan usia di atas 60 tahun
9,2%. Menurut WHO tahun 2002 dalam kurun waktu 10 tahun penyakit jantung dengan
prevalensi 1,1/100 penduduk menjadi penyebab utama lansia meninggal. (Cengkunek, 2009)
Secara fisik lansia akan mengalami kemunduran dalam aktifitas, kemunduran organ
dan berbagai kelemahan fisik. Secara biologis lansia mengalami kemunduran dalam proses
pertumbuhan organ. Secara mental lansia mengalami kemunduran perkembangan mental
seperti penurunan daya ingat, kecerdasan dan kemampuan berpikir. Secara sosial ekonomi
lansia mengalami kemunduran sumber pendapatan dari hasil kerja karena tidak mampu
melaksanakan pekerjaan seperti ketika masih usia muda (Depkes RI, 2007).
Peran dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu lansia. Disamping
keluarga, pemerintah juga perlu memberikan intervensi untuk membantu lansia tetap
mempunyai kondisi fisik dan mental yang prima. Pemerintah dalam pembinaan kesehatan
usia lanjut perlu tetap melibatkan berbagai sektor baik Depkes, Depsos, organisasi profesi
ataupun lembaga swadaya masyarakat serta lintas program terkait (Depkes RI, 2007) yang
secara teknis dilaksanakan melalui pembinaan ketenagaan, berupa peningkatan kemampuan
teknis dan manajemen bagi para pengelola dan pelaksana termasuk kader kesehatan. Hal ini
menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
melalui kegiatan yang di adakan di posyandu lansia diantaranya pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).