1
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Edit 7 Mei 2022
(67 %) (59 %)
(Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022; Buku SNARS Edisi 1.1., KARS, 2019)
Starkes-Istak.
15/16 Bab SEMILA Wajib atau
Nice to have
ReDOWSKo Pembuktian
15/16 Bab - Paripurna
12 Bab - Utama Skor
8 Bab - Madya 10 - TL
4 Bab - Dasar 5 - TS
0 - TT
(Nico Lumenta, 2020)
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN No : HK. 02.02/I/1130/2022
TENTANG PEDOMAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT
4
SKENARIO ASUHAN UNTUK MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Skenario IGD - hal 439
2. Skenario Asesmen Awal - 458
3. Skenario Pendafaran Pasien (Admisi) - 474
4. Skenario Asesmen Awal Rawat Inap - 479
5. Skenario Rawat Inap - 493
6. Skenario Manajemen Nyeri - 526
7. Skenario Pelayanan Bedah - 530
8. Skenario Merujuk Pasien - 548
9. Skenario Pasien Terminal - 552
10. Skenario Pelayaman Farmasi - 557
11. Skenario Pelayanan Rekam Medis - 583
12. Skenario Pelayanan Berfokus pada Pasien (Patent Centred Care) dan
Asuhan Pasien Terintegrasi - 598
SKENARIO MANAJEMEN
1. Skenario Organisasi Rumah Sakit - hal 673
2. Skenario Kontrak - 688
3. Skenario Mutu - 709
4. Skenario Manajemen SDM - 726
5. Skenario Rekrutmen - 736
6. Skenario Rawat Inap (Manajemen) - 741
ReDOWSKo, Edisi Revisi 2021 7. Skenario Pelayanan Farmasi (Manajemen) - 761
Sesuai SNARS 1.1. 8. Skenario PPI - 799
Diagram
IAR
Patient Care
4. Pengkajian Awal menggali isi minimal 13 elemen: →PP 1, 1.1, 1.2 & PKPO 4.
a) Keluhan saat ini, h) Pengkajian nyeri, NB. : Saran:
b) Status fisik, →PQRS ✓ dalam melakukan pengkajian,
c) Psiko-sosio-spiritual, i) Risiko jatuh, penggalian elemen a) - m) oleh profesi
d) Ekonomi, j) Pengkajian fungsional, Medis atau Keperawatan, dapat
dilakukan sesuai dgn kebutuhan yg
e) Riwayat kesehatan k) Risiko nutrisional,
diatur oleh RS.
pasien, l) Kebutuhan edukasi,
✓ Proporsi penggalian elemen antara
f) Riwayat alergi, m) Perencanaan profesi medis dan keperawatan
g) Riwayat Penggunaan Pemulangan Pasien disesuaikan dgn keunikan/ kebutuhan
Obat (Discharge Planning) RS.
✓ Misalnya pd RS Umum porsi
keperawatan akan lebih luas, pd RS Jiwa
porsi medis lebih luas.
✓ Duplikasi tdk dihalangi.
5. Dgn Prinsip APT, Pengkajian para PPA lainnya direviu & verifikasi oleh DPJP → PAP
1.2, AKP 3.1.
6. Pengkajian Tambahan sesuai populasi pasien : →PP 1.3.
7. Jumlah dan Jenis / Disiplin Pengkajian Awal ditetapkan RS. Medis: misalnya PD, Bedah, Anak,
Obgin dsb. Keperawatan: misalnya Dewasa, Anak, Maternitas dsb. →PP 1., 1.1., 1.2.
8. Ada contoh RS dgn Pilihan Pola Sentral Pengkajian (Keperawatan) di Rajal: misalnya dibagi
sbb: Dewasa, Anak, Maternitas.
9. Pengkajian Ulang : oleh semua PPA yg terkait, dicatat di CPPT: Medis, Perawat/Bidan, Farmasi,
Gizi, dll sesuai regulasi RS nya. →PP 2.
B : 4.Pelayanan Dan Asuhan Pasien (PAP) Pelayanan Dan Asuhan Pasien (PAP)
No Standar EP 11 PAP.3.4 3
2 No Standar Elemen
1 PAP 1.
Penilaian 12 PAP.3.5 3
2 PAP 1.1 5
3 PAP 1.2. 5 1 PAP.1 2 13 PAP.3.6 3
4 PAP 2. 3 2 PAP.2 4 14 PAP.3.7 3
5 PAP 2.1. 4 3 PAP.2.1 5 15 PAP.3.8 4
6 PAP 2.2. 4 4 PAP.2.2 4 16 PAP.3.9 3
7 PAP 2.3. 2
5 PAP.2.3 4 17 PAP.4 7
8 PAP 2.4. 4
9 PAP 2.5 3 6 PAP.2.4 2 18 PAP.5 4
10 PAP 3. 5 7 PAP.3 4 19 PAP.6 5
11 PAP 4. 4 8 PAP.3.1 4 20 PAP.7. 5
12 APK 5. 2 9 PAP.3.2 3 6
21 PAP .7.1
12 Std 43 EP
10 PAP.3.3 3 21 Std 81 EP
Gambaran Umum
Tanggung jawab RS dan staf yg terpenting adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yg efektif dan
aman. Hal ini membutuhkan komunikasi yg efektif, kolaborasi, dan standardisasi proses utk memastikan bhw
rencana, koordinasi, dan implementasi asuhan mendukung serta merespons setiap kebutuhan unik pasien dan
target.
Asuhan tsb dpt berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif, atau rehabilitatif termasuk anestesia, tindakan
bedah, pengobatan, terapi suportif, atau kombinasinya, yg berdasar atas pengkajian awal dan pengkajian ulang
pasien.
Area asuhan risiko tinggi (termasuk resusitasi, transfusi, transplantasi organ/jaringan) dan asuhan utk risiko
tinggi (Risti) atau kebutuhan populasi khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
Asuhan pasien dilakukan oleh profesional pemberi asuhan (PP1. dengan banyak disiplin dan staf klinis lain.
Semua staf yg terlibat dalam asuhan pasien harus memiliki peran yg jelas, ditentukan oleh kompetensi dan
kewenangan, kredensial, sertifikasi, hukum dan regulasi, keterampilan individu, pengetahuan, pengalaman, dan
kebijakan RS, atau uraian tugas wewenang (UTW). Beberapa asuhan dpt dilakukan oleh pasien/ keluarganya
atau pemberi asuhan terlatih (caregiver). Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan oleh semua PPA dapat dibantu oleh staf klinis lainnya.
Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dengan beberapa elemen:
a. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan klinis/ketua tim PPA (clinical leader).
b. PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, dibantu a.l. dengan panduan praktik klinis
(PPK), panduan asuhan PPA lainnya, alur klinis/clinical pathway terintegrasi, algoritma, protokol, prosedur, standing
order, dan catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
c. Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan.
d. Keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga dalam asuhan Bersama PPA harus memastikan:
1) Asuhan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pasien yg unik berdasar atas pengkajian;
2) Rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien;
3) Respons pasien terhadap asuhan dipantau; dan
4) Rencana asuhan dimodifikasi bila perlu berdasarkan respons pasien.
Fokus Standar Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) meliputi:
a. Pemberian pelayanan yg seragam;
b. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayaann risiko tinggi;
c. Pemberian makanan dan terapi nutrisi;
d. Pengelolaan nyeri; dan
e. Pelayanan menjelang akhir hayat.
a. Pemberian Pelayanan Untuk Semua Pasien
15
PAP 1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. Asuhan yg seragam dan D 1) Bukti pelaksanaan asuhan seragam diberikan kepada 10 TP
terintegrasi diberikan kepada setiap setiap pasien. 5 TS
pasien meliputi poin a - e dalam 2) Asuhan pasien yang seragam sesuai butir a) – e) di 0 TT
maksud dan tujuan. maksud dan tujuan : a) Akses untuk mendapatkan
asuhan dan pengobatan tidak bergantung pada
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber
pembayaran. b) Akses untuk mendapatkan asuhan dan
pengobatan yg diberikan oleh PPA yg kompeten tidak
bergantung pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24 (dua
puluh empat) jam. c) Kondisi pasien menentukan
sumber daya yg akan dialokasikan untuk memenuhi
kebutuhannya. d) Pemberian asuhan yg diberikan
kepada pasien, sama di semua unit pelayanan di RS
misalnya pelayanan anestesi. e) Pasien yg
membutuhkan asuhan keperawatan yg sama akan
menerima tingkat asuhan keperawatan yg sama di semua
unit pelayanan di RS.
22
PAP 1.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Prosedur dan tindakan telah D 1)Bukti prosedur dan tindakan yang dilakukan sesuai 10 TP
dilakukan sesuai instruksi dan PPA yg dengan instruksi PPA . 5 TS
memberikan instruksi, alasan 2) Bukti alasan dilakukan prosedur atau tindakan serta 0 TT
dilakukan prosedur atau tindakan hasilnya didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
serta hasilnya telah didokumentasikan (Lihat juga SKP 2 EP 1).
di dalam rekam medis pasien.
W *DPJP, *PPJA.
5. Pasien yg menjalani tindakan D Bukti dalam rekam medis dilakukan pengkajian pada 10 TP
invasif/berisiko di rajal telah dilakukan pasien rawat jalan yang menjalani tindakan 5 TS
pengkajian dan didokumentasikan invasif/berisiko, termasuk pencatatan efek samping dll. 0 TT
dalam rekam medis.
W *DPJP
*Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara lain Unit
Laboratorium, Unit Radiologi
23
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP per akhir 24 jam
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care
MANAJEMEN
▪ Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
→ IAR
PPA 2 Pemberian
Profesional Asuhan Pelayanan/
Pemberi
Asuhan
Pasien Implementasi
Rencana
Monitoring
(PAP , PP, AKP , PAB , PKPO,
UNIT
HPK, KE 7, TKRS 8, Prognas)
MPP
(TKRS 9)
Manajer Pelayanan
Pasien 26
(Nico Lumenta, KARS, 2022)
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER
DPJP MPP:
PPJA • AKP 3. – MPP
PPJA Apoteker
Clinical Leader : • AKP 4. –
• Kerangka pokok Transfer
asuhan Pasien,
Keluarga • AKP 5. – P3/DP
• Koordinasi
• Kolaborasi • PAP 1.1. –
• Sintesis Asuhan Pasien
• Interpretasi Lainnya Dietisien Terintegrasi,
• Review • PAP 1. EP d) –
• Integrasi asuhan P3/Discharge
Planning
PPA `
Sasaran
MPP
(Nico Lumenta, KARS, 2019) 28
• Pembayar
• Perusahaan MPP:
• AKP 3. – MPP
• Asuransi • AKP 4. – Transfer
Output CM :
• AKP 5. – P3/DP
▪ Kontinuitas Pelayanan
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 1.1. – Asuhan Pasien
Mutu dan Biaya Terintegrasi,
▪ Pelayanan yg memenuhi • PAP 1. EP d) – P3/Discharge
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MPP •
Planning
AKP 2.1. – Kelola Alur Pasien
▪ Good Patient Care Case • AKP 5.5. EP a) PIC rujukan bisa
Manager oleh MPP
(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Tataklaksana Sasaran MPP
MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
1. Identifikasi, seleksi / ❑ Pada Asesmen MPP gunakan
skrining pasien utk konsep IAR 1. Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan
❑ I : Kumpulkan informasi, asuhan (penyakit,tindakan)
pasien
termasuk Sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
Harapan/Sasaran Pasien,
2. Kepuasan pasien
manajemen pelayanan
pasien masalah psiko-sosio-kultural 3. Kemampuan mengambil
3. Identifikasi masalah dan
❑ A : Jabarkan keputusan terkait asuhan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen • Masalah yang mendukung 4. Keterlibatan & pemberdayaan
pelayanan pasien pencapaian sasaran. 5. Kepatuhan thd PPA
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi, • Masalah yang dapat 6. Kemandirian pasien
Komunikasi dan menghambat pencapaian 7. Dukungan keluarga/yg lain
Kolaborasi sasaran
7. Advokasi pasien
❑ R : Susun rencana, jabarkan
8. Hasil Pelayanan
Sasaran MPP dan langkah2nya 8. Pemulangan aman
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP ❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi 9. Kesesuaian asuhan dgn
10.Manajemen Sumber Daya
❑ “Loop” balik untuk menambah kebutuhannya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien a.l. Asesmen & Rencana 10.Kesinambungan pelayanan
Contoh : Instruksi (Perawat)
PAP 1.1. EP b) & d).
Maksud dan Tujuan PAP 1.1. Proses pelayanan dan asuhan pasien (PAP) bersifat dinamis dan
melibatkan banyak PPA dan berbagai unit pelayanan. Agar proses PAP menjadi efisien,
penggunaan SDM dan sumber lainnya menjadi efektif, dan hasil akhir kondisi pasien menjadi lebih
baik maka diperlukan integrasi dan koordinasi. Kepala unit pelayanan menggunakan cara untuk
melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan serta asuhan lebih baik (misalnya, pemberian
asuhan pasein secara tim oleh para PPA, ronde pasien multidisiplin, formulir catatan
perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), dan manajer pelayanan pasien/case manager.
Instruksi PPA dibutuhkan dalam pemberian asuhan pasien misalnya instruksi pemeriksaan di lab
(termasuk Patologi Anatomi), pemberian obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi, dan
lain2. Instruksi ini harus tersedia dan mudah diakses sehingga dapat ditindaklanjuti tepat waktu
misalnya dengan menuliskan instruksi pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT) dalam rekam medis atau didokumentasikan dalam elektronik rekam medik agar staf
memahami kapan instruksi harus dilakukan, dan siapa yg akan melaksanakan instruksi tersebut.
Setiap RS harus mengatur dalam regulasinya:
a) Instruksi seperti apa yg harus tertulis/didokumentasikan (bukan instruksi melalui telepon atau
instruksi lisan saat PPA yang memberi instruksi sedang berada di tempat/RS), antara lain:
(1) Instruksi yang diijinkan melalui telepon terbatas pada situasi darurat dan ketika dokter
tidak berada di tempat/di RS.
(2) Instruksi verbal diijinkan terbatas pada situasi dimana dokter yang memberi instruksi
sedang melakukan tindakan/prosedur steril.
b) Permintaan pemeriksaan lab (termasuk pemeriksaan Patologi Anatomi) dan diagnostik imajing
tertentu harus disertai indikasi klinik
c) Pengecualian dalam kondisi khusus, misalnya di unit darurat dan unit intensif
d) Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi dan perintah catat di dalam berkas rekam
medik/system elektronik rekam medik sesuai regulasi RS.
Prosedur diagnostik dan tindakan klinis, yang dilakukan sesuai instruksi serta hasilnya
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. Contoh prosedur dan tindakan misalnya
endoskopi, kateterisasi jantung, terapi radiasi, pemeriksaan Computerized Tomography (CT),
dan tindakan serta prosedur diagnostik invasif dan non-invasif lainnya. Informasi mengenai siapa
yang meminta dilakukannya prosedur atau tindakan, dan alasan dilakukannya prosedur
atau tindakan tersebut didokumentasikan dalam rekam medik.
Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko, termasuk pasien yang dirujuk
dari luar, juga harus dilakukan pengkajian serta pencatatannya dalam rekam medis.
Standar PAP 1.2. Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
Elemen Penilaian PAP 1.2.
a) PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien setelah diterima sebagai
pasien ranap dalam waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian awal.
b) Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta
didokumentasikan dalam rekam medis oleh setiap PPA.
c) Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh PPA yg kompeten dan berwenang,
dengan cara yg seragam, dan didokumentasikan di CPPT.
d) Rencana asuhan pasien dibuat dgn membuat sasaran yg terukur dan di
dokumentasikan.
e) DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk memantau
Terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai dengan kebutuhan.
PAP 1.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. PPA telah membuat rencana D Bukti dalam rekam medis PPA membuat rencana asuhan untuk 10 TP
asuhan untuk setiap pasien setelah setiap pasien setelah diterima sebagai pasien ranap dalam 5 TS
diterima sebagai pasien ranap waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian awal. 0 TT
dalam waktu 24 jam berdasarkan
hasil pengkajian awal. W *PPA.
2. Rencana asuhan dievaluasi D 1) Bukti dalam rekam medis ttg rencana asuhan dievaluasi 10 TP
secara berkala, direvisi atau secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan oleh setiap PPA. 5 TS
dimutakhirkan serta 2) Sesuai di maksud - tujuan : DPJP sbg ketua tim PPA 0 TT
didokumentasikan dalam rekam melakukan evaluasi / reviu berkala dan verifikasi harian. Lihat
medis oleh setiap PPA. EP e).
W *PPA.
3. Instruksi berdasarkan rencana D Bukti dalam rekam medis ttg instruksi dibuat oleh PPA yg 10 TP
asuhan dibuat oleh PPA yg kompeten dan berwenang, dengan cara yg seragam, dan 5 TS
kompeten dan berwenang, dengan didokumentasikan di CPPT, di kolom Instruksi sesuai Std PAP 0 TT
cara yg seragam, dan 1.1. EP b).
didokumentasikan di CPPT.
W *PPA. 36
PAP 1.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Rencana asuhan pasien dibuat D Bukti dalam rekam medis tentang rencana asuhan pasien 10 TP
dgn membuat sasaran yg terukur dengan sasaran sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. 5 TS
dan di dokumentasikan. 0 TT
W *PPA
5. DPJP telah melakukan D Bukti dalam rekam medis DPJP telah melakukan
evaluasi/review berkala dan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk memantau
verifikasi harian untuk memantau terlaksananya asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi
terlaksananya asuhan secara sesuai dengan kebutuhan. Dan memberi tandatangan di CPPT
terintegrasi dan membuat notasi kolom reviu dan verifikasi.
sesuai dengan kebutuhan.
W *DPJP
*PPJA
*Staf Klinis
37
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam Starkes 2022. DPJP
PPJA
PPA
Tugas Mandiri,
Apoteker
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
PPA
Kompetensi Profesi &
Kompetensi utk Lainnya Dietisien
Berkolaborasi
Interprofesional
(Nico Lumenta,KARS, 2022)
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
Secara rutin saat visit pasien tiap pagi, DPJP membaca CPPT semua informasi (24
jam), dari semua PPA, terkait a.l. asesmen, perkembangan pasien, pelaksanaan
pelayanan, juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form gizi, dsb.
Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan pelaksanaannya. (Std PAP 1.2)
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada lembar CPPT, beri paraf pd pojok
kanan bawah lembar CPPT, per 24 jam. (Std PAP 1.2. EP e.)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP per akhir 24 jam
Asuhan Pasien Terintegrasi
Rencana Asuhan Terinterasi
Rencana Asuhan
Masing2 PPA
(EP 1,2,3; SOAP masing2, +Sasaran) Rencana Asuhan
Terintegrasi
dalam 1 form
DPJP (EP 3)
Mereview & Verifikasi
(EP 5)
Integrasi Asuhan
Pasien
1.
2.
Sembuh komprehensif
Keterlibatan Pasien-Kel
Segitiga Sasaran PCC
3. Pemahaman Asuhan “Triple Aim PCC”
4. Dukungan Kel
5. Kepatuhan
*Sasaran *Harapan
PAP 2. PPA* / Sasaran HPK 1.
(+BPIS)
Pasien*
47
PAP 2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. RS telah memberikan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pemberian 10 TP
pelayanan pada pasien risiko pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi 5 TS
tinggi dan pelayanan risiko pada populasi pasien anak, pasien dewasa dan pasien geriatri, 0 TT
tinggi yg telah diidentifikasi meliputi :
berdasarkan populasi yaitu a) Rencana asuhan perawatan pasien; b) Perawatan terintegrasi
pasien anak, pasien dewasa dan mekanisme komunikasi antar PPA secara efektif; c) Pemberian
dan pasien geriatri sesuai informed consent, jika diperlukan; d) Pemantauan/observasi pasien
dalam maksud dan tujuan. selama memberikan pelayanan; e) Kualifikasi atau kompetensi staf
yang memberikan pelayanan; dan f) Ketersediaan dan penggunaan
peralatan medis khusus untuk pemberian pelayanan.
56
PAP 2.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
3. RS telah melaksanakan kegiatan D 1) Bukti pelaksanaan kegiatan sesuai program 10 TP
sesuai program dan tersedia leaflet 2) Bukti leaflet atau alat bantu kegiatan edukasi memuat materi 5 TS
atau alat bantu kegiatan (brosur, edukasi tentang pelayanan kesehatan warga lanjut usia di 0 TT
leaflet, dan lain-lainnya). masyarakat.
W *Kepala/staf PKRS,
*Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri,
*Pasien/keluarga.
4. RS telah melakukan evaluasi dan D Bukti tentang evaluasi dan laporan meliputi : 10 TP
membuat laporan kegiatan 1) Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain lama rawat 5 TS
pelayanan secara berkala. inap, status fungsional, kualitas hidup, rehospitalisasi dan 0 TT
kepuasan pasien.
2) Bukti pelaporan kegiatan secara berkala kepada pimpinan
RS
W *Pimpinan RS
*Ketua/anggota Tim terpadu Geritari
57
TINGKAT JENIS PELAYANAN GERIATRI
W *Staf klinis
*Staf Diklat
63
Maksud dan Tujuan PAP 2.3. Staf yg tidak bekerja di daerah pelayanan kritis/intensif
mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan pelatihan yg cukup untuk melakukan pengkajian,
serta mengetahui pasien yg akan masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak pasien di luar
daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama di ranap. Seringkali pasien
memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda2 vital yg memburuk dan perubahan kecil
status neurologis) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis yg meluas shg mengalami
kejadian yg tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf untuk mengenali sedini-dininya pasien yg
kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru
sebelumnya memperlihatkan tanda2 fisiologis di luar kisaran normal yg merupakan indikasi
keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system (EWS).
Penerapan EWS membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-
dininya dan bila perlu mencari bantuan staf yg kompeten. Dengan dmk, hasil asuhan akan lebih
baik. Pelaksanaan EWS dapat dilakukan menggunakan sistem skor oleh PPA yg terlatih.
(J Community Hosp Intern Med Perspect. 2015; 5(2): 10.3402/jchimp.v5.26716.)
(Sumber : dr. Sidharta Kusuma Manggala, 2021)
Standar PAP 2.4. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit.
W *Staf klinis
68
PAP 2.4.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
3. Di seluruh area RS, BHD D Bila ada, bukti laporan pelaksanaan BHD / BHL, termasuk 10 TP
diberikan segera saat dikenali henti evaluasi terhadap pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau 5 TS
jantung-paru dan BHL (bantuan terhadap simulasi pelatihan resusitasi di rumah sakit. 0 TT
hidup lanjut) diberikan kurang dari
5 menit. W *Tim code Blue, *Staf klinis.
S *Peragaan BHD
*Peragaan aktivasi code blue.
4. Staf diberi pelatihan pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan bagi staf tentang pelayanan 10 TP
BHD/BHL sesuai dengan ketentuan resusitasi berupa : TOR, undangan, daftar hadir, materi, 5 TS
RS. laporan, evaluasi, sertifikat. 0 TT
W *Staf klinis
*Staf RS
*Diklat
69
Maksud dan Tujuan PAP 2.4. Pelayanan resusitasi diartikan sebagai intervensi klinis pada pasien yg
mengalami kejadian mengancam hidupnya seperti henti jantung atau paru. Pd saat henti jantung atau
paru maka pemberian kompresi pd dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd hidup atau
matinya pasien, setidak2nya menghindari kerusakan jaringan otak. Resusitasi yg berhasil pd pasien
dgn henti jantung-paru bergantung pd intervensi yg kritikal/penting spt kecepatan pemberian BHD, BHL
yg akurat (code blue) dan kecepatan melakukan defibrilasi. Pelayanan spt ini harus tersedia utk semua
pasien selama 24 jam setiap hari. Sangat penting utk dapat memberikan pelayanan intervensi yg
kritikal, yaitu tersedia dgn cepat peralatan medis terstandar, obat resusitasi, dan staf terlatih yg baik
untuk resusitasi. BHD harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada tanda henti jantung-paru dan
proses pemberian BHL kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk evaluasi terhadap pelaksanaan
sebenarnya resusitasi atau terhadap simulasi pelatihan resusitasi di RS. Pelayanan resusitasi tersedia
di seluruh area RS termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti klinis, dan populasi pasien
yg dilayani.
Standar PAP 2.5. Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
dengan panduan klinis serta prosedur yg ditetapkan RS.
72
Maksud dan Tujuan PAP 2.5. Pelayanan darah dan produk darah harus
diberikan sesuai peraturan perundangan meliputi a.l.:
a)pemberian persetujuan (informed consent);
b)permintaan darah;
c)tes kecocokan;
d) pengadaan darah;
e)penyimpanan darah;
f) identifikasi pasien;
g)distribusi dan pemberian darah; dan
h) pemantauan pasien dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk
darah serta melakukan pemantauan dan evaluasi.
c. Pemberian Makanan dan Terapi Nutrisi
Standar PAP 3. RS memberikan makanan untuk pasien rawat inap dan
terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan risiko nutrisional.
Elemen Penilaian PAP 3.
a) Berbagai pilihan makanan atau terapi nutrisi yg sesuai untuk kondisi, perawatan, dan
kebutuhan pasien tersedia dan disediakan tepat waktu.
b) Sebelum pasien ranap diberi makanan, terdapat instruksi pemberian makanan dalam
rekam medis pasien yg didasarkan pada status gizi dan kebutuhan pasien.
c) Untuk makanan yang disediakan keluarga, edukasi diberikan mengenai batasan2 diet
pasien dan penyimpanan yang baik untuk mencegah kontaminasi.
d) Memiliki bukti pemberian terapi gizi terintegrasi (rencana, pemberian dan evaluasi)
pada pasien risiko gizi.
e) Pemantauan dan evaluasi terapi gizi dicatat di rekam medis pasien.
PAP 3.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. Berbagai pilihan makanan atau D Bukti tersedia dan disediakan tepat waktu berbagai pilihan 10 TP
terapi nutrisi yg sesuai untuk makanan atau terapi nutrisi yang sesuai untuk kondisi, 5 TS
kondisi, perawatan, dan kebutuhan perawatan, dan kebutuhan pasien. 0 TT
pasien tersedia dan disediakan
tepat waktu. W *PPA, *Kepala instalasi/unit Gizi, *Pasien/Keluarga.
2. Sebelum pasien ranap diberi D Bukti dalam rekam medis tentang instruksi pemberian 10 TP
makanan, terdapat instruksi makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan 5 TS
pemberian makanan dalam rekam pasien. 0 TT
medis pasien yg didasarkan pada
status gizi dan kebutuhan pasien. W *PPA, *Nutrisionis/dietisien.
3. Untuk makanan yang disediakan D 1) Makanan dari luar rumah sakit dapat diadakan sesuai 10 TP
keluarga, edukasi diberikan ketentuan RS 5 TS
mengenai batasan2 diet pasien dan 2) Bukti pemberian edukasi tentang batasan-batasan diet 0 TT
penyimpanan yang baik untuk pasien dan penyimpanan yang baik untuk mencegah
mencegah kontaminasi. kontaminasi bila makanan disediakan oleh keluarga,
W *PPA,
*Staf klinis,
*Nutrisionis/dietisien.
5. Pemantauan dan evaluasi terapi D Bukti dalam rekam medis tentang hasil evaluasi dan 10 TP
gizi dicatat di rekam medis pasien. monitoring terapi gizi. 5 TS
0 TT
W *PPA
*Staf klinis
*Nutrisionisampai denganietisien
Pasien/keluarga
77
Maksud dan Tujuan PAP 3. Makanan dan terapi nutrisi yg sesuai sangat penting bagi kes
pasien dan penyembuhannya. Pilihan makanan disesuaikan dgn usia, budaya, pilihan, rencana
asuhan, diagnosis pasien termasuk juga a.l. diet khusus seperti rendah kolesterol dan diet DM.
Berdasarkan pengkajian kebutuhan dan rencana asuhan, maka DPJP atau PPA lain yg
kompeten memesan makanan dan nutrisi lainnya utk pasien. Pasien berhak menentukan
makanan sesuai dgn nilai yg dianut. Bila memungkinkan pasien ditawarkan pilihan makanan yg
konsisten dgn status gizi. Jika keluarga pasien atau ada orang lain mau membawa makanan utk
pasien, maka mereka diberikan edukasi ttg makanan yg merupakan kontraindikasi terhadap
rencana, kebersihan makanan, dan kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait
interaksi antara obat dan makanan. Makanan yg dibawa oleh keluarga atau orang lain disimpan
dgn benar utk mencegah kontaminasi. Skrining risiko gizi dilakukan pd pengkajian awal. Jika
pada saat skrining ditemukan pasien dgn risiko gizi maka terapi gizi terintegrasi diberikan,
dipantau, dan dievaluasi.
d. Pengelolaan Nyeri
85
Maksud dan Tujuan PAP 5. Skrining dilakukan untuk menetapkan bahwa kondisi pasien masuk
dalam fase menjelang ajal. Selanjutnya, PPA melakukan pengkajian menjelang akhir kehidupan yg
bersifat individual untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
Pengkajian pada pasien menjelang akhir kehidupan harus menilai kondisi pasien seperti:
1) Manajemen gejala dan respons pasien, termasuk mual, kesulitan bernapas, dan nyeri.
2) Faktor yg memperparah gejala fisik.
3) Orientasi spiritual pasien dan keluarganya, termasuk keterlibatan dlmkelompok agama tertentu.
4) Keprihatinan spiritual pasien dan keluarganya, seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah.
5) Status psikososial pasien dan keluarganya, seperti kekerabatan, kelayakan perumahan,
pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit.
6) Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untukpasien dan keluarganya.
7) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan.
8) Faktor risiko bagi yg ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis.
9) Pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan keputusan asuhan.
Proses :
✓ DPJP → Skrining Pasien Akhir Kehidupan → PAP 5 M&T, HPK
2.2 EP b).
Terima kasih