Anda di halaman 1dari 33

PENANGANAN OBAT SITOSTATIKA

YANG AMAN DAN BENAR


Rizka Andalusia
LATAR BELAKANG
1. Akibat fatal jika terjadi kesalahan pemberian
kemoterapi (medication error)
2. Alur pemberian kemoterapi melibatkan
multidisplin sehingga membutuhkan proses
komunikasi yang baik dan jelas
3. Penyiapan regimen kemoterapi memiliki tingkat
kesulitan lebih tinggi dibanding penyiapan obat
lainnya
4. Dosis dan regimen kemoterapi bersifat
individualized
5. Pelayanan Kemoterapi semakin meningkat (BPJS)
BAGIAN YANG TERLIBAT

Dokter

Perawat
Admission Rawat
Jalan/Inap

Perawat
Ruang Farmasi
kemoterapi
SIKLUS PENGELOLAAN OBAT
KEMOTERAPI
SELEKSI PENGADAAN

D = dokter ( D, F) (F)

F = Farmasi
N = Nurse

MONITORING PENYIMPANAN
(D, F, N ) (F)

ADMINISTERIN
PRESCRIBING
G
(D)
(N)

DISPENSING
(F)
ALUR PEMBERIAN KEMOTERAPI
Perawat Farmasi Apoteker
Dokter menuliskan mengirimkan menerima melakukan
protokol protokol kemoterapi protokol verifikasi protokol
kemoterapi ke farmasi kemoterapi kemoterapi

DOUBLE Asisten apoteker


CHECK menyiapkan obat
kemoterapi

Perawat Apoteker
Perawat Serah terima
melakukan double penanggung jawab
memberikan obat antara petugas
check protokol memeriksa obat
kemoterapi farmasi dengan
kemoterapi yang akan dipakai
perawat
Tujuan Safe Handling Cytostatic

• Keamanan Pasien terjamin  mengurangi


medication error
• Personal dan lingkungan yang terlibat,
terlindung dari paparan bahan berbahaya
• Produk terlindung dari kontaminasi microba
( teknik aseptis ) Mutu terjamin
• Efisiensi biaya dan efisiensi waktu perawat
Penerapan Safety di Semua Tahap

Pengadaan Obat yang bemutu

Penyimpanan obat yang benar

Preparasi yang aman dan tepat

Pemberian / administering

Monitoring ES
Pengadaan Obat
• Obat kemoterapi anti kanker umumnya mahal
• Perlu efisiensi : Tidak over stock atau out of stock
• Aspek yang harus dipertimbangkan :
– Keaslian  menjamin keamanan digunakan oleh pasien
– Kesesuaian produk dengan persyaratan yang ditentukan
– Harga
– Jumlah dan jenis obat yang harus disediakan.
Penyimpanan Obat
• Syarat dan kondisi penyimpanan tertentu
sesuai dengan persyaratan.
• Penandaan High Alert
• Perhatikan LASA
• FiFo  mencegah kadaluarsa
PEMBERIAN KEMOTERAPI

• Keamanan pemberian kemoterapi dimulai


dengan treatment plan :
– Identifikasi pasien
– TB / BB / BSA
– Diagnosis
– Regimen kemoterapi
– Jumlah siklus
– Hasil laboratorium ( CBC / LFT / RFT )
PENYIAPAN OBAT SITOSTATIKA
• Terlatih dalam handling hazardous product & aseptic technic
Petugas • Pemeriksaan kesehatan
• Wanita hamil dan menyusui tidak diperkenankan

• Gown : meterial tidak tembus air dan tidak melepas serat


Alat • Sarung tangan tebal dan panjang, sarung tangan nitril
• Google
Pelindung Diri • Masker respiratory (N95)

Ruangan & • Ruang clean room


• Menggunakan Cytotoxic drug safety cabinet atau Isolator
Instrument • Dilengkapi pass box dan HEPA Filter
Apa yang perlu diperhatikan ?
• Penghitungan dosis
• Pemantauan waktu / siklus
• Pemilihan pelarut sesuai dengan rute
pemberian dan sifat karakteristik obat
• Rekonstitusi dengan tepat dan aman
• Stabilitas sediaan
• Pemberian sesuai dengan rute yang tepat
Benar Pasien
• Nama dan no. rekam medik sudah sesuai
• assessment pasien apakah perlu penyesuaian
dosis dan apakah pasien layak di kemoterapi :
– Fungsi darah ( Hb, Leukosit, Trombosit )
– Fungsi ginjal ( creatinine clearance )
– Fungsi liver ( SGPT dan SGOT )
– Fungsi Jantung ( EF, TD )
Benar Obat
• Apakah obat yang dipilih sudah sesuai
• Regimen dan jenis obat
• Satu pabrik mempunyai kemasan yang sama
untuk beberapa jenis obat. ( look alike )
• Nama yang hampir sama. ( Sound alike )
– Cisplatin dan carboplatin
– Doksorubicin dan daunorubicin
Benar Dosis
• Cek kembali dosis obat apakah sudah sesuai.
• Perhitungan dosis obat sitostatika :
– Perhitungan luas permukaan tubuh

Berat (Kg) x Tinggi (cm)


3600

– Perhitungan dosis berdasarkan AUC ( menggunakan rumus


calvert )
Dosis = Target AUC ( GFR + 25 )
Benar Rute Pemberian
• Pemberian dapat secara :
– Intra vena  bolus, iv drip ( perhitungkan waktu
pemberian ), perhatikan risiko ekstravasasi.
– Intra thecal  VINCRISTINE TIDAK BOLEH IT
– Per oral : sesudah makan / sebelum makan
Waspada Terhadap Efek Samping
• National Patient Safety Agency di Inggris tahun 2001
menyatakan adverse event adalah kejadian yang
membahayakan pasien karena pemberian terapi dan bukan
karena penyakitnya sendiri.
• Mengingat obat kemoterapi sangat toksik kemungkinan
terjadinya adverse event sangat besar.
• Adverse event yang terjadi dapat berupa efek samping yang
dapat diprediksi maupun yang tidak diprediksi.
• Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mencegah
keparahan dari risiko kejadian yang tidak dikehendaki dan
menghindari pengulangan kejadiaan pada penderita yang
pernah di alaminya.
Benar Cara Penyiapan
– Perhitungan kelarutan obat dan pemilihan jenis
pelarut yang sesuai.
– Waktu stabilitas sediaan setelah dilarutkan
– Kondisi penyimpanan setelah obat dilarutkan.
– Penyiapan bentuk sediaan sesuai dengan rute
pemberian
– Terjaminnya keamanan pengemasan sampai obat
habis terpakai.
Insidens Paparan
• Falck dkk, th.1979 melaporkan bahwa perawat yang bekerja pada
ward kemoterapi tanpa perlindungan yang memadai menunjukkan
aktivitas mutagenik yang signifikan lebih besar dari pada control
subject.
• Tahun 1983 Sotaniemi, dkk. Melaporkan adanya kerusakan liver
pada 3 orang perawat yang bekerja pada ward oncology.
• Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan penelitian ditemukan
cyclophosphamide dan ifosfamide dalam urine perawat dan staf
farmasi yang tidak mengikuti peraturan khusus dalam menangani
obat-obat kanker.
• Lim.S., 1998, Princess Margareth Hospital, Menghitung
penghematan biaya obat sebesar $ 250.000/tahun dan
penghematan waktu perawat sebesar 330 jam/bulan.
• Taxis,K.,Barber,W.,2003, terdapat 249 kesalahan perawat dalam
penyiapan obat iv dari 430 sediaan iv baik dalam hal preparasi
maupun pemberian kepada pasien
Obat Sitostatika Yang dapat menguap
Sumber Paparan

• Permukaan vial  jika terjadi kebocoran


• Tumpahan  dipermukaan meja tempat pencampuran, bed
pasien, lantai kamar perawatan, wadah-wadah tempat
pencampuran
• Uap atau semburan cairan  saat membuka vial atau ampul,
menarik jarum dari vial, keluarnya cairan pada saat
mensetarakan ukuran.
• Excreta pasien
Siapa Saja Yang berisiko Terpapar
• Saat mengantar barang
Petugas Gudang/Apotik • Menyimpan obat

• Tertusuk jarum
Petugas farmasi yang • Terkena tumpahan
melakukan rekonstitusi • Terhirup

• Saat Administering/pemberian obat


Perawat • Membuang pasien excreta

Saat memberikan obat : Intratekal, Instilasi


Dokter
Penanganan Obat Sitostatika Yang
Aman
• Kebijakan
• Standar Prosedur Operasional
• Fasilitas
• Personal
• Quality assurance
• Training dan Validasi
• Penanganan Kecelakaan
Kebijakan
• Peresepan obat kemoterapi oral dan parenteral
harus dilakukan secara tertulis oleh dokter yang
sudah ditetapkan oleh institusi mempunyai
kompetensi dalam memberikan kemoterapi.
• Tidak diperbolehkan memberikan order
kemoterapi secara lisan kecuali untuk instruksi
penundaan atau penghentian pemberian
kemoterapi.
• Terapi baru atau perubahan terapi harus
terdokumentasi dalam rekam medik pasien.
Kebijakan
• Sebelum melakukan preparasi obat kemoterapi
harus ada orang kedua (double check)yang
melakukan konfirmasi dan melakukan
pengecekan terhadap :
– Nama pasien dan Identitas yang lain ( minimum 2
identitas )
– Nama obat, bentuk sediaan, volume
– Rute pemberian, dan kecepatan pemberian obat
– Perhitungan dosis yang sesuai dengan parameter yang
dibutuhkan
– Jumlah siklus pemberian dan jarak antar siklus
Kebijakan
• Pemberian label kemoterapi harus segera diberikan
yang meliputi :
– Nama pasien dan identitas yang lain (minimum 2 identitas)
– Nama obat ( nama generic)
– Rute pemberian obat
– Dosis obat, pelarut yang digunakan, dan volume pelarut
– Tanggal dan jam preparasi
– Tanggal dan jam kadaluarsa jika tidak langsung digunakan.
– Jika penggunaan obat oral kemoterapi cantumkan : cara
pasien meminum, jumlah obat dalam kemasan dan cara
menyimpan.
Kebijakan
• Preparasi khusus untuk obat INTRA THECAL :
– Tidak boleh dilakukan peparasi bersama obat yang
lain
– Sediaan yang sudah di preparasi harus diberikan
dalam wadah yang khusus untuk obat intra thecal
dan diberi penandaan khusus
– Jangan sediakan vincristine dalam spuit  akibat
fatal jika diberikan secara IT.
Kebijakan
• Sebelum pengadministrasian obat kemoterapi :
– Sebelum memberikan kemoterapi, dokter atau
perawat melakukan verifikasi (dilakukan minimal 2
orang petugas) , meliputi :
• Nama pasien dan Identifikasi
• Nama obat, dosis, volume larutan
• Rute pemberian dan Kecepatan pemberian obat disesuaikan
dengan pengaturan infuse pump
• Batas kadaluarsa sediaan terutama untuk obat-obat yang
mempunyai batas kadaluarsa yang pendek.
– Semua kegiatan yang dilakukan pada verifikasi diatas
(double check) harus terdokumentasi.
Pengelolaan Limbah
• Seluruh personal yang kontak dengan disposal obat sitotoksik harus
mengetahui prosedur pengelolaan limah sitotoksik.
• Ekskresi pasien yang mendapat obat sitotoksik mungkin
mengandung senyawa obat atau metabolit aktif nya  double
fushing di toilet selama 3 – 4 hari setelah kemo.
• Needle dan syringe yang kontaminasi, IV line, dll. harus di buang
dalam wadah buangan khusus  yang tidak tembus jarum
• Semua barang-barang yang terkontaminasi harus dibuang dalam
container dengan label “ HANYA UNTUK SAMPAH SITOSTATIKA” di
seal, dan dibuang sesuai dengan aturan yang ada untuk bahan
limbah medis atau limbah berbahaya.
Keuntungan Sentralisasi Penanganan
Obat Kanker
• Adanya pengecekan kembali oleh farmasi :
– Dosis
– Pelarut, rute pemberian, cara pemberian
• Efisiensi waktu perawat
• Kontrol kualitas sediaan
• Petugas terlindungi dari paparan  RS
terhindar dari risiko tuntutan penyakit akibat
pakerjaan

Anda mungkin juga menyukai