Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH KEFARMASIAN

PENGAMPU : Sally Oktavia SN,


S.Farm.,Apt
DEFINISI
• Asal kata pharmakon
• Arti : medika atau obat
• Farmasi : ilmu yang mempelajari cara membuat mencampur
dan meracik obat, serta di identifikasi, analisis dan
standarisasi pembakuan obat; termasuk pula pengobatan,
sifat-sifat obat distribusinya serta penggunaannya yang aman.
• Ilmu resep : ilmu yang mempelajari cara penyiappan bahan
obat menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai
obat
Tokoh-tokoh besar Farmasi
NO NAMA ILMUWAN TAHUN PERKEMBANGAN SEJARAH KEFARMASIAN
1. Hippocrates 460-370 Dokter asal Yunani yang memperkenalkan
SM farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Beliau
disebut sebagai bapak kedokteran
2. Dioscorides Abad 1M Ahli botani -> ilmu farmakognosi
Hasil karya -> “De Materia Medica”
Obat yang dibuat -> Asperidium, Opium, ergot,
hiosiamus dan cinamonn
3. Galen 130-200 Dokter dan ahli farmasi yunani
M Hasil karya dalam ilmu kedokteran dan obat-
obatan yang berasal dari alam, formula dan
sediaan farmasi yaitu “Farmasi Galenika”
4. Philipus Aureulus 1493- Dokter dan ahli kimia asal swiss yang menyebut
Theopratus 1541 dirinya Paracelcus, yang berpengaruh sangat
Bombatus Van besar terhadap perubahan farmasi, menyiapkan
Hohenheim bahan obat spesifik dan memperkenalkan kimia
sebagai bahan obat internal.
• Dalam melakukan kegiatan kefarmasian, mulai dari
mempersiapkan bahan sampai penyerahan obat, kita
harus berpedoman pada buku farmasi yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan yaitu
Farmakope (berasal dari kata Pharmakon dan poiein
yang berarti membuat.)
• Buku ini membuat persyaratan kemurnian, sifat kimia
dan fisika, cara pemeriksaan serta beberapa
ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-
obatan.
Contoh negara yang memiliki farmakope
sendiri :
• Farmakope indonesi (FI) : Indonesia
• United States Pharmacopoeia (USP) : Amerika
Serikat
• British Pharmacopoeia (BP) : Inggris
• Netherlands Pharmacopoeia : Belanda
Buku-buku farmasi lain yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia :
• Farmakope Indonesia edisi 1 jilid 1 diterbitkan 20 mei 1962
• Farmakope indonesia edisi 1 jilid 2 diterbitkan 20 mei 1965
• Formularium Indonesia diterbitkan 20 mei 1966
• Farmakope indonesi edisi II diterbitkan 1 april 1972
• Ekstra farmakope indonesia diterbitkan 1 april 1974
• Formularium nasional diterbitkan 12 november 1978
• Farmakope indonesia edisi III diterbitkan 9 oktober 1979
• Farmakope indonesia edisi IV diterbitkan 5 desember 1995
Ketentuan umum Farmakope Indonesia Ed IV

•• Judul
  : judul buku, termasuk suplemennya adalah
Farmakope Indonesia edisi empat atau bisa disingkat
menjadi FI IV
• Artikel resmi : bahan resmi adalah bahan aktif obat atau
bahan farmasi atau komponen alat kesehatan jadi yang
judul monografinya mencakup indikasi dan sifat-sifat
bentuk jadi bahan tersebut.
• Etanol : semua pernyataan presentase etanol, seperti
presentase volume per volume OH pada suhu 15,56OH
yang dimaksud adalah zat kimia dengan kemurnian mutlak
100%
• Bahan dan proses : kecuali dinyatan lain, bahan tambahan adalah bahan-
•  bahan yang diperlukan dalam pembuatan sediaan (selain zat aktifnya),
seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap
dan pembawa yang dapat ditambhkan ke dalam sediaan resmi untuk
meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan ataupun memudahkan
pembuatannya.
• Pengujian dan penetapan kadar
 Tangas uap : tangas dengan uap panas mengalir
 Tangas air : tangas dengan air yang mendidih kuat
 Bobot jenis : perbandingan bobot zat diudara terhadap bobot air dengan volume sama
pada suhu 25
 Suhu : dinyatakan dalam derajat celcius, semua pengukuran dilakukan pada suhu 25
 Air : kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan air dalam pengujian dan penetapan
kadar adalah air yang dimurnikan
 Pemerian : paparan yang memuat sifat zat secara umum, wujud, rupa, rasa dan bau
 Larutan : larutan untuk pengujian atau penetapan akdar dibuat dengan air sebagai
pelarut.
kelarutan
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan satu bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
• Wadah dan penyimpanan
 Wadah : kecuali dinyatakan lain, persyaratan wadah yang tertera di
Farmakope juga berlaku untuk wadah yang digunakan dalam
penyerahan obat oleh Apoteker.
 Kemasan tahan dirusak : wadah suatu bahan steril digunakan pada mata
atau telinga, harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat
digunakan tanpa merusak segel.
 Wadah tidak tembus cahaya : harus dapat melindungi isi dari pengaruh
cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan
cahaya/ dengan melapisi wadah.
 Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
padat dan mencegah kehilangan bertahan selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
 Wadah tertutup rapat : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
cair, bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair
atau menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan dan
distribusi serta harus dapat ditutup rapat kembali.
 Wadah tertutup kedap : harus dapat mencegah menembusnya udara
atau gas selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
 wadah satuan tunggal : digunakan untuk produk obat yang digunakan
sebagai dosis tunggal yang harus digunakan setelah dibuka.
 Wadah dosis tunggal : wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan
secara parenteral.
 Wadah dosis satuan : wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan
secara non parenteral
 wadah satuan ganda : wadah yang memungkinkan pengambilan isinya
beberapa kali tanpa izin mengakibatkan perubahan kekuatan mutu, atau
kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.
 Wadah dosis ganda : wadah satuan ganda untuk bahan yang hanya
digunakan secara parenteral.
• Suhu penyimpanan
istilah keterangan
dingin
dingin Suhu tidak lebih dari 8
Lemari pendingin memiliki suhu antara 2dan 8
Lemari pembeku memiliki suhu antara -20
sejuk Suhu antara
Kecuali dinyatakan lain, harus disimpan pada suhu
sejuk sejuk atau disimpan didalam lemari pendingin
Suhu kamar Suhu pada ruang kerja
Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur
antara
Suhu kamar
hangat Suhu antara

Panas berlebih Suhu diatas


hangat

Panas berlebih
penandaan
• Bahan dan sediaan yang disebutkan dalam
Farmakope harus diberi penandaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kadar kelarutan
• Larutan volumetri
a. Molalitas (m) : jumlah gram molekul zat yang
dilarutkan dalam 1kg pelarut
b. Molaritas (M) : jumlah gram molekul zat yang
dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1L
c. Normalitas (N) : jumlah bobot ekuivalen zat yang
dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1L
• Persen
 persen bobot per bobot (b//b) menyatakan jumlah gram
zat dalam 100gram larutan/campuran.
 Persen bobot per volume (b/v) menyatakan jumlah gram
zat dalam 100ml larutan,sebagai pelarut dapat digunakan
air atau pelarut lain.
 persen volume per volume (v/v) menyatakan jumlah ml zat
dalam 100ml larutan.
• kadaluarsa
 waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih
memenuhi syarat baku.
 Dinyatakan dalam bulan dan tahun, tercantum pada etiket
dan label.

Anda mungkin juga menyukai