DISUSUN OLEH :
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena limpahan rahmat serta anugerah
darinya sehingga kami mampu untuk merampungkan makalah dengan judul “SURVEILANS
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA” ini. Sholawat dan salam selalu
kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar yakni
syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar kepada seluruh alam
semesta.
Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah yang
termasuk dari tugas surveilans kesehtan masyarakat. Selain itu, kami menyampaikan terima
kasih yang banyak terhadap seluruh pihak yang sudah membantu kami selama berlangsungnya
penyelesaian laporan ini sampai bisa terselesaikan laporan ini. Begitulah yang bisa kami
haturkan, kami berharap agar laporanini bisa berguna kepada setiap pembaca.
Kelompok A2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
2.5 Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.................13
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................15
3.2 Saran.......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Estimasi Global yang dilaporkan International Labour Organization (ILO) pada tahun
2002 menyebutkan, isu utama bidang K3 berupa 2,2 juta kematian terkait akibat kerja setiap
tahun dari 2,8 milyar tenaga kerja di dunia, dengan rincian 270 juta kecelakan kerja, 160 juta
penyakit terkait kerja yang menyebabkan kerugian sekitar 4% dari GDP global (30 triliun US
dolar). Dari data tersebut dapat dipahami bahwa pekerjaan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit atau bahkan kematian.
Pekerjaan yang layak yang bersifat manusiawi yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi selamat dan sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan
Kerja yang merupakan bagian dari Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3). K3
(Occupational Safety and Health) (OSH) yang bertujuan agar pekerja selamat, sehat, produktif
dan sejahtera (Sulaksomono, 2016).
Surveilans kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari usaha identifikasi faktor bahaya di
lingkungan kerja. Pengukuran secara kuantitatif terhadap keberadaan bahan berbahaya di
lingkungan kerja oleh industrial hygienist merupakan masukan yang sangat berharga bagi dokter
kesehatan kerja untuk merancang program pencegahan. Selain menghasilkan data masukkan
tentang keberadaan bahan berbahaya di tempat kerja, hasil lain dari survey industrial hygienist
berdasarkan data pajanan tadi adalah terjadi seleksi pekerja yang membutuhkan surveilans
4
kesehatan. Surveilans kesehatan sendiri merupakan pemecahan permasalahan yang mendasar,
yang banyak digunakan dalam bidang kesehatan (Sulaksomono, 2016).
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawawan
mengenai surveilans kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.
2. Untuk Mengetahui Konsep Masalah Dalam Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.
5. Untuk Mengetahui Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan
K3.
5
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
terhadap surveilans kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Surveilans Kesehatan Kerja adalah usaha pengumpulan data secara sistematis dan
berkelanjutan, melakukan analisisatas data tersebut serta melakukan interpretasidengan tujuan
untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja (NIOSH = national institut
occupatinal safety and health) (Sulaksomono, 2018). Surveilans Kesehatan Kerja merupakan :
1. Strategi metode untuk mendeteksi/menilai secara sistematik efek merugikan dari pekerjaan
terhadap kesehatan pekerja secara dini.
7
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus kelumpuhan
yang sifatnya layuh (flaccid) seperti kelumpuhan pada poliomielitis dan terjadi pada anak berusia
<15 tahun, dalam upaya untuk menemukan adanya transmisi virus polio liar.
Surveilans AFP harus dapat menemukan semua kasus AFP dalam satu wilayah yang
diperkirakan minimal 2 kasus AFP diantara 100.000 penduduk usia < 15 tahun per tahun (Non
Polio AFP rate minimal 2/100.000 per tahun). Strategi penemuan kasus AFP dapat dilakukan
melalui:
Surveilans Aktif RS bertujuan untuk menemukan kasus AFP yang berobat ke rumah
sakit. Surveilans AFP di rumah sakit merupakan salah satu prioritas dengan asumsi bahwa
sebagian besar kasus dengan kelumpuhan akan berobat ke rumah sakit. Surveilans AFP di RS
dilakukan secara aktif oleh petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan petugas
surveilans rumah sakit/contact person RS, yang diintegrasikan dengan surveilans PD3I, dan
penyakit lain yang penting untuk diamati di suatu wilayah
3. Tempat-tempat umum
Kesehatan pemukiman dan lingkungan perumahan adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologis didalam rumah, dilingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkanpenghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
6. Vector penyakit
8
B. Konsep Masalah Dalam Surveilans K3
Surveilans K3 adalah dimana kita mengidentifikasi adanya kondisi dan atau situasi
tertentu yang mengakibatkan seorang individu atau pekerja berada pada resiko untuk mengalami
kecelakan kerja atau efek negative terhadap kesehatan (Sulaksomono, 2018).
1) Identifikasi insiden dan prevalen dari penyakit akibat pekerja maupun penyakit umum.
2) Mendapatkan data-data epidemiologi dari penyakit akibat kerja maupun penyakit umum yang
akurat dan komperhensif guna usaha mengatasi atau mengontrolnya.
3) Mendapatkan insiden atau prevalen penyakit akibat kerja berdasarkan kelompok, tempat, dan
waktu.
1) Mendeteksi dan mengevaluasi efektifitas usaha pelaksanaan mengatasi penyakit akibat kerja
ataupun penyakit umum.
2) Mendapatkan data-data mengenai morbidity, mortality penyakit akibat kerja maupun penyakit
umum.
d. Biologycal monitoring
e. Melakukan survey untuk mengetahui kondisi kesehatn pekerja, kondisi social ekonomi dan
perilaku hidup pekerja terkait dengan kemungkina penyakit akibat kerja.
a. Pemantauan dan pengukuran faktor resiko yang ada di tempat kerja setiap kurun waktu
tertentu.
9
b. Mengadakan upaya perbaikan apabila terdapat faktor resiko melebihi NAB yang telah
ditetapkan.
d. Memantau dan mengevaluasi cara keja pekerja dilihat dari faktor ergonomic.
e. Memilih, menetapkan APD (Alat Pelindung Diri) serta memberi penyuluhan cara pemakaian
yang benar dan mengevaluasi manfaat dari APD tersebut.
B. Tujuan Surveilans K3
Tujuan utama survailans adalah untuk memperoleh gambaran kejadian morbiditas dan
mortalitas serta kejadian peristiwa vital secara teratur sehingga dapat digunakan dalam berbagai
kepentingan perencanaan dan tindakan yang berkaitan dengan kesehatan dalam masyarakat
(Mulyanti, 2011).
1. Identifikasi, Investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah yang terjadi dalam
masyarakat sedini mungkin.
4. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehtan dengan hasil luarnya
berupa insiden dan prevalensi penyakit dalam masyarakat.
10
5. Untuk memonitoring kecenderungan (tren) perkembangan situasi kesehatan maupun penyakit
dalam masyarakat.
Dikumpulkan dengan survei jalan selintas, notulen rapat P2K3 dan data pemeriksaan
kesehatan pekerja.
Biasanya data ini didapat dari HI atau pengukuran dengan melibatkan laboratorium
provider. Sedangkan informasi penanda kimia didapat dari ACGIH dan NIOSH.
Dilakukan analisis trend dan interaksi pajanan, hasil pemantaun biologic dan efek
kesehatan yang ditimbulkan, baik perorangan maupun kelompok.
Analisis hasil surveilans hazard adalah membandingkan dengan nilai ambang batas.
Analisis hasil surveilans efek kesehatan akan didapat apa, siapa, di mana, bilamana gangguan
11
kesehatan terjadi sehingga didapat data distribusi frekuensi penyakit berdasarkan beberapa factor
risiko.
Menggabungkan data surveilans hazard dan surveilans efek kesehatan dapat dilakukan
analisis epidemiologi untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu gangguan kesehatan
timbul.
Lebih lanjut dapat dilakukan pebandigan risiko relative pada pekerja terpajan dan tidak
terpajan maka akan lebih jelas hubungan atau asosiasi antara factor risiko dan efek yang
ditimbulkan.
Pelaporan ini dilakukan pada forum yang melibatkan semua manajemen. Hasil analisis
dikomunikasikan dalam bentuk agregat dengan kode etik dan menjunjung privasi.
Penyampaian manfaat yang tinggi dan menguntungkan banyak pihak harus dilakukan untuk
kesuksesan pelaksanaan rekomendasi, terkait program kesehatan yang diencanakan (Lufiana,
2013).
1. Mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan seperti masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja
12
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan selama kegiatan
berlangsung.
Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan beberapa langkah sebagai
berikut:
1. Tahap perencanaan
Yaitu persiapan yang dilaksanakan dengan identifikasi hal-hal yang akan dimonitor, variable apa
yang akan dimonitor serta menggunakan indicator mana yang sesuai dengan tujuan program.
2. Tahap pelaksanaan
Yaitu monitoring untuk mengukur ketepatan dan tingkat capaian dari pelaksaan
program/kegiatan/proyek yang sedang dilakukan dengan menggunakan standar (variable) yang
telah disiapkan ditahap perencanaan.
3. Tahap pelaporan
Yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan dalam
tahap ini terdapat evaluasi yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang
harus dicapai.
Dengan adanya indikator kinerja maka akan dihasilkan suatu sasaran yang khusus dimana
sasaran tersebut dapat diukur, dicapai, sesuai dengan kenyataannya serta memiliki jangka waktu
pencapaiannya. Beberapa indikator K3 yang dapat digunakan yaitu ;
1. Indikator Negatif
2. Indikator Positif
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Surveilans kesehatan lingkungan merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap
penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
Surveilans Kesehatan Kerja adalah usaha pengumpulan data secara sistematis dan
berkelanjutan, melakukan analisisatas data tersebut serta melakukan interpretasidengan tujuan
untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja (NIOSH = national institut
occupatinal safety and health).
2. Tempat-tempat umum
5. Vector penyakit
Tujuan surveilans K3
1. Identifikasi, Investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah yang terjadi dalam
masyarakat sedini mungkin.
4. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehtan dengan hasil luarnya
berupa insiden dan prevalensi penyakit dalam masyarakat.
3.2 Saran
Surveilans kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan
penanggulangan penyakit. Maka dari itu dalam pengoprasian data surveilans haruslah relevan
dan akurat sehingga dalam pengambilan keputusan menjadi tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
16
Auger, D. (2013). Enviromental health.
Hanisah. (2014). pengamatan penyakit (survei, surveilans, dan monitoring). banda aceh.
Hargono, a. (2014). surveilans kesehatan lingkungan dan perilaku. In konsep surveilans : aplikasi
surveilans epidemiologi pemantauan dan penanggulanagan masalah kesehatan masyarakat.
jakarta.
Mulyanti, S. (2011). Surveilans K3. In pemantauan wilayah setempat surveilans dan sistem
informasi kesehatan dan keselamatan kerja. jakarta.
17