Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH :

1. Miftahul Aini (P07134019018)


2. Muhammad Syauqi Alfi Yasin (P07134019019)
3. Nadira Salsabila (P07134019020)
4. Nela Fitriana (P07134019021)
5. Ni Luh Laksminandini (P07134019022)
6. Ni Nyoman Deviani Sri D. (P07134019023)
7. Nur Veranisa Sahira (P07134019024)
8. Oktaria Delan Stefany (P07134019025)
9. Riyad Fikara Ismail (P07134019026)
10. Rizkiatun Nisa (P07134019027)
11. Saddika Tristy Fajrani (P07134019028)
12. Selimatul Alpaeni (P07134019029)
13. Siti Jahri (P07134019030)
14. Sulistiana (P07134019031)
15. Wanda Novianti (P07134019032)
16. Yulia Estri Anniza (P07143019033)
17. Zainul Hanis Syahbanna P. (P07134019034)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN D-III ANALIS KESEHATAN

2020

1
KATA PENGANTAR
Segala Puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena limpahan rahmat serta anugerah
darinya sehingga kami mampu untuk merampungkan makalah dengan judul “SURVEILANS
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA” ini. Sholawat dan salam selalu
kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar yakni
syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar kepada seluruh alam
semesta.

Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah yang
termasuk dari tugas surveilans kesehtan masyarakat. Selain itu, kami menyampaikan terima
kasih yang banyak terhadap seluruh pihak yang sudah membantu kami selama berlangsungnya
penyelesaian laporan ini sampai bisa terselesaikan laporan ini. Begitulah yang bisa kami
haturkan, kami berharap agar laporanini bisa berguna kepada setiap pembaca.

Mataram, 23 Maret 2018

Kelompok A2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................6

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................................6

BAB II.............................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.............................................................................................................................7

2.1 Definisi Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3................................................................7

2.3 Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.................................................................11

2.4 Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.........................................11

2.5 Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.................13

2.6 Indicator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3.................................................14

BAB III.........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................15

3.2 Saran.......................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi semua orang karena bekerja adalah
bagian kehidupan dan orang memerlukan pekerjaan sebagai sumber penghasilan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, sejak lama diketahui bahwa bekerja dapat
menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit, dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu
pekerjaan (Sulaksomono, 2016).

Estimasi Global yang dilaporkan International Labour Organization (ILO) pada tahun
2002 menyebutkan, isu utama bidang K3 berupa 2,2 juta kematian terkait akibat kerja setiap
tahun dari 2,8 milyar tenaga kerja di dunia, dengan rincian 270 juta kecelakan kerja, 160 juta
penyakit terkait kerja yang menyebabkan kerugian sekitar 4% dari GDP global (30 triliun US
dolar). Dari data tersebut dapat dipahami bahwa pekerjaan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit atau bahkan kematian.

Pekerjaan yang layak yang bersifat manusiawi yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi selamat dan sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan
Kerja yang merupakan bagian dari Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3). K3
(Occupational Safety and Health) (OSH) yang bertujuan agar pekerja selamat, sehat, produktif
dan sejahtera (Sulaksomono, 2016).

Dengan demikian, produksi dapat berjalan dan berkembang lancar berkesinambungan


(sustainable development) tidak terganggu oleh kejadian kecelakaan maupun pekerja yang sakit
atau tidak sehat sehingga menjadi tidak produktif. Kesehatan Kerja itu sendiri bertujuan untuk
mengenal (rekognisi) hazard kesehatan di tempat kerja, menilai risiko hazard dan melakukan
intervensi terhadap risiko, agar menghilangkan atau meminimasi risiko kejadian penyakit. Untuk
mengenal bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja, maka dilakukan surveilans kesehatan
kerja. Surveilans kesehatan dapat dilakukan baik terhadap penyakit umum maupun penyakit
yang diakibatkan oleh kerja, baik terhadap penyakit menular maupun terhadap penyakit tidak
menular. Surveilans kesehatan kerja dapat dipahami sebagai suatu strategi dan metode untuk
mendeteksi dan menilai secara sistematik efek merugikan dari kerja terhadap kesehatan pekerja.

Surveilans kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari usaha identifikasi faktor bahaya di
lingkungan kerja. Pengukuran secara kuantitatif terhadap keberadaan bahan berbahaya di
lingkungan kerja oleh industrial hygienist merupakan masukan yang sangat berharga bagi dokter
kesehatan kerja untuk merancang program pencegahan. Selain menghasilkan data masukkan
tentang keberadaan bahan berbahaya di tempat kerja, hasil lain dari survey industrial hygienist
berdasarkan data pajanan tadi adalah terjadi seleksi pekerja yang membutuhkan surveilans

4
kesehatan. Surveilans kesehatan sendiri merupakan pemecahan permasalahan yang mendasar,
yang banyak digunakan dalam bidang kesehatan (Sulaksomono, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Definisi Surveilans kesehatan lingkungan dan K3

2. Konsep Masalah Dalam Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3

3. Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3

4. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3

5. Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3

6. Indicator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawawan
mengenai surveilans kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui Definisi Surveilans kesehatan lingkungan dan K3.

2. Untuk Mengetahui Konsep Masalah Dalam Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.

3. Untuk Mengetahui Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.

4. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3.

5. Untuk Mengetahui Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan
K3.

6. Untuk Mengetahui Indikator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3.

5
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
terhadap surveilans kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3


Surveilans Kesehatan masyarakat merupakan pengumpulan analisia dan analisis data
secara terus menerus dan sistematis dan kemudian di seminasikan atau disebarluaskan kepada
pihak yang bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit dan masalah ksehatan lainnya
(Auger, 2013).

2.1.1 Definisi Surveilans Kesehatan Lingkungan

Surveilans kesehatan lingkungan merupakan analisis terus menerus dan sistematis


terhadap penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan (Auger,
2013).

2.1.2 Definisi Surveilans Kesehatan Kerja

Surveilans Kesehatan Kerja adalah usaha pengumpulan data secara sistematis dan
berkelanjutan, melakukan analisisatas data tersebut serta melakukan interpretasidengan tujuan
untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja (NIOSH = national institut
occupatinal safety and health) (Sulaksomono, 2018). Surveilans Kesehatan Kerja merupakan :

1. Strategi metode untuk mendeteksi/menilai secara sistematik efek merugikan dari pekerjaan
terhadap kesehatan pekerja secara dini.

2. Perlu identifikasi faktor bahaya di lingkungan kerja Kualitatif maupun kuantitatif.

3. Tetapkan populasi terpajan (population at risk).

2.2 Konsep Masalah Dalam Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3

A. Konsep Masalah Dalam Surveilans Kesehatan Lingkungan

Surveilans kesehatan lingkungan yaitu dimana kita melakukan pengamatan dan


pengkajian secara sistematik terhadap aspek lingkungan sebagai faktor resiko dalam rangka
menurunkan prevalensi penyakit menular (Hargono, 2014).

Konsep masalah dalam surveilans kesehatan lingkungan, yaitu :

1. SAB (Sarana Air Bersih)

7
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus kelumpuhan
yang sifatnya layuh (flaccid) seperti kelumpuhan pada poliomielitis dan terjadi pada anak berusia
<15 tahun, dalam upaya untuk menemukan adanya transmisi virus polio liar.

Surveilans AFP harus dapat menemukan semua kasus AFP dalam satu wilayah yang
diperkirakan minimal 2 kasus AFP diantara 100.000 penduduk usia < 15 tahun per tahun (Non
Polio AFP rate minimal 2/100.000 per tahun). Strategi penemuan kasus AFP dapat dilakukan
melalui:

1. Sistem surveilans aktif rumah sakit (hospital based surveillance=HBS)

Surveilans Aktif RS bertujuan untuk menemukan kasus AFP yang berobat ke rumah
sakit. Surveilans AFP di rumah sakit merupakan salah satu prioritas dengan asumsi bahwa
sebagian besar kasus dengan kelumpuhan akan berobat ke rumah sakit. Surveilans AFP di RS
dilakukan secara aktif oleh petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan petugas
surveilans rumah sakit/contact person RS, yang diintegrasikan dengan surveilans PD3I, dan
penyakit lain yang penting untuk diamati di suatu wilayah

2. Sistem surveilans masyarakat (community based surveillance=CBS)

Lokasi pengamatan (surveillance site): Pengumpulan data Surveilans Aktif RS dilakukan


di semua bagian rumah sakit yang merawat anak berusia < 15 tahun, seperti: Instalasi Rawat Inap
dan Instalasi Rawat Jalan Anak; Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan Syaraf; Instalasi
Rehabilitasi Medik; Instalasi Rawat Darurat; dan Instalasi lainnya yang merawat anak usia <15
tahun.

3. Tempat-tempat umum

4. Pemukiman dan lingkungan perumahan

Kesehatan pemukiman dan lingkungan perumahan adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologis didalam rumah, dilingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkanpenghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.

5. Limbah industry dan rumah sakit

6. Vector penyakit

7. Rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan infeksi nosopomial

8
B. Konsep Masalah Dalam Surveilans K3

Surveilans K3 adalah dimana kita mengidentifikasi adanya kondisi dan atau situasi
tertentu yang mengakibatkan seorang individu atau pekerja berada pada resiko untuk mengalami
kecelakan kerja atau efek negative terhadap kesehatan (Sulaksomono, 2018).

Konsep masalah dalam surveilans K3 terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Surveilans kesehatan pekerja, meliputi :

a. Pemeriksaan kesehatan pekerja

Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan


oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.

b. Menganalisa data-data kesehatan, untuk :

1) Identifikasi insiden dan prevalen dari penyakit akibat pekerja maupun penyakit umum.

2) Mendapatkan data-data epidemiologi dari penyakit akibat kerja maupun penyakit umum yang
akurat dan komperhensif guna usaha mengatasi atau mengontrolnya.

3) Mendapatkan insiden atau prevalen penyakit akibat kerja berdasarkan kelompok, tempat, dan
waktu.

c. Menganalisa data-data kesehatan untuk :

1) Mendeteksi dan mengevaluasi efektifitas usaha pelaksanaan mengatasi penyakit akibat kerja
ataupun penyakit umum.

2) Mendapatkan data-data mengenai morbidity, mortality penyakit akibat kerja maupun penyakit
umum.

d. Biologycal monitoring

e. Melakukan survey untuk mengetahui kondisi kesehatn pekerja, kondisi social ekonomi dan
perilaku hidup pekerja terkait dengan kemungkina penyakit akibat kerja.

2. Surveilans lingkungan kerja, meliputi :

a. Pemantauan dan pengukuran faktor resiko yang ada di tempat kerja setiap kurun waktu
tertentu.

9
b. Mengadakan upaya perbaikan apabila terdapat faktor resiko melebihi NAB yang telah
ditetapkan.

c. Memantau dan mengontrol sanitasi atau housekeeping lingkungan kerja.

d. Memantau dan mengevaluasi cara keja pekerja dilihat dari faktor ergonomic.

e. Memilih, menetapkan APD (Alat Pelindung Diri) serta memberi penyuluhan cara pemakaian
yang benar dan mengevaluasi manfaat dari APD tersebut.

2.3 Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3


A. Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan

Tujuan Surveilans kesehatan lingkungan (Hargono, 2014), Yaitu :

1. Menentukan data dasar masalah kesehatan.

2. Mengetahui kecenderungan penyakit.

3. Mengidentifikasi adanya KLB.

4. Membuat rencana tindak.

5. Evaluasi program kesehatan.

B. Tujuan Surveilans K3

Tujuan utama survailans adalah untuk memperoleh gambaran kejadian morbiditas dan
mortalitas serta kejadian peristiwa vital secara teratur sehingga dapat digunakan dalam berbagai
kepentingan perencanaan dan tindakan yang berkaitan dengan kesehatan dalam masyarakat
(Mulyanti, 2011).

Secara rinci tujuan tersebut dapat meliputi hal berikut ini :

1. Identifikasi, Investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah yang terjadi dalam
masyarakat sedini mungkin.

2. Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan risiko tinggi.

3. Untuk penentuan penyakit dengan prioritas penanggulangannya.

4. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehtan dengan hasil luarnya
berupa insiden dan prevalensi penyakit dalam masyarakat.

10
5. Untuk memonitoring kecenderungan (tren) perkembangan situasi kesehatan maupun penyakit
dalam masyarakat.

2.4 Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3


A. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan

Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan (Kadarusno, 2018), meliputi :

1. Pengumpulan data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

2. Pengolahan dan analisis data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

3. Diseminasi informasi hasil kajian faktor resiko lingkungan

4. Rencana tindak lanjut

B. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans K3

1. Tahap Pengumpulan Data

a. Data faktor risiko

Dikumpulkan dengan survey jalan selintas, interview, chemical inventory, tinjauan


dokumen seperti safet data sheet.

b. Data gangguan kesehatan

Dikumpulkan dengan survei jalan selintas, notulen rapat P2K3 dan data pemeriksaan
kesehatan pekerja.

c. Data pemantauan Biologi

Biasanya data ini didapat dari HI atau pengukuran dengan melibatkan laboratorium
provider. Sedangkan informasi penanda kimia didapat dari ACGIH dan NIOSH.

2. Tahap analisis data dan surveilans PAK

Dilakukan analisis trend dan interaksi pajanan, hasil pemantaun biologic dan efek
kesehatan yang ditimbulkan, baik perorangan maupun kelompok.

Analisis hasil surveilans hazard adalah membandingkan dengan nilai ambang batas.
Analisis hasil surveilans efek kesehatan akan didapat apa, siapa, di mana, bilamana gangguan
11
kesehatan terjadi sehingga didapat data distribusi frekuensi penyakit berdasarkan beberapa factor
risiko.

Surveilans hazard kesehatan di lingkungan dapat menjawab intensitas, pajanan dan


surveilans efek kesehatan pada pekerja menyediakan data status kesehatan pekerja (Lufiana,
2013).

Menggabungkan data surveilans hazard dan surveilans efek kesehatan dapat dilakukan
analisis epidemiologi untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu gangguan kesehatan
timbul.

Lebih lanjut dapat dilakukan pebandigan risiko relative pada pekerja terpajan dan tidak
terpajan maka akan lebih jelas hubungan atau asosiasi antara factor risiko dan efek yang
ditimbulkan.

3. Tahap pelaporan dan pemanfaatan hasil surveilans untuk perbaikan

Pelaporan ini dilakukan pada forum yang melibatkan semua manajemen. Hasil analisis
dikomunikasikan dalam bentuk agregat dengan kode etik dan menjunjung privasi.

Penyampaian manfaat yang tinggi dan menguntungkan banyak pihak harus dilakukan untuk
kesuksesan pelaksanaan rekomendasi, terkait program kesehatan yang diencanakan (Lufiana,
2013).

2.5 Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3


Kegiatan monitoring untuk program surveilens kesehatan lingkungan dan K3 dilakukan untuk
memastikan kesesuaianya proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Monitoring dilakukan
dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indicator yang
sesuai dengan kesehatan lingkungan dan K3 (Hanisah, 2014).

Adapun kegiatan monitoring bertujuan untuk:

1. Mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan seperti masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja

2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program terkait dengan


kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan terkait masalah


kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan.

12
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan selama kegiatan
berlangsung.

6. Memberikan umpan balik bagi system penilaian program.

7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

Sedangkan evaluasi digunakan untuk mengetahui dan membenahi kegiatan surveilans


pada kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja yang belum berkeja dengan baik (Hanisah,
2014).

Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan beberapa langkah sebagai
berikut:

1. Tahap perencanaan

Yaitu persiapan yang dilaksanakan dengan identifikasi hal-hal yang akan dimonitor, variable apa
yang akan dimonitor serta menggunakan indicator mana yang sesuai dengan tujuan program.

2. Tahap pelaksanaan

Yaitu monitoring untuk mengukur ketepatan dan tingkat capaian dari pelaksaan
program/kegiatan/proyek yang sedang dilakukan dengan menggunakan standar (variable) yang
telah disiapkan ditahap perencanaan.

3. Tahap pelaporan

Yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan dalam
tahap ini terdapat evaluasi yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang
harus dicapai.

2.6 Indicator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3


Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kinerja harus menggunakan indikator kinerja yang dapat
diukur sebagai dasar penilaian yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian (firmanto, 2013).

Dengan adanya indikator kinerja maka akan dihasilkan suatu sasaran yang khusus dimana
sasaran tersebut dapat diukur, dicapai, sesuai dengan kenyataannya serta memiliki jangka waktu
pencapaiannya. Beberapa indikator K3 yang dapat digunakan yaitu ;

1. Indikator Negatif

a. Angka kecelakaan kerja


13
b. Angka kasus penyakit akibat kerja

c. Jumlah laporan pelanggaran K3

d. Jumlah ketidaksesuaian pelaksanaan SMK3

2. Indikator Positif

a. Penyelesaian suatu program kerja

b. Jumlah pelatihan yang terlaksana

c. Penyelesaian tindakan pengendalian risiko

d. Angka hasil pengukuran lingkungan kerja

e. Jumlah pemakaian alat pelindung diri

f. Jumlah alat K3 yang tersedia

g. Tingkat kepuasan karyawan akan pelaksanaan K3

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Surveilans kesehatan lingkungan merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap
penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.

Surveilans Kesehatan Kerja adalah usaha pengumpulan data secara sistematis dan
berkelanjutan, melakukan analisisatas data tersebut serta melakukan interpretasidengan tujuan
untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja (NIOSH = national institut
occupatinal safety and health).

2) Konsep masalah dalam surveilans kesehatan lingkungan, yaitu :

1. SAB (Sarana Air Bersih)

2. Tempat-tempat umum

3. Pemukiman dan lingkungan perumahan

4. Limbah industry dan rumah sakit

5. Vector penyakit

6. Rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan infeksi nosopomia

Konsep masalah dalam surveilans K3 terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Surveilans kesehatan pekerja

2. Surveilans lingkungan kerja

3) Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan

1. Menentukan data dasar masalah kesehatan

3. Mengetahui kecenderungan penyakit

4. Mengidentifikasi adanya KLB

5. Membuat rencana tindak


15
6. Evaluasi program kesehatanPelaksanaan Kegiatan Surveilans

Tujuan surveilans K3

1. Identifikasi, Investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah yang terjadi dalam
masyarakat sedini mungkin.

2. Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan risiko tinggi.

3. Untuk penentuan penyakit dengan prioritas penanggulangannya.

4. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehtan dengan hasil luarnya
berupa insiden dan prevalensi penyakit dalam masyarakat.

4) Perencanaan Kesehatan Lingkungan, meliputi :

1. Pengumpulan data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

2. Pengolahan dan analisis data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

3. Diseminasi informasi hasil kajian faktor resiko lingkungan

4. Rencana tindak lanjut

5) Pelaksanaan Kegiatan Surveilans K3

1. Tahap Pengumpulan Data

2. Tahap analisis data dan surveilans PAK

3. Tahap pelaporan dan pemanfaatan hasil surveilans untuk perbaikan

3.2 Saran
Surveilans kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan
penanggulangan penyakit. Maka dari itu dalam pengoprasian data surveilans haruslah relevan
dan akurat sehingga dalam pengambilan keputusan menjadi tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

16
Auger, D. (2013). Enviromental health.

firmanto, e. (2013). INDIKATOR KINERJA SMK3 PERUSAHAAN. In kesehatan dan


keselamatan kerja.

Hanisah. (2014). pengamatan penyakit (survei, surveilans, dan monitoring). banda aceh.

Hargono, a. (2014). surveilans kesehatan lingkungan dan perilaku. In konsep surveilans : aplikasi
surveilans epidemiologi pemantauan dan penanggulanagan masalah kesehatan masyarakat.
jakarta.

Kadarusno, A. H. (2018). surveilans kesehatan lingkungan. jakarta.

Lufiana, U. (2013). Pengolahan Data. In Surveilans Kesehatan Masyarakat. jakarta.

Mulyanti, S. (2011). Surveilans K3. In pemantauan wilayah setempat surveilans dan sistem
informasi kesehatan dan keselamatan kerja. jakarta.

Sulaksomono. (2016). pengantarsurveilans epidemiologi kesehatan dan kesehatan kerja. jakarta.

Sulaksomono, M. (2018). definisi surveilans kesehatan kerja. In surveilans kesehatan kerja.


jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai