• Rhinitis alergi adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan
imunitas humoral yang dimediasi oleh IgE (hipersensitivitas tipe I) dan terjadi
sebagai respons terhadap antigen lingkungan yang mengakibatkan inflamasi
saluran nafas atas.
Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa
gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh
IgE.
Epidemiologi
• Rhinitis alergi merupakan bentuk alergi respiratorius yang paling
sering ditemukan dan diperkirakan diantarai oleh reaksi imunologi
cepat (hipersensitivitas tipe 1) . Penyakit ini mengenai sekitar 8%
hingga 10% dari populasi penduduk Amerika Serikat (20%-30%
penduduk remaja).
• alau tidak diobati, dapat terjadi banyak komplikasi seperti asma alergi,
obstruksi nasal kronik, otitis kronik dengan gangguan pendengaran,
anosmia (ganggua kemampuan membau). Diagnosis dini dan terapi
yang adekuat sangat penting.
Etiologi
• Rhinitis alergi disebabkan oleh alergen yaitu zat yang dapat menimbulkan alergi. Zat tersebut tidak
menimbulkan reaksi apapun pada orang yang tidak alergi, namun pada orang yang alergi, ceritanya bisa
berbeda. Misalnya saja debu. Pada orang yang tidak alergi debu, paparan terhadap debu tidak
menimbulkan reaksi. Namun paparan debu pada orang yang alergi debu dapat memicu reaksi antibodi.
Antibodi ini menyebabkan sel mengeluarkan zat kimia yang menyebabkan gejala seperti hidung berair,
gatal, hidung tersumbat, bersin-bersin, bahkan sesak napas.
• a. Bersin
• b. Mata berair
• d. Hidung gatal
• a. Berkeringat
• b. Sakit kepala
• a.Kelelahan (fatigue)
• c.Insomnia
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan fisik untuk rinitis alergi berfokus pada hidung, tetapi pemeriksaan wajah, mata, telinga, leher, paru-
paru, dan kulit juga penting.
Wajah
Allergic shiners yaitu dark circles di sekitar mata dan berhubungan dengan vasodilatasi atau obstruksi hidung
Nasal crease yaitu lipatan horizontal (horizontal crease) yang melalui setengah bagian bawah hidung akibat
kebiasaan menggosok hidung keatas dengan tangan.
Next
Hidung
Pada pemeriksaan hidung digunakan nasal speculum atau bagi spesialis dapat menggunakan rhinolaringoskopi
Pada rinoskopi akan tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat, disertai adanya sekret encer yang banyak.
Tentukan karakteristik dan kuantitas mukus hidung. Pada rinitis alergi mukus encer dan tipis. Jika kental dan purulen
biasanya berhubungan dengan sinusitis. Namun, mukus yang kental, purulen dan berwarna dapat timbul pada rinitis alergi.
Periksa septum nasi untuk melihat adanya deviasi atau perforasi septum yang dapat disebabkan oleh rinitis alergi kronis,
penyakit granulomatus.
Periksa rongga hidung untuk melihat adanya massa seperti polip dan tumor. Polip berupa massa yang berwarna abu-abu
dengan tangkai. Dengan dekongestant topikal polip tidak akan menyusut. Sedangkan mukosa hidung akan menyusut.
Telinga, mata dan orofaring
• Dengan otoskopi perhatikan adanya retraksi membran timpani, air-fluid level, atau bubbles. Kelainan mobilitas dari membran
timpani dapat dilihat dengan menggunakan otoskopi pneumatik. Kelaianan tersebut dapat terjadi pada rinitis alergi yang disertai
dengan disfungsi tuba eustachius dan otitis media sekunder.
Next..
Pada pemeriksaan mata
• Akan ditemukan injeksi dan pembengkakkan konjungtiva palpebralyang disertai dengan produksi air mata.
Leher
Paru-paru
Kulit.
• Kemungkinaan adanya dermatitis atopi.
Terapi
• Terapi yang paling ideal untuk rinitis alergi, seperti halnya alergi pada umumnya,
adalah dengan menghindari kontak dengan alergen penyebab. Biasanya dokter
akan memberikan obat-obat antihistamin atau dikombinasi dengan dekongestan
dan kortikosteroid. Setelah gejala menghilang hendaknya kita tetap menghindari
zat-zat yang sudah diketahui dapat memicu reaksi alergi pada tubuh kita. Bila kita
kembali terpapar oleh alergen tersebut maka gejala alergi akan muncul kembali.
Penyebab
Serbuk bunga
Rumput
Debu
Ketombehewan
Asap rokok
Parfum
Pencegahan
Risiko respon alergi B.d Pajanan pada Alergen Lingkungan (Domain 11 Kode 00217)
3. diskusikan metode untuk mengontrol alergen dari lingkungan (misalnya debu, jamur dan serbuk sari)
Next..
• DX 2 : Hambatan Rasa Nyaman B.d Gatal ( Domain 12 Kode 00214 )
• Intervensi : Peningkatan Keselamatan (5380)
1. Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berprilaku sehat
2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran
3. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan
• Tekankan pola makan yang sehat, tidur, ber olahraga, dan lain lain bagi individu, keluarga, dan kelompok yang meneladani nilai
dan perilaki ini dari orang lain, terutama pada anak anak
Evaluasi
• Dari hasil 3 hari dilakukan keperawatan maka didapatkan :
Klien mengatakan sudah bisa menggunakan masker dengan baik dan benar,Klien tampak sudah bisa menggunakan masker
dengan baik dan benar,Masalah Teratasi,Intervensi Dihentikan
Kesimpulan
• Rhinitis alergi adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan imunitas humoral yang dimediasi oleh IgE
(hipersensitivitas tipe I) dan terjadi sebagai respons terhadap antigen lingkungan yang mengakibatkan inflamasi saluran nafas
atas (Cantani,2008). Rhinitis alergi disebabkan oleh alergen yaitu zat yang dapat menimbulkan alergi. Zat tersebut tidak
menimbulkan reaksi apapun pada orang yang tidak alergi, namun pada orang yang alergi, ceritanya bisa berbeda.Rhinitis juga
dapat menjadi faktor pemberat pada asma, sinusitis, infeksi telinga, dan menyebabkan gangguan tidur. Berbeda dengan rinitis
alergi, rinitis non-alergi timbul tanpa reaksi alergi. Rinitis jenis ini dapat timbul akibat infeksi virus, infeksi bakteri, dipicu oleh
makanan dan alkohol, polutan udara, perubahan hormonal, dan dipicu oleh beberapa jenis obat.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada kasus laki-laki berusia 34 th, ditemukan data hidung mengeluarkan lendir yang
berlebih, hidung tersumbat, bersin-bersin yang lama. Data ini sesuai dengan (Suzanne & Brenda tahun 2001). Gejala hidung
mengeluarkan lendir yang berlebih, tersumbat dan bersin-bersin terjadi pada klien dengan rhinitis alergi karena terpapar debu
dan dingin. Data pada kasus Ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh (Makatsori, 2014) Dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa sekitar 10-30% orang dewasa dan 40% anak- anak di dunia terserang rinitis alergi.
responden mengalami bersin-bersin (40%). Menurut penelitian Hommers (2009) terdapat perbandingan antara laki-laki (45,9%)
lebih sedikit di bandingkan perempuan (54,1%).