Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK (BAYI)

KEPERAWATAN ANAK I

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH:

1. Alecia Febyola Mega P 201911001

2. Anissya Nur Sya’bhana 201911002

3. Azzahra Sekar Harum S 201911004

4. Cintya Narulita Maharani 201911005

5. Daniela Johana P 201911007

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayakarta

Jln. Raya PKP Kelapa Dua Wetan

Kelurahan Kelapa Dua Kecamatan Ciracas Jakarta Timur 13730

Telp. & Fax 021 22852216

e-mail :stikesjayakarta1@gmail.com

2020/2021
A. Latar Belakang
Anak sakit yang dirawat di Rumah Sakit umumnya mengalami krisis oleh karena seorang
anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan serta anak mengalami
keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu usia
perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang penyakit, perpisahan atau perawatan
di rumah sakit, support system serta keseriusan penyakit dan ancaman perawatan.
Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu mendapatkan
perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak mengetahui dan kooperatif
dalam menghadapi permasalahan yang terjadi saat di rawat. Salah satu cara untuk
menghadapi permasalahan terutama mengurangi rasa perlukaan dan rasa sakit akibat
tindakan invasif yang harus dilakukannya adalah bermain.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dari
dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik
dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan
melalui psikososio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil
akhirnya.
Can Do Hands merupakan suatu bentuk terapi bermain dimana anak bisa
menggambarkan kelima jarinya kemudian menuliskan kata di setiap jari sesuai
keinginannya. Setelah itu menggambarkan leher, kaki, dan kepala untuk membentuk
gambar burung. Tujuan dari terapi yang dilakukan di Rumah Sakit adalah memberi
kesenangan dan kepuasan anak, sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara
anak dengan terapis dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan
yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak
untuk sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran,
pengalaman, dan perilakunya melalui media bermain.
Ruang Kenanga RSST Klaten merupakan bangsal perawatan anak, dimana pasien yang
dirawat merupakan pasien pada usia anak yang masih dalam masa pertumnbuhan dan
perkembangan. Sebagian besar anak yang dirawat mengalami tingkat kecemasan yang
tinggi akibat tindakan medis yang dilakukan dan lingkungan baru yang belum dikenal,
sehingga anak menangis atau menolak terhadap tindakan medis. Dalam kondisi seperti ini
anak membutuhkan suatu hiburan dalam bentuk permainan dimana anak bisa
menggambarkan setiap jarinya dan memberikan nama sesuai keinginan setelah itu
menggambarkan leher, kaki, dan kepala untuk membentuk gambar burung (Can Do
Hands) yang bermanfaat bagi anak selama hospitalisasi di Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
4. Meningkatkan kreatifitas bermain.
5. Meningkatkan perilaku yang baik
TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari.(wholey and Wong,1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan.(Foster,1989)
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock)
Jadimkesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
B. TUJUAN BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5. KESADARAN DIRI(SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang
lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak
misalnya : marah,takut,benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara
verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.
C. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
 1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat
Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong
 2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok
dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air
 4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
 6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,
Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir dan
berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.
 9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat
Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan,
Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan
D. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan pada bayi 6-12 bulan
• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik
E. ALAT BERMAIN
- Alat bermain
- Tempat bermain
F. PROSES BERMAIN
- Tidurkan bayi dengan posisi telentang
- Pegang boneka/mainan/kain didepan bayi dengan jarak 20-30 cm
- Pastikan bayi melihat mainan
- Gerakan mainan kearah samping agar bayi mengikuti dengan pandangan kekiri dan
kekanan. Lakukan 2-3 kali
- Ulang langkah ‘b’ dan ‘c’ kemudian gerakan mainan dengan arah gerak turun naik
agar bayi berlatih focus penglihatan jauh-dekat.
G. WAKTU PELAKSANAAN
Pada pukul 10.00 Wib
H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
I. HAL-HAL YANG MENJADI PERHATIAN
a. Energi ekstra atau tambahan
Bermain memerlukan energi tambahan, anak yang sedang sakit ringan
mempunyai keinginan untuk bermain, namun apabila anak mulai lelah atau bosan
maka anak akan menghentiklan permainannya.
b. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain,
c. Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf
perkembangan anak.
d. Ruangan atau tempat untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain dihalaman atau ditempat
tidur.
e. Pengetahuaan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya,
atau diberi tahu caranya.
f. Terapi bermain
Anak harus yakin bahwa anak mempunyai teman bermain. Kalau anak bermain
sendiri, maka anak anak kehilangan kesempatan belajar dari teman-temanya.
Akan tetapi kalau anak terlalu banyak bermain dengan anak yang lain, maka anak
tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri dan
menemukan kebutuhanya sendiri.
g. Reward
Berikan semangat dan pujian atau hadiah pada anak bila berhasil melakukan
sebuah permainan.
Namun terkadang keseimbangan dalam bermain kadang tidak dapat dicapai, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini:
a. Kesehatan anak menurun
Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya
Meskipun banyak alat permainan, tetapi tidak banyak manfaatnta kalau anak
tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain
Kalau anak tidak mempunyai teman bermain, maka aktivitas bermain yang
dapat dikerjakan sendiri akan terbatas.
J. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
Hambatan yang mungkin ditemui dalam permainan ini, antara lain.
- anak tidak mau bermain karena sakit yang dia rasakan
- anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya
- anak merasa bosan dengan permainan yang diberikan
K. PENGORGANISASIAN

A. Setting Tempat

MEJA
Keterangan:

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

: Leader

a. Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Maret 2021


b. Waktu : 10.00 WIB
c. Tempat : Ruang Terapi Bermain Anak

B. Pengorganisasian
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
 Leader: Anissya Nur Sya’bhana
Tugas:
1. Membuka Acara
2. Membaca peraturan bermain
3. Memimpin Jalannya permainan
4. Memberi semangat kepada peserta
5. Menciptakan suasana menjadi meriah
6. Mengambil Keputusan
7. Memberikan Reward
 Co Leader : Alecia Febyola Mega P
Tugas:
1. Membantu Leader
 Fasilitator: Azzahra Sekar Harum Sudibyo dan Cintya Narulita M
Tugas:
1. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2. Mendampingi anak selama bermainan
3. Memberikan semangat dan motivasi
 Observer: Daniela Johana P
Tugas:
1. Mengamati dan mengevaluasi permainan
2. Mengamati tingkah laku anak
3. Memberikan kritik dan saran

L. System Evaluasi (Hasil dari Permainan)


1. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
4. Kebutuhan anak terpenuhi
5. Anak bersosialisasi dengan temannya
6. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7. Anak berperan aktif dalam permainan
8. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang kenanga
11. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai