Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PENELUSURAN DOKUMEN
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Dr.Edy Raharja, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 10 Kelas A

Sefina Naura Muflikha 40011322650015


Ari Putra Pratama 40011322650016
Adi Sauptra Nugraha 40011322650026
Eva Desfita Setyawati 40011322650030

D-IV MANAJEMEN ADMINISTRASI LOGISTIK


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
SEMESTER 1
2022
Peran Sultan Hamid II dalam pembuatan lambang kemerdekaan

Sultan Hamid sudah resmi diakui dalam jasanya membuat lambang burung
Garuda. Sebagai Menteri negara, Syarif Abdul Hamid Alkadrie ditugasi oleh Presiden
Sukarno untuk merancang gambar lambang negara. Ini ditindaklanjuti dengan
pembentukan panitia yang diketuainya. Belakangan, konsep rancangan Sultan Hamid
yang terpilih, menyisihkan rancangan Muhammad Yamin.
Di sejumlah sudut ibu kota Kalimantan Barat, Pontianak, sejak awal Agustus,
beredar umbul-umbul bergambar Sultan Hamid II, yang peran dan sepak terjangnya di
masa lalu, sempat melahirkan polemik tajam di masyarakat belakangan ini. Di satu
sisi, ada suara-suara agar nama baiknya dipulihkan, dan bahkan berupaya agar dia
diangkat sebagai "pahlawan nasional", namun di sisi lain ada anggapan pimpinan
Kesultanan Qadariyah ini adalah "pengkhianat".

Divonis bersalah oleh pengadilan di awal 1950an lantaran berniat membunuh


sejumlah menteri serta —walau tak terbukti—dituduh bersekongkol dengan
Westerling dalam peristiwa APRA 1950 di Bandung, Hamid di sisi lain terbukti
berjasa dalam merancang lambang negara Burung Garuda Pancasila.

Di tengah pengkutuban seperti itulah, umbul-umbul bertuliskan namanya serta


kalimat "perancang lambang negara RI Garuda Pancasila" bermunculan di sudut-
sudut kota itu —lengkap dengan gambar foto dirinya berseragam militer.

Peredaran umbul-umbul bergambar eks ketua Majelis permusyawaratan


negara-negara Federal (BFO) ini, rupanya, merupakan salah-satu kampanye agar dia
mendapat gelar pahlawan nasional.
• Sultan Hamid II, perancang lambang Garuda Pancasila
• Mengapa ada lukisan wajah DN Aidit di Terminal Tiga?
• Hari Pahlawan: Siapa saja dan ke mana para 'Ibu Bangsa'?

Turiman, melalui tesis masternya, menemukan bukti-bukti otentik yang


menguatkan peran penting Sultan Hamid II sebagai perancang lambang negara,
Garuda Pancasila.
• Kisah Rasuna Said sang 'Singa Betina' dan Martha Christina Tiahahu sang
remaja pemberani
• Eksekusi oleh tentara Belanda di Indonesia: Anak dan istri korban 'bisa tuntut
ganti rugi'
• Kisah empat perempuan Belanda yang memilih membela Indonesia
Bersama dokumen terkait, empat tahun silam, Anshari dan Turiman
melampirkan temuannya itu sebagai bahan pengusulan pencalonan Sultan Hamid II
sebagai pahlawan nasional kepada Kementerian Sosial.

Sultan Hamid II kurang di kenal

Banyak yang menilai Sultan Hamid II tidak puas dengan jabatan yang diberikan
Soekarno. Dia hanya menteri tanpa portofolio yang bertugas menyiapkan acara kenegaraan
dan lambang negara. Hamid yang mantan opsir Belanda ini ingin menjadi menteri pertahanan
RI. Alasannya, Hamid adalah perwira lulusan Akademi Militer Belanda. Dia kemudian
diangkat menjadi jenderal mayor, pangkat tertinggi bagi perwira pribumi di Tentara Hindia
Belanda atau KNIL.

Saat ditawari Westerling bergabung, Sultan Hamid II setuju. Westerling kemudian


membentuk Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Anggotanya berasal dari Pasukan KNIL
yang tak mau bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
APRA pimpinan Westerling menyerang Bandung. Mereka membunuh dengan kejam para
prajurit Siliwangi. Namun aksi ini tak berlangsung lama. Dalam waktu singkat, gerakan
APRA bisa ditumpas oleh TNI. Niat mereka untuk melakukan kudeta ke Jakarta gagal karena
suplai senjata yang mereka tunggu tak kunjung datang. Perlawanan ini dipatahkan di Cianjur
dan Cikampek oleh TNI.

Rencana pembunuhan ini gagal. Westerling kemudian melarikan diri.


Sementara Sultan Hamid II berhasil ditangkap di Hotel Des Indes beberapa waktu
kemudian. Rencana membunuh Sultan HB IX adalah akhir petualangan Westerling di
Indonesia. Dia kemudian dilarikan dengan pesawat Angkatan Laut Belanda ke
Singapura, lalu ke Eropa dan akhirnya sampai ke Belanda.

Sultan Hamid II. Dia diadili tahun 1953. Pembelaan dirinya ditolak.
Pengadilan mengganjarnya dengan hukuman 10 tahun penjara atas kesalahan
menggerakkan pemberontakan. Permasalahan dan pemberontakan ini yang membuat
Sultan Hamid II kurang dikenal.

Anda mungkin juga menyukai