Anda di halaman 1dari 7

Membran

ULTRAFILTRASI
Yuni Puspita Sari (1515041004)
Puput Dwi Ratna Sari (1515041013)
Yoga Riyanto (1655041005)
Latar Belakang
Perkembangan teknologi membran sebagai unit
pengolah limbah saat ini sangat pesat dan
banyak digunakan dalam proses pemisahan.
Teknologi membran dipilih karena prosesnya
yang sangat sederhana, konsumsi energi yang
digunakan rendah, tidak merusak material, tidak
menggunakan zat kimia tambahan dan tidak
menghasilkan limbah baru sehingga tergolong
sebagai clean technology. Kendala teknologi ini
adalah harganya relatif mahal karena bahan
baku untuk membuat membran masih harus
diimpor (Windy dkk, 2016). Oleh sebab itu telah
dilakukan beberapa penelitian dengan
menggunakan bahan baku alternaltif dalam
Adiwar, 1996 “Pembuatan Membran
Ultra Filtrasi dan Efek
Pemisahannya Terhadap Penurunan
Kandungan Metal Minyak Lumas
Hasil dari penelitian ini yaitu membran yang
Bekas”
berasal dari selulosa asetat dapat
menurunkan kadar metal. Namun
dibandingkan dengan sistem ekstraksi-
flokulasi yang menggunakan pelarut
isobutanol yang diambil dengan KOH,
penurunan kadar metal yang diperoleh
dengan membran ultrafiltrasi ini masih
Muhammad Lindu, 2014 “Sintesis Dan
Karakterisasi Selulosa Asetat Dari Nata
De Coco Sebagai Bahan Baku Membran
Ultrafiltrasi”
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan
baku membran berupa selulosa asetat yang
berasal dari Nata de Coco. Hal ini menunjukkan
proses sintesis selulosa mikrobial menjadi
selulosa asetat terjadi dengan sempurna.
Membran selulosa asetat diperoleh dengan cara
melarutkan serbuk selulosa asetat
menggunakan pelarut diklorometan, dilanjutkan
dengan proses presipitasi imersi.

Morfologi membran diuji dengan SEM dan


hasilnya menunjukkan bahwa membran yang
dihasilkan dengan ketebalan masing-masing 0,015
Windy Nila Hakim, 2016 “ Pengolahan
Limbah Cair Industri Karet Dengan
Kombinasi Proses Pretreatment Dan
Membran Ultrafiltrasi”
 Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas dan
pengaruh proses pretreatment dan membran ultrafiltrasi
dalam proses pengolahan air limbah industri karet. Karet air
limbah yang telah dinetralkan, di koagulasi menggunakan
koagulan aluminium sulfat (150 mg / l; 200 mg / l; 250 mg / l)
dengan kecepatan pengadukan 200 rpm selama 5 menit dan 60
rpm selama 15 menit, kemudian dibiarkan berdiri selama 30
menit. Sampel air limbah disaring kemudian ultrafiltrasi
dengan variasi tekanan pompa (1 bar, 1,5 bar, 2 bar).
Vera Indiyani, 2017 “Pembuatan
Membran Ultrafiltrasi Dari
Polimer Selulosa Asetat Dengan
Metode Inversi Fasa”

• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan


komposisi % berat dimetilformamida pada pembuatan
membran ultrafiltrasi yang terbaik. Membran ultrafiltrasi
ini dibuat dengan memvariasikan konsentrasi aditif
dimetilformamida yang berfungsi untuk penentuan ukuran
pori membran dan konsentrasi aseton.
• Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu: Komposisi bahan pembuat membran yang baik yaitu
dengan komposisi dimetilformamid berkisar antara 20 – 28
Ewith Riska Rahma, 2018 “Pembuatan
Membran Ultrafiltrasi Selulosa Asetat
Untuk Pengolahan Limbah Cair Mal”

Pada penelitian ini membran dikombinasikan dengan proses


koagulasi/flokulasi dimana proses ini merupakan proses
destabilisasi partikel koloidal dalam air dengan bantuan
koagulan yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan
koloid tersebut. Analisa sampel air dilakukan pada limbah cair mal
sebelum dan setelah pretreatment dan disaring menggunakan
membran selulosa asetat. Adapun parameter yang akan dianalisa
adalah BOD5, COD, TSS Dari hasil yang didapatkan kualitas limbah
cair mal tersebut memiliki BOD5, COD, dan TSS yang cukup tinggi

Anda mungkin juga menyukai