Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TEKNOLOGI BUANGAN INDUSTRI

(Pengolahan Limbah Padat)

Disusun oleh :
Yuni Puspita Sari ( 1515041004 )
Desi Permata Sari (1515041006)
Jusmadi (1515041012)
Dwi Lisna Agustin (1515041019)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

i|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengolahan limbah gas secara umum. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Panca Nugrahini selaku Dosen mata kuliah TBI Universitas Lampung yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengolahan limbah padat. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Bandarlampung, 25 Maret 2018

Penyusun

ii | P a g e
DAFTAR ISI
Cover.............................................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah.......................................................................................... 3


2.2 Pengelompokkan Limbah............................................................................... 3
2.3 Pengertian Limbah Padat................................................................................ 3
2.4 Pengelolahan Limbah Padat.......................................................................... 4
2.5 Metode pengelolahan Limbah Padat ............................................................. 8
2.6 Karakteristik Limbah Padat..............................................................................9
2.7 Sumber Limbah Padat.....................................................................................15
2.8 Menejmen Pengolahan Limbah Padat............................................................17

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................23
3.2 Saran............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... ...................24

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil
eksploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat,
Manufaktur, Agro Industri dan rumah tangga yang telah menjadi suatu
permasalahan tersendiri dan perlu dikelola dan ditangani secara benar sehingga
tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa
manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sisi
lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana dia tinggal tidak tercemar
oleh polusi Air, Udara, maupun Suara.

Di Indonesia, masalah pengelolaan limbah yang berasal dari hasil eksploitasi


sumber daya alam mineral maupun industri pertambangan belum dilaksanakan
secara tanggung jawab. Adapun bukti-bukti dari pengelolaan limbah yang tidak
bertanggung jawab dapat kita lihat terutama didaerah pertambangan di Sumatra,
Kalimantan dan Papua.

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ekploitasi sumber daya mineral


oleh perusahaan pertambangan telah membuat banyak wilayah tercemar oleh
limbah bahan galian yang tidak diperlukan serta limbah yang berasal dari proses
ekstraksi mineral yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.
Penambangan Batu Bara di Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan bentuk
lahan di wilayah tersebut menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur tanah
serta sistem hidrologi air tanah. Penambangan biji tembaga di Freeprot, Papua
telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta
pencemaran di hulu-hulu sungai oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang
tidak terpakai. Penambangan timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak
kolam-kolam hasil dari penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan
untuk pemulihan lokasi-lokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah
pertambangan akan sangat mahal.

Permasalahan pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi


dalam ekspliotasi sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HTP) maupun industri bubur kertas.
Kerusakan dan degradasi lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya
1|Page
hutan yang pengawasannya terlalu lemah telah mengakibatkan banyak hutan
tropis di Indonesia telah rusak dan hal ini berdampak pula pada kerusakan Sistem
Hidrologi Air Tanah, Struktur Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan Flora.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat?

2. Adakah dampak yang ditimbulkan oleh Limbah Padat?

3. Apa saja metode pengolahan Limbah Padat?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah agar
terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna
kembali dan memiliki nilai yang ekonomis.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 Jo. PP 85/199 , Limbah

didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.

Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut

sering dibuang manusia ke lingkungan.

Jumlah limbah yang dihasilkan manusia terus meningkat seiring dengan


pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian manusia.
Ketika limbah mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu , limbah yang dibuang
ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

2.2 Pengelompokkan Limbah


Limbah pada intinya adalah hasil samping dari aktivitas manusia atau alam ,
yang mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-
proses alam , antara lain pembusukan bahan organic secara alami , aktivitas
gunung berapi , banjir , tanah longsor dan berbagai aktivitas alam lainnya. Sumber
limbah dari aktivitas manusia , misalnya :

1. Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industry dan kendaraan
bermotor.

2. Pengelolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi.

3. Proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.

Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia di alam dapat dibedakan


menjadi limbah organik dan limbah anorganik (berdasarkan jenis senyawa).

Setiap limbah mempunyai karakter yang berbeda. Berdasarkan bentuk atau

wujudnya , limbah dapat dibedakan menjadi limbah padat , cair dan gas.

2.3 Pengertian Limbah Padat


Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari

kegiatan domestik dan industri.

3|Page
1. Limbah Domestik
Limbah domestik biasanya dalam bentuk limbah padat rumah tangga, limbah
padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta tempat-
tempat umum.
2. Limbah Industri
Sumber-sumber dari limbah industri meliputi pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.

Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di


sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Dengan
tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama , permukaan tanah menjadi
rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu
yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau.

Selain itu , timbunan limbah padat tersebut akan mengering dan mengundang
bahaya kebakaran. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada
6 kelompok , yaitu :

1.) Sampah organik mudah busuk (garbage) , yaitu limbah padat semi basah ,

berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk.

2.) Sampah anorganik dan organic tak membusuk (rubbish) , yaitu limbah padat
anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme
, sehingga sulit membusuk , misalnya kertas , plastic , kaca dan logam.

3.) Sampah abu (ashes) , yaitu limbah padat yang berupa abu , biasanya hasil

pembakaran.

4.) Sampah bingkai binatang (dead animal) , yaitu semua limbah yang berupa

bangkai binatang.

5.) Sampah sampuan (street sweeping) , yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan
yang berbagai sampah tersebar di jalanan
6.) Sampah industri (industrial waste) , semua limbah padat buangan industri.

Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan oleh
organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan
(nondegradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh
organisme ini biasanya mengalami akumulasi dan akan menimbulkan gangguan

4|Page
kesehatan. Secara garis besar , limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

1. Limbah padat yang mudah terbakar


2. Limbah padat yang sukar terbakar
3. Limbah padat yang mudah membusuk
4. Limbah padat yang berupa debu
5. Lumpur
6. Limbah padat yang dapat didaur ulang
7. Limbah radioaktif
8. Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit
9. Bongkaran bangunan

Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya,


system pengelolahan dilakukan menurut :

1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.

2. Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.

3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.

2.4 Pengolahan Limbah Padat


Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu :

1. Limbah padat tanpa pengolahan


Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun & bisa
langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA.
2. Limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun & berbahaya harus
diolah sebelum dibuang ke tempat tertentu.

Secara umum pengolahan limbah padat memiliki lima tahap yaitu :


1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada
pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan,
penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak
alat-alat pengolahan air limbah , seperti pasir , kayu , sampah, plastik dan lain-
lain.

5|Page
2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan
partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika , yakni
sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut
sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan
(disebut grease).
3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk
menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air
limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah

fixed film , suspended film dan lagoon system.


4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan
organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar
ultraviolet.
5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai
dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor

ataupun amonia dari air limbah.

Ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah


padat :
1. Jumlah limbah
• Sedikit : mudah ditangani sendiri.

• Banyak : membutuhkan penanganan khusus.


2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik : mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
pengangkutan & pilihan pengolahan.
Sifat kimia : sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari
lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.


Karena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran perlu di
perhatikan :
1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
2. Unsur yang akan terkena

6|Page
3. Tingkat pencemaran yang akan timbul
4. Tujuan akhir dari pengolahan. Adapun tujuan akhirnya , yang terdiri atas
dua yaitu : Bersifat ekonomi & Bersifat non-ekonomis

Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis adalah : Meningkatkan efisiensi


pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna
untuk di daur ulang/dimanfaatkan lain.

Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis adalah : Untuk mencegah


pencemaran dan kerusakan lingkungan mekanisme pengelolaan limbah.

Ada empat proses pengelolaan Limbah Padat yaitu :


1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan
bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu supaya peralatan
pengolahan menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem , yaitu:
- System Balistik adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan
ukuran/berat/volume.

- System Gravitasi adalah system pemisahan berdasarkan gaya berat.


Misalnya :
– Barang yang ringan/terapung
– Barang yang berat/tenggelam
- System Magnetis adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet.

Yang bersifat magnet , akan langsung menempel. Misalnya , untuk

memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusutan Ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil ,
supaya pengelolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan
pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk ,
sampah kota , buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil
pengomposan baik.

7|Page
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
terbagi menjadi dua , yaitu :
1.Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan tempat
dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini di
sebabkan oleh :
1.) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan

2.) Laut sebagai tempat rekreasi & lalu lintas kapal

3.) Laut menjadi dangkal

4.) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya

yang dapat membunuh biota laut. (Misal : Limbah B3/ Limbah

Radioaktif).

2. Pembuangan di darat (Canitary Landfill)


Untuk pembuangan limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi yang
harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1.) Pengaruh iklim , temperature dan angin

2.) Struktur tanah

3.) Jaraknya jauh dari pemungkiman

4.) Pengaruh terhadap sumber air , perkebunan , perikanan , peternakan ,

flora atau fauna.


Pembuangan limbah di darat/tanah di bagi menjadi 3 , yaitu :
1.) Penebaran diatas tanah.

2.) Penimbunan/penumpukan.

3.) Pengisian tanah yang cekung (Landfill).

2.5 Metode Pengolahan Limbah Padat


Ada beberapa metode dalam proses pengolahan limbah padat yaitu dengan
memakai metode Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting
(pengomposan), Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal
(membuang ke dalam laut). Jenis yang umum dipakai dalam pengolahan limbah

padat adalah dengan cara open dump.

8|Page
Pada metode open dump limbah ditumpuk sedikit demi sedikit untuk
mengendalikan polusi atau estetika. Limbah ditempatkan sedemikian rupa

sehingga tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan limbah
secara open dump ini dapat menjadi sumber polusi kesehatan , bencana dan
degradasi lingkungan. Oleh karena itu , harus ditinggalkan dan metode yang lebih

baik serta menjadi acuan adalah metode sanitari landfill.

Sanitari landfills adalah suatu metode pengolahan dan penempatan bahan limbah
diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang
kemudian ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari. Pemadatan dan
penutupan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat
berat. Limbah padat ditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian
dipadatkan atau dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga
lokasi pembuangan limbah bisa berumur lebih panjang.

2.6 Dampak Pencemaran Limbah


1. Gas Beracun
Seperti asam sulfida (H2S), Amoniak (NH2), Methan (CH4), CO2, CO. Gas ini
akan timbul, bila limbah padat ditimbun dan membentuk dan adanya
mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan
bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/an-aerob.

2. Penurunan kualitas udara


Dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti Gas H2S, NH3
dan methane yang bila melebihi NAB akan merugikan manusia. H2S 50 ffm
membuat mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air.
Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan maka akan
menyebabkan air keruh dan rasanya berubah,
5. Kerusakan permukaan tanah.

2.6 Karakteristik Limbah Padat

Karakteristik dari limbah padat ( sampah ) antara lain ;


 Garbage merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa potongan hewan atau
sayur - sayuran yang berasal dari proses pengolahan, persiapan, pembuatan,

9|Page
dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari bahan yang mudah
membusuk, lembab dan mengandung sejumlah air.
 Rubbish merupakan sampah yang mudah atau susah terbakar, berasal dari
rumah tangga, pusat perdagangan dan kantor yang tidak termasuk kategori
garbage.
 Ashes (abu) merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik
di rumah, di kantor, maupun industri.
 Street sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar,
terdiri dari kertas-kertas, kotoran, daun - daunan, dan lain lain.
 Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bingkai yang mati karena bencana alam,
penyakit atau kecelakaan.
 Household refuse (sampah pemukiman) yaitu sampah campuran yang terdiri
dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.
 Abandoned vehicles (bangkai kendaraan) yang termasuk jenis sampah ini
adalah bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportasi
lainnya.
 Sampah industri terdiri dari sampah padat yang bersal dari industri pengolahan
hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
 Demolotion wastes (sampah hasil penghancuran gedung/bangunan) yaitu
sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
 Contruction wastes (sampah dari daerah pembangunan) yaitu sampah yang
berasal dari sisa pembangunan gedung, sampah dari daerah ini mengandung
tanah, batu - batuan, potongan kayu, alat perekat, dinding, kertas dan lain lain.
 Sewage solid terdiri dari benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan
pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
 Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam
pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan zat yang
toksis.

Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan oleh
organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan
(nondegradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh
organisme ini biasanya mengalami akumulasi dan komponen-komponen lingkungan
dan akan menimbulkan gangguan kesehatan. Limbah padat organik biasanya
mengandung berbagai mikroorganisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Ketika limbah organik dipaparkan di udara dan kandungan airnya sesuai, maka
mikroorganisme mulai bekerja. Selain oksigen dari udara dan air, mikroorganisme

10 | P a g e
memerlukan pasokan makan yang mengandung karbon dan unsur hara seperti
nitrogen, fosfor dan kalium untuk pertumbuhan dan reproduksi mereka. Kebutuhan
makanan tersebut disediakan oleh limbah organik. Mikroorganisme kemudian
melepaskan karbondioksida, air dan energi dan berkembang biak.

Beberapa limbah padat antara lain logam, kaca, plastik, kayu, kertas, kain.

1) Logam berat
Pencemaran lingkungan oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah
diketahui adanya kasus keracunan raksa (Hg) yang dikenal dengan istilah “Minamata
disease” yang menyebabkan paralysis ( hilangnya kemampuan utuk bergerak karena
kerusakan saraf ) pada nelayan - nelayan di teluk Minamata dan sungai Jintsu di negara
jepang. Dua penyebab utama sehingga logam berat menjadi pencemar yang berbahaya
yaitu, pertama logam berat yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di
lingkungan dan yang ke dua logam berat diakumulasikan di komponen - komponen
lingkungan, terutama pada dasar sedimen sungai dan danau dengan membentuk
komponen bersama bahan organik dan anorganik secara adsorpsi dan kombinasi.

Pada umumnya terdapat 5 sumber logam berat bagi perairan air tawar sebagai berikut:

1. Geological weathering, sumber ini merupakan background level.


2. Industri logam, pada waktu penambangan logam, partikel logam yang
terbentuk hanya sebagian yang tersaring oleh sistem pemurnian sehingga
sebagian besar logam dibuang ke lingkungan.
3. Pemakaian bahan logam, misalnya pemakaian garam kromium pada pabrik
kulit, bahan tembaga untuk alat proteksi dan tetraetillead (TEL) sebagian
bahan anti letusan pada bahan bakar mesin.
4. Logam berat yang berasal dari buangan kotoran hewan dan manusia.
5. Pencucian bahan logam dari sampah; sumber ini banyak sekali
memengaruhi kualitas air terutama dari buangan padat.
Beberapa logam berat seperti tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibden (Mb),
kromium (Cr) dan kobalt (Co) adalah logam pencemar.

o Raksa (Hg)
Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu - satunya
yang pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon
membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah
metilraksa terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan

11 | P a g e
di tanah. Apabila bakteri tersebut termakan oleh ikan, maka konsentrasi raksa
dalam tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang
tinggi akan mengalami paralisa ( kehilangan kemampuan bergerak karena
kerusakan saraf ).
o Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab kadmium biasanya
bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium
melalui pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat
kadmium bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adalah
sesak napas, sakit kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa
menyebabkan pleuneria. Kadmium berisiko tinggi terhadap pembuluh darah.
Kadmium berpengaruh pada manusia dalam jangka waktu yang panjang dan
dapat terakumulasi dalam tubuh, khususnya pada hati dan ginjal. Logam berat
ini berat ini bergabung bersama timbal dan raksa sebagai the big threeheavy
metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia.
o Timbal hitam (Pb)
Timbal hitam (plumbum) banyak terdapat di kerak bumi. Timpal dalam
industri dugunakan sebagai bahan pelapis untuk barang kerajinan dari tanah,
sel bateri basah (accu), campuran bahan bakar minyak dan sekarang banyak
digunakan untuk pelapis pita - pita karena resisten terhadap bahan korosif.
Keracunan timbal dapat diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap
atau debu dari kendaraan bermotor dan pabrik yang kemudian diserap oleh
aliran darah dan terakumulasi di sumsum tulang. Terkontaminasi bahan ini bisa
menyebabkan sakit pada sendi, kepala, anemia dan terjadi paralisis pada urat
saraf.
o Kromium (Cr)
Kromium berwarna putih perak, lembek (jika dalam keadaan murni) dengan
titik leleh kurang lebih dari ± 1900oC dan titik didihnya ± 2690oC. Logam ini
sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama dari logam ini adalah sebagai
pelapis besi dan baja. Jika kontak dengan kulit, senyawa kromium dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit (bisul bernanah) yang sukar sembuh. Jika
masuk kedalam tubuh melalui pernapasan bisa membuat iritasi dan gangguan
saluran pernapasan seperti melubangi tulang hidung, kanker paru-paru dan
asma. Dalam air, kandungan kromium yang masuk kedalam tubuh melalui
jaringan makanan bisa menyerang ginjal dan hati. Efek lainnya adalah tulang
kropos, anemia dan kanker prostat.

12 | P a g e
o Seng (Zn)
Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis
besi dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya
bagi kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.

2) Kaca
Kaca dibuat dari pasir kuarsa dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari kaca
digunakan dalam bentuk lembaran untuk arsitektur, botol dan berbagai peralatan
rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik dan sanitasi. Kaca tidak dapat
membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia. Kaca dapat didaur ulang menjadi
stoples daur ulang dan barang-barang kerajinan bernilai tinggi.

3) Plastik
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang murah, kuat, mudah di peroleh dan tahan
lama. Dalam kehidupan sehari-hari dibuat dan digunakan dalam bentuk botol,
lembaran pembungkus atau kemasan bahan arsitektur, komponen kendaraan,
eletronik, furnitur, peralatan rumah tangga dan sanitasi. Secara kimia plastik sedikit
berbahaya bagi manusia, karena plastik tidak dapat membusuk tetapi dapat didaur
ulang menjadi kursi taman, tiang pagar, sepatu boot atau peralatan rumah tangga
lainnya.

4) Kertas
Dalam kehidupan sehari-hari kertas digunakan dalam bentuk karton, lembaran
kertas untuk stasioneri ( media tulis menulis dan media cetak ), pembungkus dan
sanitasi. Kertas tidak berbahaya bagi manusia, karena kertas dapat membusuk. Kertas
dapat didaur ulang karena terbuat dari pulp (bubur kertas) serat alami. Kertas daur
ulang dapat dugunakan untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan tangan yang
memiliki nilai jual yang tinggi.

5) Kain
Dalam kehidupan sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran untuk
media lukis, sanitasi, busana, mebel, tenda dan lain-lain. Kain ada dua macam, kain
yang terbuat dari benang alami (kapas, sutra, wool) dan kain yang terbuat dari benang
sintetis (tetron). Kain dan bahan alami bisa membusuk dan tidak berbahaya bagi
manusia, sedangkan kain dari bahan sintesis sulit bahkan tidak dapat membusuk dan
tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintetis sulit bahkan tidak

13 | P a g e
dapat membusuk. Kain dapat didaur ulang menjadi kain pel, atau diurai benangnya
untuk bahan pengisi sofa, boneka, kursi dan sumbu kompor.

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar dengan adanya limbah padat dalam lingkungan hidup
maka dapat menimbulkan pencemaran sebagai berikut :

Timbulnya gas beracun seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4),
CO2 dan sebagainya gas ini akan timbul jika limbah ditimbun dan membusuk karna
adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan
bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob atau anaerob.
1. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Dalam sampah yang di
tumpuk , akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2 S, NH3 dan methana yang
jika melebihi NAB ( Nilai Ambang Batas ) akan merugikan manusia. Gas
H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
2. Penurunan kualitas air. Karena limbah padat biasanya langsung di buang
dalam perairan atau bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkan air
keruh dan rasa dari air pun berubah.
3. Kerusakan permukaan tanah.
Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat yang ditimbulkannya, sistem
pengelolahan dilakukan menurut :
1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.
2. Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.
3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.
Secara garis besar , limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Limbah padat yang mudah terbakar
2. Limbah padat yang sukar terbakar
3. Limbah padat yang mudah membusuk
4. Limbah padat yang berupa debu
5. Lumpur
6. Limbah padat yang dapat didaur ulang
7. Limbah radioaktif
8. Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit
9. Bongkaran bangunan

14 | P a g e
2.7 Sumber Limbah Padat

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
1. Pemukiman penduduk
2. Sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu saat atau beberapa
keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa
atau dikota.
3. Tempat umum dan perdangangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan.
4. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud di sini antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya, rumah sakit
dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat liburan, dan
sarana pemerintah yang lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus
dan sampah kering.
5. Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu,
industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan
kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah
saja.
6. Pertanian
Sampah di hasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun
ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan - bahan makanan yang
telah membusuk.

 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah


- Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk.
Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau
ruang untuk menampung sampah kurang.
- Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
- Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai
kembali.
Metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi
bagi golongan tertentu.
- Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pengunungan, lembah, pantai.
15 | P a g e
- Faktor waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu.
- Faktor sosial ekonomi dan budaya
Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu
air, atau penyaringan air limbah.
- Kebiasaan masyarakat
- Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
- Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya.

Adapun faktor – faktor yang perlu diperhatikan sebelum limbah diolah, yaitu:

1. Jumlah limbah. Apakah limbah dapat di tanggulangi sendiri di dalam pabrik


tanpa menggunakan pengolah ataupun pengangkut. Jika jumlah limbah sedikit
maka tidak membutuhkan penanganan khusus seperti tempat dan sarana
pembangunan, namun demikian jika limbah yang dibuang, misalnya 4 m/hari,
sudah tentu membutuhkan tempat pembuangan akhir dan sarana angkutan
tersendiri.
2. Sifat fisik dan kimia limbah. Limbah padat terdiri dari berbagai macam wujud
dan bentuk, tergantung jenis industrinya. Sifat fisik limbah akan
mempengaruhi pilihan tempat pembuangan akhhir, sarana pengangkutan dan
pilihan sistem pengolahan. Di samping sifat fisik limbah, sifat kimia adalah
suatu hal yang tidak dapat di abaikan. Sifat kimia yang dapat akan merusak dan
menyamari lingkungan secara kimia yang dapat menimbulkan reaksi untuk
membentuk senyawa baru. Limbah padat yang berupa lumpur dari pabrik pulp
dan rayon akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam tanah.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Lingkungan terdiri dari
barbagai komponen, baik yang sensitif maupun tidak terhadap beberapa
koponen polutan. Perlu diketahui komponen lingkungan yang rusak akibat
pencemaran pada tempat pembuangan akhir.
4. Tujuan akhir yang hendak dicapai. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai
dalam upaya pengolahan limbah. Tujuan ini tergantung pada tingkat limbah
yang bersifat ekonomis dan non-ekonomis. Untuk limbah non-ekonomis,
pengolahan ditujukan untuk pencegahan (preventive) kerusakan lingkungaan,
sedangkan limbah yang memiliki nilai ekonomis dengan tujuan meningkatkan
16 | P a g e
efisien produksi secara keseluruhan dan untuk memanfaatkan kembali bahan
yang masih berguna dengan tujuan lain. Bagaimanapun pengolahan akhir
limbah harus mendapatkan perhatian yang utama. Untuk itu perlu dilakukan
pengelolaan pendahuluan untuk mendapatkan limbah yang lebih mudah
mengelolanya, misalnya mudah dipindahkan, mudah diangkut, tidak
menimbulkan bau pada saat dibawa ke tempat pembuangan akhir.

2.8 Menejmen Pengolahan Limbah Padat


Sistem pengolahan limbah padat merupakan sistem input-output dengan bahan
buangan sebagai input dan buangan yang memenuhi syarat sebagai output. Dengan
kata lain, perubahan influement menjadi efluement memenuhi kriteria tertentu. Untuk
memuat desain sistem pengolahan limbah sudah barang tentu banyak hal yang terkait
dan saling mendukung. Limbah sebagai input membutuhkan perlakuan pendahuluan
seperti pencucian, penyaringan, pemotongan, sehingga dalam proses selanjutnya lebih
memudahakn pengolahannya.
Penetapan lokasi, pemilihan metode, kondisi lapangan dan pemilihan
perlatihan merupakan proses manejemen yang akan menentukan hasil akhir yaitu
efluement yang memenuhi syarat buangan. Penetapan lokasi ini lokasi pengolahan
maupun lokasi pembuangan, merupakan prioritas pendahuluan sebelum metode. Bila
pemilihan metode tidak memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan pilihan
lokasi, maka prioritas pilihan akan di tinjau kembali.
Lokasi pengolahan dan lokasi pembuangan sedapat mungkin harus selalu
berdekatan. Artinya, lokasi pengolahan limbah dan sarana penampungannya
seharusnya merupakan bagian dari sistem pabrik dan oleh karena itu diupayakan
semuah pusat operasinya berada di dalam lingkungan pabrik. Hal ini demi kemudahan
melakukan pengawasan dan pemantauan. Tetapi adakalanya lokasi pabrik tidak
memungkinkan lagi untuk digunakan juga sebagai lokasi pengolahan sehingga
pengolah limbah harus dilakukan di lokasi yang berjahuan. Khusus limbah air yang
sarana penampunganya cukup jauh perlu di buatkan saluran yang panjang. Kondisi
lapangan seperti tanah berpasir, lembah, tanah miring, dekat lokasi pemukiman dekat
dengan peternakan dan jalur gempa, sangat mempengaruhi pemilihan lokasi dan
pemilihan metode. Kondisi lapangan mempunyai lembah dapat di manfaatkan untuk
pembuatan logam. Tanah miring dapat digunakan sebagai pengganti pompa sehingga
pemindahan air dapat dilakukan dengan over flow.
Pemilihan perangkat pengolahan harus sesuai dengan metode pengolahan
jenis-jenis perangkat ini sebagian besar tersedia di pasaran, seperti pompa serator,
mixer, saringan, dan lain-lain. Namun beberapa peralatan bantu yang lain harus di buat
di lapangan dan di sesuaikan dengan kondisi lapangan, lokasi dan metode yang
17 | P a g e
digunakan. Misalnya pembuatan kolam oksidasi, kolam aerasi, bak saringan, sistem
sirkulasi dan pemberian di lakukan dilapangan. Sebelum pengadaan peralatan dan
pemilihan metode dilakukan penilitian lapangan. Penilitian lapangan dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui kondisi dan situasi limbah dan serta segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengairan limbah. Penilitian yang dilakukan dapat di bedakan
menjadi dua hal, yaitu penelitian terhadap limbah pabrik yang sudah berjalan
(berproduksi) dan penilitian terhadap pabrik yang seedag dalam taraf perencanaan,
perbedaanya adalah tingkat dari pabrik sejenis yang jauh sebelumnya limbah oprasi
dan berproduksi daapat digunakan sebagai pedoman.
Beberapa kondisi lapangan yang perlu diketahui adalah jenis, volume, sumber
limbah; parameter limbah yang mencemarkan ; sarana pembangunan limbah;
kecepatan air limbah, lain-lain. Dengan memanfaatkan sarana laboratorium, sebagain
besar variabel representif untuk menghindari hasil bias. Tidak ada rumusan yang pasti
bahwa sampel yang diambil harus sekian persen, namun upaya yang dilakukan harus
menunjukan keadaan pabrik secarah keseluruhan.
Di dalam pengambilan sempel terdapat beberapa persyaratan khusus yang di
tetapkan untuk menghindari terjadinya perubahan kualitas limbah sebelum selesai
diproses. Titik-titik pengambilan sampel yang merupakan tempat pertemuan dari
buangan, dan bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah limbah bercampur dengan
badan penerima harus ditetapkan. Faktor yang menjadi pertimbangan untuk
menetapkan titik pengambilan sampel tersebut, bahwa setiap unit produksi yang
potensial menjadi sumber pencemaran lingkungan akan diambil sebagai sempel jarak
antara titik pengambilan pertama dan titik berikutnya perlu di tetapkan untuk
mengetahui bagaimana perubahan kualitas limbah setelah menempuh jarak tertentu
dan parameter apa yang memengaruhinya sepanjang jarak tersebut, penetapan titik-
titik pengambilan sempel ini penting sekali pada seluruh iniduk tempat limbah sudah
memasuki badan penerima sebelum menerima limbah pabrik. Dengan demikian selelu
ada tolak ukur untuk menyatakan adanya perubahan kualitas.
Saat pengambilan sempel limbah juga merupakan faktor utama, sebab diantara
beberapa pabrik tiddak membuang limbah dalam suatu periode yang tetap dengan
jumlah yang tetap, di samping penggunaan bahan yang berbeda-beda pula. Ada pabrik
yang membuang air dalam jumlah yang relatif besar dalam kurun waktu 15 hari, yaitu
pada saat air dibuang dari unit pembilasan yang banyak mengandung asam klorida.
Ada juga pabrik yang membuang air mengandung klor dan plumbum seminggu sekali
dan selebihnya merupakan buangan rutin, apabila pabrik berproduksi puncak dan
minimum, tentu limbah yang dikeluarkan berbeda volumenya.
Pemilihan metode sebagian besar didominasi alasan volume limbah dann
parameter limbah. Ketidak-tepatan pemilihan titik pengambilan sempel dan
18 | P a g e
kesalahan menentukan waktu pengambilan akan memengaruhi pemilihan
peralatan. Oleh karena itu dalam penetapan titik pengambilan sempel perlu
diperhatikan kondisi-kondisi berikut:
1. Sistem saluran air. Sistem saluran air secara keseluruhan, mulai dari sumber
air sampai titik air buangan terakhir harus dapat digambarkan secara jelas di
mana unit-unit proses yang menggunakan air dan jumlahh penggunaan air, serta
kesaluran mana yang di alirkan .
2. Waktu pengambilan sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan pada saat
pabrik sedang berproduksi. Bila air mengandung jumlah yang sama terus-
menerus pada produksi yang tak terputus-putus, maka saat-saat pengambilan
sampel dapat dilakukan satu atau dua jam sekali pada hari itu juga .
3. Prodiksi puncak dan produksi rendah. Penggunaan air dalam pabrik kadang-
kadang dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Semakin tinggi kuantitas produksi,
semakin besar penggunaan air berarti semakin banyak pula konsentrasi
pencemaran dalam air buangan. Penggunaan air dalam volume tertentu akan
mempengaruhi desain ukuran kolam.
4. Blow down. Pada saat tertentu air ketel atau air hasil proses harus di buang
karena tidak lagi memenuhi syarat untuk digunakan jumlahnya cukup banyak
dan periodenya barangkali satu atau dua kali dalam sebulan. Air ini sering
mengandung bahan kimia yang berbahaya dan bercun dan sangat
membahayakan lingkungan. Pengambilan sampel pada saat terrsebut perlu
dilakukan.
5. Volume air. Volume limbah perlu ditetapkan, kemudian dibandingkan dengan
volume badan air. Limbah air mengandung parameter pencemarran yang cukup
tinggi dan lebih besar dari pada nilai yang telah ditetapkan, tetapi jika telah
bersatu dengan badan air maka nilai pencemaranya sanggat rendah dan lebih
kecil dari nilai yang telah ditetapkan. Di samping itu penetapan volume air untuk
menentukan besarnya ukurran kolam yang akan dibuang, kapassitas pompa,
diameter pipa saluran, dan lain-lain.

Kondisi lingkungan
Lingkungan terdiri dari beberapa komponen mulai dari penduduk,
perumahan, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, tempat pendidikan, dan
lain-lain. Pengaru limbah terhadap komponen lingkungan akan mempengaruhi
pemilihan metode pengendalian. Oleh karena itu keadaan lingkungan perlu diteliti
apakah sarana pembuangaan cukup tersedia, misalnya sungai. Kalau badan
penerimanya sungai, bagaimana tingkat kualitasnya, volumnya dan bagaimana
tingkat penggunaan airnya merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk
19 | P a g e
melakukan penilitian. Kalau air tidak digunakan untuk kegiatan apapun, kualitas
buangan tidak akan terlalu sulit untuk di kendalikan. Tempat suatu industri berdiri
atau akan menutupi pilihan metode dan desain peralatan pengolahan limbah.

 Pemilihan Metode
Metode pengolahan akan menetapkan jenis peralatan yang akan
digunakan. Metode di tetapkan berdasarkan parameter fisika, kimia, biologi yang
terkandung ddi dalam limba. Dengan adanya penilitian lapangan terutama pilihan
sempeel yang represenatif, maka metode sudah dapat di tetapkan. Pemilihan
metode mungkin saja salah sebab ada faktor lain yang harus di perhitungkan.
Dengan melakukan percobaan dilaboratorium dapat dilakukan perhitungan ulang
dan mungkin harus dibentuk ddessain baru. Bila sudah jelas, rencana pembangunan
instalasi dapat dilanjutkan.
Pemilihan peralatan
Yang pertama kali perlu ditetapkan adalah pemilihan saluran terbuka dan
tertutup. Pada saluran terbuka muda di lakukan kontrol terhadap penyumbatan
aliran air dan mudah pulah dilakukan pembersihan. Berpeluang untuk tercampur
limbah yang dibawah oleh air hujan. Demikian juga harus ada pengawasan agar
tidak sembarang sampah dibuang kealuran tersebut atau kemungkinan kotoran lain
masuk secarah tidak sengajah. Jika lalu-lintas dalam pabrik untuk memindahkan
barang dari satu lokasi ke lokassi lain cukup ramai, saluran tersebut cukup
menggangu aktivitas tersebut.
Air dalam pabrik harus dapat dipisahkan menurut sumbernya, misalnya air hujan,
air limbah dan air buangan dari kamar mandi/WC. Air limbah pabrik harus memilki
saluran sendiri, dan dengan demikian volumenya dapat ditetapkan dalam kondisi
maksimum mauoun minimum. Kemungkinan sekali terdapat buangan tertentu,
tidak baik kalau bercampur dengan limbah air. Untuk hal inipun harus ada saluran
tersendiri. Hal ini sangat penting untuk merencanakan saluran pipa dan ukuran
tangki-tangkiyang dibutuhkan, serta variabel perlengkapan lain.
Searah umum saluran dalam pabrik terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Saluran penampung air hujan dan buangan dari kamar mandi/WC.
2. Saluran penampung air limbah.
3. Saluran penampung lumpur.
4. Saluran penampung limbah yang mengandung B-3.
Di antara beberapa saluran (pipa) pembuangan ada yang perlu digabungkan, dan
ada kalanya mutlak harus dipisahkan untuk mempermudah sistem
pengolahan.saluran air dibuat miring agar arus air berjalan dengan lancar. Salah
satu keperluan kemiringan saluran adalah untuk mendapatkan kecepatan minimum.

20 | P a g e
Suatu referensi menetapkan bahwa kecepatan minimum adalah 0,5 m/s dan
kecepatan maksimum 3 m/s. Dengan batas kecepatan tersebut terhindar adanya
endapan dalam dassar pipa dan kemungkinan melekat pada dinding pipa juga dapat
dihindarkan.
Antara sambungan pipa, terutama pada belokan, perlu di buat bak kontrol berukuran
kecil. Minimum satu setengah kali kedalam pipa. Hal ini diperlukan untuk
memberikan kesempatan pada lumpur masi mengendap dan mudah mengambilnya
bila sudah penuh, sebab diantara lumpur ada yang berdimensi besar dan sulit
terbawah arus air. Membiarkan mengendap pada bak kontrol lebih baik dari pada
menjadi penyumbat arus pada bagian dalam pipa. Jika terdapat bahan terapung yang
mengembang di atas permukan air maka perlu dibuat saringan pada tempat-tempat
tertentu untuk menampung bahan kasar tersebut. Saringan ini sebaiknya dipasang
pada tempat pertemuan air dan diutamakan sebelum air mencapai lokasi
pengolahan pertama. Saringan yang dapat digunakan dapat berukuran 5 x 5 mm
sampai 20 x 20 mm. Saringan ini harus mudah diangkat untuk dibersihkan .
Bahan yang digunakan untuk pipa saluran limbah beermacam-macam mulai dari
tanah liat, beton, asbes, besi dan pipa PVC. Pilihan bahan tergantung jenis limba,
bahan kimia, harga dan sistem pemasangan. Pipa beton dengan ukuran kecil sangat
menguntungkan, apabila jika digunakan pada saluran terbuka. Campuran pasir
dengan semen yang baik bisa tahan lama, padat dan tahan korosi. Pipa tanah liat
tahan terhadap korosi dan tidak rusak oleh limbah gas. Pipa asbestos mudah rrusak
oleh asam, tetapi cocok untuk air limbah yang mengandung basa tinggi. Pipa PVC
lebih ringan, pemasanganya lebih mudah, biaya instalasi dan perawatan lebih
murah, tahan terhadap unsur kimia asam maupun basa dan mempunyai daya lentur
yang baik. Pipa besi mempunyai kekuatan tinggi, cocok untuk pabrik yang
frekuensi lalu-lintas angkutan bahannya cukup tinggi dan tahan terhadap
guncangan.
Jumlah pipa ditetapkan berdasarkan panjang saluran. Sedangkan diameternya
ditetapkan dari resiko kecepatan dan debit air. Debit diukur pada kondisi
maksimum. Luas penampang yang dibutuhkan diukur dengan perbandingan debit
dan kecepatan air ditambah 15 % dari luas efektif penampang.

 Kolam Pengendap
Banyaknya ragam senyawa kimia dalam air limbah dapat mengakibatkan reaksi
tidak sempurna antara koagulan dengan limbah sehingga endapan tidak sepenuhnya
terjadi. Mungkin juga waktu kontaknya kurang. Oleh karena ini perlu adanya
tambahan kolam pengendap. Sebelum limbah masuk kedalam bak, dilakukan
pengadukan lambat dengan putaran di bawah 200 mm.

21 | P a g e
Tangki pasang sejajar dan salah satu ujungnya dihubungkan dengan pipa. Semuah
bahan yang kontak dengan koagulan diharapkan mengendap dan bila tidak terjadi
endapan berarti air harus diolah lanjut. Bila pengendapan cukup baik dan air yang
keluar (efluemen) memenuhi syarat, pengolahan dapat dihentikan, tetapi bila air
masi mengandung senyawa kimia maka dilakukan pengolahan lanjut, bagian dasar
kolam dibuat miring sehingga lumpur endapan berkumpul di sala satu sisi, pada
bagian sudut pasang pipa penghisap lumpur.
Limbah harus cukup kontak bahan pengendap, tetapi bagaimanapun limbah harus
punya cukup waktu untuk tinggal dalam kolam sehingga lumpur dapat mengendap.
Kendala yang sering di jumpai adalah limbah langsung bercampur dengan limbah
yang sudah menunggu dan mulai mengendap lumpur-lumpur yang dikandungnya.
Kedatangan limbah baru mengakibatkan terjadinya gangguan. Untuk itu sering di
bauat jalur-jalur limbah dengan memberi sekat pada kolam sehingga aliran limbah
berupa saluran parit yang berbelok-belok. Pada setiap belokan dapat dipasang
saringan kasar maupun halus sehingga lumpur yang mengendap padA saluran
berikut menjadi berkurang karena telah ditahan pada saringan.

 Pompa lompur
Pompa ini digunakan untuk mengisap lumpur pada tangki atau bak pengendapan
pendahuluan maupun tangki atau bak berikutnya. Pada pompa tersebut dapat dibuat
instalasi khusus dengan menggunakan beberapa buah pipa masuk kedalam tangki
pengeluaran hanya satu buah saja.

 Alat Aerasi
Pada prinsip alat tersebut bekerja untuk menambahkan oksigen ke dalam air
buangan. Ada beberapa peralatan bantu yang digunakan:
1. Kompresor. Udara dihisap kemudian dimasukkan melalui pipa sebelum bawah
tangki.
2. Nozzle. Air dalam kolam disemprotkan ke udara untuk kembali kembali jatuh ke
dalam bak. Air yang berhamburan dengan udara yang mengandung oksigen.
3. Fan. Sebuah alat yang berputar di permukaan air sehingga air berhamburan ke atas.
Pada saat ini terjadi kontak air dengan udara.
4. Menara. Air dinaikkan ke atas menara. Dari atas menara air jatuh seperti air hujan.
Manfaatnya adalah menghilangkan bau dan melepaskan gas-gas yang terlalu
didalam air. Untuk air yang membutuhkan pendinginan, alat ini berfungsi dengan
baik.

22 | P a g e
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Ada beberapa metode penanggulangan limbah padat, yaitu dengan metode
Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting (pengomposan),
Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal (membuang ke
dalam laut). Pemilihan metode yang sesuai lokasi sangatlah penting, untuk

memaksimalkan fungsi TPA dan meminimalisir dampaik polusi nya. Jika


penanganan masalah limbah tidak tepat, maka akan menimbulkan masalah
kesehatan dan juga kelestarian lingkungan.

2. Saran
Penulis menyarankan kita harus mampu memilah dan memilih mana limbah
yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai
ekonomis. Yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan

derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. Penulis mengajak


kita semua , mari mulai dari sekarang tanamkanlah perilaku hidup sehat dalam
kehidupan kita sehari-hari.

23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://www.makalahkita.com/21/makalah-tentang-limbah-padat.html

http://contohmakalah.web.id/2018/03/makalah-tentang-pengelolaan-limbah-padat/

http://www.chemistry.org/materi_kimia/kimialingkungan/pencemaran_lingkungan/li
mbah-padat-atau-sampah/

http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidu

p/Pencemaran.Tanah/all.htm

http://dionksneijder88.blogspot.com/2018/03/pencemaran-limbah-padat.html

http://4funjava.blogspot.com/2018/03/limbah-padat.html

dr. Jauhari Noor , “Buku Geologi Lingkungan” , Edisi Pertama , Yogyakarta , 2006

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai