Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HUBUNGAN BAHASA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH


DENGAN ILMU KEDOKTERAN GIGI”

Dosen pengampu mata kuliah:


Prof. Dr. Lasiyo, MA,MM

Oleh:
OVY PRIMA DAMARA
21/475724/PKG/1462

PROGRAM STUDI SPESIALIS KONSERVASI GIGI


PENDIDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
I. PENDAHULUAN

Individu dalam kesehariannya selalu melakukan aktivitas mental dan


merupakan ciri utama manusia ciptaan Allah yang dapat membedakan manusia
dengan makhluk hidup yang lain dimuka bumi ini. Berpikir merupakan salah satu cara
manusia untuk menyelesaikan masalah. Secara umum berpikir dapat dibedakan
menjadi dua yaoti berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah merupakan
pola penalaran yang didasarkan pada kehidupan sehari-hari yang dipengaruhi oleh
lingkungan alam, sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran yang didasarkan
pada sistematika teretntu. (Agung et al., 2018)
Harus disadari bahwa setiap orang berpikir dan menggunakan akal hampir
setiap saat. Orang yang tidak berpikir biasanya jauh dari kebenaran dan menjalani
kehidupan yang penuh dengan kebohongan dan kesalahan. Akibatnya individu tidak
akan mengetahui tujuan hidupnya di alam semesta ini. Berpikir merupakan suatu hal
yang digunakan untuk menambah pengetahuan dan mencari kebenaran. Berpikir
merupakan sebuah proses yang kita lakukan dalam menentukan langkah-langkah yang
akan kita lakukan. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa pemikiran ilmiah
merupakan suatu proses dan kegiatan manusia yang diguanakan untuk menemukan
atau memperoleh pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Menurut
epistemologi atau perkembangannya, pemikiran ilmiah digunakan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan
atau teori lainnya. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran logis dan empiris. Logis dan
empiris dipelajari secara mendalam atas dasar fakta yang benar dan masuk akal, selain
itu akal digunakan untuk merenung, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir
ilmiah merupakan suatu proses yang mengarah pada suatu kesimpulan dan pemikiran
yang tersusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang ada. (Mahmudi,
2016)
II. Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Salah satu sarana berpikir ilmiah yang kita tau yaitu bahasa. Bahasa
mempunyai fungsi, struktur dan kosakata dengan ciri-ciri khasnya tetapi bahasa juga
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya bahasa mempunyai multifungsi yang
dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Salah satu yang membedakan anatara
manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam berbahasa.
Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia dimuka bumi ini.
Kegiatan ilmiah sangat berkaitan erat dengan bahasa. Menggunakan bahasa yang baik
dalam berpikir membantu seseorang untuk mengkomunikasikan jalan pikiran kepada
orang lain. Cara untuk mengkomunikasikan pikiran kita kepada orang lain adalah
menggunakan sarana bahasa. (Mahmudi, 2016)
Bahasa merupakan suatu rerangkaian bunyi yang membentuk arti tertentu.
Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan yang digunakan sebagai alat
komunikasi manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kata
dalam bahasa adalah arti dari sesuatu, sedangkan sintaksis yaitu cara menyusun kata-
kata menjadi kalimat yang bermakna. Bahasa terdiri dari simbol atau sesuatu yang
diucapkan manusia. Agar simbol tersebut dapat dipahami oleh pembicara maka
simbol tersebut dapat diucapkan dengan vokal tertentu yang dapat dipahami dan
didengar oleh lawan bicara kita. Bahasa tidak harus sama antara ucapan dan makna
yang dimilikinya, artinya suatu obyek dapat diucapkan dengan kata yang berbeda
untuk daerah atau komunitas yang berbeda. Komunitas sosial biasanya menggunakan
bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa digunakan
sebagai komunikasi dalam tiga hal yakni buah pikiran, perasaan, dan sikap.
(Mahmudi, 2016)
Manusia menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan cara berbahasa.
Bahasa memudahkan orang lain untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu yang
sedang dipikirkan, selain itu bahasa berfungsi untuk mengkekspresikan sesuatu yang
sedang dirasakan. Orang lain dapat melihati seseorang sedih atau senang melalui
bahasa yang disampaikannya Untuk dapat berkomunikasi dan menyampaikan suatu
pernyataan dengan jelas maka seseorang harus menguasai bahasa dengan baik.
Bahasa menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama manusia. Seseorang
memberitau orang lain tentang apa yang diketahuinya melalui bahasa. Pada saat itu
manusia mengalami penambahan ilmu pengetahuan. Seseorang yang semula belum
mengetahui sesuatu menjadi mengetahui hal-hal baru. Pada proses komunikasi ilmiah
komunikasi harus terbebas dari unsur emotif agar pesan yang disampaikan dapat
diterima secara reproduktif, artinya sama dengan pesan yang dikirimkan. Bahasa
adalah salah satu sarana komunikasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
komunikasi tidak terlepas dari bahasa, contohnya pada saat berpikir sistematis dalam
mndapatkan ilmu. Tanpa cakapnya seseorang dalam berbahasa, seseorang tidak akan
dapat melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan benar.
Pada saat komunikasi ilmiah seseorang harus memperhatikan fungsi simbolik
bahasa, karena komunikasi ilmiah berguna untuk menyampaikan informasi atau
pengetahuan kepada orang lain. Salah satu cara supaya komunikasi berjalan dengan
baik yaitu menggunakan bahasa yang tidak mengandung unsur emotif. Unsur emotif
dalam bahasa hanya akan merusak komunikasi ilmiah sehingga pesan yang
disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh penerima komunikasi.
Keberadaan bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah juga memiliki kelemahan-
kelemahan yang digunakan pada bahasa tersebut. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari
emosi dan sikap seseorang, sedangkan bahasa sebagai sarana ilmiah dituntut obyektif
agar informasi yang dikomunikasikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain.
Kelemahan bahasa berikutnya yaitu sulit untuk mendefinisikan suatu obyek dengan
jelas terkadang karena ingin memberikan penjelasan yang detil tentang suatu obyek,
yang terjadi justru komunikasi yang dilakukan terkesan bertele-tele dan tidak jelas.
Kelemahan bahasa juga dapat dilihat dari keberadaan beberapa kata yang memiliki
arti sama atau sebaliknya beberapa arti cukup menggunakan satu kata saja.
Kelemahan bahasa selain itu, bahasa sulit dilepaskan dari emosional seseorang. Ada
makn tertentu yang dapat ditambahkan pada makna sebenarnya karena efek
emosional seseorang.. (Mahmudi, 2016)
Bahasa sangat berperan penting pada kehidupan manusia, Oleh karena itu,
bahasa merupakan sesuatu yang universal. Universalitas ini membuat banyak orang
kurang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai hal biasa seperti berjalan
dan bernafas. Dalam fungsi komunikatif, bahasa memiliki tiga unsur yang digunakan
untuk menyampaikan isi sebagai berikut.
a. Perasaan (unsur emosi)
b. Sikap (unsur emosi)
c. Pikiran (unsur penyimpulan)
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh ketiga unsur tersebut. Ilmu
komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk ilmu. John
W.Santrock menyatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi yang
didasarkan pada sistem simbolik, baik lisan, tulisan maupun bahasa isyarat. Bahasa
merupakan pernyataan pikiran atau emosi dan alat komunikasi manusia. Oleh sebab
itu, bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi berupa simbol yang digunakan untuk
berfikir atau melakukan penalaran induktif dan deduktif dalam kegiatan ilmiah
Fungsi bahasa, menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah
adalah sebagai berikut: (Pengertian & Berpikir, n.d.)
a. Fungsi Instrumental
Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi, seperti:
makan, minum, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatoris
Bahasa dapat digunakan untuk mengatur seseorang dan merubah tingkah
laku.
c. Fungsi Interaksional
Bahasa digunakan untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara
seseorang dan orang lain.
d. Fungsi Personal
Penggunaan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
e. Fungsi Heuristik
Penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
mempelajarinya.
f. Fungsi Imajinatif
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan
gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan
realita (dunia nyata)
g. Fungsi Representasional
Penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta
menyampaikannya pada orang.
III. Hubungan Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah Dengan Ilmu
Kedokteran Gigi
Seorang dokter gigi dalam sarana berpikir ilmiah nya pasti menggunakan
bahasa untuk menjelaskan pemikirannya kepada pasien. Bahasa digunakan baik
dalam komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Bahasa yang digunakan
juga harus dapat mudah dimenerti oleh pasien, jelas, dan diterima oleh pasien.
a) Komunikasi verbal
komunikasi verbal merupakan pertukaran informasi dengan menggunakan
kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan.

 Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik


kominikan (receiver), komunikator (sender) dan interaksi atmosfer
langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui
telepon atau telekonferensi. Komunikasi oral digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan cepat dan juga untuk memperjelas
pesan/informasi tertulis yang disampaikan oleh komunikator sehingga
informasi lebih akurat dan mudah diterima. Jenis komunikasi ini
tergantung pada irama, kecepatan, intonasi, penguasaan materi oleh
komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan.

 Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan dalam


bentuk tulisan, baik secara manual maupun elektronik, berfungsi untuk
memberikan informasi dalam jumlah yang besar sebagai bukti tertulis
atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan,
surat kabar, atau e-mail.

b) Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan
kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh, tetapi
berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-
macam komunikasi nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap
tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara
umum, suara dan sikap diam, atau symbol-simbol lain, misalnya model pakaian dan
cara menggunakan.(Sarfika et al., 2018)
Di kedokteran gigi salah satu bentuk komunikasi yang digunakan yaitu
komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara
dokter gigi dan pasien yang dilakukan secara sadar ketika dokter gigi dan pasien
saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah pasien serta memperbaiki pengalaman emosional
pasien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan pasien.
Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik, berikut ini tujuan dari komunikasi
terapeutik:(Sarfika et al., 2018)

a) Membantu mengatasi masalah pasien untuk mengurangi beban perasaan


dan pikiran.

b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.

c) Memperbaiki pengalaman emosional pasien.

d) Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.


Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah sangat digunakan pada saat dokter dan pasien
melakukan komunikasi terapeutik. Dalam berkomunikasi, bahasa digunakan sebagai
salah satu hal penting. Komunikasi ilmiah memiliki tujuan untuk memberi informasi
berupa pengetahuan yang bersifat reproduktif, dan mencegah mis-informasi dalam
komunikasi ilmiah, digunakan bahasa yang jelas.
Sebagai seorang dokter gigi, komunikasi ilmiah dilakukan kepada semua
pasien seperti : pasien anak anak, dewasa, lansia dan sesama tenaga kesehatan. Unsur
komunikasi harus ada pada saat seorang dokter menggunakan bahasa sebagai
komunikasi. Hasil dari suatu pengetahuan, dikomunikasikan dalam bentuk karya
ilmiah yang dibentuk sebagai suatu pernyataan, dengan tata bahasa yang baik.
Menghindari kecenderungan emosional dari bahasa. Gaya penulisan ilmiah,
penggunaan kata-kata dan tata bahasa yang baik harus dikuasai seorang ilmuwan agar
dapat berkomunikasi dengan ilmuwan lain dengan baik.(Agung et al., 2018)
Salah satu yang diperhatikan pada saat pasien datang kedokter gigi yaitu pada
saat dokter gigi menggali ananmnesis atau penyakit pasien, dokter gigi harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien, yang jelas dan ringkas. Selain
itu, dokter gigi harus paham dengan siapa iya berbicara. Dalam berkomunikasi antara
dokter dengan pasien, bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah bertujuan untuk : (Agung
et al., 2018)
a) Menyampaikan ide/informasi/berita
Saat kita melakukan komunikasi dengan orang lain tujuan komunikasi yaitu
sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide
kita kepada lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara
pikiran komunikator dan komunikan.
Contoh : pada saat dokter gigi memeriksa rongga mulut pasien, setelah
perawatan dokter gigi harus memebrikan informasi kondisi rongga mulut
pasien, menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur
tindakan, atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
b) Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain akan memengaruhi perilaku
orang lain. Seperti pada saat dokter memotivasi pasien dokter menunjukkan
wajah yang serius, sehingga dokter akan membuat lawan bicara antusias untuk
mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.

Contoh : Komunikasi dokter gigi kepada pasien saat memberikan motivasi


untuk memelihara kesehatan rongga mulut serta melakukan budaya hidup
sehat melalui cara menggosok gigi yang baik dan benar.

c) Mengubah perilaku orang lain

Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, artinya jika kita bicara dengan


seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan.

Contoh : Komunikasi yang dilakukan dokter gigi pada saat akan mengubah
keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan
kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung
kesehatannya.

d) Memberikan pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan tujuan untuk


memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya,
guru/dosen dengan murid/mahasiswa, dokter dengan pasiennya, dan lain-lain.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan)
mendapatkan dan memperoleh tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dan
menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
e) Memahami (ide) orang lain

Komunikasi antara dua orang atau lebih dapat menjadi efektif jika antara
komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.
Bahasa yang digunakan pada saat berkomunikasi dapat juga kita bedakan
menjadi dua, yaitu bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami biasanya spontan,
bersifat kebiasaan, Intuitif, Pernyataan secara langsung, Kata dan makna satu
kesatuan utuh atas dasar kebiasaan. Sedangkan, bahasa buatan berdasarkan pemikiran,
sekehendak hati, diskursif (logis,luas arti), pernyataan tak langsung, istilah dan
konsep satu kesatuan yang relatif. Biasanya bahasa buatan dikenal dengan bahasa
ilmiah, bahasa inilah yang digunakan dokter gigi saat berbicara dengan pasien.
Bahasa tidak hanya kata kata, melainkan dapat diliat dari bahasa non verbal
seseoarang.
Salah satu konsep World Health Organization (Organisasi Kesehatan
Duniaatau WHO) tentang kriteria seorang dokter yang baik adalah “Comunicator”,
yang berarti mampu mempromosikan gaya hidup sehat melalui penjelasan dan
advokasi efektif. Seorang dokter untuk menjadi seorang ”Comunicator” yang baik
diperlukan sikap profesionalisme seorang dokter, yaitu: (Junianti et al., 2018)
 Terbuka
Dokter merupakan seseorang yang profesional. Dokter merupakan sosok yang
terbuka pada pasiennya. Dengan kata lain, dokter mau memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan seorang pasien, baik diminta ataupun tidak. Dokter juga
mampu memberikan penjelasan dengan baik dan benar. Tidak ada satu keterangan
yang sengaja ditutup-tutupi sehingga pasien tahu pasti apa masalah yang dialaminya
 Bersedia mendengarkan pasien
Dokter juga hendaknya mau mendengarkan keluhan dan menanggapi
pertanyaan pasiennya sehingga komunikasi yang terjadi tidak berlangsung satu arah
atau sepihak saja. Dokter tidak hanya memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya
menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien.
 Punya waktu cukup
Agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan bisa mendengarkan
keluhan pasiennya, tentunya dokter butuh waktu yang cukup. Dokter selalu bersedia
menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi pasien, selain itu dokter
juga mendiskusikan bagaimana rencana perawatan yang akan dilakukan, serta dokter
membantuk pasien untuk mengambil keputusan meskipun keputusan adalah hak
pasieb. Tentunya dengan dokter memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang
untung dan rugi dari pengobatan yang akan dilakukan makan akan mengurangi angka
kejadian tidak puasnya pasien pada dokter. Namun pada hari ini, komunikasi atau
prosedur tersebut menjadi sangat langka dan amat sulit dalam praktek dokter dinegeri
ini. Hari ini, yang sering terjadi adalah low-trust society.
Komunikasi akan efektif jika pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator), pesan diterima dan dilanjutkan sebagai
perlakukan dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan. Model proses komunikasi
digambarkan sebagai berikut :(Sarfika et al., 2018)

Sumber (source) disebut juga pengirim pesan adalah orang yang


menyampaikan pemikiran atau informasi yang. Pengirim pesan bertanggungjawab
dalam menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi sesuatu yang berarti,
pesan yang disampaikan dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non verbal,
atau kombinasi dari ketiganya. Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel)
yang sesuai dengan kebutuhan.
Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan
menerjemahkan pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang
dimilikinya. Dengan demikian, dapat terjadi hambatan pada saat kita mengirim
pesan karena terjadi kesenjangan antara yang disampaikan oleh pengirim pesan
dengan yang dimengerti oleh penerima pesan. Hal ini disebabkan kemungkinan
hadirnya penghambat (noise). Penghambat dalam pengertian ini bisa diakibatkan
oleh perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya,
masalah bahasa, dan lainnya.
Pada saat dokter menyampaikan pesan, dokter perlu memastikan apakah
pesan telah diterima dengan baik. Dokter perlu bertanya pakah pasien sudah paham
dan mengerti dengan ucapan atau instruksi yang disampaikan oleh dokter gigi
kepada pasien. Sementara pasien sebagai penerima pesan, pasien perlu
berkonsentrasi agar pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik
(feedback) kepada dokter. Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk
memastikan tidak terjadi salah interpretasi. Umpan balik dilakukan pada akir
komunikasi sebelum pasien pulang. Dalam hubungan dokter gigi-pasien, baik dokter
maupun pasien dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima
pesan secara bergantian. Pasien sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang
dirasakan atau menjawab pertanyaan dokter gigi sesuai pengetahuannya. Sementara
dokter gigi sebagai pengirim pesan, berperan pada saat menyampaikan penjelasan
penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi,
serta dampak dari dilakukan atau tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam
penyampaian ini, dokter gigi bertanggung jawab untuk memastikan pasien
memahami apa yang disampaikan. Sebagai penerima pesan, dokter gigi perlu
berkonsentrasi dan memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa
yang dimaksud oleh pasien, dokter gigi sesekali perlu membuat pertanyaan atau
pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada
antara dokter dan pasien, dokter gigi perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien
dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter gigi perlu secara proaktif memastikan
apakah pasien benar-benar memahami pesan yang telah disampaikannya. Oleh
karena ini, bahasa ilmiah digunakan pada saat kita berkomunikasi dengan pasien.
IV. PENUTUP
Berpikir ilmiah merupakan salah satu hal yang penting dikehidupan manusia.
Berpikir merupakan salah satu cara manusia untuk menyelesaikan masalah. Oleh
karena itu, sebagai seorang manusia kita menggunakan beberapa hal sebagai sarana
berpikir ilmiah. Salah satu yang digunakan yaitu bahasa. Bahasa terdiri dari bahasa
alami dan bahasa ilmiah. Bahasa menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama
manusia. Sebagai dokter gigi, kita dapat memberitahukan sesuatu ilmu yang kita
miliki kepada orang lain / pasien dengan menggunakan bahasa. Dalam proses
berbagi tersebut manusia mengalami penambahan pengetahuan, menjadi mengetahui
sesuatu yang semula belum diketahui. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
digunakan dalam komunikasi ilmiah proses komunikasi harus terbebas dari unsur
emotif agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara reproduktif, artinya sama
dengan pesan yang dikirimkan. Oleh karena itu, sebagai dokter gigi harus
memahami bahasa ilmiah yang digunakan agar dapat diterima dan disampaikan
kepada pasien. Karena, tanpa kemampuan berbahasa, seseorang tidak akan dapat
melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. A. A., Maba, I. wayan, & Legawa, I. M. (2018). Filsafat Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran Gigi. 1–23.

Junianti, E., Erawan, E., & Dwivayani, K. D. (2018). Komunikasi interpersonal


antara perawat dan pasien lansia di RSUD AJI MUHAMMAD Parikesit
Tenggarong. 6(4), 413–427.

Mahmudi, I. (2016). Bahasa sebagai Sarana Berpikir Ilmiah: Analisis Pembelajaran


Bahasa Kontekstual. Universitas Negeri Jakarta, 4(1), 15–33.

Pengertian, A., & Berpikir, M. (n.d.). BAB_I_berpikir_perubahan. 1–14.

Sarfika, R., Maisa, E. A., & Windy Freska. (2018). Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan. In Andalas University Press.

Anda mungkin juga menyukai