Oleh:
OVY PRIMA DAMARA
21/475724/PKG/1462
b) Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan
kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh, tetapi
berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-
macam komunikasi nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap
tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara
umum, suara dan sikap diam, atau symbol-simbol lain, misalnya model pakaian dan
cara menggunakan.(Sarfika et al., 2018)
Di kedokteran gigi salah satu bentuk komunikasi yang digunakan yaitu
komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara
dokter gigi dan pasien yang dilakukan secara sadar ketika dokter gigi dan pasien
saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah pasien serta memperbaiki pengalaman emosional
pasien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan pasien.
Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik, berikut ini tujuan dari komunikasi
terapeutik:(Sarfika et al., 2018)
Contoh : Komunikasi yang dilakukan dokter gigi pada saat akan mengubah
keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan
kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung
kesehatannya.
d) Memberikan pendidikan
Komunikasi antara dua orang atau lebih dapat menjadi efektif jika antara
komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.
Bahasa yang digunakan pada saat berkomunikasi dapat juga kita bedakan
menjadi dua, yaitu bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami biasanya spontan,
bersifat kebiasaan, Intuitif, Pernyataan secara langsung, Kata dan makna satu
kesatuan utuh atas dasar kebiasaan. Sedangkan, bahasa buatan berdasarkan pemikiran,
sekehendak hati, diskursif (logis,luas arti), pernyataan tak langsung, istilah dan
konsep satu kesatuan yang relatif. Biasanya bahasa buatan dikenal dengan bahasa
ilmiah, bahasa inilah yang digunakan dokter gigi saat berbicara dengan pasien.
Bahasa tidak hanya kata kata, melainkan dapat diliat dari bahasa non verbal
seseoarang.
Salah satu konsep World Health Organization (Organisasi Kesehatan
Duniaatau WHO) tentang kriteria seorang dokter yang baik adalah “Comunicator”,
yang berarti mampu mempromosikan gaya hidup sehat melalui penjelasan dan
advokasi efektif. Seorang dokter untuk menjadi seorang ”Comunicator” yang baik
diperlukan sikap profesionalisme seorang dokter, yaitu: (Junianti et al., 2018)
Terbuka
Dokter merupakan seseorang yang profesional. Dokter merupakan sosok yang
terbuka pada pasiennya. Dengan kata lain, dokter mau memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan seorang pasien, baik diminta ataupun tidak. Dokter juga
mampu memberikan penjelasan dengan baik dan benar. Tidak ada satu keterangan
yang sengaja ditutup-tutupi sehingga pasien tahu pasti apa masalah yang dialaminya
Bersedia mendengarkan pasien
Dokter juga hendaknya mau mendengarkan keluhan dan menanggapi
pertanyaan pasiennya sehingga komunikasi yang terjadi tidak berlangsung satu arah
atau sepihak saja. Dokter tidak hanya memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya
menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien.
Punya waktu cukup
Agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan bisa mendengarkan
keluhan pasiennya, tentunya dokter butuh waktu yang cukup. Dokter selalu bersedia
menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi pasien, selain itu dokter
juga mendiskusikan bagaimana rencana perawatan yang akan dilakukan, serta dokter
membantuk pasien untuk mengambil keputusan meskipun keputusan adalah hak
pasieb. Tentunya dengan dokter memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang
untung dan rugi dari pengobatan yang akan dilakukan makan akan mengurangi angka
kejadian tidak puasnya pasien pada dokter. Namun pada hari ini, komunikasi atau
prosedur tersebut menjadi sangat langka dan amat sulit dalam praktek dokter dinegeri
ini. Hari ini, yang sering terjadi adalah low-trust society.
Komunikasi akan efektif jika pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator), pesan diterima dan dilanjutkan sebagai
perlakukan dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan. Model proses komunikasi
digambarkan sebagai berikut :(Sarfika et al., 2018)
Agung, I. G. A. A., Maba, I. wayan, & Legawa, I. M. (2018). Filsafat Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran Gigi. 1–23.
Sarfika, R., Maisa, E. A., & Windy Freska. (2018). Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan. In Andalas University Press.