Anda di halaman 1dari 51

HAKIKAT BAHASA

(Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia)

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA-KU106

TIM DOSEN BAHASA INDONESIA


DPU FPIPS UPI
Indikator

Memaha
Memaha Memaha
Memaha mi
mi Sejarah mi fungsi
mi hakikat keduduka
bahasa bahasa
bahasa n bahasa
Indonesia Indonesia
Indonesia
Apa Itu Bahasa?
Merupakan
alat
komunikasi
Merupakan
Bersifat
sebuah
kesemestaan
sistem

Bersifat Bersifat
arbitrer Bahasa Kemanusiaan

Berkaitan
Bersifat dengan
vokal masyarakat
dan budaya
Memiliki
makna
konvensional
Contoh
• Penamaan ikan mujaer
Bahasa dikarenakan penemunya adalah
bersifat Pak Mujaer.
• Penamaan hewan cikcak karena
Arbitrer berasal dari bunyi suaranya.

Bahasa • Sejumlah istilah tidak jadi dipakai,


bersifat karena pemakai bahasa Indonesia
konvensiona tidak mnyepakatinya. Seperti kata
tetikus untuk mengganti mouse.
l
Bahasa apa yang Anda kuasai?

Seberapa dekatnya Anda dengan


bahasa Indonesia?

Sejumlah negara memiliki bahasa


yang berbeda untuk menyatakan
makna yang sama.
Kapan bahasa Indonesia
diresmikan?
• Masih ingatkah dengan pernyataan ini?
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia
Sejarah bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa
melayu tersebut digunakan sebagai bahasa perantara
(lingua franca)

Bahasa melayu digunakan sebagai bahasa kebudayaan,


bahasa perdagangan, dan bahasa resmi kerajaan di
nusantara.

Bahasa Indonesia diresmikan pada peristiwa Sumpah


Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
• (Pada peristiwa ini peresmian nama bahasa Indonesia bermakna
politis karena nama bahasa Indonesia digunakan sebagai alat
perjuangan )
Bukti Sejarah adanya bahasa
Melayu di Indonesia
Prasasti Kedukan Bukit, berangka 683 M (Palembang)

Prasasti Talang Tuwo, berangka 684 M (Palembang)

Prasasti Kota Kapur, berangka 688 M (Jambi)

Prasasti tertua berbahasa Melayu dengan huruf Pallawa pada abad ke-7
masa kerajaan Sriwijaya

Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha
di Sriwijaya, antara lain menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang
bernama Koen-luen yang berdampingan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-
luen adalah bahasa perhubungan (Lingua Franca) di kepulauan Nusantara,
yaitu Melayu.
Kenapa Bahasa Melayu?

Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara


antaretnis di Indonesia (lingua Franca).

Bahasa Melayu memiliki penyebaran yang luas dan


melewati batas-batas penyebaran bahasa lain.

Faktor-faktor yang Bahasa Melayu masih memiliki kekerabatan dengan


bahasa lain di nusantara (bukan sebagai bahasa
mendorong asing)
bahasa Melayu
Bahasa Melayu mudah dipelajari (sistem yang
menjadi sederhana dan tidak mengenal tingkatan bahasa)
bahasa Indonesia
Faktor psikologis penutur bahasa Sunda dan bahasa
Jawa yang rela ketika bahasa Melayu dijadikan
sebagai bahasa kebangsaan.
Sumber Bahasa Indonesia

🞂 BI = BM-ML+S
BI = Bahasa Indonesia
BM = Bahasa Melayu
ML = Melayu lama
S = Serapan
Kedudukan bahasa Indonesia
Bab XV, pasal 36
🡪 “Bahasa negara
Sumber
adalah bahasa
Indonesia”

BI sebagai Bahasa
Sumpah Pemuda
Nasional

2. BI sebagai UUD 1945


Bahasa Negara
Fungsi bahasa Indonesia Berdasarkan Kedudukan

SEBAGAI BAHASA SEBAGAI BAHASA


NASIONAL NEGARA

lambang kebanggaan
Bahasa resmi kenegaraan
nasional

Bahasa pengantar resmi di


lambang identitas nasional lembaga-lembaga
pendidikan
Bahasa resmi di dalam
Alat pemersatu (perbedaan latar perhubungan tingkat nasional untuk
belakang sosial dan budaya) kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta
pemerintahan
Sarana perhubungan
antarbudaya dan antardaerah Bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Berilah sebuah contoh penerapan penggunaan bahasa Indonesia


berdasarkan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara!
2. Bagaimanakah tanggapan Anda terkait dengan penggunaan
bahasa indonesia dewasa ini!
3. Menurut Anda, apakah penetapan bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu sudah tepat? Sampaikan alasannya!

Catatan:
Tugas dikumpulkan minggu depan di kertas selembar.
Daftar Pustaka
⚫Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran.
(2012). Bahasa
Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri
⚫Aziz, Firman, dkk. (2016). Cermat Berbahasa
Indonesia: Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
CV Maulana Media Grafika.
⚫Kosasih, Engkos. dan Hermawan, Wawan. (2012).
Bahasa Indonesia: Berbasis kepenulisan Karya
Ilmiah dan Jurnal. Bandung: CV Thursina.
⚫Nasucha, H. Yakub. (2009). Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.
Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu yang ditetapkan pada tahun 1901. Pada tahun
inilah Ch. A. van Ophuijsen membuat ejaan resmi bahasa
Melayu yang dimuat dalam Kitab Logat Melajoe.
Ejaan van Ophuijsen: boekoe, ma’lum, tjukup, tida’, dsb.

2. Sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi


nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat) didirikan pemerintah pada tahun 1908. Badan
penerbit ini berubah menjadi Balai Pustaka pada tahun
1917. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel seperti
Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun
bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, dll.
Perkembangan Bahasa Indonesia
3. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari beberapa
daerah, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dll., berkumpul.
Peristiwa ini dikenal dengan Sumpah Pemuda. Salah satu
butir dalam Sumpah Pemuda sangat penting dalam
perkembangan bahasa Indonesia. Pada saat inilah bahasa
Indonesia dianggap sebagai bahasa persatuan.

4. Sebuah angkatan sastrawan muda yang dipelopori oleh


Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, Armijn Pane, dll.,
berusaha melawan kebijakan yang dibuat oleh badan
penerbit yang sudah ada, yaitu Balai Pustaka. Kelompok
sastrawan ini dikenal dengan nama Pujangga Baru. Nama
Pujangga Baru berasal dari nama sebuah majalah yang
terbit pada tahun 1933.
Perkembangan Bahasa Indonesia
5. Kongres Bahasa Indonesia I dilakukan di Solo pada
25-27 Juni 1938. Hasil kongres ini secara umum
menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia dilakukan secara
sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia
saat itu.

6. Kemerdekaan Indonesia juga menetapkan bahasa


Indonesia sebagai bahasa negara. Hal ini
sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang
Dasar RI 1945 Pasal 36. Undang-Undang Dasar 1945
ini ditandatangani sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 .
Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Ejaan bahasa Melayu buatan van Ophuijsen pada
tahun 1901 sudah tidak dipakai dalam kaidah bahasa
Indonesia. Hal ini disebabkan pada tanggal 19 Maret
1947 telah diresmikan penggunaan Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van
Ophuijsen. Jadi, ejaan van Ophuijsen sudah berlaku
selama 46 tahun sebelum diganti Ejaan Republik.
Ejaan Republik: buku, maklum, cukup, tidak, dsb.

7. Pada tahun 1953 Kamus Bahasa Indonesia yang


pertama diterbitkan. Kamus ini dibuat oleh
Poerwadarminto. Dalam kamus itu tercatat jumlah
lema (kata) dalam bahasa Indonesia mencapai 23.000.
Perkembangan Bahasa Indonesia
9 Kongres Bahasa Indonesia II dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan. Hasil kongres
mengamanatkan untuk terus-menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa
kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

10 Melalui pidato kenegaraan H. M. Soeharto selaku Presiden


Republik Indonesia di hadapan sidang DPR pada tanggal
16 Agustus 1972, Ejaan Republik yang dikenal juga sebagai
Ejaan Soewandi diganti dengan Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, peresmian Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) dikuatkan pula dengan
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Perkembangan Bahasa Indonesia
11. Pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1972,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12. Pada tahun 1976 Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa


Indonesia dan terdapat 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu
23 tahun hanya terdapat 1.000 penambahan kata baru.

13. Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada


tanggal 28 Oktober s.d. 3 November 1978. Kongres ini
bersamaan dengan 50 tahun Sumpah Pemuda. Selain
memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
bahasa Indonesia, hasil kongres ini juga memantapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Perkembangan Bahasa Indonesia
14. Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan dalam
rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55.
Kongres Bahasa Indonesia IV dilaksanakan di Jakarta pada
21—26 November 1983. Hasil kongres menyebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus
lebih ditingkatkan. Semua warga negara Indonesia agar
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

15. Kongres Bahasa Indonesia V dihadiri oleh kira-kira tujuh


ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan
peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei
Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan
Australia. Kongres ini dilakukan di Jakarta pada 28
Oktober s.d. 3 November 1988. Kongres ini juga
mempersembahkan karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa berupa Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Perkembangan Bahasa Indonesia
16. Kongres Bahasa Indonesia VI dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1993. Kongres ini pun tetap
dilaksanakan di ibu kota, Jakarta dan belum pernah
dilaksanakan di daerah-daerah yang lain. Hasil kongres
mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa statusnya ditingkatkan menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia. Selain itu, juga mengusulkan agar Undang-
Undang Bahasa Indonesia disusun.

17. Kongres Bahasa Indonesia VII dilaksanakan 26-30


Oktober 1998 masih di Jakarta. Hasil kongres
mengusulkan agar dibentuk Badan Pertimbangan Bahasa.
Badan ini memiliki anggota dari tokoh masyarakat dan
pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan
sastra.
Perkembangan Bahasa Indonesia
18. Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan 14—17
Oktober 2003 di Jakarta. Banyaknya negara yang
membuka studi mengenai Indonesia mendorong panitia
mengagendakan pembuatan bahan ajar pelajaran Bahasa
Indonesia untuk para penutur asing. Hal ini dibuktikan
dengan adanya 35 negara yang telah memiliki pusat studi
tentang Indonesia di perguruan tinggi. Agar para penutur
asing itu bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
dibutuhkan pedoman buku ajar.

Selian itu, akan dikembangkan Uji Kemahiran Berbahasa


Indonesia (UKBI). UKBI tidak hanya ditujukan bagi para
warga asing yang akan bekerja di Indonesia, tetapi juga
warga Indonesia sendiri.
Perkembangan Bahasa Indonesia
19. Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan pada 28—
31 Okober 2008 di Jakarta.
 Hasil kongres ini menyatakan bahwa bentuk-
bentuk pemakaian bahasa Indonesia yang diajarkan
di sekolah adalah bentuk-bentuk pemakaian bahasa
dari variasi bahasa baku.
 Bentukan bahasa dari berbagai variasi, misalnya
berdasarkan dialek geografi, dialek sosial, register
(digunakan oleh profesi tertentu, misalnya dokter,
pengacara, dsb.) dapat diperoleh siswa dalam
berbagai pemakaian bahasa di masyarakat.
USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA

 Ejaan-ejaan ini bahasa Indonesia mengalami beberapa usaha


untuk penyempurnaan. Perkembangan ejaan ini diawali dari cikal
bakal ejaan bahasa Indonesia yang berasal dari Kitab Logat
Melayu, yaitu ejaan van Ophuijsen hingga Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).

1. Ejaan van Ophuijsen


 Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
van Ophuijsen merupakan tokoh yang telah merancang ejaan ini.
van Ophuijsen tidak sendirian, ia dibantu oleh Engku Nawawi
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Usaha ini
tidaklah sia-sia karena ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901. Ciri-
ciri dari ejaan ini, yaitu
 huruf j, misalnya jang, pajah, sajang, dsb.
 huruf oe, misalkan goeroe, itoe, oemoer, dsb.
 tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, misalkan
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dinamai’, dsb.
USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA

2. Ejaan Soewandi
 Ejaan Republik (Soewandi) dipilih pemerintah Indonesia di
masa-masa awal kemerdekaan untuk menggantikan ejaan
van Ophuijsen. Ejaan Soewandi resmi menggantikan ejaan
van Ophuijsen pada tanggal 19 Maret 1947. Sistem ejaan
Suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk bahasa
Indonesia yang merupakaan bentuk penyederhanaan (satu
fonem satu huruf ) Ejaan van Ophuijsen. Ciri-ciri ejaan ini,
yaitu
 huruf oe diganti dengan u, misalkan guru, itu, umur, dsb.
 bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k,
misalkan tak, pak, rakjat, dsb.
 kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, misalkan kanak2,
ber-jalan2, ke-barat2-an
 awalan di- dan kata depan di ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca
USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA

3. Ejaan Melindo
 Melindo merupakan kepanjangan dari Melayu-Indonesia. Ejaan
Melindo ini dikenal pada akhir tahun 1959. Peresmian ejaan ini batal
karena faktor perkembangan politik pada tahun-tahun berikutnya.
Ejaan dengan nama Melayu-Indonesia ini tentu tidak hanya berkaitan
dengan Republik Indonesia, melainkan juga dengan negeri tetangga
kawasan Melayu, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.

4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan yang paling lama
penggunaannya. Lebih dari 40 tahun ejaan ini dipertahankan. Ejaan
ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh
Presiden Republik Indonesia saat itu, yaitu almarhum Presiden
Soeharto. Peresmian ini dikuatkan dengan Putusan Presiden No. 57
Tahun 1972
5. EYD berdasarkan Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009.
6. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) Permendikbud N0. 50 Tahun 2015
Bahasa Indonesia Dewasa Ini

Bahasa Indonesia
Perkembangan
Dewasa ini
Perkembangan
Bahasa Indonesia dewasa ini makin diminati oleh masyarakat
internasional. Bukti perkembangan bahasa Indonesia di
masyarakat internasional sebagai berikut.
1. Termasuk ke dalam 10 besar bahasa yang paling banyak
penuturnya.
2. Pusat-pusat kajian bahasa Indonesia tersebar di seluruh
dunia.
3. Digunakan sebagai bahasa resmi di beberapa negara Asia
Tenggara.
4. Banyak diminati oleh masyarakat internasional.
5. Merupakan mata pelajaran pilihan di berbagai negara
eropa
Landasan hukum Penggunaan, Pengembangan,
Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009


tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan

Pasal 41 – 43 aturan mengenai


Pasal 25 – 40 aturan mengenai Pengembangan, Pembinaan, dan
penggunaan Bahasa Indonesia Pelindungan Bahasa Indonesia
Bentuk
Perkembangan dan pengembangan bahasa Indonesia
diatur oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
bahasa.
Rujukan
Kosasih, E. 2012. Bahasa Indonesia: Berbasis kepenulisan
Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: CV Thursina.
Mustakim. 1990. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia
Untuk Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nasucha, Yakub .2009. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media
Perkasa.
Ragam Bahasa
Indonesia

Nurhasanah, S.S. M.Hum


Ragam Bahasa
 Variasibahasa Indonesia yang
digunakan berdasarkan situasi,
kondisi, tempat, waktu, dan
partisipan komunikasi.
Ragam Bahasa
 Berdasarkan penyebarannya
 Berdasarkan media
 Berdasarkan pesan komunikasi
 Berdasarkan Etika
Ragam Bahasa Berdasarkan Luas
Penyebarannya

 Bahasa Ibu atau Bahasa


Daerah
 Bahasa Negara atau Bahasa
Nasional
 Bahasa Internasional
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
 Lisan contoh: berpidato, bertelepon,
berbincang, dll.
 Ragam bahasa yang ditandai
dengan penggunaan lafal atau intonasi,
kosakata khusus.
 Terdiri atas ragam lisan baku dan
nonbaku (bahasa pergaulan)
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
 Tulisan  contoh: menulis surat, laporan,
karya ilmiah, sms, dll.
 ditandai dengan kecermatan
menggunakan ejaan, tanda baca, kosakata,
penggunaan tata bahasa, penyusunan
kalimat, paragraf dan wacana.
 Terdiri atas ragam tulisan baku
dan ragam tulisan nonbaku.
Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan
Komunikasi
Ragam Bahasa Ilmiah
 Ciri ragam bahasa ilmiah
- struktur jelas dan bermakna lugas
- struktur bersifat normal
- singkat, berisi analisis dan pembuktian
- ejaan baku
- penggunaan istilah teknis
Ragam Bahasa berdasarkan Pesan
Komunikasi
 Ragam Sastra
 mengutamakan unsur-unsur keindahan
seni, penulisn cenderung menekankan gaya
pengungkapan simbolik dengan
memadukan unsur ekstrinsik dan
instrinsik
 contohnya, novel, cerpen, roman, cerita
pendek, iklan, dan lain-lain
Ragam bahasa Berdasarkan Pesan
Komunikasi
 Ragam jurnalistik
 Ragam bahasa yang lazim digunakan dalam
pemberitaan.

 ragam jurnalistik harus memperhatikan hal


berikut:
1. tidak menambah dan mengurangi fakta
2. tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat
pribadi
3. tidak memihak kepada siapa pun
4. tidak menggunakan perasaan suka dan tidak
suka
Berdasarkan Etika

Ragam Formal
Nonformal
Syarat Ragam Baku

a. Kemantapan dinamis
b. Cendekia
c. Seragam
Kemantapan Dinamis
 Kemantapan berarti, bahasa baku seuai dengan
pola dan sistem bahasa yang baku
 Misalnya:
imbuhan pe- + tulis  penulis, bukan petulis
imbuhan me- + suruh  menyuruh, bukan
mesuruh
imbuhan me- + cuci  mencuci, bukan menyuci
Cendekia
 Ragam baku cendekia adalah ragam baku
yang dipakai di tempat resmi.
 Biasanya diperoleh dari jalur formal
 Cendekia itu, bahasa yang digunakan
dalam komunikasi harus logis dan masuk
akal.
Seragam
 Pembakuan bahasa adalah proses
penyeragaman bahasa.
 Keseragaman didasarkan
kesepakatan.
 Bahasa baku tidak lepas dari
kesepakatan untuk keseragaman.
Bahasa yang baik dan benar???
 Benar  Bahasa yang struktur
kalimatnya teratur, kosakata
dan ejaannya tepat.
 Baik  Bahasa yang maknanya
logis dan dapat dipahami
dengan baik dan masuk akal,
juga tepat penggunaannya.
Tugas Pengayaan
 Tugas Individual
 Buatlah Surat Pribadi, sesuai dengan undian yang
Anda dapatkan.
1. Surat kepada diri Anda sendiri
2. Surat kepada Presiden RI sekarang
3. Surat kepada orang tua Anda (Ibu/Bapak)
4. Surat kepada Rektor UNY
5. Surat kepada Tuhan
6. Surat kepada salah satu menteri negara
7. Surat kepada pacar (teman dekat)
8. Surat kepada salah satu dosen Anda sekarang
9. Surat kepada Dekan Terpilih FISIP
10. Surat kepada teman (lama, pena, chatting)
11. Surat kepada musuh Anda
12. Surat pada ‘mantan’ pacar Anda
Kalau ini, apa kabar???
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai