Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODE PEMBELAARAN MENULIS

DOSEN MATA KULIAH

Dr. Gusti Alit Saputra. M.Hum

Disusun Oleh :

1. Rizaldy_A40120266

2. Nur’ain_A40120283

3. Sarah azizah_A40120269

4. Nabilah muthiah sabirah_A40120301

5. Putri julianti _A40120303

6. Fadilah salsabila_A40120284

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas anugrah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ METODE PEMBELAJARAN MENULIS”. adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi
penulis. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik , namun penulis
pun menyadari bahwa kami memiliki adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan
semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih
juga dalam pengetahuan kita bersama.

Palu,18 November 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..

BAB 1 Pendahuluan ……………………………………………………………………………..

A. Latar belakang ………………………………………………………………………………..

B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………………

C. Tujuan …………………………………………………………………………………………

BAB 2 Pembahasan……………………………………………………………………………….

A. Pengertian menulis……………………………………………………………………………..

B. Metode langsung………………………………………………………………………………..

C. Metode komunikatif…………………………………………………………………………….

D. Metode integratif………………………………………………………………………………..

E. Metode tematik…………………………………………………………………………………

F. Metode konstruktifistik…………………………………………………………………………

G. Metode kontekstual…………………………………………………………………………….

BAB 3 Penutup……………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………………………………

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi.  Berbahasa terjadi karena adanya interaksi sosial seseorang
terhadap orang lain.  Namun, tidak setiap orang dapat berinteraksi secara spontanitas.  Terkadang
seseorang melakukan kesalahan dalam berbahasa.  Kesalahan dalam berbahasa ini terbagi
menjadi dua, yakni kesalahan dalam ucapan atau tulisan.

Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah, siswa dibekali untuk dapat


berkomunikasi dengan baik, terutama dalam hal menulis.  Namun, kenyataannya selama ini para
siswa merasa kesulitan dalam membuat suatu tulisan sehingga malas dalam mengikuti
pembelajaran menulis.  Peran guru sebagai fasilitator dan motivator perlu dikedepankan untuk
memecahkan masalah tersebut.  Guru harus mencari suatu metode yang memudahkan siswa
dalam membuat suatu tulisan.  Oleh karena itu, berbagai metode perlu diterapkan, seperti metode
langsung, metode komunikatif, metode konstruktivistik, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian menulis ?
2. Apa itu Metode langsung ?
3. Apa itu Metode komunikatif ?
4. Apa itu Metode integratif ?
5. Apa itu Metode tematik ?
6. Apa itu Metode konstruktifistik ?
7. Apa itu Metode kontekstual ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian menulis


2. Untuk mengetahui apa itu metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode
tematik, metode kontruktifistik, dan metode kontekstual.

BAB II

PEMBAHASAN

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa


Keterampilan berbahasa bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penjelasan
semata, atau kegiatan menghafal melainkan hanya dapat diraih dengan melakukan kegiatan
berbahasa .  Dalam pembelajaran itu, ada empat aspek keterampilan yang harus dikuasai, ada
keterampilan menyimak/mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.  Semua aspek
keterampilan tersebut memiliki ranah sendiri-sendiri.  Namun, keempat keterampilan tersebut
selalu berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Dalam pembelajarannya pun tidak terlepas
dari sebuah pendekatan, metode, dan teknik.  Kita sering dikacaukan dengan ketiga istilah
tersebut (pendekatan, metode, dan teknik).  Ketiga istilah ini pada dasarnya mempunyai
pengertian yang berbeda yang berada dalam kerangka yang hierarkis.  Pendekatan sebagai suatu
kerangka umum yang akan  dijabarkan ke dalam metode kemudian secara operasional akan
diwujudkan ke dalam teknik pembelajaran.

Pendekatan mengacu pada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai
sumber atau prinsip pengajaran bahasa.  Pendekatan bersifat aksiomatis, dalam arti kebenaran
teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Metode dalam
pengajaran bahasa diartikan sebagai perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran secara teratur.  Metode bersifat prosedural, dalam arti penerapan satu metode
hendaknya dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan bertahap dimulai dari
penyusunan perencanaan pengajaran,penyajian pengajaran, dan penilaian hasil belajar, serta
proses belajar mengajar. Teknik dalam pengajaran bahasa mengacu pada pengertian
implementasi perencanaan pembelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran berupa berbagai
macam cara dan kiat untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

A. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu
media dengan menggunakan aksara.  (Ahmad dan Alek. 2009: 66). Pada awal sejarahnya,
menulis dilakukan dengan menggunakan gambar.  Sejarah mengenai tulisan dapat ditelusuri ke
tahun 3001 SM pada bangsa Sumeria yang hidup di Mesopotamia purba di antara sungai Tigris
dan Euphrates.  Pada saat itu orang belum memakai tanda atau huruf seperti yang dipakai
sekarang.  Mereka memakai apa yang dinamakan cuneiform,  yakni gambar-gambar yang
melambangkan benda atau konsep.  Piktograf (Pictograph) ini digoreskan pada tanah liat dan
kalau dirasakan perlu kalau disimpan, tanah liat ini lalu dibakar sehingga goresan-goresan tadi
menjadi permanen. (Green dalam Dardjowidjojo, 2005: 292).

Senada dengan pendapat Ahmad, Tarigan mengemukakan (2008: 21) bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan  suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, maka pengertian menulis adalah suatu aktivitas menciptakan suatu catatan informasi
dalam bentuk lambang grafik atau aksara.
Dalam pembelajaran menulis, dipergunakan beberapa metode, yaitu:

B. Metode langsung

Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan
dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang
penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan,
dan fase pelatihan lanjutan.  Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda
suatu sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut,
siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

C. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. 
Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke
dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif
dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka
lakukan dalam sebuah aktivitas.  Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun
kelompok.

D. Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif terbagi menjadi dua
bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam
satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan
membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. 
Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.

E. Metode Tematik

Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema
yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan
perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis
ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.

F. Metode Konstruktivistik

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.  Artinya, meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas
informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik
dimulai dari masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa
menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.
G. Metode Kontekstual

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran


menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar
menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.  Metode ini
dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi.  Siswa dapat belajar dalam
situasi dunia  nyata, tidak dalam dunia awang-awang.
(http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-menulis/

Budinuryanta dkk. Mengemukakan bahwa selain dari metode-metode tersebut di atas, pada
dekade akhir ini, ramai dibicarakan metode-metode mutakhir dalam pembelajaran bahasa, salah
satunya adalah pembelajaran menulis, antara lain:

        a.    Community Language Learning (CLL)

Metode humanistik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dengan ciri bahwa fisik
dan psikis siswa menjadi perhatian utama metode ini.  Guru dan siswa bertindak sebagai
konselor dan klien sebagaimana dalam teori ilmu jiwa pendidikan.  Ada enam konsep yang dapat
menumbuhkan semangat belajar, yaitu: security, attention, agression, retention,
reflection, dan discriminition.

        b.    Metode Suggestopedy

Metode ini lebih mengarahkan pada pemberian sugesti kepada para siswa bahwa semua siswa
dapat membuat suatu tulisan.  Dalam penciptaan sugesti ini, harus diciptakan suasana yang
menjadikan siswa merasa tenang, santai, menikmati suasana sehingga mental mereka benar-
benar siap menerima materi pelajaran (menulis) tanpa paksaan.

        c.    Metode Total Physical Response

Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan kepada siswa terutama dalam
membekali dirinya dengan keterampilan komprehensif  hingga mereka betul-betul merasa siap
untuk menulis meski diakui bahwa para siswa tetap kesulitan untuk mengungkapkan pikirannya
ke dalam bentuk tulisan.  Untuk membantu pembekalan ini, guru disarankan memanfaatkan
gerakan tubuh karena sebenarnya otak dan sistem saraf manusia untuk menguasai bahasa itu
sudah ada.

        d.    Metode The Silent Way

Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan
kemampuan masing-masing siswa. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan antara lain dengan
membiasakan siswa berlatih menulis buku harian, puisi, jadwal/agenda kegiatan, dan sebagainya.
Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak dibenarkan berbicara kecuali pada saat
memberikan bahan/materi baru.  Jadi, penanganan kelas dilakukan dengan gerkan tangan,
senyum, gelengan kepala, dan sebagainya.  Cara yang mudah dilakukan adalah dengan mengajak
siswa menonton televisi atau drama.  Setelah itu, mereka disuruh menuliskan isi cerita dari
tontonan yang baru mereka lihat. (2008: 12.11-12.12)

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah.
Pada saat pembelajaran tersebut, terdapat kendala yang dihadapi siswa.  Salah satunya adalah
bahwa siswa sangat kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, ide, pengalaman, atau perasaannya
ke dalam bentuk tulisan.  Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, guru dapat menggunakan
metode-metode yang menjadi metode alternatif dalam pembelajaran menulis, seperti: metode
langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode konstruktivistik, atau
metode kontekstual.  Selain itu, dapat dipergunakan pula metode yang mutakhir,
seperti: community language learning, metode suggestopedy, metode physical response, atau
metode the silent way. Diharapkan dengan penggunaan metode tersebut dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis.

B. Saran

Penulis tentunya masi menyadari bahwa makalah diatas masi terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Dan kita juga bisa lebih
memahami tentang apa-apa saja metode dalam menulis.

DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono.  2005. Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia).  Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

H.P, Ahmad  dan Alek.  2009.  Buku Ajar Bahasa Indonesia.  Jakarta: FTIK Press (Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tarigan, Henry Guntur.  2008.  Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung:


Angkasa.

Y, Budinuryanta dkk.  2008.  Pengajaran Keterampilan Berbahasa.  Jakarta: Universitas


Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-menulis

Anda mungkin juga menyukai