DISUSUN OLEH
NAMA : AGUS HARYANDI
NIM : 22.11.19.07.001
JURUSAN : DAKWAH
Penyusun
Agus haryandi
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kesulitan hanya sebagian kecil mahasiswa saja. Adapun Jenis penelitian
ini yaitu penelitian deskriptif-kualitatif. Dengan hasil akhir penelitian
adalah; mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Arab pada sekolah
berbasis agama sebelumnya tidak akan mendapatkan banyak kesulitan
dalam mengikuti perkuliahan mata kuliah bahasa Arab di STAI Al-
Haudl Ketapang. Sementara mahasiswa yang belum pernah
mempelajari bahasa Arab di bangku sekolah menemui kesulitan dalam
mempelajari bahasa Arab.
Oleh karena itu penulis mengangkat judul ini agar pembaca dapat
mengetahui ragam pemahaman, ragam pemahaman mahasiswa pada
pelajaran Bahasa arab, dan mengetahui cara agar berhasil dalam belajar
Bahasa arab.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Arab dalam percakapan sehari-harinya baik di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab
merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari, Karena urgensi bahasa
Arab bagi masyarakat dunia saat ini, cukup tinggi baik yang muslim
maupun non muslim. Hal ini terbukti dengan banyaknya lembaga-
lembaga pembelajaran bahasa Arab di berbagai negara antara lain
Institut Kajian Keislaman di Madrid Spanyol, Institut Syamlan di
Lebanon, markaz Khartoum di Sudan, LIPIA di jakarta, Institut-institut
Pembelajaran Bahasa Arab milik Yayasan alKhoiry dari Emirat Arab di
Indonesia. nominal/ nominal sentence, maupun kalimat dalam bentuk
jumlah fi'liyah ()الفعلية الجملةatau kalimat verbal/ verbal sentence. اإلسمية
الجملةpengertiannya ialah kalimat yang didahului oleh kata benda,
kemudian diikuti oleh kata benda atau kata kerja sebagai predikat,
sedangkan ة الجملةQQ الفعليialah kemudian diikuti oleh kata benda sebagai
failnya/ pelaku kalimat yang didahului oleh kata kerja kemudian diikuti
oleh kata benda sebagai failnya/ pelaku kalimat yang didahului oleh kata
kerja.
Pembagian kalimat dalam bahasa Arab pada dasarnya sama
dengan pembagian kalimat dalam bahasa Indonesia atau Inggris, namun
kelebihan bentuk kalimat dalam bahasa Arab adalah terletak dari harakat
yang harus diberikan di setiap huruf-huruf Arab yang tersusun dalam
sebuah kalimat. Ketepatan pemberian harakat akan sangat menentukan
ketepatan arti yang dimaksudkan. Kemampuan mahasiswa dalam belajar
bahasa Arab secara baik dan benar adalah kemampuan mahasiswa dalam
memahami ilmu nahwu dan shorofnya, karena pemberian harakat yang
tepat dalam setiap kalimat dikaji dalam materi ilmu nahwu sedangkan
ketepatan harakat akhir setiap kalimat dipelajari dalam ilmu sharaf.
Kedua bidang ilmu ini hendaknya dipelajari mahasiswa secara benar
agar hasil dari pemahaman mereka juga tepat sesuai yang diajarkan. Hal
lain yang merupakan problematika pembelajaran bahasa arab yaitu
penerapan sistem nazhariyyah al wahdah. Kesimpulan penelitian oleh
Novita Rahmi menyatakan bahwa alokasi waktu yang kurang memadai
4
dan belum tersedianya laboratorium bahasa menjadi kendala umum
pengajaran bahasa Arab. Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut,
setidaknya lembaga harus mempunyai minimal dua hal yaitu guru mata
pelajaran bahasa Arab profesional dan lingkungan bahasa (bi’ah
lughawiyah).
Pada dasarnya, pembelajaran bahasa asing tidaklah mudah,
Dalam proses pembelajarannya akan terdapat kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh pendidik dan peserta didik. Sebagian dari kesulitan-
kesulitan itu dikarenakan sebagian besar peserta didik masih
menghafalkan kalimatkalimat (vocabularies) saja akan tetapi tidak
mampu memahami maknanya. Penguasaan kosakata tidak terbatas
dengan jumlah. Semakin banyak kosakata maka semakin baiklah
mahasiswa itu dalam memahami bahasa Arab. Banyaknya jumlah
kosakata/mufradat yang dikuasai oleh mahasiswa akan memudahkan
mereka dalam memahami kalimat-kalimat bahasa Arab, baik dalam
bentuk jumlah ismiyah ( )اإلسمية الجملةatau kalimat.
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Adapun masalah itu
sendiri adalah “suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan
dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang
maksimal. Salah satu contoh masalah yaitu masalah mengenai
pemahaman mahasiswa di Al-Haud terhadap pembelajaran mata kuliah
Bahasa arab seperti yang penulis angkat pada judul kali ini
Penulis telah melakukan analisis seperti mewawancarai mahasiswa
Al-Haudl, dan jawaban oleh mahasiswa beragam ada yang kesulitan
karena belum pernah belajar dari sekolah nya, ada yang kesulitan di
harokat dan sifat hurufnya, dan ada yang kesulitan memahaminya karena
penjelasan dari dosennya. Banyak problem atau masalah yang dihadapi
oleh para mahasiswa. Menurut Irmansyah Effendi, masalah merupakan
pelajaran ketika anda sadar, sebagai kesadaran jiwa anda dapat melihat
dengan mudah berbagai kelemahan dan masalah hidup anda, menurut
5
Hudojo, masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana
orang itu tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Dari banyak
problematika maka timbulah berbagai pemahaman dari para mahasiswa
ini.
2.3. Ragam pemahaman mahasiswa pada pembelajaran bahasa arab
Pemahaman adalah kesanggupan untuk mendefenisikan,
merumuskan kata yang sulit dengan perkataan sendiri. Dapat pula
merupakan kesanggupan untuk menafsirkan suatu teori atau melihat
konsekwensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat
sasuatu. Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan di ingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan bahasa sendiri.
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa pemahaman atau komprehensi
adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu
memahami arti atau konsep, situasi, serta fakto yang diketahuinya.
Dalam hal ini testee tidak hanya hafal cara verbalistis, tetapi memahami
konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.
Menurut Sardiman, pemahaman dapat diartikan menguasai
sesuatu dengan fikiran. Menurut Winkel pemahaman mencakup
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa
adalah kesanggupan siswa untuk dapat mendefinisikan sesuatu dan
mengusai hal tersebut dengan memahami makna tersebut. Dengan
demikian pemahaman merupakan kemampuan dalam memaknai hal-hal
yang terkandung dalam suatu teori maupun konsep-konsep yang
dipelajari. Kategori Pemahaman Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan:
1) Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang
terkandung di dalamnya.
6
2) Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang
berbeda.
3) Pemahaman estra polasi yakni kesanggupan melihat di balik yang
tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluaskan
wawasan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana juga mengelompokkan
pemahaman ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat terendah Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan.
2) Tingkat kedua Pemahaman penafsiran adalah menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3) Pemahaman tingkat ketiga Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat
tertinggi adala pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan
seorang mampu melihat balik yang tertulis, dapat membuat ramalan
tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Indikator Pemahaman Wina
Sanjaya mengatakan pemahaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pemahaman lebih tinggi tingkatnya dari pengetahuan.
2) Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi
berkenaan dengan menjelaskan makna atau suatu konsep.
3) Dapat mendeskripsikan, mampu menerjemahkan.
4) Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara variabel.
5) Pemahaman eksplorasi, mampu membuat estimasi.8 Pemahaman
dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
1) Menerjemahkan Menterjemahan di sini bukan saja pengelihan bahasa
yang satu ke bahasa yang lain, tetapi dapat juga dari konsepsi abstrak
menjadi satu model simbolik untuk mempermudah orang
mempelajarinya.
2) Menginterpretasikan/ Menafsirkan Menginterpretasi ini lebih luas dari
pada menerjemahkan. Menginterpretasi adalah kemampuan untuk
7
mengenal atau memahami ide-ide utama suatu komunikasi.
3) Mengekstrapolasi Sedikit berbeda dengan menterjemahkan dan
menafsirkan, ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi yaitu
dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang
tertulis dapat membuat ramalan tentang konsentrasi atau dapat
memperluas masalahnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ragam tingkat pemahaman bahasa Arab adalah bermacam
tingkat pemahaman bahasa Arab yang dimiliki oleh peserta didik dalam
proses pembelajaran. Merujuk pada judul tentang keragaman mahasiswa
Al-Haudl lulusan sekolah berbasis agama dan umum dalam
pembelajaran bahasa Arab diartikan bahwa tingkatan pemahaman yang
dimiliki oleh mahasiswa lulusan sekolah umum tentang bahasa Arab dan
tingkatan pemahaman mahasiswa Al-Haudl lulusan sekolah berbasis
agama tentang bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab
merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari, Karena urgensi bahasa
Arab bagi masyarakat dunia saat ini, cukup tinggi baik yang muslim
maupun non muslim.
Pembagian kalimat dalam bahasa Arab pada dasarnya sama
dengan pembagian kalimat dalam bahasa Indonesia atau Inggris, namun
kelebihan bentuk kalimat dalam bahasa Arab adalah terletak dari harakat
yang harus diberikan di setiap huruf-huruf Arab yang tersusun dalam
sebuah kalimat. Kemampuan mahasiswa dalam belajar bahasa Arab
secara baik dan benar adalah kemampuan mahasiswa dalam memahami
ilmu nahwu dan shorofnya, karena pemberian harakat yang tepat dalam
setiap kalimat dikaji dalam materi ilmu nahwu sedangkan ketepatan
harakat akhir setiap kalimat dipelajari dalam ilmu sharaf.
Indikator kesulitan-kesulitan dalam Proses Pembelajaran bahasa
Arab mahasiswa Al-Haudl ialah: Mahasiswa sangat sedikit sekali
kesulitan dalam kegiatan Istima’, mahasiswa sangat sedikit sekali tingkat
kesulitan dalam memahami teks-teks Arab serta mahasiswa sedikit
dalam memahami teks-teks Arab. Serta untuk peneliti jadikan dasar
dalam menganalisa, langkah-langkah apa saja sebaiknya dilakukan oleh
para dosen bahasa Arab di jurusan Tarbiyah dalam menyampaikan
9
materi kuliah bahasa Arab dengan tepat sasaran dan mencapai tujuan
pembelajaran sesuai yang diharapkan. Hal ini berguna untuk mengetahui
prosentase mahasiswa yang menguasai bahasa Arab atau yang belum
menguasai bahasa Arab.
3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak ada kesalahan dan jauhbdari kata sempurna.
Adapun nanti penulis akan memperbaiki susunan makalah ini yang
terdapat kesalahan-kesalahan didalamnya.
DAFTAR RUJUKAN
10
Bahasa Arab 8.1 (2020): 17-32.
Windariyah, Devi Suci. "Kebertahanan metode hafalan dalam pembelajaran bahasa
Arab." TA'LIM: Jurnal Studi Pendidikan Islam 1.2 (2018): 309-324.
Erlina, Erlina. "Pengembangan Bahan Ajar Qira'ah Terpadu bagi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab." Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab 9.2 (2017): 263-280.
11