Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

MBKM RISET

COST BENEFIT ANALYSIS PENGEMBANGAN EDUWISATA GARAM


DI DESA BUNDER KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN
PAMEKASAN

Disusun oleh:

Ahmad Roby Gunawan NIM. 190211100136

Dibimbing oleh:

Aprilina Susandini, S.E., M.SM. NIDN. 0016048706

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
DESEMBER 2022
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL RISET
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Judul Penelitian : Cost Benefit Analisis Pengembangan


Eduwisata Garam Di Desa Bunder Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan
a) Identitas Mahasiswa

Nama : Ahmad Roby Gunawan


NIM : 190211100136
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
b) Identitas Dosen Pembimbing

Nama : Aprilina Susandini, S.E.,M.SM.


NIDN : 0016048706
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Bangkalan, 19 Oktober 2022

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Peneliti

Aprilina Susandini,S.E.,M.SM. Ahmad Roby Gunawan


NIDN. 0016048706 NIM. 190211100136

Mengetahui,
Koordinator Prodi Manajemen

Aprilina Susandini, S.E.,M.S.M.


NIP. 198704162015042005
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAAN PROPOSAL RISET………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……………...…………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1

1.1 Rumusan Masalah…………………………………………………………...4

1.2 Tujuan Penelitian……………………………………………………………5

1.3 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..5

1.4 Hipotesis Penelitian…………………………………………………………6

1.5 Rencana Luaran……………………………………………………………..6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...7

2.1 Cost Benefit Analisis………………………………………………………..7

2.1 Eduwisata Garam……………………………………………………………8

2.2 Produksi garam di Desa Bunder…………………………………………….9

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….12

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………….12

3.1 Sumber Data…………………………………………………………………12

3.2 Metode Penelitian……………………………………………………………


12

3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………………….…13

3.2 Responden ……………………………………………………………….…13

3.6 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………...13

3.3 Analisis Data……………………………………………………………….14


3.4 Tahapan Penelitian………………………………………………………....15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………….………………17

4.1 Gambaran Objek Penelitian……………………………………………….

4.2 Karakteristik Umum Responden ………………………………………

4.3 Hasil Penelitian ………………………………………………………….


BAB V KESIMPULAN …………………. 18
5.1 Kesimpulan……………………………………………
5.2 Saran……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
LAMPIRAN…………………………………………………………………...
Kartu Rencana Studi……………………………………………………………
Log Book Penelitian……………………………………………………………
Surat Rekomendasi dari Bakesbangpol Pamekasan……………………………
Dokumentasi…………………………………………………………………..
ABSTRAK

Pulau Madura merupakan pulau yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Madura dikenal dengan sebutan Pulau Garam, karena di setiap kabupaten yang
ada di Madura memiliki lahan tambak garam. Cuaca dan kondisi alam di Madura
sangat pas dengan kondisi cuaca yang dibutuhkan untuk mengelola garam,
sehingga keuntungan ini dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa masyarakat
Madura untuk bertani garam. Ada beberapa masyarakat Madura memanfaatkan
garam bukan hanya untuk diolah menjadi penyedap rasa, ada yang
memanfaatkannya dengan dijadikan sebagai objek wisata edukasi garam tepatnya
di Eduwisata Garam Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.
Beberapa masyarakat terlibat didalamnya, dengan menjadi pekerja, pengelola
tempat wisata dan membuka lahan usaha di sekitar tempat wisata. Pemenuhan
sarana dan prasarana untuk mengembangkan Edu wisata garam di Desa Bunder
itu tentunya perlu dilakukan analisis manfaat biaya / Cost benefit analisis untuk
atas pengembangan Eduwisata tersebut Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan responden langsung dari pengelola
tempat wisata, pelaku usaha, aparat desa, pengunjung dan masyarakat di sekitar
Eduwisata Garam Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.

Kata Kunci : Cost Benefit, Eduwisata Garam Desa Bunder


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Madura dikenal dengan sebutan Pulau Garam karena seperempat luas
lahan produksi tambak garam di Indonesia ada di Madura. Selain itu, Madura
memproduksi garam terbesar di Indonesia. Lahan tambak garam tersebar di
empat kabupaten di Madura yaitu di Sumenep, Pamekasan, Sampang dan
Bangkalan. Oleh karena itu, potensi madura sebagai pulau garam perlu
dikembangkana dengan adanya wisata garam. Wisata bahari pembuatan
garam rakyat sangat potensial untuk dikembangkan (Efendy, 2012; Siswanto
& Nugraha, 2016). Nugroho et al. (2020) dalam penelitiannya
merekomendasikan industrialisasi garam Madura dapat dilakukan salah
satunya dengan usaha wisata garam. Kriteria desa wisata adalah memiliki
keunikan sebagai kekhasan yang berbeda dengan daerah lain,seperti kesenian,
makanan, maupun kondisi alam. Selain itu desa wisata juga harus memiliki
fasilitas pendukung yang memadai, seperti jalan, penginapan, serta tempat
berinteraksinya masyarakat dengan wisatawan (Yuliati & Suwandono, 2016).

Madura merupakan sebuah pulau di Jawa Timur yang memiliki banyak


keragaman budaya. Tidak hanya budaya „Kerrabhen Sape’, Madura juga
terkenal sebagai pulau penghasil garam. Berdasarkan data dari Kementrian
Kelautan dan Perikanan tahun 2010, hampir 95 persen lahan garam provinsi
Jawa Timur berada di Pulau Madura. Pulau Madura memiliki empat
kabupaten sebagai penghasil garam terbesar di Indonesia, salah satunya
adalah Kabupaten Pamekasan[19]. Berdasarkan data Kementrian Kelautan
dan Perikanan tahun 2014, Pamekasan menempati posisi ke-10 dari 43 daerah
yang memproduksi garam Nasional. Sebuah daerah di Pamekasan yakni desa
Bunder Pademawu memiliki tambak garam yang menjadi sumber penghasilan
masyarakat sekitar ketika musim kemarau tiba. Tambak garam tersebut tidak
hanya menjadi sumber mata pencaharian para petani garam, namun juga
dijadikan sebagai wisata edukasi yang disebut dengan Eduwisata Garam.
Dalam konteks pengembangan eduwisata tambak garam, maka wisata edukasi
yang dimaksud dapat berupa pengenalan dan pembelajaran tentang proses
produksi garam dari awal pembuatan tanah berpetak sampai garamdi panen
dan masuk ke dalam gudang penyimpanan. Pengelola ediwisata inimemiliki
peran penting dalammendesain lokasi wisata sebagai hasildari inisiatif dan
kreativitas, serta sebagai elemen penting dalam strategi pengembangan
produk eduwisata garam.

Pamekasan merupakan salah satu yang memiliki potensi untuk


meningkatkan produksi garam melalui eduwisata garam. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui cost benefit Analisis terhadap potensi
pengembangan Eduwisata Garam di desa Bunder kabupaten Pamekasan.

Dalam pemberdayaan kali ini pastinya memiliki beberapa peran yakni


berupa beberapa ketertarikan dan keunikan yang ada di dalamnya sehingga
tempat ini mampu mendapat perhatian kusus bukan Cuma kita berwisata
tetapi kita juga akan dapat pembelajaran seputar garam yang akan diolah
menjadi garam dapur siap saji.

1.2 Rumusan Masalah


Eduwisata Garam Desa Bunder merupakan salah satu wisata garam
pertama di Madura. Wisata ini memiliki fasilitas Edukasi tentang garam dan
beberapa wahana yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Wisata ini dibuka
pada bulan April 2021. Eduwisata Garam ini perlu dilakukan pengembangan
agar pengunjung wisata ini bertambah diminati. Mengingat banyak sekali
modal dan persiapan dalam pengembangan Eduwisata Garam, maka perlu
dikaji dan dianalisis terkait manfaat yang akan diterima masyarakat sekitar
dan pengelelola.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana pengembangan eduwisata garam di desa Bunder ?
1.2.2 Bagaimana keberadaan eduwisata garam bagi perekonomian masyarakat
sekitar ?
1.2.3 Bagaimana cost and benefit dari pengembangan Eduwisata Garam di desa
Bunder ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cost benefit analysis terhadap
pengembangan eduwisata garam di desa Bunder Kecamatan Pademawu,
Kabupaten Pamekasan.
1.3 Luaran Penelitian
Berdasarkan pedoman MBKM Riset bahwasanya terdapat beberapa output
atau luaran wajib dan tambahan. Maka dari itu Riset ini akan memenuhi
output terkait;
Luaran Wajib :
1. Laporan Kemajuan Penelitian;
2. Laporan Akhir Penelitian;
3. Log book kegiatan penelitian;
4. Poster;
Luaran Tambahan
5. Artikel yang di publikasikan di Jurnal Nasional Terakreditasi Sinta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Cost Benefit Analisis
Cost Benefit Analisis (CBA) adalah proses menggunakan teori, data, dan
model untuk menguji produk, pengorbanan, dan kegiatan untuk menilai
tujuan yang relevan dan solusi alternatif (Womer, Bougnol, Dula, & Retzlaff-
Roberts, 2006 dalam Misuraca, 2014).

Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk proses identifikasi,


pengukuran dan perbandingan sosial manfaat dan biaya proyek atau program
investasi dalam mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang
langka agar dapat digunakan secara efisien.

Analisis biaya manfaat adalah proses identifikasi, pengukuran dan


perbandingan sosial manfaat dan biaya proyek atau program investasi yang
digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar
sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien (Harry Campbel,
2003).

Menurut Mangkoesoebroto (1998) dalam menentukan manfaat dan biaya


suatu program atau proyek harus dilihat secara luas pada manfaat dan biaya
sosial dan tidak hanya pada individu saja. Oleh karena menyangkut
kepentingan masyarakat luas maka manfaat dan biaya dapat dikelompokkan
dengan berbagai cara (Ferry, 2012).

Menurut Kenayathulla (2010), analisis biaya manfaat memiliki implikasi


penting untuk mengembangkan kebijakan pendidikan yang realistis,
berdasarkan fakta dan benar-benar adil dari manfaat jangka panjang bagi
bangsa secara keseluruhan. Begitu juga dengan kebijakan kesehatan, dapat
memliki implikasi yang penting dalam pengembangannya berdasarkan fakta,
dan realistis untuk tujuan jangka panjang. Menurut Suryoputro, 2010,
menyimpulkan bahwa analisis biaya dan manfaat untuk pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja cocok untuk pengembangan berkelanjutan
perusahaan.
2.2. Eduwisata Garam
Wisata garam merupakan wisata alam yang unik, dimana pengunjung akan
dimanjakan dengan hamparan tanah berwarna putih dan tumpukan gunung
garam. Hal ini menjadi peluang untuk memperkenalkan produksi garam
Madura sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani garam dan
masyarakat sekitar. Wisata yang ditawarkan adalah wisata pendidikan (proses
pembuatan garam krosok) dan pemandangan alam, sasarannya adalah
wisatawan domestik dan mancanegara. Masih diperlukan kajian mendalam
dan komprehensif terkait potensi pariwisata garam di pulau Madura
khususnya di Desa Bunder, Pademawu Kabupaten Pamekasan. Hasil
penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait
pengelolaan dan pengembangan wisata garam Madura. 
Berdasarkan Undang‐Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(2009), wisata sebagai aktivitas kunjungan oleh seseorang atau sekelompok
orang ke suatu tempat tertentu. Tujuannua bisa untuk rekreasi,
pengembangan pribadi, bahkan untuk mengetahui dan mendalami keunikan
suatu destinasi wisata.  
Pengembangan pariwisata bertujuan untuk memajukan suatu objek wisata,
dengan berbagai upaya agar obyek wisata lebih menarik untuk meningkatkan
minat wisatawan berkunjung (Barreto & Giantari, 2015). Sebuah obyek
wisata harus memiliki beberapa komponen untuk mengetahui perkembangan
daerah tujuan wisata. Sunaryo (2013) mengadopsi pendapat Copper, untuk
mendukung pengembangan pariwisata diperlukan beberapa aspek. Adapun
aspek‐aspek yang dimaksudkan meliputi aspek daya tarik (attraction), aspek
aksesibilitas (accessibility), fasilitas dan pelayanan wisata (amenitas).

Eduwisata garam di desa Bunder dampaknya masih belum terasa bagi para
petani garam. Hal ini disebabkan karena eduwisata garam masih baru
berjalan selama 5 bulan sejak wisata dibuka. Sebelum adanya eduwisata
garam di desa Bunder, kunjungan ke tambak garam hanya dilakukan oleh
masyarakat dengan kepentingan penelitian dan hanya untuk kepentingan
petani garam dalam membuat garam. Namun, setelah adanya pembukaan
eduwisata garam banyak masyarakat yang datang berkunjung ke lokasi
wisata untuk menikmati beberapa objek wisata seperti spot foto, gazebo dan
susur sungai. Sejak dibukanya eduwisata garam, para petani di desa Bunder
juga merasa senang karena banyak wisatawan yang datang ke tambak untuk
berfoto dan bertanya tentang proses produksi garam. Dengan mulai
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata garam, diharapkan
nantinya dapat memiliki dampak terhadap meningkatnya perekonomian dan
kesejahteraan para petani garam. 

2.3 Produksi garam di desa Bunder Kabupaten Pamekasan


Pamekasan sebagai salah satu setara produksi garam nasional masih
memungkinkan untuk meningkatkan produksi garamnya melalui program
ekstensitas di wilayah pesisir utara. Pengabdian ini bertujuan untuk
menekankan potensi pengembangan lahan tambak garam baru di pesisir
utama Kabupaten Pamekasan sebagai dasar program ekstensitifikasi tersebut
penelitian ini memanfaatkan teknologi penderaan jauh dan sistem informasi
geografis dengan tatapan analisis.

Pamekasan merupakan salah satu Kabupaten di Madura yang


menghasilkan garam cukup tinggi dibandingkan dengan Kabupaten
Bangkalan. Desa Bunder menjadi salah satu desa berpotensi penghasil garam
di Kecamatan Pademawu dan juga merupakan desa yang telah menerapkan
Teknologi Tepat Guna (TTG) melalui penggunaan geomembrane dalam
melakukan produksi garam. Petambak garam di Desa Bunder tidak
sepenuhnya menerapkan geomembrane untuk melakukan produksi garam,
tetapi terdapat beberapa petambak garam lainnya yang masih menggunakan
sistem konvensional atau melakukan produksi garam secara tradisional.
Petambak garam yang menggunakan sistem konvensional di Desa Bunder
terbilang cukup banyak jika dibandingkan dengan desa desa lainnya yang ada
di Kecamatan Pademawu, karena petambak garam di desa lainnya mayoritas
sudah menggunakan geomembrane. Desa Bunder memiliki luas daerah
402.772 ha dan luas tambak garam seluas 161.108,8 ha.s
2.4 Roadmap Penelitian
Berikut Road Map penelitian pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Roadmap Penelitian


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan deskriptif-kualitatif
terkait dengan aspek dan pembahasan yang mendalam serta fokus subjek yang
akan dikaji untuk mengetahui kondisi permasalahan penelitian yang didasarkan
pada pembentukan pemahaman dengan teori terkait dan penafsiran peneliti atas
fakta kajian. Metode ini diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
Data diperoleh dari observasi dan wawancara secara langsung .
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Eduwisata Garam Desa Bunder,
Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini
karena pada lokasi tersebut terdapat kasus dan permasalahan yang menarik untuk
diteliti terkait Cost Benefit Analisis pengembangan eduwisata garam.
3.3 Responden
Responden merupakan sumber informasi untuk menunjang penelitian.
Responden yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah pengelola tempat
wisata,masyarakat sekitar Eduwisata Garam, pengunjung Eduwisata Garam Desa
Bunder dan pelaku usaha di Eduwisata Garam Desa Bunder.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua data,
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari penelitian lapangan melalui pengamatan
langsung pada objek yang akan diteliti melalui teknik pengumpulan data
berupa wawancara,kuesioner dan observasi.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mempelajari
literatus dan sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah dan topik
penelitian
3.5 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan menganalisis data yang sudah
didapatkan,sudah dikumpulkan dan sudah dikelompokkan. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis kualitatif . Data yang ditemukan dalam penelitian yakni
terkait dengan Cost Benefit Analisis Pengembangan Eduwisata Garam di Desa
Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.
3.6 Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :
1. Pengamatan awal merupakan tahapan pertama yang dilakukan dalam
penelitian ini. Tahapan ini dilakukan sebagai dasar dalam melakukan
identifikasi dan perumusan masalah. Setelah mengetahui permasalahan
yang akan diteliti selanjutnya dilakukan studi literatur. Tahapan ini
berfungsi sebagai landasan teori dalam melakukan penelitian. Pada
tahapan ini, penulis mengumpulkan serta memahami teori-teori dari
berbagai refrensi dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian Cost Benefit Analysis Pengembangan
Eduwisata Garam Di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan
2. Tahap kedua adalah mengumpulkan data dengan cara wawancara langsung
kepada responden pengelola Eduwisata Garam, Pelaku Usaha, Aparat
Desa, Pengunjung dan Masyarakat di sekitar Eduwisata Garam serta
melakukan Observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Tahap ketiga menganalisis data yaitu analisis selama dilapangan
dengan mereduksi hasil wawancara dan observasi terhadap
objek penelitian ini

4. Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menyimpulkan


hasil yang mampu menjawab rumusan masalah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Eduwisata Garam desa Bunder untuk
mengetahui Analisis Manfaat dalam pengembangan Eduwisata Garam Desa
Bunder. Eduwisata Garam dikelola oleh Bumdes Desa Bunder, sehingga objek
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengelola Bumdes Desa Bunder,
masyarakat sekitar wisata, pengunjung Eduwisata Garam dan pelaku usaha
sekitar Eduwisata Garam.
Luas wilayah Kecamatan Pademawu sebesar 7.219 Ha. Dari keseluruhan
wilayah Kecamatan Pademawu tersebut, 62,26% diantaranya adalah lahan
pertanian, dan 15,04% luas pertambakan sedangkan sisanya merupakan tanah
tahun,perdagangan, industri, dan sebagainya. Desa Bunder Adalah salah satu
desa pesisir di Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.
Desa Bunder memiliki potensi alam yang sangat besar, dilihat dari sumber
daya alam dan sumber daya manusia, namun pada saat ini potensi yang ada di
Desa Bunder belum benar-benar optimal diberdayakan berupa sumber daya
alam salah satunyaadalah adanyatambak garam yang berpotensi untuk lebih
dikembangkan lagi dan sumber daya manusia. Potensi tersebut bisa
bermanfaat untuk pengembangan pengembangan ekonomi di desa tersebut.
Diperlukan kreatifitas dari masyarakat agarmenjadi produktif dan berdaya
saing.
Pemerintah Desa Bunder terus melakukan pembangunan dan pencarian
peluang yang bagus untuk pengelolaan garam di desanya. Dengan tujuan
untuk kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Didirikannya
Eduwisata Garam merupakan sebuah inovasi terbaru dari masyarakat Desa
Bunder.
4.2 Karakteristik Umum Responden
4.2.1 Masyarakat Sekitar Eduwisata Garam
Karakteristik masyarakat sekitar dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Masyarakat Sekitar Eduwisata Garam
Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Pekerjaan
H. Taufik Laki-Laki 78 th Desa Bunder Pemilik tambak
garam sekitar
Eduwisata Garam
Ahmad Ehsan Laki-Laki 55 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Hanifah Perempuan 55 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Mustofa Laki-Laki 26 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Salehodden Laki-Laki 43 tahun Desa Pekerja tambak
Tanjung garam
Khoirul Laki-Laki 25 tahun Desa Pekerja tambak
Tanjung garam
Abdur Rahman Laki-laki 23 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Riky Laki-Laki 21 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Edi Laki-Laki 35 tahun Desa Kopedi Pekerja tambak
garam
Ahmad Laki-Laki 25 tahun Desa Pekerja tambak
Haiduddin Tanjung garam
Rifki Laki-Laki 28 tahun Desa Bunder Pekerja tambak
garam
Sumber : data primer yang diolah 2022
Tabel 4.1 menunjukkan responden yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 10 orang dan responden berjenis kelamin perempuan
berjumlah 1 orang. Semua responden bekerja sebagai penambak garam
di sekitar Eduwisata Garam. Jadi, sampel data dengan objek
masyarakat sekitar dalam penelitian ini di dominasi oleh laki-laki dan
semua bekerja sebagai penambak garam.
4.2.2 Pelaku Usaha sekitar Eduwisata Garam
Tabel 4.2 Pelaku Usaha sekitar Eduwisata Garam
Nama Alamat Usia Usaha/Bisnis
Jamal Desa Bunder 47 tahun Jualan Sayur
Rehan Desa Bunder 29 tahun Minuman
Nur Hayati Desa Bunder 42 tahun Toko sembako
Sumber : data primer yang diolah 2022
Tabel 4.2 menunjukkan responden dari pelaku usaha sekitar
eduwisata garam. Data yang diperoleh hanya 3 responden yang terdiri
dari 2 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang berjenis kelamin
perempuan.
4.2.3 Pengunjung Eduwisata Garam
Tabel 4.3 Pengunjung Eduwisata Garam
Nama Asal Umur Pekerjaan Berapa kali Puas /
berkunjung Tidak
Devi Ayu Nganjuk 20 tahun Mahasiswa 3 kali Kurang
Lestari
Siti Sundari Sumenep 20 tahun Mahasiswa 3 kali Kurang
Kafi Galis 22 tahun Mahasiswa 1 kali Kurang
Tri Jombang 22 tahun Mahasiswa 1 kali Kurang
Wulandari
Ruddin Pamekasan 23 tahun Mahasiswa Lebih dari 2 Cukup
kali Puas
Nurul Laili Pamekasan 22 tahun Mahasiswa 4 kali Cukup
puas
Sri Wahyuni Mondung, 22 tahun Mahasiswa 4 kali Cukup
Pademawu
Putri Pemekasan 18 Mahasiswa 4 kali Kurang
Eva Galis 23 Mahasiswa 1 kali Kurang
Elza Lawangan 22 Mahasiswa 1 kali Kurang
Lailatus Mondung 33 Ibu Rumah Satu kali Puas
Tangga
Solehan Lawangan 23 Mahasiswa Satu kali Kurang
Risma Mondung 22 Mahasiswa 2 kali Kurang
Sanggita Bangkalan 22 Mahasiswa 3 kali Kurang
Dimas Bunder 22 Mahasiswa Berkali-kali Cukup
Azmi Gresik 20 Mahasiswa 3 kali Kurang
Ikfaf Jombang 20 Mahasiswa 3 kali Kurang
Sumber : data primer yang diolah 2022
Tabel 4.3 diatas menunjukkan data responden rata-rata berusia >20
tahun, sebanyak 12 responden merasa kurang puas saat berkunjung ke
Eduwisata Garam, 1 responden merasa puas dan 4 responden merasa
cukup puas. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa
kurang puas terhadap eduwisata garam.
4.2.4 Pengelola Bumdes Desa Bunder
Eduwisata Garam Desa Bunder merupakan wisata yang dikelola
oleh Bumdes Desa Bunder. Dalam mengambil data ini, peneliti
langsung mewawancarai Ibu Faiz selaku Sekertaris Bumdes Desa
Bunder

4.3 Hasil Penelitian


Eduwisata Garam di Desa Bunder sudah berdiri sejak tahun 2020 dan
Launching di awal tahun 2021 dengan konsep edukasi tentang garam, spot
foto, dan susur sungai yang disatukan menjadi sebuah Pariwisata. Pengunjung
yang masuk ke dalam Eduwisata Garam hanya membayar sebesar Rp.5000
yang nantinya akan mendapatkan sebungkus garam untuk oleh-oleh dibawa
pulang. Ketika masuk kedalam kawasan Eduwisata Garam, pengunjung akan
dimanjakan dengan pemandangan tambak garam yang sangat luas di
sekelilingnya, masyarakat yang bekerja sebagai penambak garam mulai
bekerja. Luas tambak garam di Desa Bunder sekitar kurang lebih 202 ha.
Eduwisata Garam Desa Bunder dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Mutiara Saghere Desa Bunder.
Desa Bunder memiliki lahan yang cukup luas sehingga memiliki potensi
serta peluang usaha para penduduk di Desa Bunder untuk dijadikan tempat
pariwisata dengan konsep Eduwisata. Eduwisata mempunyai unsur berwisata
yang dikemas yang didalamnya terdapat pembelajaran untuk meningkatkan
pengetahuan, kreativitas, dan ilmu baru bagi para pengunjung. Selain itu
tambak garam juga memiliki keunikan tersendiri, terutama pada saat panen
garam tiba, lokasi tambak garam terlihat seperti hamparan salju dengan kincir
angin disekitarnya menambah keindahan tersendiri dan pada saat matahari
terbenam lokasi tambak garam juga tidak kalah eksotisnya. Masyarakat dan
anak muda di sekitar menjadikan tambak garam sebagai tempat untuk
berkunjung dan berfoto sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai
tempat pariwisata. Sehingga pada saat masyarakat berkunjung ke Eduwisata
garam masyarakat tidak hanya disuguhi pemandangan saja tetapi juga ilmu
yang bermanfaat.
Dalam konteks pengembangan eduwisata tambak garam, maka wisata
edukasi yang dimaksud dapat berupa pengenalan dan pembelajaran tentang
proses produksi garam dari awal pembuatan tanah berpetak sampai garam di
panen dan masuk ke dalam gudang penyimpanan. Pengelola ediwisata ini
mempunyai peran penting dalam mendesain lokasi wisata sebagai hasil
inisiatif dan kreativitas, serta sebagai elemen penting dalam strategi
pengembangan produk eduwisata garam.
Eduwisata Garam Desa Bunder sudah berdiri lebih dari 1 tahun dengan
tingkat minat yang cukup tinggi, baik dari edukasi garam yang menambah
wawasan, lingkungan yang indah karena dikelilingi oleh Tambak Garam
sehingga menjadi ciri khas dan berbeda dari wisata lainnya dan harga
kunjungan yang terjangkau. Hal ini menjadikan Analisis Manfaat Biaya
diperlukan untuk mengetahui pengembangan eduwisata garam ini apakah
lebih besar manfaatnya atau hanya lebih besar biaya yang dikeluarkannya.
Hasil data penelitian dari berbagai objek tentunya Cost Benefit Analysis
bersifat positif dan diperlukan dalam pengembangan Eduwisata Garam di
Desa Bunder.
Sebagian pemerintahan desa di kabupaten Pamekasan,kini mulai
mengembangkan eduwisata garam, sebagai upaya menghidupkan
perekonomian masyarakat petambak garam di wilayah itu.
Desa Bunder merupakan salah satu desa di Pamekasan yang saat ini
mengembangkan eduwisata garam karena potensi yang terkandung di desa itu
memang produksi garam. Eduwisata garam ini sangat menguntungkan bagi
masyarakat sekitar di Desa Bunder dan juga para pengunjung karena selain
sebagai destinasi wisata, eduwisata garam yang dikembangkan ini juga
nantinya akan menjadi sarana edukasi kepada masyarakat tentag proses
pengolahan dan pemerintahan.
Pada saat di lokasi eduwisata garam, pengunjung disuguhkan tentang
teknik dan cara memproduksi garam, sertaberbagai sarana menarik lainnya
untuk melakukan swafoto bersama keluarga. Pengunjung juga diperkenalkan
dengan pengembangan hutan mangrove dengan perahu kecil yang disediakan
oleh pihak pengelola.masyarakat juga bisa mengetahui secara langsung
hasilproduksi garam, dari etalase hasil produksi garam yang disediakan oleh
pengelola lokasi eduwisata garam.
Untuk infrastruktur yang ada sampai saat ini hanya terdapat beberapa
perahu yang digunakan untuk wista asusur sungai, kemudian gazebo untuk
tempat beristirahat, spot foto, meja, kursi, kantin, kamar mandi, dan pohon-
pohon cemara di samping jalan itu.
Untuk desain pembangunan lokasi wisata lebih lanjut, pihak BUMDES
akan menyediakan fasilitas-fasilitas yang seharusnya ada di lokasi wisata
seperti penambahan jumlah kamar mandi dan lainnnya. Tidak hanya itu,
konsep wisata ini merupakan edukasi, jadi bagaimana caranya di sini nanti
ada edukasi tentang pembuatan garam dengan berbagai macam teknik seperti
sistem tanel, sistem sprayer, dan sistem lainnya supaya masyarakat bisa
mengetahui macam-macam teknik pembuatan garam. Edukasi tentang garam
nantinya akan bekerja sama dengan warga yang memiliki lahan di sekitar
pusat lokasi yang tidak terpakai dan akan dibuatkan miniatur atau papan
informasi terkait pembuatan garam. Selanjutnya, pihak BUMDES juga
berencana untuk membuat kolam pancing untuk wisatawan serta mengajukan
kerja sama kepada PT. Garam yang memiliki lahan di seberang sungai
dengan membuat jembatan penghubung antara sisi kanan dan kiri sungai. Di
sisi sungai yang masih ditanami mangrove, juga akan ditambahkan gazebo
apung agar jangkauan wisata lebih luas. Selain itu, di sisi lokasi wisata yang
saat ini sudah digunakan, akan ditambahkan gedung untuk praktik
rekristalisasi garam serta fasilitas-fasilitas lainnya seperti kamar mandi dan
stan untuk berjualan. Rencana lain yang akan digunakan untuk meningkatkan
eksistensi Eduwisata Garam adalah dengan memasukkan Eduwisata Garam
pada paket travel di Daerah Madura.
Setelah adanya pengembangan infrastruktur ini, diharapkan bisa
menambah jumlah wisatawan yang berkunjung ke eduwisata garam. tidak
hanya itu, wisatawan juga diharapkan bisa mempelajari dengan leih baik
tentang proses-proses pembuatan garam dengan berbagai cara.
Solusi dari berbagai permasalahan yang ada di Eduwisata Garam yaitu
perlu diadakannya perbaikan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di
Eduwisata Garam. Tempat edukasi pembuatan garam berada dalam satu
wilayah di Eduwisata Garam. Setelah perbaikan infrastruktur selesai, maka
wisata perlu segera dibuka dengan promosi dan pengenalan wisata kepada
masyarakat umum lebih dimaksimalkan dengan dibuatkan akun sosial media
yang terus mengikuti jaman. Umkm di sekitar wisata tetap harus dibuka
sehingga masyarakat tetap berkunjung untuk membeli makanan walaupun
wisata belulm dibuka sehingga tetap banyak masyarakat tau dengan
Eduwisata Garam. Dalam sebuah pariwisata tentunya perlu dikelola sebaik
mungkin dan semaksimal mungkin, khususnya dalam pengembangan
infrastruktur, pengelolaan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya
alam, fasilitas manfaat bagi pengunjung dan lain sebagainya
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pengembangan Eduwisata Garam Desa Bunder sangat perlu dilakukan,
karena potensi Eduwisata Garam begitu besar dan minat pengunjung cukup
tinggi. Perlu diadakannya perbaikan sarana dan prasarana untuk fasilitas
pengunjung. Tempat edukasi garam harus berada di dalam wilayah wisata,
sehingga dalam mengedukasi pembuatan garam dalam wisata ini lebih terlihat
dan membuat pengunjung lebih betah dan suka berkunjung ke wisata ini. Perlu
dilakukannya perbaikan dan pengembangan Eduwisata oleh Badan Usaha
Milik Desa ( BUMDes) Mutiara Saghere Desa Bunder agar potensi Desa
Bunder tetap banyak dikunjungi dan banyak dikenal oleh masyarakat luas.

5.2 Saran
Saran dalam pengembangan Eduwisata Garam perlu dilakukan,
perbaikan fasilitas untuk pengunjung segara dilakukan, penambahan luas
wilayah wisata dan promosi tentang eduwisata garam lebih dimaksimalkan
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Laili Rahmiyati, dkk. (2018). Cost Benefit Analysis (CBA)


Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada
Karyawan di PT. Trisula Textile Imdustries Tbk Cimahi Tahun
2018, 125–130.
Dania Hidayati (2020), Konsep Pengembangan Eduwisata Tambak
Garam di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan, 4-5.
Endang Tri Wahyurini & Emmy Hamidah2 (2020). Pengembangan
Ekonomi Desa Melalui Kampung Garam (Studi Kasus Desa
Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Madura),
4-6.

Febriaty, H., Rahayu, S. E., & Nasution, E. Y. (2022). Peran Inklusi


Keuangan dalam Mengatasi Ketimpangan Pendapatan di
Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomi Dan
Bisnis,13(1),125–135.

Hartono, B. D., Diponegoro, A. D. M. . P. D., & Yuliawan, I. Y. S. M.


Q. (2021). the Advantages of the Micro Equity Model for Msme
Business Resilience in Yogyakarta During Pandemic. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, 23(2), 167–176.

Hermawan, A., Gunardi, A., & Sari, L. M. (2022). Intention to Use


Digital Finance MSMEs: The Impact of Financial Literacy and
Financial Inclusion. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 17(1).

Hilmawati, M. R. N., & Kusumaningtias, R. (2021). Inklusi Keuangan


Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Dan Keberlangsungan
Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah. Nominal: Barometer Riset
Akuntansi Dan Manajemen, 10(1), 135–152.

Ipm, P. (2012). Analisis arah kebijakan ekonomi terhadap sektor


pendidikan dalam peningkatan ipm. 5(62), 271–279.

Kurniawan, M. Z., & Gitayuda, M. B. S. (2020). Peran Inklusi


Keuangan pada Perkembangan UMKM di Madura.
Conference on Innovation and Application of Science and
Technology (CIASTECH), 6(Ciastech), 97–104.

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Op Cit, hlm. 161

Putri Ayu Wandila & Erie Hariyanto. (2021). Pemberdayaan


Eduwisata Garam Selama Masa Pandemi Covid-19 di Desa
Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan, 16–25.
Regita Dwi Andari, dkk. (2022). Eksplorasi Eduwisata Garam Sebagai
Metode Pembelajaran Matematika Era New Normal, 25(1), 40–
45.
LAMPIRAN
1. Kartu Rencana Studi
2. Log Book

LOG BOOK PELAKSANAAN


MBKM RISET SEMESTER GASAL TA. 2022/2023
Nama Mahasiswa : Ahmad Roby Gunawan NIM : 190211100136
Dosen : Aprilina Susandini S.E.,M.SM. NIDN : 0016048706
Pembimbing

Judul Penelitian : Cost Benefit Analysis Pengembangan Eduwisata Garam


di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan
Minggu ke-4 : Bulan September
Minggu ke-2 : Bulan Oktober
Minggu ke- 3, 4 dan 5 Bulan September
Keterang
an/
Hari,
No Kegiatan/Aktivitas Hasil catatan
Tanggal
tambaha
n

Bimbingan dalam
Senin, 12 Menyusun Proposal
Proposal MBKM
1 September MBKM riset bersama
penelitian riset
2022 dosen pembimbing
lapangan
2 Senin, 19 Pengumpulan Proposal Hard Copy di
September MBKM Riset kepada serahkan ke pihak
2022 LPPM LPPM

3 Kamis, 22 Membuat surat perizinan Surat perrizinan


September penelitian kepada dari LPPM untuk
2022 Bangkesbangpol dari pihak bangkesbangpol
LPPM dalam penelitian
riset.

4 Rabu, 28 Menyerahkan proposal Memperoleh Izin


September penelitian dan Mengurus untuk mengambil
2022 surat izin penelitian ke data kepada
Bakesbangpol Pamekasan, responden di
Dinas Koperasi dan Polres pesisir pantai
Pamekasan selatan Kabupaten
Pamekasan

5 Jum’at, 30 Meminta perizinan kepada Memperoleh


September Kepala Desa terkait perizinan dalam
2022 penelitian riset penelitian riset

Minggu ke-1,2,3,4 dan 5 Bulan Oktober


Keterang
N an/
Hari, Tanggal Kegiatan/Aktivitas Hasil
o catatan
tambahan

6 Rabu, 05 Turun Lapangan Memperoleh 5


Oktober 2022 ( wawancara kepada responden
responden)
7 Kamis, 06 Turun Lapangan Memperoleh 4
Oktober 2022 ( wawancara kepada responden
responden)

8 Senin, 10 Turun Lapangan Memperoleh 3


Oktober 2022 ( wawancara kepada responden
responden)

9 Selasa, 11 Turun Lapangan Memperoleh 3


Oktober 2022 (wawancara kepada responden
responden)

10 Rabu, 12 Turun Lapangan Memperoleh 5


Oktober 2022 (wawancara kepada responden
responden)

11 Kamis, 13 Turun Lapangan Memperoleh 5


Oktober 2022 (wawancara kepada responden
responden)
12 Jum’at, 14 Turun Lapangan Memperoleh 5
Oktober 2022 (wawancara kepada responden
responden)

13 Minggu, 16 Analisis data melalui Diperoleh hasil data


Oktober 2022 wawancara yang terkumpul dari pengunjung

14 Senin, 17 Analisis data melalui Diperoleh hasil data


Oktober 2022 wawancara yang terkumpul dari masyarakat
sekitar

15 Selasa, 18 Menyusun Laporan Diperoleh hasil uji


Oktober 2022 kemajuan Penelitian Riset data dan
MBKM dan interpretasi menyelesaikan
hasil perhitungan uji Laporan Kemajuan
analisis linear berganda Penelitian Riset

16 Kamis, 20 Pengumpulan laporan Hard copy laporan


Oktober 2022 kemajuan MBKM riset kemajuan
dikumpulkan
kepada pihak LPPM

17 Jum’at, 28 Mengurus surat perjalanan Mendapatkan SPPD


Oktober 2022 dinas (SPPD) ke
Bangkesbangpol dan Dinas
UMKM kab.Pamekasan

18 Sabtu, 29 Mengurus surat perjalanan Mendapatkan SPPD


Oktober 2022 dinas (SPPD) ke Kapolres
dan desa Tanjung
kab.Pamekasan

19 Minggu, 30 Mengurus surat perjalanan Mendapatkan SPPD


Oktober 2022 dinas (SPPD) desa Tanjung,
desa montok, desa
padelegan kab. Pamekasan

Minggu ke-1,2, 3 dan 4 Bulan November


Keteranga
N
Hari, Tanggal Kegiatan/Aktivitas Hasil n/ catatan
o
tambahan

20 Kamis, 03 Menyusun draf artikel Diperoleh dari


November jurnal pendahuluan dan
2022 metode penelitian

21 Jum’at, 04 Menyusun draf artikel Diperoleh hasil


November jurnal pembahasan
2022
22 Sabtu, 05 Menyusun draf artikel Diperoleh hasil
November jurnal kesimpulan dan daftar
2022 pustaka

23 Selasa, 08 Menurunkan Diperoleh hasil


November plagiarisme Jurnal plagiarismen sebesar
2022 25%

24 Kamis, 10 Pengumpulan draf Diperoleh hasil revisi


November artikel kepada dosen dari dosen
2022 pembimbing lapangan pembimbing

25 Senin, 14 Submit artikel jurnal Menunggu hasil


November pada website Jurnal review artikel
2022 Manajemen dan
Kewirausahaan (JMK)

26 Kamis, 18 Membuat poster Poster Penelitian


November MBKM penelitian riset
2022

27 Senin, 21 Menyusun laporan akhir Diperoleh hasil revisi


November penelitian riset dan dari dosen
2022 bimbingan kepada pembimbing
dosen pembimbing

28 Rabu, 30 Pengumpulan laporan Hard copy


November Akhir penelitian riset dikumpulkan kepada
2022 kepada pihak LPPM pihak LPPM

Pembimbing,

Aprilina Susandini, S.E.,M.SM.


NIDN. 0016048706
3. Surat Rekomendasi Penelitian Bakesbangpol Pamekasan
4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai