Anda di halaman 1dari 21

Akuntansi

3C

AL - Baqarah
183-187
Kelompok Ar-Rasyid
Group
Member
SILMI ILHAM MUSTAGHFIROH DIVA MUZDALIPAH
11220820000022 11220820000028

KARIN AULIA RAHMAT NAYA AYUDIA PUTRI


11220820000065 11220820000073

SYIFA ZAHIRA ALIFIA


11220820000144
Al-Baqarah
Al Baqarah berarti sapi betina. Surah Al-
Baqarah adalah surah ke-2 dalam Al-
Qur'an, serta merupakan surah
terpanjang. Surah ini terdiri dari 286 ayat,
6.221 kata, dan 25.500 huruf dan
tergolong surah Madaniyah.
Ayat
183

Al-
Baq
ara
h Wahai orang-orang yang
beriman! Diwajibkan atas
kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa
Ayat
184

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di


antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak
berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang
dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi
orang yang berat menjalankannya, wajib membayar
fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi
barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
Ayat
185

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya


kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila dia
berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku,
agar mereka memperoleh kebenaran.
Ayat 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku dekat. Aku Kabulkan
permohonan orang yang berdoa
apabila dia berdoa kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman
kepada-Ku, agar mereka
memperoleh kebenaran.
Ayat
187
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan
istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak
dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu
dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan
carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan
minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang
putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Te-tapi
jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam
masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.
Tafsir Ayat 183

Pada permulaan ayat 183 secara langsung Allah


menunjukkan perintah wajib itu kepada orang yang
beriman, Puasa merupakan salah satu ajaran yang
umum untuk menahan hawa nafsu dan lain
sebagainya.
Perintah berpuasa diturunkan pada bulan Sya'ban
tahun kedua Hijri, ketika Nabi Muhammad saw mulai
membangun pemerintahan yang berwibawa dan
mengatur masyarakat baru, maka dapat dirasakan,
bahwa puasa itu sangat penting artinya dalam
membentuk manusia yang dapat menerima dan
melaksanakan tugas-tugas besar dan suci.
Tafsir Ayat
184

Ayat 184 dan awal ayat 185 menjelaskan bahwa


puasa wajib dilakukan selama beberapa hari,
yaitu selama bulan Ramadan. Meskipun Allah
mewajibkan puasa ini kepada semua orang
yang beriman, ada keringanan bagi mereka
yang sakit atau sedang dalam perjalanan,
mereka dapat menggantinya di lain waktu. Ada
beberapa pandangan ulama tentang batasan
sakit dan perjalanan yang membolehkan
seseorang tidak berpuasa.
Tafsir Ayat
185
Dari beberapa informasi Al-Qur'an ini, para ulama menetapkan
bahwa Al-Qur'an diwahyukan pertama kali pada malam qadar,
yaitu malam yang penuh kemuliaan, yang juga merupakan
malam penuh berkah, dan ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan,
bertepatan dengan bertemu dan pecahnya perang antara
pasukan Islam dan tentara kafir Quraisy di Badar, yang pada
saat turun wahyu itu Muhammad berusia 40 tahun.

Ayat 185 menekankan bahwa meskipun puasa diwajibkan, ada


kelonggaran bagi orang yang sakit atau musafir untuk tidak
berpuasa selama Ramadan, dengan kewajiban menggantinya
di kemudian hari. Allah juga mengajak umat-Nya untuk
bersyukur atas petunjuk yang diberikan.
Tafsir Ayat 186

Di dalam ayat ini, Allah menyuruh hamba-


Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia
berjanji akan memperkenankannya, tetapi
pada akhir ayat ini Allah menekankan agar
hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan
beriman kepada-Nya agar mereka selalu
mendapat petunjuk.
Tafsir Ayat
187

Pada suatu waktu, 'Umar bin al-Khaththab


berhubungan intim dengan istrinya setelah salat Isya,
dan ia merasa sangat menyesal atas perbuatannya. Ia
kemudian mengungkapkan penyesalannya kepada
Rasulullah saw. Sebagai tanggapan atas kejadian
tersebut, ayat ini turun untuk menjelaskan hukum-
hukum Allah yang lebih ringan daripada yang telah
mereka ketahui dan praktikkan sebelumnya. Pada ayat
ini Allah menerangkan 'uzur atau halangan yang
membolehkan untuk meninggalkan puasa, serta hukum-
hukum yang bertalian dengan puasa.
Ayat 183
Pada saat itu, orang-orang (boleh memilih)
berpuasa atau berbuka tetapi harus memberi makan
Asbabun orang miskin. Setelahnya, Allah mewajibkan puasa
kepada tiap orang yang sehat dan mukim dan tetap
Nuzul (berkewajiban) memberi makan orang miskin bagi
orang tua yang tidak mampu berpuasa dengan
menurunkan ayat: fa man syahida mingkumusy-
syahra falyashum-hu.
AYAT 184

Ayat ini turun berkenaan dengan maula Qais


bin Assa-ib yang memaksakan diri bershaum,
padahal ia sudah tua sekali. Dengan
turunnya ayat ini (S. 2 : 184), ia berbuka dan
membayar fid-yah dengan memberi makan
orang miskin, selama ia tidak bershaum itu.
Asbabun Nuzul
Ayat 185

Ayat ini turun untuk memberikan panduan yang


jelas mengenai kewajiban puasa selama bulan
Ramadan, menggambarkan tujuan dari puasa ini,
dan memberikan pengecualian bagi mereka yang
dalam keadaan sakit atau melakukan perjalanan. Ini
adalah ayat yang sangat penting dalam
menentukan hukum puasa Ramadan dalam Islam
Asbabun Ayat ini turun untuk menjawab pertanyaan
Nuzul sahabat Rasulullah SAW. bahwa kapan waktu
yang tepat Allah SWT. mendengarkan doa
Ayat 186 hamba hambanya, Apakah Allah SWT.
mendengar doa kita, dan Apakah Allah SWT.
kita itu dekat, sehingga kami dapat
bermunajat kepada-Nya, atau jauh, sehingga
kami harus berteriak menyeru-Nya.
Asbabun Nuzul
Ayat 187

Pada mulanya ketika seseorang berbuka


puasa, dihalalkan baginya makan,
minum, dan menggauli istrinya hanya
sampai salat Isya. Jika ia telanjur tidur
atau menunaikan salat Isya maka hal-hal
tersebut diharamkan baginya sampai
malam berikutnya. Allah lalu menurunkan
ayat ini untuk membatalkan ketentuan
tersebut

Anda mungkin juga menyukai