Disusun oleh:
Kelompok 1:
Muzaki Azmi (11220820000017)
Putri Apriyana (11220820000138)
Sari Gus Ria Dana (11220820000140)
Siti Nurhaliza (11220820000142)
Syifa Hana Ramadhina (11220820000143)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
LAPORAN POSISI KEUANGAN
➢ Laporan posisi keuangan disebut sebagai neraca (balance sheet), berisi laporan
keuangan yang melaporkan asset, liabilitas dan ekuitas Perusahaan bisnis pada
tanggal tertentu. Laporan keuangan memberikan informasi tentang sifat dan jumlah
investasi dalam sumber daya Perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan ekuitas atas
sumber daya neto. Jadi laporan keuangan membantu memprediksi jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan.
▪ Aset Lancar
aset lancar (current assets) adalah kas dan aset lain yang diharapkan perusahaan
dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau
dalam siklus operasi manapun yang lebih lama. Siklus operasi adalah waktu
rata-rata antara ketika perusahaan mengakuisisi bahan baku serta perlengkapan
dan pada saat perusahaan menerima uang tunai atas penjualan produk (yang
mengakuisisi bahan baku dan perlengkapan). Siklus beroperasi dari kas melalui
persediaan, produksi, piutang, dan kembali ke kas. Pada saat beberapa siklus
operasi terjadi dalam satu tahun (yang umumnya terjadi pada perusahaan jasa),
perusahaan menggunakan periode satu tahun. Jika siklus operasi lebih dari satu
tahun, perusahaan menggunakan waktu yang lebih lama.
Aset ini umumnya disajikan sebagai berikut :
1. Persediaan: Nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi neto
2. Piutang: Estimasi jumlah yang dapat ditagih
3. Biaya dibayar di muka: Biaya
4. Prestasi jangka pendek: Umumgnya, nilai wajar
5. Kas dari setara kas: Nilai wajar
Perusahaan tidak melaporkan lima pos ini sebagai aset lancar jika tidak
berharap untuk merealisasikannya dalam satu tahun atau dalam siklus operasi,
mana yang lebih lama. Misalnya, perusahaan tidak memasukkan ke bagian aset
lancar dari kas yang dibatasi pengunaannya untuk tujuan selain pembayaran
kewajiban masa kini atau digunakan dalam operasi tahun berjalan. Umumnya,
jika perusahaan mengharapkan untuk mengonversi aset menjadi kas atau
menggunakan untuk membayar liabilitas jangka pendek dalam satu tahun atau
siklus operasi, manapun yang lebih lama, perusahaan mengklasifikasikan aset
tersebut sebagai aset lancar.
Namun, aturan ini tergantung pada interpretasi. Perusahaan
menklasifikasikan investasi pada efek ekuitas yang tidak diperdagangkan
sebagai aset lancar atau aset tidak lancar, tergantung pada niat manajemen.
Ketika perusahaan memiliki kepemilikan asaham biasa atau preferen atau
obligasi yang dimiliki dalam jangka panjang, maka perusahaan seharusnya tidak
mengklasifikasikan efek tersebut sebagai aset lancar.
Meskipun aset lancar didefinisikan dengan baik, tetapi beberapa
masalah teoretis juga berkembang. Misalnya, bagaimana dimasukkannya biaya
dibayar di muka sebagai bagian aset lancar dibenarkan? Alasannya adalah
bahwa jika perusahaan tidak melakukan pembayaran di muka, maka perusahaan
harus menggunakan aset lancar lainnya selama siklus operasi. Jika mengikuti
logika ini hingga kesimpulan akhir, aset yang sebelumnya dibeli dapat
menghemat penggunaan aset lancar selama siklus operasi sehingga akan
dianggap aset lancar.
Masalah lain terjadi dalam definisi aset lancar pada saat perusahaan
menggunakan aset tetap selama siklus operasi. Secara konseptual, tampaknya
perusahaan harus menempatkan pada bagian aset lancar dalam jumlah yang
sama dengan bebas penyusutan aset tetap tahun berjalan, karena perusahaan
akan menggunakannya dalam siklus operasi berikutnya. Namun, masalah
konseptual ini diabaikan. Contoh ini menggambarkan bahwa perbedaan formal
dibuat antara beberapa aset lancar dan tidak lancar agak tampak tidak masuk
akal.
▪ Persediaan
Untuk menyajikan persediaan dengan benar, perusahaan mengungkapkan
dasar penilaian (misalnya, nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai
realisasi neto) dan dengan asumsi arus biaya yang digunakan (misalnya, FIFO
atau biaya rata-rata). Ilustrasi 5-6 menyajikan bagaimana Royal Ahold (NLD)
melaporkan persediaannya
Perusahaan manufaktur, seperti Aceer Incorporated (TWN), juga
menunjukkan tahap penyelesaian untuk persediaan
▪ Piutang
Perusahaan harus secara jelas mengidentifikasi kemungkinan kerugian akibat
piutang tak tertagih, jumlah dan sifat dasar setiap piutang yang tidak
diperdagangkan, dan setiap piutang yang digunakan sebagai jaminan. Kategori
utama dari piutang harus ditampilkan dalam laporan posisi keuangan atau
catatan atas laporan keuangan. Piutang yang timbul dari transaksi yang tidak
biasa (seperti penjualan properti, atau pinjaman untuk asosiasi atau karyawan),
perusahaan harus mengklasifikasikan secara terpisah sebagai piutang jangka
panjang, kecuali pelunasan yang akan diperkirakan dalam waktu satu tahun.
▪ Ekuitas
Bagian ekuitas (equity) juga disebut sebagai ekuitas pemegang saham
(shareholders/equity) adalah salah satu bagian yang paling sulit untuk disiapkan
dan dipahami. Hal ini disebabkan karena kompleksitas perjanjian saham biasa
dan prefer serta berbagai batasan ekuitas yang diberlakukan oleh hukum
perseroan, perjanjian liabilitas, dan dewan direksi. Perusahaan biasanya
membagi bagian ekuitas menjadi enam bagian.
1. Modal Saham
2. Premi Saham
3. Saldo Laba
4. Akumulasi Penghasilan Komprehensif Lain
5. Saham Tresuri
6. Kepentingan Nonpengendali (Hak Minoritas)
Untuk saham biasa, perusahaan harus mengungkapkan nilai pari dan nilai yang
diotorisasi dan diterbitkan, serta jumlah saham yang beredar. Hal yang sama berlaku
untuk saham preferen. Perusahaan biasanya menyajikan premi saham (saham
preferen dan saham biasa) dalam satu jumlah, meskipun subtotal bersifat informatif
jika sumber modal tambahan bervariasi dan material. Jumlah saldo laba dapat
dibagi antara laba yang belum ditentukan penggunaannya (Jumlah yang biasanya
tersedia untuk pembagian dividen) dan jumlah laba yang dibatasi (misalnya,
dengan kontrak perjanjian obligasi (bond indentures) atau perjanjian pinjaman
lain). Selain itu, perusahaan menunjukkan adanya saham yang dibeli kembali
(saham tresuri) sebagi pengurang ekuitas.
Akumulasi penghasilan komprehensif lain (kadang-kadang disebut sebagai
cadangan atau cadangan lain) mencakup pos-pos seperti keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi atas efek ekuitas yang tidak diperdagangkan dan keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi atas transaksi derivatif tertentu. Kepentingan
nonpengendali, kadang-kadang disebut sebagai hak minoritas, juga ditampilkan
sebagai pos yang terpisah (jika ada) sebagai bagian dari ekuitas.
Banyak perusahaan yang menyusun laporan keuangan berdasarkan IFRS sering
menggunakan istilah “cadangan” sebagai penampung pos-pos seperti saldo laba,
premi saham, dan akumulasi penghasilan komprehensif lain.
Akun ekuitas pada perseroan sangat berbeda dari akun pada persekutuan atau
kepemilikan perseorangan. Para sekutu menunjukkan secara terpisah akun modal
permanen dan saldo pada akun sementara (akun prive). Perusahaan perseorangan
biasanya menggunakan akun modal tunggal yang menampung semua transaksi
ekuitas pemilik.
▪ Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang (non-curreng liabilities) adalah kewajiban yang
biasanya tidak akan dilikuidasi oleh perusahaan dalam waktu lebih dari satu
tahun atau siklus operasi normal. Nbahkan, perusahaan berharap untuk
membayar kewajiban ini lebih lama dari tanggal tersebut. Contoh paling umum
adalah utang obligasi, wesel bayar, beberapa jumlah pajak penghasilan
tangguhan, kewajiban sewa, dan kewajiban pensiun. Perusahaan
mengklasifikasikan liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam siklus
operasi periode berjalan atau satu tahun sebagai liabilitas jangka pendek jika
pembayaran kewajiban tersebut memerlukan penggunaan aset lancar.
Liabilitas jangka pendek meliputi pos-pos seperti wesel dan utang yang
diperdagangkan dan yang tidak diperdagangkan, uang muka yang diterima dari
pelanggan dan bagian lancar utang jangka Panjang.
✓ Format laporan posisi keuangan :
IFRA tidak menentukan urutan atau format dimana Perusahaan menyajikan pos yang
ada dalam laporan posisi keuangan. Dengan demikian, beberapa Perusahaan
menyajikan asset terlebih dahulu, diikuti oleh ekuitas baru liabilitas. Perusahaan lain
melaporkan asset lancer pertama dibagian asset, dan liabilitas jangka pendek pada
bagian liabilitas. Sebagian besar Perusahaan melaporkan pos-pos seperti piutang dan
asset neto, dan kemudian mengungkapkan informasi tambahan yang terkait dengan
akun kontra dalam catatan atas laporan keuangan.
Secara umum, Perusahaan menggunakan bentuk akun atau bentuk laporan utuk
menyajikan informasi laporan keuangan. Bentuk akun :
Nilai pada laporan ini dapat membantu para pengguna untuk mengevaluasi likuiditas,
solvabilitas dan fleksibilitas keuangan.
- Likuiditas mengacu pada kedekatan menjadi kas, dari suatu asset dan liabilitas
- Solvabilitas lebih menekankan pada kemampuan Perusahaan untuk membayar
utang pada saat jatuh tempo
- Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan Perusahaan untuk merespons dan
beradaptasi dengan kesulitas keuangan, kebutuhan, dan peluang yang tidak
terduga.
-
✓ Gambaran penyusunan laporan arus kas
▪ Sumber informasi
Perusahaan memperoleh informasi untuk mempersiapkan laporan arus kas dari
beberapa sumber yakni :
- Laporan posisi keuangan komparatif
- Laporan laba rugi tahun berjalan
- Data transaksi yang dipilih
Arus kas bebas = kas neto yg diperoleh dr aktv operasi - pengeluaran modal - dividen
INFORMASI TAMBAHAN
✓ Laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
IFRS mensyaratkan setiap entitas untuk menyajikan satu set laporan keuangan
lengkap setiap tahun. Seiring dengan laporan keuangan tahun berjalan, Perusahaan
juga harus memberikan informasi komparatif dari periode sebelumnya.
Informasi deskriptif juga diperlukan IFRS dalam catatan atas laporan keuangan untuk
memperkuat atau menjelaskan pos yang disajikan dalam bagian utama laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan adalah bagian integral dari pelaporan
informasi keuangan. Karena didalamnya menjelaskan informasi bentuk kuantitatif
yang berkaitan dengan unsur laporan keuangan tertentu., memberikan data tambahan
yang bersifat kuantitatif untuk memperluas informasi dalam laporan keuangan dan
dapat menjelaskan Batasan yang ditetapkan oleh pengaturan keuangan atau perjanjian
kontrakdasar.