Anda di halaman 1dari 3

Pengertian puasa dalam bahasa (syiam atau shaum) adalah menahan atau

berpantang dari sesuatu.


Pengertian puasa dalan istilah adalah menahan diri dari segala hal yang
dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga tenggelam matahari
disertai niat dan syarat tertentu.

Rukun-rukun puasa adalah


1. Menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya
fajar hingga tenggelamnya matahari. Rukun ini terdapat pada Surat Al-
Baqarah : 187
“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan
Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam.”
2. Niat puasa.
Niat puasa termasuk dalam rukun puasa yang tidak boleh ditinggalkan karena
niat membedakan antara ibadah yang satu dengan ibadah lainnya.

Ada 3 macam puasa:


1. Puasa wajib, yang terdiri dari
- Puasa Ramadan
- Puasa qada (puasa untuk mengganti)
- Puasa nazar (puasa karena berjanji)
- Puasa kifarat (puasa sebagai denda)
2. Puasa sunnah, yang terdiri dari
- Puasa Senin-Kamis
- Puasa setiap tanggal 10 Muharram
- Puasa setiap tanggal 9 Dzulhijjah
- Puasa 6 hari setiap bulan Syawal
3. Puasa haram, yang terdiri dari
- Puasa secara terus-menerus tanpa berhenti
- Puasa pada tanggal 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah (hari tasyrik)

Syarat wajib puasa adalah


1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Mampu untuk berpuasa

Syarat sah puasa adalah


1, Bersih dari haid dan nifas
2. Pada waktu yang diperbolehkan puasa
Berikut bacaan niat puasa di bulan Ramadhan:
‫هلل َتعَ الَى‬
ِ ِ ‫ض َشه ِْر رَ مَضَ انَ ه ِذ ِه ال َّس َن ِة‬
ِ ْ‫صَو َم غَ ٍد عَ نْ اَدَا ِء َفر‬
ْ ‫ْت‬ُ ‫َن َوي‬
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena
Allah Ta'ala."

- Dasar kewajiban menjalankan puasa


ِّ ‫يَا َأ ُّيهَا الَّذِينَ آ َم ُنوا ُكتِبَ عَ لَ ْي ُك ُم ال‬
َ‫صيَا ُم َكمَا ُكتِبَ عَ لَى الَّذِينَ مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَعَ لَّ ُك ْم َت َّتقُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Berikut hal-hal yang membatalkan puasa yang dirangkum oleh Tribunnews dari buku Panduan
Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah yang diterbitkan oleh Pustaka Salim.
1. Makan dan minum dengan sengaja
Makan dan minum dengan sengaaja adalah pembatal puasa.
Dalam hal ini makanan dan minuman yang dimaksud adalah yang dapat menguatkan tubuh atau
mengenyangkan.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata:


“Orang yang berpuasa dilarang makan dan minum karena keduanya dapat menguatkan tubuh. Padahal
maksud meninggalkan makan dan minum di mana kedua aktivitas ini yang mengalirkan darah di dalam
tubuh, di mana darah ini adalah tempat mengalirnya setan, dan bukanlah disebabkan karena melakukan
injeksi atau bercelak.”
Namun, jika orang yang sedang berpuasa lupa, keliru, atau dipaksa untuk makan, maka puasanya tidak
batal.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengertian Puasa, Beserta Bacaan Niat dan Hal-
hal yang dapat Membatalkannya, https://www.tribunnews.com/ramadan/2020/04/28/pengertian-puasa-
beserta-bacaan-niat-dan-hal-hal-yang-dapat-membatalkannya?page=3.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
Seperti dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Apabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap
menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia makan dan minum.”
2. Muntah dengan sengaja
Seseorang yang muntah dengan sengaja saat sedang berpuasa maka puasanya
batal.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan
dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia
muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya
membayar qadha’.”
Jika muntah dalam keadaan dipaksa oleh tubuh untuk muntah maka tidak
membatalkan puasa.
Namun, jika muntahannya kembali ke dalam perut, maka puasanya batal.
3. Haid dan nifas
Seorang yang sedang dalam masa haid dan nifas maka puasanya batal.
Wanita yang sedang haid dan nifas tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Syaikh Musthofa Al Bugho berkata:
“Jika seorang wanita mendapati haidh dan nifas, puasanya tidak sah. Jika ia mendapati haidh atau nifas
di satu waktu dari siang, puasanya batal. Dan ia wajib mengqadha’ puasa pada hari tersebut.”
Wanita yang tidak berpuasa karena haid dan nifas maka wajib mengganti puasa di hari lain.
4. Jima (berhubungan intim) dengan sengaja
Jika seseorang melakukan jima  secara sengaja dengan pilihan sendiri dan dalam keadaan tahu akan
haramnya maka puasanya batal.
Namun, jika melakukan Jima dalam keadaan lupa dan tidak mengetahui haramnya, maka puasanya tidak
batal.
Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayah 187 berikut ini:
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang
kamu beri’tikaf dalam masjid”

Baca: Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih Ramadhan 1441 H di Rumah Dilengkapi Doa
Kamilin
Baca: Penjelasan Hukum Shalat Tarawih di Rumah Beserta Bacaan Niatnya

5. Keluar mani secara sengaja


Selanjutnya, yang dapat membatalkan puasa adalah keluarnya mani atau sperma secara sengaja.
Dalam hal ini, keluarnya mani pada saat berhubungan intim maupun menggunakan tangan (onani).
Sedangkan, jika keluar mani tanpa bersentuhan seperti keluarnya karena mimpi basah atau karena
imajinasi melalui pikiran, maka tidak membatalkan puasa.
Seperti yang dikatakan Muhammad Al Hishni:
“Termasuk pembatal jika mengeluarkan mani baik dengan cara yang haram seperti mengeluarkan
mani dengan tangan sendiri (onani) atau melakukan cara yang tidak haram seperti onani lewat tangan
istri atau budaknya.”

Anda mungkin juga menyukai