Anda di halaman 1dari 8

Assalamu'alaikum wr.

wb
‫بِس ِْم هللاِ الرّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬
‫ف ْالَأل ْنبِيا َ ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنا َ َو َموْ لَنَا ُم َح َّم ٍد‬
ِ ‫َلى اَ ْش َر‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِم ْينَ َوال‬
َ ‫صالَةُ َوال َّساَل ُم ع‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬, َ‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬ َ ‫َو َعلَى اَلِ ِه َو‬

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja puji syukur kita kepada Allah
SWT. Selanjutnya shalawat serta salam semoga selalu tercurah dan
limpahkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad Saw.
Sebentar lagi kita akan memasuki 1 Muharram. Kita sambut
kehadirannya sebagai Tahun Baru Hijriyah, sudah sepatutnya kita
bersyukur kepada Allah SWT. Karena kita masih diberi umur dan
kesehatan sehingga kita dapat memasuki tahun baru hijriyah ini dengan
selamat dan sejahtera.

Bulan Muharram yang merupakan permulaan tahun Hijriyah ini adalah


bulan yang mulia dan terpuji. Rasulullah SAW sendiri menyebutkan
bahwa bulan Muharram adalah bulan Allah. Sebab itu, di dalam
menyambut tahun baru hijriyah ini marilah kita tingkatkan amal
kebaikan kita sesuai dengan arti yang terkandung dalam tahun Hijriyah,
yaitu nama tahun di mana Khalifah Umar bin Khattab telah
menetapkannya agar seluruh umat Islam senantiasa mengingat peristiwa
hijrah Rasul untuk menegakkan agama Islam.

Allah SWT berfirman dalam surat Fatir ayat 37 yang berbunyi:

‫ير‬
ٍ ‫ص‬ِ َ‫َأ َولَ ْم نُ َع ِّمرْ ُك ْم َما يَتَ َذ َّك ُر فِي ِه َم ْن تَ َذ َّك َر َو َجا َء ُك ُم النَّ ِذي ُر ۖ فَ ُذوقُوا فَ َما لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن ن‬

Artinya: "Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa


yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan apakah
tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?"

Ayat di atas memberi pelajaran kepada kita, bahwa setiap orang yang
diberi umur panjang hendaknya mau berpikir mengenai apa yang telah
diperbuatnya di masa lalu, atau dengan kata lain merenungkan perbuatan
yang telah diperbuat. Lalu, dari renungan itu seseorang akan berbenah
diri tentang perbuatan yang salah haruslah diubah agar menjadi benar
dan yang kurang hendaknya ditambah supaya menjadi sempurna,
demikian seterusnya sehingga amalan kita menjadi semakin sempurna.

Bulan Muharam memiliki keutamaan luar biasa bagi kaum Muslimin


karena termasuk dari Arba'atun hurum (empat bulan yang diharamkan)
dan bulan yang dimuliakan Allah. Dalam bahasa Arab, kata 'Muharam'
memiliki makna 'yang diharamkan'. Sebab, di bulan ini dahulu bangsa
Arab sepakat untuk mengharamkan peperangan.

Karena keutamaannya itulah, ada beberapa amalan yang dianjurkan


untuk dilakukan di bulan Muharam. Berikut beberapa amalan yang
disunnahkan di bulan Muharam, seperti dikutip dari buku berjudul
"Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah"

1. Berpuasa
Puasa memiliki keutamaan yang sangat istimewa di sisi Allah. Namun di
bulan Muharam ini, terdapat beberapa pendapat mengenai cara yang
bisa dipilih kaum Muslim untuk berpuasa. Sunnah berpuasa di bulan
Muharam bisa dilakukan selama sebulan penuh. Hal demikian mengacu
pada sejumlah hadits, salah satunya yang diriwayatkan Abu Hurairah.

"Puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan adalah


puasa di bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharam." (Al-Baihaqi)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi
dari Ali RA, berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW
dan berkata, "Wahai Rasulullah, bulan apakah yang layak untuk aku
buat berpuasa setelah bulan Ramadhan?" Rasulullah menjawab, "Jika
kamu ingin berpuasa selama sebulan selain di bulan Ramadhan, maka
berpuasalah di bulan Allah Muharam. Sesungguhnya itu adalah bulan
Allah, di sana terdapat suatu hari yang Allah memberi pengampunan
kepada sebuah kaum dan juga memberikan pengampunan bagi kaum
yang lain." (HR. Al-Baihaqi)

Hari pertama di bulan Muharam adalah awal tahun. Karena itu,


dianjurkan untuk berpuasa di hari pertama bulan Muharam dan juga
berpuasa sehari sebelumnya (akhir tahun). Hal ini menunjukkan bahwa
seorang Mukmin mengawali sesuatu dan mengakhirinya dengan
kebaikan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan, bahwa Hafshah meriwayatkan suatu


hadits dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa berpuasa di
hari terakhir dari bulan Dzulhijah dan juga hari pertama dari bulan
Muharam, maka Allah akan menjadikannya sebagai penghapus atas
dosa selama lima puluh tahun, dan puasa sehari di bulan Muharam
sebagai penghapus atas dosa selama tiga puluh hari."

Selanjutnya, pendapat mengatakan dianjurkan untuk berpuasa selama


tiga hari di bulan Muharam. Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan Haram, yakni
hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka Allah akan mencatat untuknya
sebagai ibadah selama tujuh ratus tahun." Namun, hadits ini masuk
dalam kategori hadits lemah.
Sebagian ulama mengatakan, bahwa bulan Muharam yang paling
utama adalah sepuluh hari pertama dari bulan itu. Di bulan Muharam
ini, hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa ialah pada hari Asyura
(hari kesepuluh dari bulan Muharam).

Hari Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar dan kedudukan


yang sangat tinggi di sisi Allah. Sebab, di dalamnya terjadi berbagai
kejadian bersejarah yang sangat penting dalam Islam. Salah satu hadits
yang menyebutkan keutamaannya ialah hadits dari Ibnu Abbas.

Ia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW sangat


bersemangat untuk berpuasa di suatu hari, kecuali di hari ini (hari
Asyura) dan di bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW juga bersabda, "Berpuasalah kalian di hari Asyura dan


bedakanlah dengan Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau
sesudahnya." (Al-Baihaqi)

2. Bersedekah atau menyenangkan keluarga.

Selain berpuasa, umat Muslim juga disunnahkan untuk memperbanyak


sedekah dan menyenangkan atau memuliakan keluarga. Dalam sebuah
hadits dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
menyenangkan keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan
memberikan kesenangan kepadanya (meluaskan rizkinya) di tahun-
tahun berikutnya." (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani)

Dalam hadits lain dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa berpuasa di hari Asyura, maka seakan-akan
berpuasa selama setahun, dan barangsiapa bershadaqah di hari ini,
maka seakan-akan bershadaqah selama satu tahun."

Dalam hadits lain, Jabir bin Abdullah ra, mengatakan bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa melapangkan keperluan orang lain pada
hari Asyura, Allah akan melapangkan untuknya sepanjang tahun itu."

3. Bertaubat kepada Allah dan memperbanyak amal shaleh.

Di hari Asyura, dianjurkan untuk memperbarui taubat serta kembali


kepada Allah. Meskipun, umat Islam sebenarnya dapat bertaubat kapan
pun. Sebab di hari Asyura, seperti yang telah disebutkan dalam sebuah
hadits, terdapat hari di mana Allah memberikan pengampunan kepada
sebuah kaum di bulan Muharam.

Aswad bin Yazid berkata, "Aku bertanya kepada Abin bin Amr tentang
puasa Asyura. Dia barkata: Pada bulan Muharam ada hari ketika Adam
diberi ampunan. Bila engkau mampu, berpuasalah pada hari itu." Hal
senada dikuatkan oleh Abu Ishaq, yang mengatakan bahwa jika suatu
kaum berbuat dosa, lalu mereka bertobat pada hari itu, maka taubat
mereka diterima. 

Akhirnya marilah kita senantiasa berdoa agar pada saat memasuki tahun
baru hijriyah nanti kita selalu diberi petunjuk menuju jalan yang lurus
oleh Allah SWT. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai-Nya. Amin ya
robbal 'alamin.
Demikian pidato dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan.
Wassalamu'alaikum wr. wb

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan mulia yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 yang artinya :

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka
pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah
beserta orang-orang yang bertakwa.”

Rasulullah SAW menerangkan dalam sebuah Hadist,  bahwa empat


bulan tersebut adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, serta
Rojab yang terletak di antara Jumadil akhir dan Sya’ban.

Umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti yang


dilakukan di bulan-bulan lain nya dalam rangka menyambut 4 bulan
mulia ini khususnya Muharram. Salah satu amalan yang bisa dilakukan
adalah melaksanakan puasa asyuro seperti yang termaktub di dalam
hadits Rasulullah SAW. “Ini (10 Muharrom) adalah hari asyuro dan
Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa,
maka siapa yang mau, silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau
silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653).

Puasa asyuro dianjurkan oleh Rasulullah SAW setelah beliau


menyaksikan umat Yahudi sedang berpuasa pada tanggal 10 Muharram
untuk memperingati kebebasan nabi Musa as beserta pengikutnya dari
kejaran Fir’aun dan pasukannya yang tenggelam di laut merah.

Perbedaan pelaksanaan puasa ini dengan puasa yang dilaksanakan oleh


umat Yahudi, Rasulullah saw. menganjurkan umat Islam untuk
melaksanakan puasa selama 2 hari seperti yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim : “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma
bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpuasa di hari ‘asyuro dan memerintahkan (perintah sunnah)
manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah!
Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang
Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
berkata,

‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada
tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat
tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah wafat.” ( Muslim : 1134/2666).

Selain itu, puasa juga bisa dilakukan selama 3 hari seperti yang
disebutkan  di dalam sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang
Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari
setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).

Puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan menghapus dosa pada


setahun yang lalu seperti sabda Rasulullah SAW. Termaktub di dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah -radhiyallahu
‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang
puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan
dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746). Dikutip dari
Tribunnews.com, Ustadz Abdul Shomad menjelaskan bahwa dosa yang
dimaksud adalah dosa besar dan kecil yang dilakukan oleh umat Islam.
Adapun hutang, piutang dan harta orang yang termakan tak dapat
ditebus melalui Puasa Asyura.

Anda mungkin juga menyukai