Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Islam adalah salah satu agama dari kelompok agama yang diterima oleh seorang nabi
yang mengjarkan monoteisme tanpa kompromi, imam terhadap wahyu , iman terhadap akhir
zaman dan tanggung jawab. Peran agama dalam masyarakat industripun ini sangat penting
karna seiring dengan berjalannya waktu masyarakat yang terkhusus tentang pengaruh industri
tentang nilai keagamaan. Suatu masyarakat menjadi mulai memudar dikarenakan banyak
sekali orang liuar yang ingin membuat masyarakat Indonesia atau setiap umat yang beragama
dan menjadi kembali ke masyarakat zaman jahiliyah yang dimana semua orang tidak
meyakini adanya sang pencipta dan tidak ada lagi su’ul adab yan membuat seseoran layaknya
seekor hewan.

Secara fisik, orang-orang kota hidup dalam keramaian, tetapi secara sosial mereka
hidup berjauhan. Jarak sosial merupakan akibat dari anonimitas, impersonalitas, dan
heterogenitas. Perbedaan etnis merupakan salah satu bentuk heterogenitas yang memisahkan
manusia dalam beberapa kelompok. Sering masing-masing kelompok tersebut tidak
menyukai dan meremehkan satu sama lainnya. Perbedaan pekerjaan mungkin merupakan
penyebab utama dari terjadinya jarak sosial. Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban
community. Pengertian ini lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus masyarakat kota
tidak terbatas pada aspek-aspek, seperti pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi lebih luas
lagi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Solidaritas Sosial?

2. Apa sajakah faktor pendorong Solidaritas sosial perkotaan?

3. Apa hubungannya Dengan islam?


BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN SOLIDARITAS SOSIAL

Solidaritas sosial atau kesetiakawanan sosial merupakan suatu konsep yang menunjukian
hubungan antar manusia saja. Kesetiakawanan sosial merupakan hubungan persahabatan dan
berdasar atas kepentingan yang sama dari semua anggota. Solidaritas sosial adalah keadaan
saling percaya antar anggota kelompok atau komunitas. Jika orang saling percava mereka
akan rnenjadi satu atau menjadi sahabat, rnenjadi saling menghormati, menjadi saling
bertanggung jawab untuk saling membantu dalarn memenuhi kebutuhan antar sesama.
Masyarakat dalam bahasa lnggris disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan.
Adapun kata "masyarakat" berasal dari bahasa Arab, yaitu syurk artinya bergaul. Adanya
saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk atruran hidup, yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai perseorangan. melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan
sosial yang merupakan kesatuan. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling
bergaul atau berinteraksi. Akan tetapi tidak semua kumpulan manusia atau kesatuan manusia
yang bergaul atau berinteraksi dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat.1

Solidaritas Mekanik
Masyarakat yang sederhana dan disatukan dengan banyak persamaan termasuk dalam
solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik merupakan solidaritas yang diikat karena kesadaran
kolektif, pada masyarakat ini belum mengenal yang namanya pembagian kerja. Tiap anggota
mempunyai pekerjaan yang sama, tidak ada saling ketergantungan antara mereka.
“solidaritas mekanik lebih menekankan pada sesuatu keadaan kesadaran kolektif bersama
(collective consciousness), yang menyedarkan pada totalitas kepercayaan dan sentiment
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama”2
Solidaritas mekanik merupakan sesuatu yang bergantung pada individu-individu yang
memiliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola norma yang sama pula.
Oleh karena itu sifat individualitas tidak berkembang, individual ini terus-menerus akan
dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali untuk konformitas. Indikator yang paling jelas
untuk solidaritas mekanik adalah ruang lingkup dan kerasnya nilai-nilai yang bersifat

1
M. Dahlan Yacub Al-Barry, Kamus Sosiologi Antropologi (Surabaya: Indah, 2001), h. 311.
2
Pratiwi Wulandari, WARGA MADURA DI KOTA MAKASSAR (Studi antara Solidaritas Sosial Mekanik dan
Solidaritas Sosial Organik Warga Madura dalam Wadah PERKIM Kota Makassar) h.2
menekan. Nilai-nilai ini men-justifikasi setiap perilaku sebagai sesuatu yang jahat,
mengancam atau melanggar kesadaran kolektif yang kuat tersebut.

Solidaritas Organik
Masyarakat yang kompleks dan disatukan dengan perbedaan termasuk dalam solidaritas
organik. Solidaritas organik merupakan solidaritas yang mengikat masyarakat yang telah
mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar
bagian. Tiap anggota menjalankan peranan berbeda, diantara berbagai peranan ada yang
terdapat kesalingtergantungan antara bagian-bagian suatu organisme biologis. Karena adanya
kesalingketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peranan tertentu akan
mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup masyarakat. Padangan durkeim
masyarakat perkotaan yang modern itulah sebagai perwujudan dari solidaritas organik.
Dimana ikatan yang mempersatukan individu, bukan didasarkan pada kesadaran kolektif,
tetapi pekerjaan yang berbeda dan terspesialisasi.3

Solidaritas Sosial masyarakat industri


Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif kumpulan individu
sebagai struktur yang saling membutuhkan, karenanya masyarakat dianggap sebagai sesuatu
yang sakral. Berbeda dengan Karl Marx, yang memandang masyarakat senantiasa terdiri atas
dua kelas yang saling bertentangan, memunculkan ketegangan sebagai akibat pertentangan
antarkelas sosial dan akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata. Pada sisi lain,
masyarakat juga merupakan kelompok individu yang diorganisasikan mengikuti cara hidup
tertentu. dengan realitas baru yang berkembang membentuk kepribadian yang khas bagi
manusia, sehingga masyarakat sebagai satu kesatuan hidup manusia berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas
bersama.4
Secara fisik, orang-orang kota hidup dalam keramaian, tetapi secara sosial mereka hidup
berjauhan. Jarak sosial merupakan akibat dari anonimitas, impersonalitas, dan heterogenitas.
Perbedaan etnis merupakan salah satu bentuk heterogenitas yang memisahkan manusia dalam
beberapa kelompok. Sering masing-masing kelompok tersebut tidak menyukai dan
meremehkan satu sama lainnya. Perbedaan pekerjaan mungkin merupakan penyebab utama
dari terjadinya jarak sosial. Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community.

3
Ibid h.3
4
Adon Nasrullah, Sosiologi Perkotaan. Bandung, 2017 hlm v
Pengertian ini lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupannya yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada
aspek-aspek, seperti pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi lebih luas lagi. Lahirnya
peradaban sebuah kota serta perkembangan pemukiman dalam bentuk kota diketahui muncul
pada masa Neolitikum yang berlangsung sekitar 5.500-7.500 tahun lalu. Sebelum masa
tersebut, pemukiman manusia bersifat sementara karena harus mengikuti gerak hewan
buruan, serta alasan menghindari musim yang keras. Bentuk huniannya adalah rumah di atas
pohon atau gua. 5
Dalam kasus yang ditemukan oleh Durkheim, bahwa munculnya masyarakat baru, akibat
adanya revolusi industri, menjadikan manusia sebagai individu yang memiliki mental
individualistic. Masyarakat mulai meninggalkan apa yang mereka dahulu jalankan dan apa
yang mereka junjung tinggi6. Meski pada dasarnya gejala awal ini tidak serta merta
menjadikan divertifikasi masyarakat terpetakan akan tetapi masyarakat juga dihadapkan
adegan adanya pilihan. Mayarakat dituntut bias beradaptasi dengan cepat dengan adanya
perubahan ini, mayarakat akan merasa kecenderungan anti sosial.

Faktor Pendorong Solidaritas Sosial pada masyarakat Industri (kota)


Beberapa faktor yang menyebabkan solidaritas terjadi pada kelompok masyarakat
Kota,pertama adalah faktor ekonomi, dijadikan faktor pendorong terjadinya solidaritas karena
mereka saling tolong menolong dalam hal ekonomi (keuangan), mereka memperadakan iuran
untuk saling membantu jika sewaktu-waktu ada anggota yang terkena musibah.
Kedua adalah faktor agama, faktor agama dijadikan faktor pendorong karena mereka
memiliki kepercayaan dan keyakinan yang sama, agama dijadikan sebagai sarana tolong
menolong dalam hal kebaikan dan untuk menjalin silaturahmi, dari agama mereka akan
melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti kegiatan pengajian yang hasil dari
pengajian ini membuat keakraban mereka menjadi kuat.
Ketiga adalah faktor budaya, faktor budaya dijadikan sebagai faktor pendorong karena
mereka merasa bahwa kesamaan yang sama dalam aspek budaya, memudahkan mereka
berbaur satu sama lain dan lebih mudah menciptakan chemistry antar mereka.7

5
Ibid h.33
6
George rotzer , teori social potsmodern, terj. Muhammad taufik, (Yogyakarta, 2010) h. 4
7
Pratiwi Wulandari, WARGA MADURA DI KOTA MAKASSAR (Studi antara Solidaritas Sosial Mekanik dan
Solidaritas Sosial Organik Warga Madura dalam Wadah PERKIM Kota Makassar) h.4
Hubungan Agama Dengan Solidaritas Sosial

Durkheim menjelaskan bahwa agama dapat menumbuhkan rasa solidaritas (mekanis) di


antara pemeluknya. Durkheim meneliti masyarakat suku Arunta, yaitu salah satu suku
primitif di Australia. Durkheim berkesimpulan bahwa karena agamalah masyarakat saling
berinteraksi dengan akrab dan intim, mereka sama-sama melakukan do’a, perayaan ibadah
(liturgis), sesajian dan lainnya.8 Akhirnya mereka saling akrab, simpati dan setia karena
mereka sama-sama memiliki satu tujuan dan cita-cita. Semua benda dan makhluk yang oleh
manusia diberi sifat sacral pada dasarnya hanyalah lambang lambang dari kelompok manusia
itu sendiri, dan menempatkan masyarakat sebagai tujuan akhir upacara peribatan
manusia.Pada awalnya masyarakat pemeluk agama secara bersama melakukan upacara
keagamaan, seperti memberikan sesajian, menguburkan jenazah, doa bersama dan lainnya.
Kemudian acara-acara seperti itu membengkitkan kegembiraan bersama (kolektif), kemudian
selanjutnya menimbulkan sentimen bersama, simpati sesama, membangkitkan rasa cinta,
suka kepada orang sekelilingnya, kemudian pada akhirnya menimbulkan keyakinan bersama.
Upacara kolektif => kegembiraan kolektif => sentimen kolektif => keyakinan kolektif Dari
hasil pengamatan Durkheim pada masyarakat Aborijin, khususnya suku Arunta, Australia.
Beliau melihat bahwa masing-masing anggota masyarakat saling mengidentifikasikan dirinya
dengan yang lain.9
Identifikasi muncul karena memang Durkheim beranggapan bahwa masyarakat dari suku
suku Aborigin itu bersifat utuh dan murni. Tetapi identifikasi ini menjadi buyar, ketika
masyarakat telah mengalami pluralitas, akibat urbanisasi dan modernisasi. Identifikasi ini
menjadi terancam karena merosotnya solidaritas mekanis dan munculnya solidaritas organis.
Dengan buyarnya identifikasi, maka tentu saja agamapun kehilangan fungsinya.

HUBUNGAN MASYARAKAT MUSLIM DENGAN SOLIDARITAS PERKOTAN


Indonesia merupakan Negara yang plural (bermacam-macam) contohnya saja dalam bidang
Agama, terdapat banyak Agama di Indonesia tetapi hanya 6 agama yang disahkan Negara
yaitu Hindu, Budha, Kristen, Kongucu, Katolik dan Islam. Masyarakat Islam menjadi
mayoritas di Negara ini setiap Agama mempunyai ritual masing-masing. Ritual yang

8
Kamirudin, Agama dan Solidaritas Sosial: Pandangan Islam Terhadap Pemikiran Sosiologi Emile Durkheim.
Pekanbaru 2006 h.77
9
Ibid h.78
dimaksud disini adalah cara seorang hamba untuk menyembah Tuhannya yang salah satu
ritual yang ada didalam Islam dikenal dengan Shalat.10
Sebenarnya baik masjid yang ada diperkotaan maupun perdesaan memiliki sifat yang sama,
yaitu sama-sama menjadi tempat beribadah, namun yang menjadi membedakannya
diperkotaan masyarakatnya memiliki sifat yang individual sehingga kurang adanya menegur
atau menyapa seorang yang shalat di masjid tersebut sehingga agak sulit membentuk
solidaritas sosial. Solidaritas sosial dapat diartikan sebagai kebersamaan, kekompakan,
kesetiakawanan, empati simpati, tenggang hati dan tenggang rasa.
Solidaritas sosial sangat dibutuhkan dimana masyarakat pada era modern ini cendrung
individualisme dan kurang peduli terhadap keadaan sekitar yang dimana bila terus terjadi
maka bisa menimbulkan perpecahan dalam masyarakat khususnya masyarakat Muslim.
Untuk itu perlu adanya kegiatan-kegiatan yang harus terjalin didalam masjid bukan hanya
shalat berjamaah saja, seperti melakukan yasinan setiap malam jumat, baik ibu-ibu, bapak-
bapak ataupun remajanya, penyuluhan terhadap masyarakat sekitar arti pentingnya menjalin
silaturahmi baik dengan tetangga maupun dengan seorang yang bersinggah untuk shalat
dimasjid sehingga akan membentuk solidaritas dan menjauhkan perpecahan antar
masyarakat muslim.11
Dalam pandangan Sosiologi Shalat juga memiliki makna lain yaitu sebagai bentuk aktifitas
sosial di dalam Masyarakat sekitar dimanapun seorang individu bertempat tinggal, tak hanya
itu seringkali perkenalan tetangga baru dimulai dari lingkungan anggota Shalat Berjamaah di
Masjid lalu berlanjut ketahap keakraban bertetangga yang lebih baik.
Shalat berjamaah pada hakikatnya memang tidak harus dilaksanakan di Masjid, dilaksanakan
dirumah juga diperbolehkan akan tetapi keutamaan shalat berjamaah dimasjid dijanjikan oleh
Allah SWT dengan jaminan pahala yang besar, disamping itu juga banyak makna tersirat
didalamnya, salah satunya nilai-nilai sosial, nilai sosial yang terkandung seperti interaksi,
kesetaraan dan lain sebagainya. Sehingga dalam shalat berjamaah dimasjid jamaah bisa saling
berdekatan, bertatapan berjabatan tangan, bersapaan dan berpautan hati demi mewujudkan
semangat ukhuwah.Disamping itu juga masjid merupakan salah satu tempat yang mulia di
muka bumi ini sampai seseorang yang berdiam dimasjid saja mendapatkan pahala. Masjid
merupakan tempat ibadah umat Islam sekaligus menjadi simbol agama Islam.
Shalat Berjamaah di Masjid memiliki nilai-nilai yang baik didalamnya yaitu nilai persamaan,
saat seseorang masuk ke Masjid maka siapa saja tidak pandang bulu apakah dia orang miskin,

10
Egis Wulandari, SKRIPSI: Sholat Berjamaah dan Solidaritas Masyarakat Muslim. Bandar Lampung, 2020 h.3
11
Ibid h.8
kaya, kaum duafa, Tokoh Agama, Tokoh adat siapapun memproleh hak di depan atau shaf
pertama dengan kata lain siapa yang datang dahulu maka boleh menempati tempat paling
terhormat. nilai solidaritas, Shalat Berjamaah menunjukkan kekuatan kaum Muslim
keterikatan hati dan Solidaritas barisan, menjauhkan perpecahan antar warga. Perasaan
Kebersamaan, yaitu kedudukan yang sama sebagai hamba Allah sehingga menghindarkan
seseorang dari rasa terpencil atau asing dihadapan manusia. Shalat Jamaah menimbulkan
keteraturan dan disiplin serta kelebihan terhadap waktu dan menghilangkan kedengkian dan
prasangka buruk.12
Islam selalu menganjurkan akan pentingnya Shalat Berjamaah di dalam hal ini Islam ingin
memupuk dan membina kebersamaan (solidaritas sosial) antara sesama orang beriman.
Dalam pelaksanaan Shalat Jamaah benar-benar disatukan oleh Islam kepada satu gerakan,
Kiblat, bacaan tertentu, tempat dan tujuan, ini mengisyaratkan bahwa semua orang beriman
harus hidup Bersama, persatuan dan solidaritas sosial yang kuat. Shalat Berjamaah Baik
untuk Laki-laki maupun Perempuan namun disini Di utamakan untuk Laki-laki baik Bapak-
bapak atau Remaja, Karena Sebaik-baiknya Kaum Adam (Laki-laki) melaksanakan Shalat di
rumah Lebih Baik dan berlipat gandanya melaksanakan Shalat di Masjid.13

Aspek Lain Dari Solidaritas Islam


1. Saling menghormati
Di antara ajaran Islam, dalil Al-Quran yang memaparkan tentang substansi popok ajaran
hormat-menghormati, antara lain firman Allah SWT: Apabila kamu diberi penghormatan
dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungkan segala sesuatu (Annisa': 86). Penghormatan yang dimaksud dalam Surat
di atas ialah memberikan ucapan salam. Mengucapkan salam bagi orang muslim adalah hak;
dan kewajiban bagi muslim yang lain untuk membalas atau menjawab salamnya. Dan
membalasnya kalau tidak dengan yang lebih baik, minimal kita membalasnya dengan yang
serupa.14
2. Santun dan Minta Izin
Firman allah swt.... Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnnya,
akan tetapi kebajikan itu adalah kebajikan orang yang bertaqwa. Dan masuklah ke rumah-

12
Ibid h. 9
13
Ibid;
14
Syarkawi, Eksistensi Solidaritas Islam “suatu keniscayaan”. Novermber 2014 h.67
rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (Al-
Baqarah: 189).
ayat di atas menunjukkan bahwa ajaran Islam mengatur tatanan adab dan santun penganutnya
dalam kehidupan bertamu ke tempat orang lain dengan cara minta izin sebagai isyaratnya dan
bahkan memasuki rumah sendiri pun diatur sedemikian rupa, sehingga memberi kenyamanan
berbagai pihak sambil saling mendoakan, agar senantiasa dalam mengingat allah dalam
berbagai kesempatan.15
3. Pema'af, Ramah dan MenjagaAmarah
Seorang muslim adalah orang yang berlapang dada dan toleran. Ia tidak memiliki perasaan
dengki dan dendam erhadap muslim lainnya. Dia berusaha menenangkan perasaan
amarahnya dan melupakan rasa permusuhannya. Dia mema'afkan orang yang menzhaliminya
dan menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang telah memutuskan hubungan
dengannya. Ia tak terburu nafsu untuk mendendam orang-oran yang telah berbuat jahat atau
yang menyakitinya, sekalipun orang tersebut telah membunuh orang tuanya atau
saudaranya.16

15
Ibid h.68
16
Ibid;
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Solidaritas sosial atau kesetiakawanan sosial merupakan suatu konsep yang menunjukian
hubungan antar manusia saja. Kesetiakawanan sosial merupakan hubungan persahabatan dan
berdasar atas kepentingan yang sama dari semua anggota. Solidaritas sosial adalah keadaan
saling percaya antar anggota kelompok atau komunitas. Jika orang saling percava mereka
akan rnenjadi satu atau menjadi sahabat, rnenjadi saling menghormati, menjadi saling
bertanggung jawab untuk saling membantu dalarn memenuhi kebutuhan antar sesama.
Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif kumpulan individu
sebagai struktur yang saling membutuhkan, karenanya masyarakat dianggap sebagai sesuatu
yang sakral. Berbeda dengan Karl Marx, yang memandang masyarakat senantiasa terdiri atas
dua kelas yang saling bertentangan, memunculkan ketegangan sebagai akibat pertentangan
antarkelas sosial dan akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata. Pada sisi lain,
masyarakat juga merupakan kelompok individu yang diorganisasikan mengikuti cara hidup
tertentu. dengan realitas baru yang berkembang membentuk kepribadian yang khas bagi
manusia, sehingga masyarakat sebagai satu kesatuan hidup manusia berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas
bersama.
Dalam pandangan Sosiologi Shalat juga memiliki makna lain yaitu sebagai bentuk aktifitas
sosial di dalam Masyarakat sekitar dimanapun seorang individu bertempat tinggal, tak hanya
itu seringkali perkenalan tetangga baru dimulai dari lingkungan anggota Shalat Berjamaah di
Masjid lalu berlanjut ketahap keakraban bertetangga yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Adon Nasrullah Jamaludin, M.Ag., Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota
dan Problematikanya. (CV PUSTIKA SETIA) Bandung, Jawa Barat Mei 2017
Kamirudin, Agama dan Solidaritas Sosial: Pandangan Islam Terhadap Pemikiran Sosiologi
Emile Durkheim. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 5, No. 1, Pekanbaru
Januari-Juni 2006
Egis Wulandari, SKRIPSI: Sholat Berjamaah dan Solidaritas Masyarakat Muslim.Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung, 2020
Pratiwi Wulandari, WARGA MADURA DI KOTA MAKASSAR (Studi antara Solidaritas
Sosial Mekanik dan Solidaritas Sosial Organik Warga Madura dalam Wadah
PERKIM Kota Makassar)
Yacub Al-barry, M.Dahlan. Kantus Sosiologi ,4ntroltologl. Surabaya: Indah, 2001 .
George rotzer , teori social potsmodern, terj. Muhammad taufik, (Yogyakarta: juxtapose
research and publication study club bekerjasama dengan kreasi wacana, 2010)
Syarkawi, Eksistensi Solidaritas Islam “suatu keniscayaan”. Jurnal Lentera Vol. 14. No.
10,Nopember 2014.

Anda mungkin juga menyukai