Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KETAQWAAN DAN FILSAFAT KETUHANAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu : Dr. Nuril Mufida, M.PdI

Disusun Oleh :

Safita Ardhia Pangestika (219031)

Sevia Dewi Setyorini (219032)

Titis Kurniasari Meilia Putri (219033)

Yuanita Tristiamanda (219034)

Athifa Aqil Fadiya Putri (219035)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

FAKULTAS TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

ITSK RS. DR. SOEPRAOEN KESDAM V/BRW

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat karuniaNya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami beri
judul “Ketaqwaan dan Filsafat Ketuhanan”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama dari
dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
ilmu tauhid ketuhanan dan filsafat ketuhanan.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. NURIL
MUFIDA, M.PdI selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Agama ITSK RS. Dr.
Soepraoen KESDAM V/BRW MALANG. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah
mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa
menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca,
dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

5.
DAFTAR ISI

JUDUL…..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI….....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................................2
D. MANFAAT…..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AGAMA…................................................................................3
B. SEJARAH AWAL MASUKNYA AGAMA DI DUNIA DAN INDONESIA 7
C. FUNGSI DAN KEDUDUKAN— TUJUAN AGAMA.....................................10
D. MOTIVASI DALAM BERAGAMA..................................................................12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN….................................................................................................13
B. SARAN.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus,
agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang
diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi
tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.

Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan
mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan
di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang
ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta
pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan
sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang makna dan definisi secara harfiah tentang
agama, sejarah awal mula agama datang di dunia, fungsi dan kedudukan agama di kehidupan
sehari hari mengingat Negara Indonesia mempunyai khas keberagaman agama dan spiritual.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi secara umum dan khusus agama?
2. Bagaimana awal mula agama masuk dan berkembang di Dunia dan Indonesia?
3. Apa saja fungsi dan kedudukan serta tujuan adanya agama dalam kehidupan
bermasyarakat?
4. Motivasi apa saja yang bisa ditarik sebagai pedoman hidup dalam tatanan beragama
sehari – hari?
C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal ilmu
tauhid ketuhanan serta memberikan pemahaman tentang awal mula adanya agama di Dunia
dan Indonesia.

D. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam
menerapkan perilaku ketauhidan dalam hidup bermasyarakat antarsesama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Banyak agama
memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna
hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama,
atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisasi perilaku, kependetaan,


mendefinisikan tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat
suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau
pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, cara
penguburan, pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain dari kebudayaan
manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.

Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan, atau
kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim, agama
berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial".

Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak
pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia mengidentifikasi diri
sebagai beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9
persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.

Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa
agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau
tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang memungkinkan untuk
terjadi unsur sinkretisme

5.
B. SEJARAH AWAL MASUKNYA AGAMA DI DUNIA DAN INDONESIA

1. Sejarah awal agama di dunia

Dalam Zasuli (2019: 18-25) menjelaskan kronologi peristiwa-peristiwa penting yang


menandai lahir dan berkembangnnya suatu agama beserta bebagai peristiwa khusus lainnya
yang dimulai pada 500 SM dimana agama-agama besar dunia seperti Budha, Konghucu,
Kristen, dan Islam mulai Muncul (Agama Hindu dan Yahudi termasuk dalam agama kuno
sehingga akan kami bahas tentang agama Kuno dan Prasejarah)

Secara garis besar perkembangan berbagai agama bisa dibagi dalam beberapa fase seperti
berikut ini:

1) Periode Aksial: (900-200 SM)

Pada periode ini dasar-dasar spritual manusia diletakkan secara simultan dan independen.
Banyak tradisi spritual dan filsafat yang muncul dan memengaruhi kehidupan manusia,
termasuk monoteisme di Persia dan Kanaan, Platoisme di Yunani, Budham dan Jainisme di
India, dan Konghucu serta Teaoisme di Cina. Ide-ide ini kelak akan menjadi semakin
melambaga dan terorganisir seiring dengan waktu.

2) Periode pertengahan (500-1500 M)

Dimana agama-agama semakin berkembang dan meluas ke berbagai wilayah di dunia


seperti Kristeninasi di dunia Barat/Eropa, misi penyebaran Buddha ke Asia Timur dan
penyebaran Islam di seluruh Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara dan sebagian Eropa
dan India.

Selama Abad Pertengahan ini juga terjadi banyak konflik horizontal yang dikarenakan
pengaruh perbedaan agama dan kepentingan politik seperti Islam dengan Majusi selama
masa penaklukan Islam di Persia, Kristen dengan Islam selama perang Bizantium dengan
Arab, sembilan episode Perang Salib, Reconquista, perang Ottoman di Eropa, Inkuisisi di
Spanyol, Muslim dengan kaum Hindu dan Sikh selama penaklukan Muslis di anak benua
India dan sebagainya.

3) Periode Modern (1500 M – sekarang)

Dimana pengaruh agama mengalami perkembangan, fluktuasi, perpecahan hingga


kemunduran karena berkembangnya era Renanaisance/pencerahan ilmu pengetahuan.
Kolonisasi Eropa selama abad 15 sampai abad ke-19 yang mengakibatkan penyebaran agama
Kristen ke Sub-Sahara Afrika, Amerika, Australia, dan Filipina.

Penemuan mesin cetak di abad ke-15 oleh Gutenberg yang memainkan peran penting
dalam penyebaran Reformasi Protestan yang diikuti dengan terjadinya perang agama yang
berpuncak pada Perang 30 Tahun di Eropa tahun 1618-1648 antara pengikut Protestan dan
Katolik. Abad 18 juga menjadi awal bagi sekularisasi di Eropa yang makin mendapatkan
momentum setelah Revolusi Prancis.

Akhir abad ke-20 pengaruh agama semakin menurun di sebagian besar wilayah Eropa.
Pada abad ke-20, rezim Komunis Eropa Timur dan Cina Komunis yang mengampanyekan
paham anti-agama. Sejumlah besar gerakan-gerakan keagamaan baru juga muncul pada abad
ke20, yang sebagian bercorak sinkretisme. Fanatisme, Radikalisme bahkan terorisme dengan
isu agama juga muncul pada periode ini. Pada saat yang sama orang yang mengaku sebagai
non religius juga berkembang semakin banyak (Zazuli. 2019: 27).

Dengan lebih dari 84% dari 7,3 miliar penduduk di planet bumi yang mengaku sebagai
kelompok agama, orang-orang dari semua jenis keyakinan menemukan kenyamanan dalam
ajaran, tradisi, dan praktik keyakinan mereka yang berbeda. Umat Kristen merupakan
kelompok agama terbesar dalam hal pengikut dengan lebih dari 2,3 miliar penganut. Namun
demikian, penting untuk disebutkan bahwa agama besar dunia lainnya seperti Islam dan
Hindu masing-masing memiliki lebih dari satu miliar pengikut. Juga, umat Buddha memiliki
lebih dari 500 juta pengikut, yang merupakan 6,9% dari populasi dunia saat ini.

Oleh karena itu, dengan begitu banyak orang yang memandang makhluk tertinggi sebagai
pedoman, bahkan negara sekuler, sangat disarankan untuk mempelajari lebih banyak tentang
budaya agama lain untuk meningkatkan kasih sayang, toleransi, dan persatuan dalam
masyarakat modern

1. Sejarah awal agama di Indonesia

Agama di Indonesia terdiri atas berbagai macam agama. Dalam data Kementerian Dalam
Negeri tahun 2018, penduduk Indonesia berjumlah 266.534.836 jiwa dengan 86,7%
beragama Islam (Indonesia merupakan wilayah dengan penduduk muslim terbanyak di
dunia), 7,6% Kristen Protestan, 3,12% Kristen Katolik, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha,
0,03% Konghucu, dan 0,04% agama lainnya. Sampai awal era Masehi, orang-orang
Nusantara (suku bangsa Austronesia serta bangsa Papua) menganut agama
dan kepercayaan serta budaya sendiri. Kelompok pendatang dari subbenua
India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda—menjadi faktor utama persebaran agama lain
di Indonesia.

Meskipun demikian, agama beserta juga budaya yang dibawa ini diubah akibat beberapa
modifikasi untuk menyesuaikan dengan karakteristik Indonesia. Agama Hindu dan Buddha
telah dibawa ke Indonesia sekitar abad ke-2 dan abad ke-4 Masehi ketika pedagang dari
India datang ke Sumatra, Jawa, dan Sulawesi dengan membawa agama mereka. Hindu mulai
berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang
memuja Siva. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut
dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya,
seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dan Sailendra.

Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur, dibangun oleh Kerajaan Sailendra
pada waktu yang sama, begitu pula dengan Candi Hindu Prambanan juga dibangun. Puncak
kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi
zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.Hinduisme memiliki pengaruh yang menentukan
pada ideologi pemerintahan satu orang Raja.

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 melalui pedagang di Gujarat, India, sementara
ilmuwan juga mempertahankan teori dari Arab dan Persia. Islam menyebar sampai pantai
barat Sumatra dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat
beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram, dan Banten. Pada akhir
abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, yang mencerminkan dominasi Islam di
Indonesia

Kekristenan, yakni Gereja Asiria Timur beraliran Nestorianisme telah hadir di Nusantara
di Sumatra Utara pada abad ke-7. Fakta ini ditegaskan kembali oleh Prof.
Dr. Sutjipto Wiryosuprapto. Fakta ini dapat dimengerti dengan penelitian dan rentetan berita
dan kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut
dapat dibaca dalam sejarah kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini
yang menulis buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi
Mesir dan tanah-tanah di luarnya", yang memuat berita tentang 707 gereja dan 181
pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia,
India, dan Indonesia. Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salih al-Armini
kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini
terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatra Utara adalah tempat kediaman umat
Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja
Bnda Perawan Murni Maria.

Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di


Pulau Flores dan Timor. Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda
pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut
animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama
orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian,
Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo, kaum misionaris pun tiba
di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatra juga menjadi target para misionaris ketika itu,
khususnya adalah orang-orang Batak sehingga saat ini banyak di antara mereka yang
menjadi pemeluk Protestan.

C. Fungsi dan Kedudukan—Tujuan Agama

Peran agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat
norma-norma tertentu. Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong
individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar
belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian, serta ketaatan.
Agama dalam kehidupan individu juga berfungsi sebagai

1. Sumber Nilai Dalam Menjaga Kesusilaan

2. Sebagai Sarana Untuk Mengatasi Frustasi,

3. Sebagai Sarana Untuk Memuaskan Keingintahuan.

Selanjutnya berkenaan dengan fungsi agama dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat


adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk berdasarkan tatanan sosial tertentu.
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena
agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain :

1. Berfungsi Edukatif,

2. Penyelamat,

3. Sebagai Pendamaian,

4. Sebagai Sosial Kontrol,

5. Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas.

6. Berfungsi Transformatif,

7. Berfungsi Kreatif,

8. Berfungsi Sublimatif, dan

9. Berfungsi Sublimatif.

Untuk selanjutnya berkaitan dengan kemakmuran dan kebahagiaan manusia menurut ajaran
Islam dapat dilihat dari berbagai sisi diantaranya adalah

1. Kewajiban Sosial Manusia,


2. Manusia sebagai Pemakmur,

3. Strategi Hidup sebagai Pemenang.

D. Motivasi dalam beragama

Agama memiliki ruang lingkup yang sangat luas dalam kehidupan, dan tidak hanya
sekedar memberi petunjuk untuk kehidupan di akhirat. Agama membawa nilai-nilai
kehidupan bagi manusia, sehingga memberikan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam beberapa golongan masyarakat, agama juga menjadi kebutuhan dasar dari
kehidupan kelompok. Agama pun menjadi suatu pedoman yang memuat norma-norma
tertentu. Norma-norma tersebut pada akhirnya menjadi acuan dalam bersikap dan bertingkah
laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus,
agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang
diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi
tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci

Agama memiliki ruang lingkup yang sangat luas dalam kehidupan, dan tidak hanya
sekedar memberi petunjuk untuk kehidupan di akhirat. Agama membawa nilai-nilai
kehidupan bagi manusia, sehingga memberikan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam beberapa golongan masyarakat, agama juga menjadi kebutuhan dasar dari
kehidupan kelompok. Agama pun menjadi suatu pedoman yang memuat norma-norma
tertentu. Norma-norma tersebut pada akhirnya menjadi acuan dalam bersikap dan bertingkah
laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya.

B. SARAN

Penulis juga memiliki saran kepada para pembaca yakni agar selalu menjaga
keharmonisan antarumat beragama. Kebiasaan baik ini bisa dimulai dari hal kecil yang ada di
sekitar lingkungan tempat tinggal. Selain itu, perbanyak membaca buku atau artikel yang
berkaitan dengan ilmu ketuhanan agar dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran tentang
pentingnya saling menghormati dan tenggang rasa antarsesama umat.
DAFTAR PUSTAKA

Zazuli. Muhammad. 2019. SEJARAH AGAMA MANUSIA “Ikhtisar Agama-Agama,


Mitologi, dan Ajaran Metafisika Selama lebih dari 10.000 Tahun. Narasi: Yogyakarta.

Diakses melalui https://www.merdeka.com/jabar/fungsi-agama-bagi-kehidupan-manusia-


sebagai-pemberi-damai-hingga-sosial-kontrol-kln.html, pada tanggal 9 September 2021

Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia pada tanggal 8 September


2021

Anda mungkin juga menyukai