Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

DICKY IRAWAN (220010041)


SATYA TANTRI HERMAWAN (220010161)
ISI MATERI

*BAB 1
-Konsep Etika, Moral dan Akhlak
-Perbedaan Etika , Moral, dan Akhlak
-Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
-Indikator Manusia Berakhlak
*BAB 2
-Toleransi dalam Pandangan Islam
-Isu-Isu Agama dalam Kehidupan Sosial
-Membangun kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial
-Membangun kebersamaan umat beragama dalam kehidupan bersosial
BAB 1
Konsep Etika, Moral dan Akhlak

 Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda
sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya, mengartikan etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
 Arti moral dari segi bahasa Latin, moresyaitu jamak dari kata mosyang berarti adat kebiasaan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk.
 Akhlak berasal dari bahasa arab, khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Akhlak ialah hal ihwal yang melekat pada jiwa (sanubari). Dari situ timbul perbuatan-
perbuatan secara mudah tanpa dipikir panjang dan diteliti terlebih dahulu (spontanitas). Apabila hal
ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji, menurut pikiran
dan syariah, maka tingkah laku itu disebut akhlak yang baik. Apabila menimbulkan perbuatan
perbuatan yang buruk, maka tingkah
Perbedaan Etika , Moral, dan Akhlak

 Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akar pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral menggunakan tolak ukur
norma-norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung dalam masyarakat ( adat
istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al-Qur’an dan hadist.

 Akhlak yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, maka akhlak bersifat mutlak, absolut,
dan tidak dapat diubah. Sementara etika dan moral berdasar pada sesuatu yang berasal
dari manusia, maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

 Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat
mengatakan bahwa antara etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama
membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik
atau buruk.
Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

 Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati. Hati
yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Tuhan tetapi juga dapat melihat Tuhan ( al-Ma’rifah).
Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati
yang suci.
 Jika ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana
mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak
seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan
bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah
akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.
Yaitu dengan ijtinab al-manhiyyat, adaa al-wajibat,adaa al-naafilatdan Riyadhah.
 Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi
kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “ kaffah”adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah
yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan
hidup manusia di dunia dan kebahagian hidup di akhirat. Dari satu segi akhlak adalah buah dari
tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari
bahasan ilmu tasawuf.


Indikator Manusia Berakhlak

 Indikator manusia berakhlak ( husn al-khuluq) kata al-Ghazali, adalah tertanamnya


iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia
yang tidak berakhlak (su’al-khulug)adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di
dalam hatinya. Nifak adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara
hati dan perbuatan.
 Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat menyilaukan
hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa
melakukan dosa kemudian menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya,
hanya saja cahaya itu berkurang.
BAB 2
Toleransi dalam Pandangan Islam
Toleransi adalah sifat atau sikap menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya sendiri. Dalam
pandangan Barat toleransi (tolerance) dimaknai menahan perasaan tanpa protes (to endure without protest),
meskipun gagasannya itu salah.
Berbeda dengan Islam, Islam menyebut toleransi dengan tasamuh. Tasamuh memiliki tasahul (kemudahan). Artinya,
Islam memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk menjalankan apa yang ia yakini sesuai dengan ajaran masing-
masing, tanpa ada tekanan dan tidak mengusik ketauhidan.
 Isu-Isu Agama dalam Kehidupan Sosial

1. Isu Penodaan Agama


Penodaan agama disini maksudnya kasus-kasus yang berkaitan dengan isu penodaan
agama yang sampa di pengadilan. Tahun 2011 bulan Februari Antonius Richmond
Bawengan (ARB). ARB, 59 tahun dijatuhi hukuman 5 tahun karena dianggap melakukan
penodaan agama.
2. Aliran-aliran Non Mainstream
Isu yang berkaitan dengan “aliran-aliran pinggiran” ini dalam beberapa hal sesungguhnya
berhimpitan dengan kasus penodaan agama. Misalkan aliran penyembah setan yaitu
satanisme, Satanisme adalah sekelompok individu yang berkeyakinan atau ideologis, dan filosofis
yang didasarkan pada Setan.
 Membangun kebersamaan umat beragama dalam kehidupan bersosial
Agama islam ditunjukkan kepada manusia dengan segala keberagamannya,karena itu ajaran islam tidak melarang
umatnya untuk berhubungan dengan umat agama lain. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berpihak
kepada kebenaran dan keadilan termasuk didalamya terhadap orang-orang non muslim. Dalam masyarakat sekarang
ini hubungan antar para pemeluk agama yang berbeda-beda tidak bisa dihindarkan,baik dalam bidang
social,ekonomi,politik maupun budaya. Bagi umat islam ini tidak menjadi halangan.sepanjang dalam kaitan sosial
kemanusiaan atau muamalah. Bahkan dalam berhubungan dengan mereka umat islam dituntut untuk menampilkan
prilaku yang baik,sehinnga dapat menarik mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang ajaran islam.
Contoh : Dalam sejarah rosul dapat menemukan bahwa banyak orang-orang kafir masuk islam disebabkan oleh
siakp dan tingkah laku nabi dalam berhubungan dengan mereka (orang kafir ).
 Dalil Keutamaan Kerukunan beragama dalam kehidupan sosial

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal
yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak
dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu,
bagiku agamaku”. Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan tidak boleh memusuhi penganut
agama lain, selama mereka tidak memusuhi, tidak memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah :
8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at agamanya masing-masing (QS.Al-
Baqarah :139).
ADAKAH YANG INGIN BERTANYA ??

Anda mungkin juga menyukai