FishBone Diagram
Analisis ini dimulai dengan masalah yang harus diselidiki.
Masalah ini ditulis dalam bentuk pertanyaan di sisi kanan halaman (kepala).
Panah atau kepala ikan, akan mengarah ke pertanyaan di bawah pertimbangan.
Garis horizontal yang membagi kertas menjadi dua adalah "tulang punggung" dari diagram
tulang ikan.
Set berikutnya adalah tulang-tulang kecil. Tulang-tulang ini merupakan kategori yang paling
penting dari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dasar. Nama-nama kategori ini
ditulis di sepanjang bagian atas dan bawah kertas, dengan panah miring menunjuk kembali
ketulang punggung serta terhadap kepala, sehingga membentuk suatu pola herringbone.
Faktor Sekunder
Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama
(tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang
berukuran sedang.
Faktor Tersier
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder
(tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-
tulang berukuran kecil.
Faktor atau Item Terpenting
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor penting
tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang dikaji kita
dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
2. Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup
spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan
atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.
F. Manfaat Diagram Fishbone
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin
timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai
orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji
apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya
akan memberikan hasil yang diinginkan.
Pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan
Membahas issue secara lengkap dan rapi
Menghasilkan pemikiran baru
Jadi ditemukannya diagram Fishbone ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting
bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar
“penyebab” terjadinya. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan
“penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone kita terlebih dahulu harus melihat, di
departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan
jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab-sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah
yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap
orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab
masalah tersebut.
Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi
kemampuan tim / pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan
metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih
penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.
Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul
diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain :
1. Brainstorming
2. Bertanya Mengapa beberapakali (WHY – WHY)
3. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa
Pada kesempatan ini yang dibicarakan adalah poin yang ke 3 Diagram Fishbone
(Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di
dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada
tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang
yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan
diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen
kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.
Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau
metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run
chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip
dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan
menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang
ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan
hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal,
diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab
itu.
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap
orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas
sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai
pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh
perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan
pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah
bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai
akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang
masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah
menggunakan diagram tulang ikan.
Manfaat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan
dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah
nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang
diinginkan.
Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis.
Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan.
Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang
ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :
a) keterlambatan proses produksi
b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
c) mesin produksi yang sering mengalami trouble
d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi
e) produktivitas yang tidak mencapai target
f) complain pelanggan yang terus berulang
Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi
f) Menghasilkan pemikiran baru
Jadi ditemukannya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi
penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab”
terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal
dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi
dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis
usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang berpengaruh signifikan terhadap
masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.
Cara Membuat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yakni
Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu
keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang
terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang
mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram
adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna
secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang
dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab
yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.
Contoh Bentuk Dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa
Ada banyak bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa yang dapat diadikan acuan. Berikut ini diberikan format
dasar dari Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa yang sekiranya dapat memberikan inspirasi dalam penerapan dan
pengembangan lebih jauh yang disesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Ada yang
penggambaran Cause ditulis di tulang ikan sebelah kiri dan Effect di kepala ikan,
namun ada pula yang sebaliknya.
Contoh 01 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa
Contoh 2 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa
Contoh Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa
Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang
merupakan akibat atau effect.
Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor – faktor yang mungkin
menjadi penyebab utama masalah pada banyaknya produk cacat di akhir kuartal tahun
2010. Dimisalnkan yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah :
a) Machine (Mesin)
Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari penyebab –
penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi penyebab utama. misalnya
a) Kemungkinan Penyebab masalah sekunder pada tulang Machine
i. Kerusakan Mesin
ii. Kesalahan Seting mesin produksi
b) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Method
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Material
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Suplay barang baku
d) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Man Power
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor
Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab – penyebab tersier
yang mungkin bisa mempengaruhi penyebab – penyebab sekunder. Jadi terjadi analisis
lagi pada tahap ini. Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier, penyebab
sekunder dinyatakan cukup menjadi akar permasalahan pada tiap pokok tulang
permasalahan
Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan item-item yang penting dari
seiap faktor pada hasil diagram langkah kelima dan menandai (dalam hal ini diberi
warna hijau) bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh
nyata terhadap banyaknya produk sepatu yang cacat
Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa ternyata, banyaknya produk
cacat tidak hanya disebabkan oleh material atau bahan baku yang tidak berkualitas,
namun juga dipengaruhi oleh tenaga kerja, metode atau system operasi dan mesin
yang digunakan.
Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis, Manajer produksi
menyimpulkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kembali menjaga
kualitas produk untuk awal kuartal tahun 2011 yaitu :
Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering
juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas
dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada
rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan
akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita
untuk menemukan akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai
orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam
variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
Untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan prosedur atau langkah-langkah pembuatan
fishbone diagram di bawah ini.
Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar 30-60 menit
dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira mengerti/paham tentang masalah yang
terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat untuk mengisi fishbone diagram. Alat-alat yang perlu
disiapkan adalah: flipchart atau whiteboard dan marking pens atau spidol.
Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili
“sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau
secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan
situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
Machine (mesin atau teknologi),
Method (metode atau proses),
Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),
Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan
pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
Milieu / Mother Nature (lingkungan).
o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
Product (produk/jasa),
Price (harga),
Place (tempat),
Promotion (promosi atau hiburan),
People (orang),
Process (proses),
Physical Evidence (bukti fisik), dan
Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
o Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
Surroundings (lingkungan),
Suppliers (pemasok),
Systems (sistem),
Skills (keterampilan), dan
Safety (keselamatan).
Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu
mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori.
Kategori pada contoh ini lihat Gambar 2.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus
ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan
tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab: Karyawan tidak
mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah
“Man”.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis
diagonal.
Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab)
keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur?
Jawab: karena tidak memakai APD” (lihat Gambar 3).
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa
kategori.
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab-sebab dan
sub-subnya.
Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan
petunjuk sebab yang paling mungkin.
Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan)
dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan
teridentifikasi.
Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai
ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat Gambar 4).