Anda di halaman 1dari 17

FishBone Diagram (Diagram Tulang Ikan)

FishBone Diagram

A.    Pengenalan Diagram Fishbone


Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik
kimia Universitas Tokyo. Ia adalah ilmuwan  yang mengemukakan sebuah metode atau tool di
dalam meningkatkan kualitas. Metode ini dikenal dengan Diagram tulang ikan (Fishbone).
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan
tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram tulang ikan atau fishbone
diagram disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Metode tersebut
awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal
(non-numerical) atau data kualitatif. Dr.Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang
memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram,
control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.
Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan,
dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan
tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat
dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik
kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Cause and Effect (Sebab dan Akibat) Ishikawa
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang,
kelompok, organisasi atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke
akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan
keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh suatu kelompok, organisasi atau
perusahaan. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi
semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini,
juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan
adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan
masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang
masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah
menggunakan diagram tulang ikan.

B.     Penjelasan Diagram Fishbone

             

             
         Analisis ini dimulai dengan masalah yang harus diselidiki.
         Masalah ini ditulis dalam bentuk pertanyaan di sisi kanan halaman (kepala).
         Panah atau kepala ikan, akan mengarah ke pertanyaan di bawah pertimbangan.
         Garis horizontal yang membagi kertas menjadi dua adalah "tulang punggung" dari diagram
tulang ikan.
         Set berikutnya adalah tulang-tulang kecil. Tulang-tulang ini merupakan kategori yang paling
penting dari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dasar. Nama-nama kategori ini
ditulis di sepanjang bagian atas dan bawah kertas, dengan panah miring menunjuk kembali
ketulang punggung serta terhadap kepala, sehingga membentuk suatu pola herringbone.

C.    Cara menyusun Diagram Fishbone


Cara menyusun Diagram Fishbone dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu
keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:
1.   Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan.
2.   Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect). Tulislah pada
sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke
kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak.
3.   Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas
sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-
kategori utama dapat dikembangkan melalui  Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-
faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll.
Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau
kategori-kategori  dapat dikembangkan melalui brainstorming.
Beberapa hal pokok yang perlu diingat dalam membuat isi dari diagram tulang ikan adalah :
           
  Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus,dan semua anggota harus benar benar ikut
terlibat didalam menganalisis penyebabnya.
  Harus didapatkan banyak ide penyebab
  Proses pelaksanaan mengeluarkan ide secara bebas berdasar.
  Tidak diperkenankan untuk mengkritik
  Penyebab harus terkumpul dulu sebelum seseorang mengambil tindakan pemecahan. Seringkali
semua informasi ide ditulis pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk
mempertimbangkan dalam waktu beberapa hari guna memberikan kesempatan kepada mereka
untuk menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti
yang terlintas dalam benak anggota gugus.
  Para anggota diminta untuk memberi tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan penting.

D.    Cara Menganalisis dengan Diagram Fishbone 


Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni
1.   Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .
2.   Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3.   Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
4.   Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5.   Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6.   Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin

Fungsi penggunaan analisis adalah :

      Untuk mengenal sebab yang penting


      Untuk memahami semua akibat dan penyebab
      Untuk membandingkan prosedur kerja
      Untuk menemukan pemecahan yang tepat
      Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan
      Untuk mengembangkan proses

E.     Faktor-Faktor dalam Analisis Diagram Fishbone


Berikut diberikan contoh yang bisa dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-faktor
dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect :
  Faktor Utama atau Primer
Tuliskan penyebab-penyebab utama atau primer, serta penyebab-penyebab sekunder itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran besar.
Contoh:

a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)


1.      Machine (Equipment),
2.      Method (Process/Inspection)
3.      Material (Raw,Consumables etc.)
4.      Man power.

b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)


1.      People
2.      Process
3.      Policies
4.      Procedures
5.      Price
6.      Promotion
7.      Place/Plant
8.      Product

c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :


1.      Surroundings
2.      Suppliers
3.      Systems
4.      Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1.      Price
2.      Product
3.      Place
4.      Promotion

  Faktor Sekunder
Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama
(tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang
berukuran sedang.
  Faktor Tersier
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder
(tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-
tulang berukuran kecil.
  Faktor atau Item Terpenting
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor penting
tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang dikaji kita
dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.   Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
2.   Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup
spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan
atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.
F.     Manfaat Diagram Fishbone 
Fungsi  dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin
timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai
orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji
apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya
akan memberikan hasil yang diinginkan.
Pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut : 
  Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
  Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
  Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
  Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil  yang diinginkan
  Membahas issue secara lengkap dan rapi
  Menghasilkan pemikiran baru
Jadi ditemukannya diagram Fishbone ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting
bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
         Penerapan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar
“penyebab” terjadinya. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan
“penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone kita terlebih dahulu harus melihat, di
departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan
jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab-sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah
yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan. 

G.    Kelebihan dan Kekurangan Diagram  FishBone

  Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap
orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab
masalah tersebut.
  Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi
kemampuan tim / pengguna secara visual dalam  menjabarkan masalah yang mengunakan
metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih
penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

Diagram Fishbone: Pengertian, Konsep, Manfaat, Cara Membuat dan Contoh


Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa Oleh Hendra Poerwanto
Pengertian Dan Konsep Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul
diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain :

1. Brainstorming
2. Bertanya Mengapa beberapakali (WHY – WHY)
3. Diagram  Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa

Pada kesempatan ini yang dibicarakan adalah poin yang ke 3 Diagram  Fishbone
(Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di
dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada
tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang
yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan
diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen
kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.
Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau
metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni  fishbone diagram, control chart, run
chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.

      Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena  memang berbentuk mirip
dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan
menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang
ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut  menunjukkan
hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal,
diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab
itu.

      Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap
orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas
sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai
pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh
perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan
pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah
bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai
akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang
masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah
menggunakan diagram tulang ikan.

Manfaat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa

        Fungsi  dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan
dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah
nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang
diinginkan.

        Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis.
Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan.
Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang
ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :
a) keterlambatan proses produksi
b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
c) mesin produksi yang sering mengalami trouble
d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi
e) produktivitas yang tidak mencapai target
f) complain pelanggan yang terus berulang
        Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil  yang diinginkan
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi
f) Menghasilkan pemikiran baru

Jadi ditemukannya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi
penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.

Penerapan diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab”
terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal
dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.

Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi
dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis
usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang berpengaruh signifikan terhadap
masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.

Cara Membuat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa
        Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yakni

1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .


2. Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin

        Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu
keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:

 Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk


diselesaikan.
 Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat
(effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian
gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan
masalah itu dalam kotak.
 Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi
masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-
faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui 
Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin,
peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau
stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor
penyebab atau kategori-kategori  dapat dikembangkan melalui brainstorming.
Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-
faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect.

a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)


1) Machine (Equipment),
2) Method (Process/Inspection)
3) Material (Raw,Consumables etc.)
4) Man power.
b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)
1) People
2) Process
3) Policies
4) Procedures
5) Price
6) Promotion
7) Place/Plant
8) Product
c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :
1) Surroundings
2) Suppliers
3) Systems
4) Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1) Price
2) Product
3) Place
4) Promotion

 Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-


penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
 Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
 Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor
penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap
karakteristik kualitas. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu
masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
berikut :

1. Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?


2. Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan
penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan.
Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam
diagram sebab-akibat.

Kelebihan/ Kekurangan FishBone Diagram (Tulang Ikan)/ Cause and Effect


(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang
terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang
mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram
adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna
secara visual dalam  menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang
dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab
yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

Contoh Bentuk Dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa

Ada banyak bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa yang dapat diadikan acuan. Berikut ini diberikan format
dasar dari Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa yang sekiranya dapat memberikan inspirasi dalam penerapan dan
pengembangan lebih jauh yang disesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Ada yang
penggambaran Cause ditulis di tulang ikan sebelah kiri dan Effect di kepala ikan,
namun ada pula yang sebaliknya.

Contoh 01 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa

Contoh 2 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa

Contoh Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa

Perusahaan ABC bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi sepatu


olahraga, karena begitu pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa perusahaan
ini menjaga kualitas agar tetap bisa bersaing dengan para pesaingnya. Namun pada
kuartal akhir tahun 2010 perusahaan ini mengalami penuruanan penjualan karena
produk dinilai cacat oleh distributor. Untuk mengatasi permasalahan ini, manajer
produksi diminta menganalisa dan mencari akar permasalahan sehingga banyak
produk yang cacat, sehingga diharapkan penjualan produk awal tahun 2011 bisa
meningkat. Namun sebelum manajer produksi melakukan analisa, sudah ada evaluasi
yang menjelaskan bahwa banyaknya produk cacat dikarenakan rendahnya kualitas
bahan baku sepatu yang didapat. Manajer produksi, akhirnya menetapkan ingin
menggunakan Diagram Cause and Effect sebagai bahan pencari akar penyebab dari
masalah tersebut.

Langkah awal yang dilakukan adalah Manajer produksi menentukan Masalah


yang terjadi. Masalah yang muncul misalnya “ banyaknya produk cacat”.

    Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang
merupakan akibat atau effect.
        Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor – faktor yang mungkin
menjadi penyebab utama masalah pada banyaknya produk cacat di akhir kuartal tahun
2010. Dimisalnkan yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah :

a) Machine (Mesin)

b) Method (Metode atau proses produksi)

c) Material (Bahan baku)

d) Man power (Tenaga kerja)

        Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari penyebab –
penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi penyebab utama. misalnya
a) Kemungkinan Penyebab masalah sekunder pada tulang Machine
i. Kerusakan Mesin
ii. Kesalahan Seting mesin produksi
b) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Method
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Material
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Suplay barang baku
d) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Man Power
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

        Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab – penyebab tersier
yang mungkin bisa mempengaruhi penyebab – penyebab sekunder. Jadi terjadi analisis
lagi pada tahap ini. Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier, penyebab
sekunder dinyatakan cukup menjadi akar permasalahan pada tiap pokok tulang
permasalahan

a) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Machine dimisalkan


i. Kerusakan Mesin
ii. Mesin tua
iii. Mesin tidak diservis dengan rutin
iv. Kesalahan Seting mesin produksi
v. Rendah pengetahuan tentang SOP
b) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Method dimisalkan
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Material dimisalkan
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Supply barang baku
d) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Man Power dimisalkan
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

        Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan item-item yang penting dari
seiap faktor pada hasil diagram langkah kelima dan menandai (dalam hal ini diberi
warna hijau) bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh
nyata terhadap banyaknya produk sepatu yang cacat

        Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa ternyata, banyaknya produk
cacat tidak hanya disebabkan oleh material atau bahan baku yang tidak berkualitas,
namun juga dipengaruhi oleh tenaga kerja, metode atau system operasi dan mesin
yang digunakan.

        Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis, Manajer produksi
menyimpulkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kembali menjaga
kualitas produk untuk awal kuartal tahun 2011 yaitu :

Fishbone Diagram dan Langkah-Langkah Pembuatannya


By Eris Kusnadi

Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering
juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas
dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada
rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan
akar  penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita
untuk menemukan akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly  disukai
orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam
variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).

Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau 
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.

Untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan prosedur atau langkah-langkah pembuatan
fishbone diagram di bawah ini.

Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram

Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar 30-60 menit
dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira mengerti/paham tentang masalah yang
terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat untuk mengisi fishbone diagram. Alat-alat yang perlu
disiapkan adalah: flipchart atau whiteboard dan marking pens atau spidol.

Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah

 Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini


diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
 Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal: “Bahaya
Potensial Pembersihan Kabut Oli”.
 Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat panah
horizontal panjang menuju ke arah kotak (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Pembuatan Fishbone Diagram — Menyepakati Pernyataan Masalah

Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori

 Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili
“sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau
secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
 Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan
situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
 Machine (mesin atau teknologi),
 Method (metode atau proses),
 Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),
 Man Power (tenaga  kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan
pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
 Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
 Milieu / Mother Nature (lingkungan).
o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
 Product (produk/jasa),
 Price (harga),
 Place (tempat),
 Promotion (promosi atau hiburan),
 People (orang),
 Process (proses),
 Physical Evidence (bukti fisik), dan
 Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
o Kategori 5S   yang biasa digunakan dalam industri jasa:
 Surroundings (lingkungan),
 Suppliers (pemasok),
 Systems (sistem),
 Skills (keterampilan), dan
 Safety (keselamatan).
 Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu
mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori.
Kategori pada contoh ini lihat Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Fishbone Diagram — Mengidentifikasi Kategori-Kategori

Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming

 Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
 Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus
ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan
tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab: Karyawan tidak
mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah
“Man”.
 Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis
diagonal.
 Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab)
keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur?
Jawab: karena tidak memakai APD” (lihat Gambar 3).
 Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa
kategori.

Gambar 3. Pembuatan Fishbone Diagram — Menemukan Sebab-Sebab Potensial


Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin

 Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab-sebab dan
sub-subnya.
 Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan
petunjuk sebab yang paling mungkin.
 Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan)
dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
 Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan
teridentifikasi.
 Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai
ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
 Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat Gambar 4).

Gambar 4. Pembuatan Fishbone Diagram — Melingkari Sebab yang Paling Mungkin

Anda mungkin juga menyukai