Anda di halaman 1dari 10

GASTRITIS

• Pengertian
• 1. Gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung
• (Sudoyo, 2006).
• 2. Gastitisadalah suatu peradangan mukosa
lambung yang dapat bersifat
• akut, kronik, difus, atau lokal yang di sebabkan
oleh bakteri atau obatobatan
• (Price, 2005).
• Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis
adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000,
hal: 188).
• Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut :
• 1. Gastritis Akut
• Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan
erosi mukosa lambung).
• Bahan kimia misalnya : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid dan digitalis.
• 2. Gastritis Kronis
• Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
• Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada oranr tua, tapi di
duga pada peminum alkohol dan merokok.
• Patofisiologi.
• 1. Gastritis akut.
• Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol,
makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual,
muntah dan anoreksia.
• Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa
gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.
Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan).
Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa
akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup
penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
• Gastritis kronis
• Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa
lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna
makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel
mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan
pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan
menimbulkan perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).
• Manifestasi Klinis
• 1. Gastritis Akut
• Yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu
anoreksia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia.
• 2. Gastritis Kronis
• Pada Gastritis kronik kebanyakan klien tidak mempunyai
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan
fisik tidak dijumpai kelainan.
• Test Diagnostik
• 1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagain biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
• 2. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa kerena erosi tidak
pernah melewati mikusa muskularis.
• 3. Pemeriksaan radiology.
• 4. Pemeriksaan laboratorium.
• 5. Analaisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun
pada klien dengan gastritis akut.
• 6. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin
B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
• 7. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit, dan albumin.
• 8. Gastroscopy.
• Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidebtifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
• Penatalaksanaan Medis
• 1. Gastritis Akut
• Pemberian obat-obatan H2 blocking (antagonis reseptor
H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid
(obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat
tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
• 2. Gastritis Kronis
• Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris
berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa
proton.
• Komplikasi
• 1. Gastritis Akut
• Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang
terjadi perforasi.
• 2. Gastritis Kronis
• Gangguan penyerapan vitamin B12, akibat kurang
penyerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.

Anda mungkin juga menyukai