PENDAHULUAN
tentang:
□ Pengertian Risiko
□ Karakteristik Risiko
□ Ujud Risiko
□ Macam-macam Risiko
3.1. Pendahuluan
Bagaimana peranan Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan dapat
kita telusuri dari pendapat Henri Fayol, yang menyatakan bahwa ada enam fungsi
dasar kegiatan pengelolaan suatu perusahaan industri, yaitu : kegiatan teknis,
komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan manajerial.
Dari ke enam fungsi dasar tersebut, maka Manajemen Risiko berkaitan dengan
kegiatan keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan
terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai gangguan. Dengan demikian
kegiatan Manajemen Risiko mencakup semua tindakan untuk memberikan
keamanan terhadap operasi perusahaan dan memberikan ketenangan jiwa yang
dibutuhkan oleh seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan
karyawan perusahaan).
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh Manajer Risiko antara lain dengan :
melakukan inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak di
perusahaan, menganalisa semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses
produksi dan sebagainya. Misalnya : dengan menganalisa bahan baku dan pembantu
dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena jumlah pasokan yang tidak
memadai, penyerahan yang tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada saat
penyimpanan; pada proses produksi dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian
karena salah proses, kerusakan alat produksi, keterlambatan dan sebagainya; pada
produk akhir : kemungkinan kerugian karena barang rusak/hilang dalam
penyimpanan, penipuan/kecurangan dari penyalur dan sebagainya.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko,
yaitu : mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan
menghindari. Dimana tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang
paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari
cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko.
Dalam memilih cara penanggulangan risiko secara garis besar dapat disusun suatu
matrik sebagai berikut :
Nomor tipe Frekuensi Kegawatan Penanggulangannya
Exposure Kerugian Kerugian
c. Bagian Marketing :
Terutama yang berkaitan dengan risiko tanggung-gugat, artinya risiko adanya
tuntutan dari pihak luar/pelanggan, karena perusahaan melakukan sesuatu yang
tidak memuaskan mereka. Misalnya :
1. Kerusakan barang akibat pembungkusan yang kurang baik
2. Penyerahan barang yang tidak tepat waktu
Juga upaya-upaya melakukan distribusi barang-barang dengan memperhatikan
keselamatan, dalam rangka mengurangi kecelakaan.
Contoh : Adanya peringatan/slogan pada mobil pengangkut rokok dari PT.
Gudang Garam yang berbunyi “Utamakan Selamat”.
d. Bagian Produksi :
Mencakup upaya-upaya yang berkaitan dengan :
1. Pencegahan terhadap adanya produk-produk yang cacat, yang tidak
memenuhi syarat kualitas.
2. Pencegahan terhadap pemborosan pemakaian bahan baku, bahan pembantu
maupun peralatan.
3. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, dengan penerapan aturan-aturan dari
Undang-undang Kecelakaan Kerja dan sebagainya.
4.2.2. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang
diidentifikasi. Jika akan mengidentifikasi risiko di bagian produksi, maka hal yang
perlu diamati bagaimana proses produksi itu berlangsung, selanjutnya
mengidentifikasi dimana saja risiko dapat terjadi, kejadian apa saja yang dapat
menimpa dan apa penyebabnya. Demikian juga jika ingin melakukan identifikasi
risiko di bagian lainnya. Hal yang dilakukan adalah mengamati bagian tersebut,
mencari tahu risiko apa saja yang dapat terjadi pada bagian tersebut, kejadian apa
yang bisa menimpa dan apa saja penyebabnya.
4.2.3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada orang-orang yang bekerja pada
unit kerja yang menjadi objek identifikasi risiko, meliputi manajemen, karyawan dan
orang lain yang berhubungan dengan unit kerja yang diidentifikasi. Mereka dianggap
kompeten untuk memberikan informasi tentang keberadaan risiko, termasuk kejadian-
kejadian yang menimpa dan penyebabnya.
4.2.4. Pengacuan
Dilakukan dengan cara mencari informasi tentang risiko di tempat atau
perusahaan lain, contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui bahwa
eskalator beresiko menyebabkan anak-anak terjepit.
dari perusahaan.
- Hilangnya laba dari barang jadi yang mestinya bisa dijual, yang rusak karena
kerusakan alat produksi atau barang jadi itu sendiri yang terkena peril.
- Bila karena peril bukti-bukti piutang hilang, maka penagihan piutang akan
menjadi lebih sulit, sehingga piutang yang bisa terkumpul menjadi menurun.
- Perusahaan yang terkena peril biasanya perhatiannya lebih dicurahkan pada
11) Bailments
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami bahwa ada barang-barang
yang untuk sementara berada di tangan orang lain (bukan pemilik yang
sebenarnya).
Contoh :
Mobil yang direparasikan, untuk sementara berada di tangan pemilik bengkel.
Pakaian yang dibinatukan, untuk sementara berada di tangan tukang binatu
Barang-barang yang disimpan di gudang yang disewa.
Orang-orang atau badan-badan yang menguasai harta orang lain untuk sementara
disebut “bailee” dan si pemilik barang disebut “bailor”, sedang perjanjian antara
bailee dan bailor disebut “bailments”.
Bila barang selama berada di tangan bailee terkena peril, tanggung jawab
terhadap kerugian akibat peril tersebut tergantung pada isi perjanjian
bailmentsnya. Tetapi bagaimanapun juga bila kerugian harta selama barang ada di
tangannya diakibatkan oleh kecerobohannya, maka bailee bertanggung jawab
terhadap kerugian harta tersebut.
Kadang-kadang karena suatu sebab tertentu perjanjian telah dibuat sebelum terjadi
kerugian atau karena keinginan dari bailee untuk menjaga hubungan baik dengan
pelanggannya (bailor), bailee memikul tanggung jawab untuk kerugian-kerugian
yang tak terduga terhadap harta pelanggan yang ada di tangannya, sekalipun
13) Lisensi
Lisensi adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemilik harta kepada pihak lain
untuk menggunakan harta tersebut, bagi suatu tujuan yang spesifik. Bila terjadi
kerugian akibat penggunaan tersebut, kerugiannya menjadi tanggung jawab
pemilik atau bisa juga menurut perjanjian.
Contoh :
Hak penggunaan merek dan formula obat-obatan, kosmetik dan produk toiletris
yang diperoleh beberapa perusahaan di Indonesia.. Misalnya : hak PT. PZ.
Cussons Indonesia untuk memproduksi cream perawatan bayi milik PZ Cussons
(Int) Ltd. England.
4.3.2.7. Pembelaan
Dalam proses penentuan kewajiban ada kemungkinan terdakwa/tergugat dapat
mengajukan atau menunjukkan bahwa ia tidak ceroboh, sehingga dia tidak
bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh penuntut. Artinya tergugat
dapat membela diri, bahwa dia tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang telah
terjadi.
Pembelaan atau kebebasan tanggung jawab pada prinsipnya hanya
dimungkinkan bila menyangkut 3 hal, yaitu :
1) Adanya asumsi risiko, yaitu bila bisa diasumsikan bahwa si penuntut sudah
mengetahui risiko yang dihadapi berkaitan dengan hal yang berhubungan dengan
tergugat.
Contoh :
Seorang sopir pribadi tidak bertanggung jawab terhadap kerugian majikannya
akibat mobil yang dikemudikan rusak karena tabrakan. Jadi terhadap kerugian
tersebut si majikan tidak dapat menuntut ganti rugi pada sopirnya, karena
diasumsikan bahwa si majikan sudah menyadari risiko yang dihadapi dengan
penggunaan sopir pribadi.
2) Membandingkan sumbangan dari kecerobohan terhadap kerugian. Hal ini berlaku
bila diduga bahwa penggugat maupun tergugat kedua-duanya ceroboh, sehingga
menimbulkan kerugian. Dalam menentukan tanggung jawab biasanya
dipertimbangkan seberapa jauh yang bersangkutan berupaya untuk menghindari
kerugian yang sebetulnya mungkin dilakukan.
3) Lembaga-lembaga pemerintahan dan institusi-institusi yang bersifat sosial.
Prinsipnya petugas pemerintah dan institusi sosial mempunyai kekebalan terhadap
kewajiban mengganti kerugian yang diderita oleh pihak lain, akibat perbuatannya
Buku Ajar/Manajemen Risiko 29
dalam melakukan tugas kewajibannya. Dalam perkembangan dewasa ini hal itu
bersifat relatif, artinya tergantung kasusnya. Jadi kadang-kadang tetap harus
bertanggung jawab tetapi mungkin juga tidak. Dengan adanya pengadilan tata
usaha negara (PTUN) menunjukkan bahwa petugas/lembaga pemerintah tidak
serta-merta bebas terhadap tanggung jawab atas tindakannya yang merugikan
orang/pihak lain.
c) Pengangguran
Yang dimaksud dengan pengangguran disini adalah pengangguran yang
“terpaksa” (in-voluntary unemployment), yaitu pengangguran yang disebabkan oleh
Buku Ajar/Manajemen Risiko 38
faktor-faktor ekonomi, yang merupakan salah satu penyebab hilangnya sumber
pendapatan seseorang/karyawan.
Pengangguran dapat dibedakan ke dalam :
Pengangguran menyeluruh (agregate unemployment), yaitu pengangguran yang
menimpa seluruh sektor kehidupan ekonomi.
Pengangguran selektif atau struktural, yaitu pengangguran yang hanya menimpa
suatu sektor/daerah perusahaan, industri, kelompok karyawan atau daerah tertentu
saja.
Pengangguran pribadi, yaitu pengangguran yang hanya menimpa seseorang secara
individual.
d) Pensiun
Kerugian finansial karena pensiun tidak sebesar kerugian finansial sebagai
akibat kematian atau pengangguran. Sebab disini kerugiannya hanya berupa
berkurangnya jumlah penghasilan. Tetapi meskipun demikian masalah ini sering
dihadapi oleh kebanyakan orang pada akhir masa kehidupannya. Yaitu adanya
kegelisahan yang sering kita jumpai pada orang-orang yang mendekati masa pensiun.
Masalah ini biasanya diatasi dengan mengadakan tabungan untuk hari tua.
Tetapi tidak semua orang dapat melakukannya, karena berbagai sebab, misalnya :
karena penghasilannya memang terbatas (pas-pasan), sehingga tidak mungkin
menabung : karena pola hidupnya yang boros pada masa aktif bekerja dan sebagainya.