E
a. Bila tanpa bobot P( E )
S
w(E)
b. Bila dengan dibobot P (E) =
w(S)
Dimana:
P(E) = probabilitas terjadi event
E = sub set atau event
S = sample space atau set
W = bobot dari masing-masing event
Contoh:
Dari catatan polisi diketahui bahwa jumlah
kecelakaan mobil di kota Jayapura selama
tahun 2004 sebanyak 10.000 kali. Dari
jumlah tersebut yang 1.000 menimpa mobil
pribadi dan yang 9.000 menimpa mobil
penumpang umum. Dengan demikian
probabilitas terjadinya kecelakaan mobil
pribadi adalah:
1000 1
a. Tanpa dibobot P( E ) 10000 10 10%
2 1000 2
P( E ) 18,18%
b. Dengan bobot (2 1000) (1 9000) 11
Analisis hazard
Analisis hazard harus tidak dibatasi hanya
Hazard yang telah mengakibatkan terjadinya
peril di perusahaannya saja.
Perlu pula menyelidiki hazard yang mungkin
muncul. Hazard dari pengalaman
perusahaan lain atau pengalaman dari
perusahaan asuransi.
Menentukan kelayakan ekonomis
Dalam upaya pencegahan terhadap segala
resiko harus selalu ditinjau pula dari sudut
manfaat dab biayanya, artinya upaya yang
digunakan harus economical feasible. Oleh
karena itu perlu pula dilakukan analisis
terhadap:
1.Kerugian yang timbul karena peril
Kerugian yang timbul karena peril
sering diperhitungkan/dialokasikan lebih
rendah dari jumlah yang mungkin terjadi.
Hal ini terjadi karena adanya kerugian-
kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak
terlihat secara langsung pada saat
terjadinya peril (umumnya dikategorika
kerugian tidak langsung).
Kerugian-kerugian tersebut antara lain:
a. Kerugian karena hilangnya waktu kerja
dari karyawan yang cedera karena
terjadinya peril
b. Kerugian karena hilangnya waktu kerja
bagi karyawan lain, yang menolong
karyawan yang terkena peril.
c. kerugian dari waktu yang terpakai
supervisor untuk menyiapkan laporan
peril dan melatih karyawan lain untuk
mengganti karyawan yang terkena peril.
d. Kerugian yang disebabkan rusaknya
mesin, peralatan harta yang lain, tidak
langsung diakibatkan oleh peril.
e. Kerugian berkenaan dengan pembayaran
penuh upah/gaji karyawan yan telah
pulih dari cederanya, tetapi
kemampuannya menurun.
f. Kerugian karena hilangnya waktu
produksi, terutama selama rehabilitasi
terhadap mesin/ peralatan yang terkena
peril.
Pemisahan
Pemisahan artinya memisahkan
penempatan dari harta yang menghadapi
resiko yang sama. Jadi dengan cara
manambah banyaknya independent
exposure unit, sehingga probabilitas
kerugiannya dapat diperkecil. Tujuan
memisahkan adalah mengurangi jumlah
kerugian akibat suatu peril
Contoh:
Perusahaan yang mempunyai banyak truk,
maka untuk memperkacil kerugian karena
kebakaran, truk disimpan dalam beberapa pool.
Kombinasi atau pooling
Kombinasi atau pooling adalah menambah
banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan
agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan, sehingga resikonya lebih kecil.
Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan mengadakan pengembangan
internal.
Contoh:
• Perusahaan transportasi memperbanyak
armada truknya, agar probabilitas
terjadinya kecelakaan diperkecil.
• Perusahaan asuransi mengombinasikan
resiko murni dari banyak tertanggung.
Pemindahan resiko
Pemindahan resiko dapat dilakukan dengan cara-
cara:
1. Harta milik atau kegiatan yang dihadapi resiko
dipindahkan kepada pihak lain, yang dinyatakan
dengan tegas dengan berbagai transaksi atau
kontrak.
Contoh:
Perusahaan yang menyerahkan pengangkutan
produknya kepada perusahaa transportasi,
bertujuan untuk memindahkan resiko dalam
pengangkutan kepada perusahaan tersebut.
2. Resikonya sendiri yang dipindahkan
Contoh:
Dalam perjanjian sewa menyewa
rumah,biasanya pemilik rumah
memindahkan resiko kerusakan kepada
penyewa, biasanya berupa kerusakan
karena kelalaian penyewa.
PEMBIAYAAN RESIKO
Penanggulangan resiko dapat dilakukan
dengan menyediakan/mengeluarkan dana
yang berhubungan dengan cara-cara
pengadaan untuk menanggulangi kerugian.
Cara-cara yang dapat digunakan yaitu:
1.Memindahkan resiko dengan pembiayaan
(risk financing transfer)
2.Menangani sendiri resiko yang dihadapi,
dengan meretensi.
Risk Financing Transfer
Pemindahan resiko melalui Risk financing bararti
tranferor/penanggung harus mencari dana
eksternal untuk membayar kerugian yang diderita
oleh tertanggung, yang benar-benar terjadi, karena
oleh peril yang dipindahkan. Pemindahan ini dapat
dilakukan dengan cara-cara:
1. Transfer resiko kepada perusahaan asuransi
(mengasuransikan)
2. Transfer resiko kepada perusahaan yang bukan
perusahaan asuransi (noninsurance transfer)
Noninsurance Transfer
Pemindahan resiko kepada pihak
noninsurance biasanya dilakukan melalui
kontrak-kontrak bisnis biasa atau malalui
kontrak khusus untuk memindahkan resiko.
Isi kontrak adalah pemindahan tanggung
jawab atas kerugian terhadap:
1.Harta kekayaan
2.Net income
3.Personil
4.Tanggung jawab kepada pihak ketiga.
Ada beberapa keterbatasan dari noninsurance
transfer, antara lain:
1. Kontrak mungkin hanya memindahkan sebagian
dari resiko yang menurut pendapat manajer
resiko harus dipindahkan ke pihak lain. Oleh
sebab itu, manajer resiko harus mempelajari
dengan cermat isi kontrak pemindahan.
2. Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah
bahasa hukum, sehingga kadang-kadang sukar
dipahami oleh orang awam (termasuk manajer
resiko), sehingga mudah menimbulkan salah
pengertian.
3. Kontrak dapat dibatalkan oleh pengadilan bila
isinya bertentangan dengan undang-undang,
peraturan pemerintah, kebijakan pemerintah
atau dianggap tidak wajar bagi tertanggung.
Contoh:
Memalui perjanjian sewa guna usaha
(leasing),pihak lessor dapat memindahkan
tanggung jawab keuangan kepada penyewa
untuk kerusakan harta, tanggung jawab kepada
pihak ketiga, tanggung jawab mana sebelum
ada kontrak berada pada lessor.
Meretensi (Risk Retention)
Meretensi artinya perusahaan menanggung
sendiri resiko finansial dari suatu peril dan
ini adalah bentuk penanggulangan resiko
yang paling banyak/umum. Sumber
dananya diusahakan sendiri oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Penanggulangan semacam ini dapat bersifat
pasif atau tidak direncanakan (unplanned
retention) dapat pula bersifat aktif atau
direncanakan (planned retention).
Alasan melakukan retensi
Ada beberapa alasan mengapa suatu
perusahaan melakukan retensi dalam
menanggulangi resiko, antara lain:
1. Merupakan keharusan, karena tidak ada
alternatif lain.
Contoh:
Kerugian-kerugian karena tindakan
kriminal, bencana alam, keusangan dan
sebagainya dimana perusahaan asuransi
tidak akan mau menanggungnya.
2. Berdasarkan pertimbangan biaya, dimana
memindahkan resiko biayanya lebih mahal
(loss allowance/premi asuransi,
looding/biaya pemindahan/profit margin
dibandingkan dengan kemungkinan
besarnya kerugian.
3. Bila perkiraan prinsip expected loss dari
manajer resiko lebih rendah dari pada
perkiraan perusahaan asuransi.
4. Berdasarkan prinsip opportunity cost,
dimana manajer risiko berpendapat bahwa
penggunaan dana untuk kepentingan
investasi akan labih menguntungkan dari
pada untuk membayar premi.
5. Kualitas pelayanan dari penanggung
dianggap kurang memuaskan,
dibandingkan dengan bila resiko tersebut
ditangani sendiri.
Hal-hal yang mendorong penggunaan
retensi
Hal-hal yang mendorong manajer risiko
menggunakan retensi dalam
penanggulangan risiko antara lain:
1. Jika biayanya lebih rendah dibandingkan
dengan yang akan dibebankan oleh
perusahaan asuransi.
2. Jika expected lossnya lebih rendah dari
pada yang diperkirakan perusahaan
asuransi.
3. Jika unit yang menghadapi risiko yang sama
banyak jumlahnya, sehingga resikonya labih
rendah dari probabilitasnya dapat
diperhitungkan dengan lebih akurat.
4. Tujuan manjemen resiko menerima variasi yang
besar dalam kerugian tahunan.
5. Jika pembiayaan untuk memindahkan kerugian
membengkak selama jangka waktu yang cukup
panjang, sehingga menghasilkan opportunity
cost yang labih besar.
6. Adanya peluang yang kuat untuk
melakukan investasi, sehingga
memperbesar opportunity cost
7. Keuntungan pelayanan internal
(noninsurance servicing).
TABUNGAN
1. Besarnya uang yang akan diterima
tergantung pada kemauan si penabung
kalau kemauannya semakin besar, yang
diterima semakin tinggi.
2. Tidak ada unsur keharusan dalam
menabung, sukarela, boleh menabung
boleh tidak
3. Besarnya uang yang di tabung setiap kali
menabung tidak tetap tergantung
kemauan penabung.
4. Tidak terdapat fungsi proteksi terhadap
resiko.
5. Besarnya uang yang diterima tergantung
pada jumlah tabungan ditambah bunga.
6. Bersifat individual dan terbatas.
Perbedaan asuransi jiwa dengan asuransi
kerugian:
Asuransi jiwa
1.Obyek pertanggungannya jiwa manusia.
2.Risiko yang dihadapi dua hal
a. yang pasti: kematian.
b. yang tidak pasti: kapan terjadinya
kematian
3. Risikonya bila terjadi hanya sekali dan
klaim hanya dibayar sekali.
4. Dalam premi terdapat unsur:
• Tabungan
• Proteksi
5.Kontraknya umumnya untuk jangka
panjang.
6. Pasal 253 KUHD tidak berlaku.
Asuransi Kerugian
1. Obyek pertanggungannya harta benda
bergerak maupun tidak bergerak dan
piutang.
2. Risikonya bersifat spekulatif:
- dapat terjadi
- dapat tidak terjadi.
3. Kemungkinan terjadinya risiko dapat
berkali-kali demikian pula klaimnya.
4. Dalam premi hanya terdapat unsur
proteksi saja.
5. Kotraknya umumnya berlaku per periode,
tergantung pada keadaan obyek yang
dipertanggungkan, dapat per tahun, per
kagiatan dan dapat diperpanjang.
6. Pasal 253 KUHD berlaku.
Macam-macam asuransi menurut bidang
yang ditangani:
1. Asuransi jiwa
2. Asuransi kecelakaan diri
3. Asuransi sosial
4. Asuransi sosial tenaga kerja
5. Asuransi kesehatan
6. Asuransi kecelakaan penumpang
7. Asuransi kebakaran
8. Asuransi kredit
9. Asuransi rekayasa
•Rumus Yang digunakan untuk mencari
ekspektasi laba/value adalah sebagai
berikut :
n
E(X) = XiPi
i 1
Dengan :
E(X) = Nilai ekspektasi
X1 = Kemungkinan Penerimaan lama pada periode i
P1 = Probabilitas tercapainya penerimaan pada periode I
n = Jumlah kemungkinan penerimaan
Berapa ekspektasi dari usulan investasi tersebut ?
Solusi
Ekspektasi penerimaan dari investasi E (X) adalah
E(X) = 0,6 x 5.000 + 0,20 x 3.000 + 0,20 x 1500
= 3.900,-
σ = { Axt E ( x)}P xt
i 1