SISTEM PELAPORAN
PELANGGARAN
WHISTLE
BLOWING
SYSTEM
PT PERKEBUNAN NUSANTARA II
PT Perkebunan Nusantara II
Whistle Blowing System
DAFTAR ISI
PESAN EKSEKUTIF 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Manfaat dan Tujuan WBS 3
C. Sistematika Pedoman Whistle Blowing System (WBS) 4
BAB 4 ISTILAH-ISTILAH 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai PerMen BUMN Nomor: Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang
penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), maka
dalam rangka menerapkan GCG secara konsisten dan berkesinambungan,
perusahaan senantiasa dituntut untuk melaksanakannya secara transparan dan
akuntabel serta memenuhi ketentuan yang berlaku di perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Terkait dengan usaha penerapan GCG, maka salah satu cara yang efektif untuk
mencegah dan memerangi praktek yang bertentangan dengan GCG adalah melalui
mekanisme sistem pelaporan pelanggaran (Whistle Blowing System).
Whistle Blowing System adalah bagian dari system pengendalian internal dalam
mencegah praktek penyimpangan dan kecurangan. Sistem ini diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi pelapor dalam melaporkan terjadinya pelanggaran serta
mendorong budaya keterbukaan, kejujuran dan mengurangi budaya diam.
Whistle Blowing System dikelola oleh unit pengelola WBS. Peraturan dan penerapan
WBS dapat disosialisasikan dan dievaluasi secara berkelanjutan kepada seluruh
unsur perusahaan PTPN II dan secara berkala akan dilaksanakan penyempurnaan
sistem ini dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan.
Manfaat WBS
a. Tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi perusahaan
kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman.
b. Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran dengan semakin
meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran karena
kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif.
c. Tersedianya mekanisme deteksi dini atas kemungkinan terjadinya masalah akibat
suatu pelanggaran.
d. Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelangggaran secara
internal sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik.
Tujuan WBS
Mempermudah manajemen untuk menangani laporan-laporan pelanggaran secara
efektif sekaligus untuk mengurangi kerugian financial dan non financial serta hal-hal
yang dapat merusak citra perusahaan melalui deteksi dini.
BAB 2
STRUKTUR PENGELOLAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
KEPALA SPI
KOMITE UNIT UNIT UNIT
PEMANTAU KERJA KERJA KERJA
WBS/ /MANAJER /MANAJER /MANAJER
KOMITE
UNIT AUDIT
Kasubbag Kasubbag PENGELOLA
Pengawasan Pengawasan WBS
& Analisa & Analisa
Kasubbag
Bidang Bidang Pengawasan
KARYAWAN
Tanaman/ Teknik/ Analisa Admi
Produksi Pengolahan Keu/ Umum/
Sisdur / WBS
SUB UNIT
PERLINDUNGAN SUB UNIT INVESTIGASI
PELAPOR
/SUB UNIT ADMI
A. Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan atas efektivitas pelaksanaan WBS di PTP Nusantara II.
Monitoring terhadap pelaksanaan WBS dapat diserahkan kepada komite pemantau
WBS/Komite Audit.
B. Direksi
Direksi berwenang untuk:
- Membentuk dan menetapkan unit pengelola WBS.
- Memutuskan untuk menghentikan serta melanjutkan pelaporan pelanggaran.
- Menugaskan tim investigasi untuk melakukan investigasi
- Memberikan sanksi kepada terlapor atau meneruskan kepada pihak berwajib.
C. Kepala SPI
- Melakukan pengawasan atas pelaksanaan WBS yang dilaksanakan oleh Unit
Pengelola (UP) WBS yang berada dibawah SPI.
- Memantau dan mengarahkan tim investigasi yang berada dibawah SPI dalam
melaksanakan investigasi atas instruksi Direktur Utama.
- Mengevaluasi efektivitas dan perbaikan program WBS yang berada dibawah SPI.
- Jika tidak berhasil maka digunakan saluran yang disediakan oleh sistem
pelaporan pelanggaran (WBS).
G. Sumber Daya
- Jumlah personil yang cukup dan memiliki kwalitas sebagai petugas perlindungan
pelapor/administrasi WBS dan petugas investigasi.
- Media Komunikasi (telepon, email, kotak pos) untuk keperluan pelaporan
pelangggaran, baik saluran internal maupun eksternal.
BAB 3
RINCIAN PEDOMAN WHISTLE BLOWING SYSTEM
1. Pelapor
a) Kalangan internal perusahaan meliputi Dewan Komisaris,Direksi dan seluruh
karyawan.
b) Kalangan eksternal perusahaan meliputi pelanggan, pemasok, masyarakat,
kreditur dan stakeholder lainnya.
2. Bentuk Laporan
a) Pelaporan pelanggaran secara tertulis dan beridentitas.
- Dilengkapi fotocopi identitas pelapor
- Bukti pendukung berupa dokumen yang memuat indikasi awal yang
memberi petunjuk tentang transaksi yang dilakukan.
b) Pelaporan pelanggaran secara tertulis tetapi tanpa identitas (Anonim).
- Dilengkapi bukti pendukung yang memuat indikasi awal yang memberi
petunjuk tentang transaksi yang dilakukan.
3. Pengelolaan WBS
a. Pengelolaan WBS dilaksanakan oleh SPI PTPN II, yaitu di bawah Kepala Sub
Bagian Admi Keuangan/Umum/Sisdur/WBS dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian SPI dan kepada Direktur Utama secara berjenjang.
Pelaporan yang diterima oleh Tim WBS dari saksi pelapor segera ditentukan
apakah dapat ditindaklanjuti sesuai informasi yang valid atau tidak
ditindaklanjuti karena informasi yang diterima tidak mempunya kriteria valid.
BAB 4
ISTILAH - ISTILAH
LAMPIRAN-LAMPIRAN
……………….
……………….
……………….
a. Telepon
b. E mail
c. Surat dikirim
langsung
d. Surat Via Pos
…………………………..
Pelapor Penerima
BERITA ACARA
HASIL KLARIFIKASI AWAL ATAS PELAPORAN PELANGGARAN
NO : BA/ / /
Pada hari ini …., tanggal… bulan ….., Tahun…., telah dilakukan klarifikasi awal atas
pelaporan yang diterima berdasarkan tanda terima pelaporan pelanggaran tertanggal
……..., mengenai……
……………….
……………….
……………….
a. Identitas Ada
pelapor,
Tidak ada/anonim
Dokumen Lengkap
b. laporan,
Tidak lengkap
Tidak ada
Berdasarkan hasil klarifikasi awal, maka atas pelaporan pelanggaran tersebut telah/tidak
sesuai dengan persyaratan sehingga dapat/tidak dapat ditindak lanjuti dengan proses
investigasi.
Hormat kami
Kepala Sub Bagian SPI
BERITA ACARA
HASIL INVESTIGASI ATAS PELAPORAN PELANGGARAN
NO : BA/ / /
Pada hari ini …., tanggal… bulan, tahun…., telah dilakukan klarifikasi awal atas
pelaporan yang diterima berdasarkan tanda terima pelaporan pelanggaran tertanggal
…., mengenai……
……………….
……………….
……………….
Kepala Bagian
SPI
…………….………
Nama Lengkap
Tim Investigasi :
1. ……………
2. ……………
3. ……………
4. ……………