Tentang
na
li
we bridge the an
“Ba
ngga Menyatakan Nusantara
5.Peraturan.......
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 26);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4556);
’7.
Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagaimana
tertuang dalam Akta Nomor 82 tanggal 29 Juni 1993 dibuat
dihadapan trnas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, yang telah
beberapa kali diubah sebagaimana diubah terakhir kali
dengan Akta Nomor 24 tanggal 8 Agustus 2008 dibuat
dihadapan Johny Dwikora Aron, SH., Notaris di Jakarta yang
telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana tertuang dalam suratnya Nomor AHU-
75488.AH.01.02 tanggal 20 Oktober 2008 dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Nomor 42 tanggal 26 Mei 2009,
Tambahan Berita Negara Nomor 13762 juncto Akta Nomor:
40 tanggal 17 September 2009, yang dibuat dihadapan Johny
Dwikora Aron, SH., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana tertuang dalam suratnya Nomor AHU-AH.01.10-
01496 tanggal 20 Januari 2010 dan telah di umumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 26 tanggal 30 Maret
2012, Tambahan Nomor 277/L;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423 /KMK.06/2002 tentang
Jasa Akuntan Publik;
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 101 Tahun
2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
Badan Usaha Milik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 102 Tahun
2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha
Milik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 236 Tahun
2003 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 59 Tahun
2004 tentang Kontrak Manajemen Calon Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Negara;
13.Peraturan.......
-3-
Ditetapkan di J A K A R T A
Pada Tanggal g\ jzcz;z
PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Prinsip-prinsip Dasar Corporate Governance 4
C. Maksud dan Tujuan Pedoman Corporate Governance 4
D. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman 5
C. Komite Lainnya 31
E. Sekretaris Perusahaan
1. Pengertian 34
2. Persyaratan 34
3. Hak dan Wewenang 34
4. Tugas dan Tanggung Jawab 35
BAB VIII : P E N U T UP 51
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di bidang jasa kepelabuhanan angkutan sungai, danau dan
penyeberangan; jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan; jasa
angkutan laut berjadwal, jasa charter kapal; jasa terminal, dermaga dan fasilitas
lainnya; penyediaan tenaga listrik, air bersih, bahan bakar, instalasi limbah;
perdagangan dalam negeri, ekspor dan impor alat/peralatan keselamatan kapal,
mesin kapal laut, kapal laut, suku cadang kapal laut, minyak pelumas, jasa
perawatan kapal, pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk properti,
periklanan, pergudangan, perkantoran, fasilitas pariwisata, dan penyewaan dan
pengusahaan sarana dan prasarana yang terkait dengan angkutan sungai,
danau dan penyeberangan.
A. PENGERTIAN
Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ
perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang
dan/atau Anggaran Dasar.
1. Menghadiri dan memberikan suara dalam suatu RUPS, sesuai jumlah saham
yang dimiliki. Bagi pemegang saham Persero, ketentuannya adalah satu
saham memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
suara.
2. Memperoleh informasi material mengenai Perusahaan, secara tepat waktu,
terukur dan teratur.
3. Menerima pembagian dari keuntungan Perusahaan dalam bentuk deviden
dan sisa kekayaan hasil likuidasi, sebanding dengan jumlah saham yang
dimilikinya.
4. Hak lainnya berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan.
5. Mengusulkan, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
6. Menilai kinerja Dewan Komisaris dan Direksi baik secara individu maupun
kolegial setiap tahun.
7. Memberikan persetujuan atas perbuatan-perbuatan hukum sesuai yang
ditetapkan Anggaran Dasar yang hanya dapat dilaksanakan Direksi setelah
mendapat tanggapan tertulis/rekomendasi dari Dewan Komisaris,
diantaranya dalam hal:
a. Mengagunkan aktiva tetap untuk kredit jangka menengah /panjang,
b. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain,
c. Mendirikan, melepaskan penyertaan modal pada anak /perusahaan
patungan,
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan,
pembubaran anak/perusahaan patungan,
e. Mengikat perseroan sebagai penjamin (borg/avalist),
f. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain diluar kegiatan utama
perseroan,
g. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapus bukukan,
h. Melepas dan menghapuskan aktiva tetap Perusahaan, kecuali aktiva
tetap bergerak yang berumur 5 tahun,
i. Menetapkan blue print dan logo perusahaan,
j. Membentuk yayasan,organisasi yang berdampak kepada perseroan,
k. Pembebanan biaya perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk
yayasan, organisasi,
l. Mengusulkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi anak
Perusahaan.
m. Mengalihkan kekayaan Perusahaan.
n. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan yang merupakan lebih
dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam
1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun
tidak.
DEWAN KOMISARIS
A. PENGERTIAN
1. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
2. Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan
keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya.
3. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Masa jabatannya berakhir.
c. Diberhentikan berdasarkan RUPS; dan /atau
d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris
berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan dan
pengunduran diri.
D. BENTURAN KEPENTINGAN
E. PERANGKAPAN JABATAN
1. Program Pengenalan
Kepada anggota Dewan Komisaris yang diangkat untuk pertama kalinya wajib
diberikan program pengenalan mengenai Perusahaan.
Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada
pada Sekretaris Perusahaan.
Program pengenalan meliputi antara lain:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh Perusahaan.
b. Gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha
jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, penanganan risiko
dan masalah-masalah strategis lainnya.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal,
termasuk Komite Audit.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.
2. Program Pengembangan
1. Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap sebulan sekali dan
dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.
2. Dewan Komisaris harus menetapkan tata tertib rapat Dewan Komisaris.
3. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan secara tertulis oleh Komisaris
Utama atau oleh anggota yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan
disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan
mendesak dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
Panggilan rapat mencantumkan acara, waktu dan tempat rapat. Panggilan
rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua anggota Dewan Komisaris
hadir dalam rapat.
4. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama.
5. Keputusan Rapat :
a. Semua Keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk
mufakat, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan diambil
dengan suara terbanyak biasa.
b. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)
suara ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan Komisaris yang
diwakilinya.
c. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam
rapat.
d. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil pemungutan suara
belum mendapatkan satu alternatif dengan suara lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, maka dilakukan
pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak
sehingga salah satu usulan memperoleh suara lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
6. Setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat yang memuat
pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang
mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda
(dissenting opinion), keputusan/kesimpulan rapat, serta alasan ketidak-
hadiran anggota Dewan Komisaris, apabila ada.
7. Jumlah rapat Dewan Komisaris dan jumlah kehadiran anggota Dewan
Komisaris harus dimuat dalam Laporan Tahunan.
J. PENILAIAN KINERJA
DIREKSI
A. PENGERTIAN
1. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
2. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan
menyebutkan alasannya.
3. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Masa jabatannya berakhir.
c. Diberhentikan berdasarkan RUPS.
d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. BENTURAN KEPENTINGAN
C. PERANGKAPAN JABATAN
diantaranya :
1. Gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis
dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.
2. Mengundurkan diri dari jabatannya.
Program tersebut dibuat oleh Direksi secara terstruktur dan sistematis yang
dapat berupa tambahan pengetahuan yang bersifat informal berupa seminar,
training, workshop, studi banding.
G.RAPAT DIREKSI
1. Muatan RJPP
RJPP sekurang-kurangnya memuat:
a. Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya.
b. Posisi Perusahaan saat penyusunan RJPP.
c. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan RJPP.
d. Penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja jangka
panjang.
2. Penyusunan dan Pengesahan RJPP
a. Dewan Komisaris mengkaji dan memberikan pendapat mengenai RJPP
yang disiapkan Direksi sebelum ditandatangani bersama untuk
kemudian disampaikan kepada Pemegang Saham.
b. Pengesahan rancangan RJPP dan perubahannya dilakukan oleh RUPS.
c. Rancangan RJPP yang telah ditandatangani Direksi dan Dewan
Komisaris disampaikan Direksi kepada Pemegang Saham paling
lambat
60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku pertama RJPP
yang bersangkutan untuk mendapat pengesahan RUPS.
d. Rancangan RJPP disahkan oleh RUPS paling lambat 60 (enam puluh)
hari setelah diterimanya rancangan RJPP.
1. Muatan RKAP
RKAP sekurang-kurangnya memuat:
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan Perusahaan dan
program kerja/kegiatan.
b. Anggaran Perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program
kegiatan.
c. Proyeksi keuangan Perusahaan dan anak Perusahaan.
d. Rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris.
e. Rencana kerja dan anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL).
f. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS.
ORGAN PENDUKUNG
B. KOMITE AUDIT
1. Pengertian
Komite Audit adalah organ pendukung perusahaan yang wajib dibentuk
Dewan Komisaris untuk membantu melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap pengelolaan Perusahaan.
Komite Audit bersifat mandiri, baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun
pelaporannya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris
C. KOMITE LAINNYA
Komisaris dapat membentuk 1 (satu) komite lainnya sesuai dengan
kebutuhan, yang bertugas membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
dengan persetujuan RUPS.
1. Pengertian
Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah unit kerja yang menjalankan
fungsi audit internal.
Struktur dan Kedudukan SPI
a. Posisi SPI di dalam struktur organisasi berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. SPI dipimpin oleh seorang Kepala.
c. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
berdasarkan mekanisme internal Perusahaan dengan persetujuan
Dewan Komisaris.
d. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala SPI dibantu oleh seorang
Manager Tata Usaha dan staf yang bertugas mengelola ke
administrasian Satuan Pengawasan Intern
e. Kepala Satuan Pengawasan Intern dalam melaksanakan fungsi
pemeriksaan dan pengawasan dibantu oleh Inspektur Bidang yang
masing-masing dibantu oleh Auditor Bidang.
2. Persyaratan SPI
a. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan
obyektif dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan
disiplin ilmu lain yang relevan dalam bidang tugasnya.
c. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan secara efektif.
d. Mematuhi kode etik auditor internal.
e. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan
profesionalismenya secara terus-menerus.
E. SEKRETARIS PERUSAHAAN
1. Pengertian
Sekretaris Perusahaan adalah organ pendukung yang dibentuk, diangkat,
diberhentikan dan bertanggungjawab kepada Direksi.
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung (liaison officer) antara
Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham serta wakil Perusahaan
dalam berhubungan dengan regulator, lembaga atau asosiasi lain yang
berkaitan dengan Perusahaan.
BAB VI
AUDITOR EKSTERNAL
A. PENGERTIAN
1. Auditor eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan Komisaris, Direksi dan
pihak yang berkepentingan (stakeholders) di Perusahaan.
2. Auditor eksternal wajib mematuhi :
a. Standar Profesional Akuntan Publik yang dikeluarkan Ikatan Akuntan
Indonesia (SPAP-IAI).
b. Kode Etik dan Aturan Etika Akuntan Kompartemen Akuntan Publik
Ikatan Akuntan Indonesia.
c. Peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berhubungan
dengan jasa yang diberikan.
BAB VII
KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN
A. PENGENDALIAN INTERNAL
B. MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah sebuah proses terstruktur untuk mengelola risiko yang
dihadapi perusahaan dalam mencapai sasaran yang ada di dalam RJPP,
RKAP, KPI maupun sasaran lainnya, berupa proses sistematis dan
berkesinambungan untuk mengidentifikasi dan mengukur level risiko-risiko,
serta menentukan tindakan terbaik dalam mengurangi kemungkinan terjadinya
risiko, memperkecil dampak yang ditimbulkannya (atau kedua-duanya),
maupun langkah lainnya guna memastikan/menciptakan keyakinan bahwa
sasaran perusahaan akan dapat dicapai.
Risiko yang dihadapi Perusahaan bersumber dari faktor eksternal dan faktor
internal perusahaan. Jenis-jenis risiko yang ada diklasifikasikan dalam 3 (tiga)
kategori, yaitu :
1. Risiko lingkungan, terdiri dari risiko : pesaing, pelanggan, inovasi teknologi,
peraturan, politik, pasar uang dlsb.
2. Risiko proses, yang terdiri dari risiko : keuangan, operasi, pemberdayaan,
teknologi informasi dan risiko integritas.
3. Risiko informasi untuk pengambilan keputusan,terdiri dari risiko : proses,
pelaporan dan lingkungan.
1. Kebijakan Umum
a. Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat
strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan
yang unggul dan kompetitif.
b. Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek
keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh
informasi.
c. Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang:
1) bertanggung jawab untuk mewujudkan rancangan menjadi konstruksi
yang detil;
2) bertindak sebagai konsultan dengan melakukan komunikasi secara
rutin dengan pihak pengguna (users);
3) memfasilitasi berlangsungnya pelatihan teknologi informasi
d. Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu
(Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan
sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada
kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
e. Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality
Assurance) untuk memastikan bahwa data/informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi telah berada pada kualitas, kuantitas dan waktu
yang diharapkan.
f. Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi
teknologi informasi harus menerapkan kendali-kendali terkait dengan
aktivitas TI.
2. Tahapan
Perusahaan harus memaksimalkan penggunanan teknologi informasi
melalui tahapan-tahapan yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Tahap Pra-Implementasi
b. Tahap Implementasi
c. Tahap Pengembangan
3. Pengendalian
Dalam melaksanakan pengendalian Teknologi Informasi, fungsi Teknologi
Informasi adalah :
a. Mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur
efektivitas pengelolaan Teknologi Informasi.
b. Mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi
informasi yang terjadi.
c. Melakukan pemantauan secara berkala.
d. Membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja
teknologi informasi
e. Bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang
disepakati (service level agreement) dan direviu secara berkala.
D. KEBIJAKAN MUTU
1. Keterbukaan Informasi
a. Perusahaan wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan secara tepat waktu,
akurat, jelas, dan objektif.
b. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya memuat :
1) Laporan Keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca
akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan
tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang
bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
serta catatan atas laporan keuangan tersebut.
2) Laporan mengenai kegiatan Perusahaan.
3) Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.
5) Laporan mengenai tugas pengawasan dan pemberian nasihat yang
telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang
baru lampau.
6) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, pekerjaan
mereka dan pekerjaan utama mereka di luar perusahaan.
7) Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium
dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris untuk tahun buku
yang lampau.
2. Kerahasiaan Informasi
a. Kecuali disyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
auditor eksternal, auditor SPI, dan Komite Audit, harus merahasiakan
informasi yang diperoleh sewaktu melaksanakan tugasnya.
b. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada Perusahaan
untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan.
c. Informasi yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau ketentuan Perusahaan merupakan informasi rahasia yang
berkenaan dengan Perusahaan, harus dirahasiakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan
Perusahaan.
F. PENGELOLAAN STAKEHOLDERS
1. Karyawan
a. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pekerja, perusahaan
menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban pekerja sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Direksi mempekerjakan, menetapkan gaji, memberikan pelatihan,
menetapkan jenjang karir, serta , menentukan persyaratan kerja
lainnya tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis
kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan
khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundangan.
c. Sistem penilaian kinerja pekerja ditetapkan dan dilaksanakan
berdasarkan standar prestasi kerja setiap jabatan / pekerjaan, yang
dibuat secara adil dan transparan.
d. Direksi wajib menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala
bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat
perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang kebudayaan
seseorang.
e. Peraturan kepegawaian diatur dalam Peraturan Perusahaan/Perjanjian
Kerja Bersama, yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Perusahaan harus mengembangkan kebijakan dan prosedur
manajemen sumber daya manusia berdasar prinsip-prinsip yang
disepakati dalam Perjanjian Kerja Bersama dan prinsip-prinsip good
corporate governance.
g. Setiap pekerja berhak/dapat membentuk dan menjadi anggota Serikat
Pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
h. Direksi wajib memastikan bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas
perusahaan lainnya memenuhi peraturan perundang-undangan
berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian
lingkungan.
2. Pelanggan
3. Pemasok
5. Pemerintah
PENUTUP
1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini disusun untuk dijadikan acuan penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan PT ASDP Indonesia
Ferry (Persero).
2. Setiap perubahan atas Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Dewan Komisaris untuk kemudian
disampaikan kepada Pemegang Saham.