Anda di halaman 1dari 9

PMK 167/2018 PMK 66/2023

PASAL 2 PASAL 4
(2) Pemberian natura dan kenikmatan yang dapat dikurangkan dari Dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan atas penggantian atau imbalan
penghasilan bruto pemberi kerja sebagaimana dimaksud pada dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ayat (1) adalah: 3 ayat (1) meliputi:
a. Pemberian atau penyediaan makanan dan/ atau minuman a. makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi
bagi seluruh Pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan seluruh Pegawai;
pekerjaan.

PASAL 3 PASAL 5
(1) Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau minuman bagi (1) Makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi
Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a seluruh Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
meliputi: a. makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja
a. pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman di tempat kerja;
yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja; atau b. kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai yang karena sifat
b. pemberian kupon makanan dan/ atau minuman bagi pekerjaannya tidak dapat memanfaatkan pemberian sebagaimana
Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat dimaksud pada huruf a, meliputi Pegawai bagian pemasaran,
memanfaatkan pemberian sebagaimana dimaksud pada bagian transportasi, dan dinas luar lainnya; dan/atau
huruf a, meliputi Pegawai bagian pemasaran, bagian c. bahan makanan dan/atau bahan minuman bagi seluruh Pegawai
transportasi, dan dinas luar lainnya. dengan batasan nilai tertentu.

(2) Nilai kupon makanan dan/ atau minuman sebagaimana dimaksud (2) Kupon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan alat
pada ayat (1) huruf b dapat dikurangkan dari penghasilan bruto transaksi bukan uang yang dapat ditukarkan dengan makanan
pemberi kerja sesuai dengan nilai kupon yang wajar. dan/atau minuman.

(3) Nilai kupon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dianggap (3) Termasuk dalam pengertian kupon sebagaimana dimaksud pada ayat
wajar apabila nilai kupon tersebut tidak melebihi pengeluaran (2) merupakan penggantian oleh pemberi kerja atas pengeluaran
penyediaan makanan dan/atau minuman per Pegawai yang untuk pembelian atau perolehan makanan dan/atau minuman di luar
disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja. tempat kerja yang ditanggung terlebih dahulu oleh Pegawai bagian
pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b.

(4) Nilai kupon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikecualikan
dari objek Pajak Penghasilan sepanjang tidak melebihi:
a. Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) untuk tiap Pegawai dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan; atau
b. nilai pengeluaran penyediaan makanan dan/atau minuman
untuk tiap Pegawai dalam jangka waktu 1 (satu) bulan yang
disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dalam hal nilai pengeluaran
oleh pemberi kerja dimaksud lebih dari Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) untuk tiap Pegawai dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan.

(5) Selisih lebih dari nilai kupon yang sebenarnya setelah dikurangi nilai
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a atau huruf b merupakan
objek Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1).

(6) Penghitungan selisih lebih dari nilai kupon sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) dilakukan sesuai dengan contoh penghitungan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

PASAL 2 PASAL 4
(2) b. natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu;
b. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunJang
kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan di
daerah tersebut.

PASAL 4 PASAL 8
(1) Penggantian atau imbalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (1) Natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu
ayat (2) huruf b adalah sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi sarana,
Pegawai dan keluarganya berupa: prasarana, dan/atau fasilitas di lokasi kerja untuk Pegawai dan
a. tempat tinggal, termasuk perumahan; keluarganya berupa:
b. pelayanan kesehatan; a. tempat tinggal, termasuk perumahan;
c. pendidikan; b. pelayanan kesehatan;
d. peribadatan; c. pendidikan;
e. pengangkutan; dan/atau d. peribadatan;
f. olahraga tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda, e. pengangkutan; dan/atau
dan terbang layang, f. olahraga tidak termasuk golf, balap perahu bermotor, pacuan
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga kuda, terbang layang, atau olahraga otomotif,
pemberi kerja harus menyediakannya sendiri. sepanjang lokasi usaha pemberi kerja mendapatkan penetapan
daerah tertentu dari Direktur Jenderal Pajak.

(2) Sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk Pegawai dan (2) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas untuk Pegawai dan keluarganya
keluarganya berupa pengangkutan sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa sarana, prasarana,
ayat (1) huruf e adalah pengangkutan untuk Pegawai dan dan/atau fasilitas yang diselenggarakan oleh:
keluarga dalam rangka penugasan yang pertama dan pada saat a. pemberi kerja secara mandiri; dan/atau
berakhirnya penugasan. b. pihak lain yang bekerja sama dengan pemberi kerja dan pemberi
kerja menanggung biaya penyelenggaraan sarana, prasarana,
dan/atau fasilitas dimaksud.

(3) Daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) (3) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas berupa pelayanan kesehatan
huruf b adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai dan/atau pendidikan untuk Pegawai dan keluarganya yang
potensi yang layak dikembangkan tetapi keadaan prasarana diselenggarakan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
ekonomi pada umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau b termasuk sarana, prasarana, dan/atau fasilitas berupa pelayanan
oleh transportasi umum, baik melalui darat, laut maupun udara, kesehatan dan/atau pendidikan yang terletak di wilayah kabupaten
sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia atau kota lokasi usaha pemberi kerja dan/atau wilayah kabupaten
menjadi kekuatan ekonomi yang nyata, penanam modal atau kota yang berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten atau
menanggung risiko yang cukup tinggi dan masa pengembalian kota lokasi usaha pemberi kerja.
yang relatif panJang, termasuk daerah perairan laut yang
mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter yang (4) Sarana, prasarana, dan fasilitas di lokasi kerja untuk Pegawai dan
dasar lautnya memiliki cadangan mineral. keluarganya berupa pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e meliputi pengangkutan untuk Pegawai dan keluarga dalam
melaksanakan penugasan. (sama kayak pasal 4 ayat 2 pmk 167)

PASAL 9
(1) Daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
PASAL 6 meliputi daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang
(1) Pengeluaran untuk pemberian natura dan kenikmatan layak dikembangkan tetapi keadaan prasarana ekonomi pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau oleh transportasi
(1) huruf c dan huruf d yang mempunyai masa manfaat lebih umum, baik melalui darat, laut, maupun udara, sehingga untuk
dari 1 (satu) tahun dibebankan melalui penyusutan sesuai mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan
dengan ketentuan dalam Pasal 11 Undang-Undang Pajak ekonomi yang nyata, penanam modal menanggung risiko yang cukup
Penghasilan. tinggi dan masa pengembalian yang relative panjang, termasuk
daerah perairan laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima
(2) Pengeluaran untuk pemberian natura dan kenikmatan puluh) meter yang dasar lautnya memiliki cadangan mineral,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat termasuk daerah terpencil.
(1), yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1 (satu) tahun,
dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran. (2) Prasarana ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi 8
(delapan) jenis sebagai berikut:
a. listrik;
b. air bersih;
PASAL 7 c. perumahan yang dapat disewa Pegawai;
(1) Penetapan daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 d. rumah sakit dan/atau poliklinik;
ayat (2) huruf b diberikan kepada Wajib Pajak yang lokasi e. sekolah;
usahanya memenuhi kriteria daerah tertentu sebagaimana f. tempat olahraga dan/atau hiburan yang bersifat permanen;
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) untuk jangka waktu: g. tempat peribadatan; dan
a. 5 (lima) tahun; atau h. pasar.
b. 10 (sepuluh) tahun,
Pertambangan Khusus bagi pemegang Izin Operasi (3) Prasarana transportasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Produksi Usaha dengan kriteria: meliputi 3 (tiga) jenis sebagai berikut:
1. merupakan perubahan bentuk usaha a. jalan dan/atau jembatan;
pertambangan dari kontrak karya atau perJanJian b. pelabuhan atau dermaga laut, pelabuhan atau dermaga sungai,
karya pengusahaan pertambangan batubara; dan atau pelabuhan udara; dan
2. dalam kontrak karya atau peqanJian karya c. transportasi umum angkutan darat, laut, atau udara.
pengusahaan pertambangan batubaranya telah
mengatur pembebanan biaya natura dan (4) Lokasi usaha pemberi kerja yang ditetapkan sebagai daerah tertentu
kenikmatan selama periode kontrak atau ditentukan oleh ketidaktersediaan atau ketidaklayakan minimal 6
perjanjian tersebut (nailed down); (enam) dari 11 (sebelas) jenis prasarana ekonomi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan prasarana transportasi umum
(2) Dalam hal pada saat berakhirnya jangka waktu sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
dimaksud pada ayat (1) lokasi usaha Wajib Pajak masih
memenuhi kriteria daerah tertentu sebagaimana dimaksud (5) Ketidaktersediaan atau ketidaklayakan minimal 6 (enam) sebagaimana
dalam Pasal 4 ayat (2), penetapan daerah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus terdapat minimal 1 (satu) jenis
dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang untuk jangka waktu: prasarana yang tidak tersedia atau tidak layak dari jenis prasarana
a. 5 (lima) tahun atas penetapan sebagaimana dimaksud pada transportasi umum.
ayat (1) huruf a; dan
b. 10 (sepuluh) tahun atas penetapan sebagaimana dimaksud (6) Dalam hal prasarana ekonomi dan transportasi umum telah dibangun
pada ayat (1) huruf b. secara mandiri oleh pemberi kerja maka prasarana ekonomi dan
transportasi umum dimaksud diperhitungkan sebagai prasarana yang
tidak tersedia dalam penentuan ketidaktersediaan atau
ketidaklayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

PASAL 2 PASAL 4
(2)
c. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan c. natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi kerja
keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana dalam pelaksanaan pekerjaan;
keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut
mengharuskannya.

PASAL 5 PASAL 6
(1) Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan (1) Natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya huruf c meliputi natura dan/atau kenikmatan sehubungan dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c meliputi persyaratan mengenai keamanan, kesehatan, dan/atau keselamatan
pemberian atau penyediaan: Pegawai yang diwajibkan oleh kementerian atau lembaga
a. pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja; berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. pakaian seragam petugas keamanan;
c. sarana antar jemput Pegawai; (2) Natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan pemberi kerja
d. penginapan untuk awak kapal dan yang seJen1snya; dalam pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan persyaratan
dan/atau mengenai keamanan, kesehatan, dan/atau keselamatan Pegawai yang
e. kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan diwajibkan oleh kementerian atau lembaga berdasarkan ketentuan
untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya. peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
(2) Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan a. pakaian seragam;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan b. peralatan untuk keselamatan kerja;
keamanan atau keselamatan pekerja yang diwajibkan oleh c. sarana antar jemput Pegawai;
Instansi Pemerintah yang membidangi urusan ketenagakerjaan. d. penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya; dan/atau
e. natura dan/atau kenikmatan yang diterima dalam rangka
penanganan endemi, pandemi, atau bencana nasional.

PASAL 6
(1) Pengeluaran untuk pemberian natura dan kenikmatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat
(1) huruf c dan huruf d yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun dibebankan melalui penyusutan sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 11 Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
(2) Pengeluaran untuk pemberian natura dan kenikmatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat
(1), yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1 (satu) tahun,
dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran.
(3) Pengeluaran untuk pemberian natura dan kenikmatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e,
dibebankan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. atas perolehan dan perbaikan besar kendaraan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
dibebankan melalui penyusutan sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 1 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan
sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah penyusutan;
dan
b. atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan
dibebankan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin pada tahun
terjadinya pengeluaran.

PASAL 4
d. natura dan/atau kenikmatan yang bersumber atau dibiayai anggaran
pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, dan/atau anggaran pendapatan dan belanja desa; atau

PASAL 4
e. natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan/atau batasan tertentu.

PASAL 7
(1) Penentuan natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan/atau
batasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e
didasarkan pada:
(1) jenis natura dan batasan tertentu dari natura berupa kriteria
penerima dan/atau nilai dari natura; dan
(2) jenis kenikmatan dan batasan tertentu dari kenikmatan berupa
kriteria penerima, nilai, dan/atau fungsi dari kenikmatan.
(2) Penentuan natura dengan jenis dan batasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a termasuk diperuntukkan bagi bahan
makanan dan/atau bahan minuman dengan batasan nilai tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c.
(3) Penentuan natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan batasan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk diperuntukkan
bagi natura dan/atau kenikmatan yang diterima atau diperoleh
penerima selama tahun 2022.
(4) Selisih lebih dari nilai natura atau kenikmatan yang diterima atau
diperoleh penerima setelah dikurangi dengan batasan tertentu berupa
nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
merupakan objek Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1).

PASAL 2
(3) Natura dan kenikmatan yang diberikan oleh pemberi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan merupakan
penghasilan bagi Pegawai yang menerimanya.

PMK 66/2023
PASAL 22
(1) Penghasilan berupa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
dinilai berdasarkan ketentuan:
a. nilai pasar untuk penggantian atau imbalan dalam bentuk natura;
dan/atau
b. jumlah biaya yang dikeluarkan atau seharusnya dikeluarkan
pemberi untuk penggantian atau imbalan dalam bentuk
kenikmatan.
(2) Dalam hal penggantian atau imbalan dalam bentuk natura merupakan
barang yang dart semula ditujukan untuk diperjualbelikan oleh pemberi
dalam bentuk:
a. tanah dan/atau bangunan, dinilai berdasarkan nilai pasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; atau
b. selain tanah dan/atau bangunan, nilai pasar yang dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan harga pokok penjualan.
(3) Penilaian atas penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan
dengan masa pemanfaatan lebih dari 1 (satu) bulan yang diberikan
sehubungan dengan pekerjaan dilakukan setiap bulan selama masa
pemanfaatan kenikmatan.
(4) Dalam hal penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan
diberikan kepada lebih dari 1 (satu) penerima atas suatu fasilitas
dan/atau pelayanan maka dasar penilaian berupa jumlah biaya yang
dikeluarkan atau seharusnya dikeluarkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dialokasikan secara proporsional kepada masing-
masing penerima penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan
berdasarkan pencatatan pemanfaatan kenikmatan.
(5) Penghitungan dari:
a. penilaian atas penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. penilaian atas penggantian atau imbalan dalam bentuk
kenikmatan dengan masa pemanfaatan lebih dari 1 (satu) bulan
yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan dilakukan setiap
bulan selama masa pemanfaatan kenikmatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3); dan
c. penilaian atas penggantian atau imbalan dalam bentuk
kenikmatan diberikan kepada lebih dari 1 (satu) penerima atas
suatu fasilitas dan/atau pelayanan berdasarkan pencatatan
pemanfaatan kenikmatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dilakukan sesuai dengan contoh penghitungan sebagaimana tercantum
pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Anda mungkin juga menyukai