KALBAR
Ketua Umum
Komite Nasional Kebijakan Governasi
Peranan Masyarakat:
• Menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial
(social control) secara obyektif dan bertanggung jawab
2
Agency Theory
Delegates
Authority
3
Agency Theory
4
Agency Theory
• Asumsi Dasar Agency Theory:
1. Agency Conflict
Konflik yang timbul akibat keinginan manajemen (agent) untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat
mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) untuk
memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Konflik
muncul dalam bentuk: moral hazard, earning retention, risk aversion,
dan time-horizon.
2. Agency Problem
Akibat adanya kesenjangan antara kepentingan pemegang saham
sebagai pemilik dan manajemen sebagai pengelola. Pemilik memiliki
kepentingan dana yang diinvestasikan mendapatkan return
maksimal, sedangkan manajemen berkepentingan terhadap
perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik
5
Agency Theory
6
Agency Theory
• Agency costs mencakup:
8
Tata Kelola dan Governansi
9
Strategi Implementasi GCG:
Migrasi dari Komitmen – Sistem – Budaya
System Culture
Commitment
Taat terhadap pedoman GCG Operasional yang baik melalui Korporasi diterima sebagai
baik yang wajib maupun kontrol internal, pengendalian bagian dari Masyarakat melalui
bersifat kebijakan resiko, dan penerapan WBS Pendekatan CSR (Creating
(Whistle Blowing System) Shared Value)
10
Rumah
Governance
Governance Outcome
Implementasi governansi pada saat berinteraksi dengan stakeholder,
Governance Outcome untuk mendapatkan dukungan penuh stakeholder melaluipendekatan
CSV (Creating Shared Value)
Governance Process
Proses pengambilan kebijakan dengan mengembangkan Kode Etik dan
Governance Process Perilaku, dan melibatkan pelaku dan semua stakeholder
Governance Structure
Struktur organisasi yang mengadopsi mekanisme check and ballance,
melalui implementasi 3LOD (Three Lines of Defense), WBS (Whistle
Governance Structure
Blowing System) dan SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan), guna
mengeliminasi benturan kepentingan dan potensi fraud
Governance Commitment & Principles Governance Commitment and Principles:
Fondasi untuk melaksanakan proses governanasi secara terencana,
sistemik, dan berkelanjutan (Tone at the top & TARIF Principles)
11
Nilai Dasar (Prinsip)
Governansi Korporat
12
Core Values BUMN
13
Core Values BUMN
1. Amanah
Definisi: Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
Panduan perilaku:
1) Memenuhi janji dan komitmen.
2) Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan.
3) Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
2. Kompeten
Definisi: Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Panduan perilaku:
1)Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
2) Membantu orang lain belajar.
3) Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
14
Core Values BUMN
3. Harmonis
Definisi: Saling peduli dan menghargai perbedaan.
Panduan perilaku:
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2) Suka menolong orang lain.
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
4. Loyal
Definisi: Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Panduan perilaku:
1) Menjaga nama balk sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
2) Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
3)Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan
etika.
15
Core Values BUMN
5. Adaptif
Definisi: Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan.
Panduan perilaku:
4) Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
5) Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
6) Bertindak proaktif.
6. Kolaboratif
Definisi: Membangun kerja sama yang sinergis.
Panduan perilaku:
4) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
5) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
6) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
16
Governance Structure
17
Organ Perseroan
RUPS
• Tiap organ independen
Fungsi Komite
manajemen/ Dewan
eksekutif Komisaris
18
Company’s Organ – Two Board System
CODE OF
GCG
Supervisory Supervisory
Vision,
Mission,
Values
FIDUCIARY
DUTIES
Preventive Strategies Preventive FIDUCIARY
DUTIES
Operational
BoD BoC
19
Dewan Komisaris dan Direksi
Peran
Kepentingan
Monitoring terbaik Pencegahan
Fungsi perusahaan
Peran
Orientasi keuntungan
Kepentingan Profitabilitas yang
jangka pendek terbaik berkesinambungan
perusahaan
Fungsi
20
Komisaris Independen
21
Komisaris Independen
Definisi OJK Pasar Modal:
anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan
memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen, yaitu wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten
atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk
pengangkatan kembali sebagai Komisaris Independen Emiten atau Perusahaan Publik
pada periode berikutnya;
b. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut;
c. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau pemegang saham utama Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut; dan
d. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.
22
Sumber : Antonius Alijoyo, “Komisaris Independen: Penggerak Governansi Korporat”, 2021
Komisaris Independen
23
Sumber : Antonius Alijoyo, “Komisaris Independen: Penggerak Governansi Korporat”, 2021
Komisaris Independen yang Profesional
24
Sumber : Antonius Alijoyo, “Komisaris Independen: Penggerak Governansi Korporat”, 2021
Komisaris Independen dan Kepemimpinan
Perspective of Leadership
Competency
Perspective
Romance Behavioral
Perspective Perspective
Perspective of
Leadership
Transformational Contingency
Perspective Perspective
25
Sumber : Antonius Alijoyo, “Komisaris Independen: Penggerak Governansi Korporat”, 2021
Komisaris Independen dan Kepemimpinan
1. Competency perspective mengidentifikasi kompetensi pemimpin yang efektif.
2. Behavioral perspective mengidentifikasi dua kelompok perilaku pemimpin yaitu: people oriented dan
task oriented.
3. Contingency perspective memandang bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang melakukan
diagnosis situasi dan mengadaptasi gaya atau style kepemimpinan mereka dengan situasi tersebut.
4. Transformational perspective menyarankan agar pemimpin membuat visi strategik dan
mengkomunikasikan visi tersebut dengan simbol-simbol, dan menjadi model dari visi tersebut dengan
“walk the talk” dan tindakan nyata yang konsisten, serta membangun komitmen menuju pencapaian visi.
5. Romance perspective mengidentifikasi tipe kepemimpinan yang sangat menekankan arti penting
kepemimpinan melalui atribusi, stereotyping, dan keinginan kuat untuk mengendalikan orang lain.
Komisaris Independen diharapkan mampu memberi bobot kepemimpinan Dewan Komisaris melalui
kompetensi yang dimilikinya, perilaku yang tepat, berperan sebagai agent of transformation, dan
senantiasa menjalankan pengaruhnya secara
efektif sesuai yang diharapkan dari seorang Komisaris.
26
Sumber : Antonius Alijoyo, “Komisaris Independen: Penggerak Governansi Korporat”, 2021
Organ dibawah Dewan Komisaris
1. Komite Audit
2. Komite Pemantau Risiko
3. Komite Nominasi dan Remunerasi
27
Komite Audit
• Komite Audit membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi
tanggung jawab pengawasannya, yang meliputi penelaahan atas
laporan tahunan auditan dan laporan keuangan, penelahaan
terhadap proses pelaporan keuangan dan sistem pengendalian
internal, serta pengawasan atas proses audit.
• Komite Audit bertanggung jawab untuk membuka dan
memelihara/menjaga komunikasi antara Komite Audit dengan
Dewan Komisaris, Direksi, unit audit internal, akuntan independen
dan manajer keuangan.
• Komite Audit bekerja secara independen terhadap pihak
manajemen dan bebas dari segala bentuk pengaruh yang negatif.
28
Komite Pemantau Risiko
• Perbankan: Komite pemantau risiko wajib melakukan evaluasi tentang
kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan Bank, dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas
komite manajemen risiko dan satuan kerja manajemen risiko, guna
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Komite Pemantau
Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan paling kurang 51% dari
keanggotaannya terdiri dari pihak independen.
29
Komite Nominasi dan Remunerasi
1. Audit internal
2. Manajemen risiko
3. Kepatuhan
4. Sekretaris perusahaan
31
Audit Internal
Sumber:
https://na.theiia.org/standards-guidance/mandatory-guidance/Pages/Definition-of-Internal-Auditing.aspx
32
Manajemen Risiko
• Fungsi manajemen risiko bertanggung jawab untuk membentuk
kerangka kerja dan proses manajemen risiko dalam menghadapi risiko-
risiko signifikan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi.
• Selain menciptakan kerangka kerja dan proses manajemen risiko dalam
menghadapi risiko, fungsi manajemen risiko juga meningkatkan
kapabilitas organisasi dalam mengejar peluang.
• Fungsi ini juga meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
strategis organisasi melalui penyediaan informasi yang relevan dan
komprehensif.
• Dalam menciptakan manajemen risiko yang efektif bagi organisasi,
fungsi manajemen risiko berkolaborasi dengan fungsi audit internal.
33
Kepatuhan
• Lingkup tugas fungsi kepatuhan meliputi : penanganan risiko
regulasi, program etika perusahaan, penanganan program
Whistleblowing System, dan penanganan program pencegahan dan
pengendalian kecurangan (fraud prevention and control program).
• Fungsi kepatuhan :
• Merupakan bagian dari manajemen;
• Mempunyai akses pelaporan langsung ke Direksi dan Dewan
Komisaris;
• Harus independen dari fungsi-fungsi lainnya;
• Dilengkapi dengan sumber daya yang memadai untuk
mengembangkan, merawat dan melakukan pemeriksaan
berkala terhadap pelaksanaan kewajiban kepatuhan
perusahaan.
34
Sekretaris Perusahaan
• Perorangan atau penanggung jawab dari unit kerja yang menjalankan
fungsi sekretaris perusahaan dan wajib dimiliki oleh setiap emiten atau
perusahaan publik.
• Diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan direksi.
36
Good Corporate Control
37
COSO Internal Control Framework
39
Governance Process
Governance Process merupakan cara atau mekanisme yang dilakukan
oleh organ perusahaan dan jajaran di bawahnya dalam melakukan
fungsi dan tugasnya untuk mewujudkan komitmen dan struktur
governance sehingga dapat dicapai governance outcome yang sesuai
dengan asas GCG
40
Governance Process
Implementasi TARIF dalam mekanisme pengambilan kebijakan
• RUPS diselenggarakan sesuai tata cara yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan
Pedoman GCG
• Fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Dewan
Komisaris/Direksi dilaksanakan atas dasar itikad baik, pruden
dan profesional
• Kegiatan usaha harus dilakukan merujuk pada visi, misi,
values, pedoman GCG dan rencana strategis perusahaan
• Pengembangan SDM dilakukan sesuai kebutuhan strategis
perusahaan, berdasarkan merit system
• Program CSR diintegrasikan dengan strategi bisnis perusahaan
• Pedoman GCG disosialisasikan kepada jajaran perusahaan
secara kontinyu
41
Contoh Implementasi Governance Process
Modul Pengawasan Digital KBUMN
Sumber: Paparan Ibu Nawal Nely Deputi KBUMN dalam Konfrensi Regional Akuntan ke-8 IAI,
Oktober 2021 42
Laporan Keuangan yang Berintegritas
merupakan Fondasi GCG
Sumber: Paparan Ibu Nawal Nely Deputi KBUMN dalam Konfrensi Regional Akuntan ke-8 IAI,
Oktober 2021 43
Tanggung Jawab Pemilihan KAP
merupakan Tanggung Jawab Bersama
Komitmen Pimpinan Puncak dalam
Mendorong budaya AKHLAK
Melalui pemilihan KAP yang berkualitas akan menjaga integritas laporan keuangan secara
keseluruhan
Sumber: Paparan Ibu Nawal Nely Deputi KBUMN dalam Konfrensi Regional Akuntan ke-8 IAI,
Oktober 2021 44
Peranan Pemangku Kepentingan
dalam Proses Pelaporan Keuangan
Pemegang • Memberikan tone from the top tentang peranan penting integritas laporan keuangan
Saham sebagai penjelmaan AKHLAK dan memberikan referensi dan/atau masukan tentang
(KBUMN) kriteria a) kualitas laporan keuangan yang baik, b) referensi dan kriteria pemilihan KAP
• Dewan Komisaris: mengawasi BOD sesuai peraturan perundangan yang berlaku termasuk BOC charter
Dewan yang ditandatangani dengan Kementrian BUMN;
Komisaris dan • Komite Audit: memiliki fungsi umum menjaga integritas dan memantau risiko BUMN, termasuk secara
Komite Audit spesifik menjaga kualitas laporan keuangan dengan memilih KAP yang memunuhi kriteria (lihat halaman
sebelumnya, dan referensi OJK 13/2017)
• Implementasi strategi, menjalankan operasi perusahaan, dan menjaga budaya AHKLAK yang
Direksi dan dituangkan dalam Kontrak Manajemen
Manajemen • Khusus untuk pelaporan keuangan, direksi dan manajemen harus pruden dalam memilih dan
menentukan estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
• Memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan sesuai dengan hasil proses audit
• Menghadirkan sikap skeptis yang profesional dari KAP
KAP • Mematuhi Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Akuntan Publik , dan peraturan yang
relevan bagi KAP dalam melaksanakan fungsinya sebagai auditor independen atas laporan keuangan
BUMN.
• Mengamanatkan IAI untuk menetapkan standar atas laporan keuangan, dan IAPI untuk menetapkan
Pemerintah dan standar profesi untuk akuntan publik
BPK • Menetapkan lembaga untuk mengaudit auditor untuk memastikan kualitas audit yang dilakukan KAP
dalam hal ini, di Indonesia ini dilakukan oleh P2PK dan OJK sebagai unsur pemerintah, dan BPK
Sumber: Paparan Ibu Nawal Nely Deputi KBUMN dalam Konfrensi Regional Akuntan ke-8 IAI, 45
Oktober 2021
Governance Outcome
Indikator capaian atas pelaksanaan GCG di
perusahaan
46
Governance Outcome
Keseimbangan kepentingan perusahaan dengan kepentingan stakeholders
47
Doktrin Pengelolaan Perusahaan
• Fiduciary Duties
• Piercing the Corporate Veil
• Intra Vires and Ultra Vires
• Business Judgement Rules
48
Fiduciary Duties
Pelaksanaan tugas Direktur dan Komisaris dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik
untuk kepentingan perseroan
Mengandung 3 Faktor penting, yakni:
49
Piercing The Corporate Veil
❑ Piercing the corporate veil secara harfiah mempunyai makna
menembus tabir perseroan
50
Intra Vires And Ultra Vires
❑ Terdapat kaitan yang sangat erat antara ultra vires dengan dokrin
piercing the corporate veil
51
Business Judgement Rules
PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULEs dianut dalam UNDANG-UNDANG NO.40 TAHUN 2007 TENTANG
PERSEROAN TERBATAS, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 97 UUPT 40 Tahun 2007 yaitu:
Setiap anggota Direksi BERTANGGUNG JAWAB PENUH SECARA PRIBADI ATAS KERUGIAN
PERSEROAN APABILA YANG BERSANGKUTAN BERSALAH ATAU LALAI MENJALANKAN TUGASNYA
sesuai dengan ketentuan sebagaiamana dimaksud pada ayat (2).
52
Business Judgement Rules
(4) Dalam hal Direksi terdiri dari 2 (5) Anggota Direksi TIDAK DAPAT
(dua) anggota Direksi atau lebih, DIPERTANGGUNGJAWABKAN ATAS
tanggung jawab sebagaimana KERUGIAN sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (3) berlaku ayat (3) APABILA DAPAT MEMBUKTIKAN:
secara TANGGUNG RENTENG BAGI
a. KERUGIAN TERSEBUT BUKAN KARENA
SETIAP ANGGOTA DIREKSI. KESALAHAN ATAU KELALAIANNYA;
53
Business Judgement
54
Perkembangan Terkini dalam GCG
GRC (Governance, Risk and Compliance)
Konsep GRC:
GRC dipandang sebagai kumpulan semua kemampuan yang
diperlukan untuk mendukung Kinerja Utama pada setiap tingkatan
organisasi.
Principled
Performance
(Kinerja Utama)
Sumber: oceg.org 57
Perkembangan Terkini dalam GCG
GRC (Governance, Risk and Compliance)
What is GRC
• Definition GRC refers to the people, processes, technology and information
that help an organization achieve Principled Performance—that help an
organization reliably achieve objectives, address uncertainty and act with
integrity.
• Other definition GRC is a discipline that aims to synchronize information
and activity across governance, risk management, and compliance in order to
operate more efficiently, enable effective information sharing, more effectively
report activities and avoid wasteful overlaps.
• GRC is not a new theory but rather a practical discipline/framework
• First defined by OCEG in 2007. It’s more than G, R, and C.
• The key word here is INTEGRATION.
58
Perkembangan Terkini dalam GCG
GRC (Governance, Risk and Compliance)
Requires Integration
59
GRC Journey
Sumber: OCEG
60
GRC Principles
Reliability
• Disciplined - ensure that the organization manages, governs and
provides assurance
• Consistent – objectives are regularly achieved with relatively few
surprises
• Accurate - information is reasonably free from error and bias and
can be trusted
Achievement
• Intentional - objectives are planned and not accidental
• Measured – performance is measured against standards
• Visible – outcomes are transparent to stakeholders
Sumber: OCEG 61
GRC Principles
Addressing Uncertainty
• Holistic – includes risk and reward
• Proactive – pursuit of reward mindful of risk
• Rigorous – thoughtful and complete
Integrity
• Mandatory – meet requirements set by stakeholders
• Voluntary – keep promises made to stakeholders
• Realistic – expect and correct failures and mistakes
Sumber: OCEG 62
Terima Kasih