Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENDESAIN STRUKTUR ORGANISASI

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : MOH. ERFAN ARIF, S.E., M.M.

Disusun oleh :

1. Muhammad Akmal Firdaus (205020300111017)


2. Nyoman Putri Septa Ayu N. (205020300111011)
3. Muhammad Syafiq Ramadhan (205020307111005)
4. Viramashita Ellena Fauzia (205020300111008)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah mata kuliah pengantar Manajemen dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah pengantar Manajemen. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mendesain Struktur Organisasi bagi
pembaca maupun penulis.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Moh. Erfan
Arif, S.E., M.M dosen pengantar Manajemen yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut berpartisipasi dalam pengerjaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................

2.1 Pengertian Mendesain Struktur Organisasi..................................................................................

2.2 Tujuan Mendesain Struktur Organisasi........................................................................................

2.3 Enam Elemen Utama dalam Organisasi........................................................................................

2.5 Faktor – Faktor Kontijensi.............................................................................................................

2.6 Desain Organisasi Tradisional......................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas tersulit yang dihadapi individu pada kepemimpinan
manajemen atau kelompok adalah menerima kenyataan bahwa ia tidak dapat
melakukan semua tugas dengan sendirian. Tidak ada waktu yang cukup jika
seseorang tidak berbagi tugas dengan orang lain. Meskipun bekerja sendiri
memiliki hasil yang lebih baik daripada hasil kerja kolega, tetapi
kenyataannya kita harus menyerahkan beberapa kendali dan menyerahkan
wewenang serta tanggung jawab kita kepada orang lain. Maka itu dibutuhkan
cara mendesain struktur organisasi.
Perorganisasian merupakan penyusunan dan strukturisasi pekerjaan untuk
mencapai sasaran organisasi. Ini adalah proses yang penting dimana para
manajer merancang suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan
susunan tugas-tugas formal di dalam suatu organisasi
Saat manajer menciptakan atau mengubah struktur, mereka terlibat dalam
desain (perancangan) organisasi, proses yang melibatkan keputusan-keputusan
yang mencankup enam elemen : spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi dan formalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian struktur organisasi?
2. Apa pengertian desain organisasi?
3. Apa tujuan dari perorganisasian?
4. Apa saja elemen-elemen dalam struktur organisasi?
5. Bagaimana cara membedakan model organisasi mekanistik dengan model
organisasi organik?
6. Apa saja faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi?
7. Apa struktur-struktur dalam desain organisasi tradisional?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari struktur organisasi
2. Menjelaskan pengertian dari desain organisasi
3. Mengetahui tujuan dari perorganisasian
4. Menggambarkan elemen-elemen dalam struktur organisasi
5. Menjelaskan bagaimana membedakan model organisasi mekanistik
dengan model organik
6. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur
organisasi
7. Mengidentifikasi struktur-struktur dalam desain organisasi tradisional

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mendesain Dan Struktur Organisasi


Mendesain organisasi merupakan proses penentuan untuk menyusun kerangka
kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen sehingga menghasilkan sebuah
struktur organisasi. Sedangkan Struktur organisasi adalah susunan tugas formal
dalam organisasi, biasanya ditunjukkan secara visual dalam bagan organisasi.
Proses mendesain struktur organisasi ini juga melibatkan keputusan dengan
memperhatikan enam elemen yaitu spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan formalisasi.

Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang


merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai
sebuah tujuan. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Robbins dan Coulter
struktur organisasi ialah sebuah kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka tersebut tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan.

2.2 Tujuan Mendesain Struktur Organisasi


 Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas dan departemen yang spesifik
 Menugaskan pekerjaan dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan
individu
 Mengoordinasikan beragam tugas organisasi
 Menghimpun berbagai pekerjaan ke dalam unit-unit
 Menjalin hubungan di antara individu, kelompok, dan departemen
 Membuat hierarki wewenang yang formal
 Mengalokasikan dan menempatkan sumber-sumber daya organisasi

3
2.3 Enam Elemen Utama dalam Organisasi
Terdapat 6 elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, yaitu :
1. Spesialisasi kerja
Membagi aktivitas pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang terpisah dan
menugaskan ke level-level tertentu dengan jelas. Contohnya dalam sebuah
perusahaan ada staff marketing yang mengatur pemasaran, staff
accounting untuk pencatatan dan pelaporan keuangan, staff pajak untuk
menganalisa mengenai pajak perusahaan.
Dalam spesialisasi kerja, manajer harus dapat menyesuaikan peran
karyawan berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan. Pada pemberian tugas
yang terlalu spesialis dalam satu pekerjaan berpotensi menyebabkan
kelelahan dan kebosanan.

2. Departementalisasi
Proses pengelompokkan aktivitas menjadi sebuah departemen sehingga
mudah untuk dikoordinasi dan diintegrasikan. Departemen ini terbentuk
dari pengelompokkan karyawan dengan fungsi-fungsi yang sama.
Terdapat lima bentuk umum departementalisasi :

1) Departementalisasi fungsional, yaitu pembagian departemen


berdasarkan aktivitas dalam perusahaan. Misalnya pada PT
Unilever terdapat departemen produksi, departemen penjualan,
departemen pemasaran.
Kelebihan : efisiensi dari pengumpulan spesialisasi yang serupa
dan orang dengan kemampuan, pengetahuan, dan orientasi yang
sama.
Kekurangan : Minimnya komunikasi antara berbagai bidang
fungsional

2) Departementalisasi geografis, yaitu pembagian departemen


berdasarkan lokasi penjualan produk. Misalnya, PT Unilever

4
menetapkan lokasi penjualan produk dibagi ke dalam beberapa
wilayah, ada wilayah Jawa Timur, wilayah Jawa Tengah, wilayah
Bali.
Kelebihan : Lebih efektif dan efisien dalam menangani
permasalahan yang muncul di wilayah tertentu.
Kekurangan : Merasa terisolasi dari bidang organisasi lainnya.

3) Departementalisasi produk, yaitu pembagian departemen


berdasarkan jenis produk yang diproduksi oleh suatu organisasi.
Misal PT Unilever ini memproduksi berbagai produk seperti
Kecap, Sabun mandi, Pasta gigi, Ice cream.
Kelebihan : Memungkinkan spesialisasi dalam produk dan layanan
tertentu
Kekurangan : Duplikasi fungsi

4) Departementalisasi proses, yaitu penentuan berdasarkan aliran


aktivitas kerja sebuah produk. Misalnya, di PT Unilever dalam
pembuatan kecap ada departemen penggilingan hingga departemen
pengemasan.
Kelebihan : Aliran aktivitas kerja lebih efisien
Kekurangan : Hanya dapat diterapkan pada jenis produk tertentu
saja

5) Departementalisasi konsumen, yaitu penentuan bagian-bagian yang


ditentukan dari karakteristik pelanggan yang menjadi target pasar
dari organisasi. Misalnya, di PT Unilever memproduksi berbagai
jenis sabun mandi, ada sabun mandi Zwitsal untuk bayi, ada sabun
mandi Lifebuoy untuk anak-anak hingga dewasa.
Kelebihan : Kebutuhan dan masalah pelanggan dapat ditangani
oleh para spesialis
Kekurangan : Duplikasi fungsi dan terbatasnya sudut pandang
sasaran organisasi

5
3. Rantai Komando

Rantai komando merupakan garis wewenang berkelanjutan yang membentang


dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah, yang menegaskan
siapa melapor kepada siapa. Dalam rantai komando ada tiga konsep yang perlu
dipahami, yaitu :

a) Wewenang, yaitu hak yang melekat pada posisi manajer untuk


memberitahukan orang apa yang harus dikerjakan
b) Tanggung jawab, yaitu kewajiban atau harapan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan
c) Kesatuan komando, yaitu sebuah konsep bahwa seseorang sebaiknya
memiliki satu bos dan melapor kepada orang tersebut saja agar dapat
meminimalkan konflik.
4. Rentang Kendali

Rentang Kendali (span of control) adalah jumlah pegawai atau pekerja yang
dapat dikendalikan secara efektif dan efisien oleh seorang manajer pada satu
waktu. Menentukan rentang kendali sangatlah penting karena pada taraf yang
lebih luas,hal ini menentukan jumlah tingkatan dan manajer dalam suatu
organisasi yang merupakan pertimbangan penting dalam mengukur seefisien apa
suatu organisasi tersebut nantinya. Dengan menganggap hal lain sama,rentang
yang semakin lebar dan luas akan berdampak positif pada efisiensi.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi manajer


dalam mengelola jumlah pekerjanya secara efektif dan efisien. Faktor-faktor ini
meliputi kemampuan dan keterampilan manajer dan pekerja,serta karakteristik
tugas-tugas yang mereka kerjakan.Misalnya, manajer yang terlatih dengan baik
dan pekerja yang berpengalaman bisa berfungsi baik dalam rentang yang lebih
luas.

6
Variabel kontinjensi lainnya yang menentukan rentang yang tepat meliputi
kesamaan dan kompleksitas tugas-tugas yang dikerjakan pekerja,kedekatan fisik
terhadap bawahan, taraf di mana prosedur terstandarisasi ditetapkan , kecanggihan
system informasi organisasi,kekuatan budaya organisasi,dan gaya kepemimpinan
yang dianut manajer.

5. Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi (centralization) adalah kadar di mana pengambilan keputusan


terkonsentrasi pada tingkat level organisasi yang lebih tinggi dalam
organisasi.Jika manajer puncak mengambil keputusan utama dengan hanya sedikit
input dari level di bawahnya, maka organisasi ini lebih bersifat sentralistis.
Desentralisasi (decentralization) adalah kadar dimana pekerja level bawah dapat
memberikan input atau bahkan membuat keputusan dalam organisasi.Berikut
adalah beberapa factor yang mempengaruhi penggunaan sentralisasi atau
desentralisasi dari suatu organisasi.

a. Lebih Tersentralisasi
● Lingkungan lebih stabil
● Manajer level bawah kurang mampu atau berpengalaman dalam
membuat keputusan dibandingkan manajer level atas
● Manajer level bawah tidak mau memberikan suara dalam
pengambilan keputusan
● Keputusan biasanya relatif minor (perubahan yang dilakukan tidak
berdampak besar)
● Organisasi cenderung menghadapi krisis atau risiko kegagalan
● Organisasinya besar
● Implementasinya efektif dari strategi perusahaan bergantung pada
manajer yang berwenang atas apa yang sedang terjadi.
b. Lebih Terdesentralisasi
● Lingkungan lebih kompleks ,tidak pasti
● Manajer level bawah mampu dan berpengalaman dalam
mengambil keputusan
● Manajer level bawah ingin bersuara dalam pegambilan keputusan

7
● Keputusannya signifikan
● Budaya perusahaan terbuka untuk memungkinkan para manjer
bersuara tentang apa yang sedang terjadi di dalam organisasi
● Perusahaan tersebar secara geografis
● Implementasi efektif dari strategi perusahaan bergantung pada
manajer yang terlibat dan fleksibel dalam membuat keputusan.

Ketika organisasi semakin fleksibel dan responsif terhadap tren perubahan di


lingkungan,terjadi pergeseran yang kentara ke pengambilan keputusan
terdesentralisasi. Hal ini disebut juga dengan pemberdayaan pekerja (employee
empowerment),yang memberikan pekerja wewenang (kuasa) yang lebih besar
untuk membuat untuk membuat keputusan.

6. Formalisasi

Definisi formalisasi adalah sestandar apakah pekerjaan-pekerjaan yang


dilakukan dalam perusahaan dan taraf di mana perilaku pekerja dipandu oleh
beragam aturan dan prosedur. Dalam organisasi yang sangat terformalisasi
(formalisasi tinggi), terdapat deskripsi pekerjaan yang eksplisit, syarat dengan
aturan organisasi, dan secara jelas menggambarkan prosedur yang terkait dengan
proses kerja. Pekerja hanya memiliki sedikit keleluasaan atas apa yang
dikerjakannya, kapan terselesaikan, dan bagaimana pekerjaannya. Berbeda dengan
organisasi yang memiliki formalisasi yang lebih rendah ,para pekerja memiliki
keleluasaan lebih atas pekerjaan mereka.

2.4 Struktur Mekanistik dan Organik

Desain organisasional dasar berkisar pada dua bentuk organisasi yaitu


organisasi mekanistik dan organisasi organik.

a. Organisasi mekanistik (atau birokrasi)


Merupakan desain organisasi yang kaku dan terkendali dengan ketat.
Berpegang pada prinsip rantai komando memastikan eksistensi dari sebuah
hierarki otoritas formal di mana setiap orang dikendalikan dan diawasi
oleh seorang penyelia (supervisor). Menjaga rentang kendali yang kecil

8
pada tingkatan yang lebih tinggi di sebuah organisasi menciptakan struktur
yang tinggi dan impersonal. Seiring dengan melebarnya jarak di antara
jajaran atas dan bawah suatu organisasi, manajemen teratas akan
meningkatkan pemberlakuan peraturan-peraturan dan regulasi-regulasi.
Karena manajer puncak tidak dapat mengendalikan kegiatan di tingkat
lebih rendah melalui observasi langsung dan menegakkan praktik standar ,
mereka menggantikannya dengan regulasi dan peraturan. Ciri-ciri
organisasi mekanistik yaitu ;
● Spesialisasi tinggi
● Departementalisasi kaku
● Rantai komando jelas
● Rentang kendali sempit
● Sentralisasi
● Formalisasi tinggi
b. Organisasi Organik
Merupakan bentuk struktur (desain) organisasi yang sangat adaptif,
longgar, dan fleksibel jika dibandingkan dengan organisasi mekanistik
yang kaku dan stabil. Organisasi organik bisa jadi memiliki pekerjaan
terspesialisasi, namun pekerjaan tersebut tidak terstandarisasi dan bisa
berubah sesuai kebutuhan atau ketika dibutuhkan. Ciri-ciri organisasi
organik yaitu ;
● Tim lintas fungsional
● Tim lintas hierarkis
● Informasi mengalir bebas
● Rentang kendali yang luas
● Desentralisasi
● Formalisasi rendah

2.5 Faktor – Faktor Kontijensi

Dalam membuat desain struktur yang sesuai dengan perusahaan atau


organisasi, terdapat 4 kelompok variabel kontinjensi yaitu:
1. Strategi

9
Dalam proses pembuatan sebuah struktur organisasi, maka
perlu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai organisasi tersebut.
Sebuah struktur sepatutnya mendukung tercapainya tujuan
tersebut. Strategi dan struktur saling terkait karena tujuan
merupakan bagian penting dari strategi organisasi. Berdasarkan
penelitian Alfred Chandler terhadap beberapa perusahaan besar
AS, ia menyimpulkan bahwa perubahan strategi sebuah perusahaan
perusahaan mengakibatkan perubahan juga dalam struktur
organisasi yang mendukung strateginya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa struktur organisasi
tertentu berhasil mendukung strategi organisasi yang beragam.
Misalnya struktur mekanistik dengan rantai komando, efisiensi dan
pengawasan ketatnya, bekerja baik bagi perusahaan yang
menginginkan kontrol biaya yang ketat.
2. Teknologi
Organisasi menyesuaikan struktur perusahaan terhadap
teknologi dengan mempertimbangkan seberapa rutinnya teknologi
mereka digunakan untuk mengubah input menjadi output. Secara
umum, semakin rutin teknologi digunakan maka semakin
mekanistik strukturnya, dan semakin jarang teknologi digunakan
makan strukturnya cenderung organistik
3. Ukuran
Ukuran memiliki pengaruh terhadap desain struktur
organisasi. Perusahaan yang besar cenderungnya memiliki lebih
banyak spesialisasi, departementalisasi, sentralisasi, dan aturan
serta regulasi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.

4. Ketidakpastian Lingkungan
Lingkungan yang dihadapi setiap organisasi itu berbeda-
beda. Sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang stabil
dengan ketidakpastian yang rendah, sebagian lainnya menghadapi
lingkungan dinamis dengan banyak tidak pastian. Seorang manajer

10
perlu menyesuaikan struktur organisasinya dengan lingkungan
yang dihadapi organisasinya. Dalam lingkungan yang stabil dan
sederhana, desain mekanistik bisa lebih efektif. Di sisi lain, dengan
semakin tingginya ketidakpastian yang ada, suatu organisasi
semakin membutuhkan fleksibilitas dari desain organik.

2.6 Desain Organisasi Tradisional

Ketika merancang sebuah struktur, manajer bisa memilih salah satu dari
desain-desain organisasi tradisional. Struktur ini cenderung bersifat mekanistik.

 Struktur sederhana : desain organisasi dengan


departementalisasi rendah, rentang kendali luas
 Struktur fungsional : struktur organisasi yang mengelompokkan
spesialisasi pekerjaan yang serupa atau terkait ke dalam satu
kelompok
 Struktur divisional : struktur organisasi yang terdiri dari unit
atau divisi yang terpisah atau semi otonom

Namun struktur tradisional ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan.


Beberapa contoh kelemahan dan kelebihannya yaitu sebagai berikut.

 Struktur simpel :
- Kekuatan : cepat, fleksibel, murah biaya pemeliharaannya,
pertanggungjawaban jelas
- Kelemahan : tidak memadai ketika organisasi berkembang,
ketergantungan pada satu orang adalah berisiko
 Struktur fungsional :
- Kekuatan ; keunggulan penghematan biaya dari spesialisasi
dan karyawan dikelompokkan dengan yang lain yang
mempunyai tugas yang serupa

11
- Kelemahan : mengejar tujuan fungsional dapat
menyebabkan para manajer kehilangan pandangan tentang
apa yang terbaik bagi keseluruhan organisasi, spesialis
fungsional menjadi terkunci dan sedikit memahami tentang
apa yang dilakukan unit lainnya
Struktur divisional :
- Kekuatan : berfokus pada hasil-para manajer divisi
bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada produk
dan jasa mereka
- Kelemahan : kegiatan dan sumber daya yang rangkap
meningkatkan biaya dan mengurangi efisiensi.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Sedangkan desain organisasi merupakan proses
perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan
organisasi sedangkan struktur merupakan hasil dari proses desain yang merupakan
suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer.

Tetapi struktur dan desain tidak sama. Untuk mendesain struktur


organisasi dibutuhkan enam elemen utama yang berupa spesialisasi kerja, rantai
Komodo, departementalisasi, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan
formalisasi. Struktur organisasi terbagi ke dalam dua bentuk yaitu organisasi
mekanistik dan organisasi organik. Perbedaan dari keduanya yaitu organisasi
mekanistik merupakan struktur yang kaku dan sangat ketat terkendali sedangkan
organisasi organic sangat adaptif dan fleksibel.

Terdapat beberapa faktor kontinjensi yang dapat menentukan perancangan


struktur organisasi yaitu strategi dan struktur, teknologi dan struktur, ukuran dan
struktur, serta ketidakpastian lingkungan dan struktur. Dalam merancang struktur
organisasi terdapat desain organisasi tradisional, yang terdiri dari struktur simple,
struktur fungsional, dan struktur divisional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S.P. & Coulter, M., 2016. Manajemen. edisi ketigabelas. Jakarta:
Penerbit Erlangga

14

Anda mungkin juga menyukai